Joko Samian
Joko Samian
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa,
dan akhlak mulia.
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
Pendidikan merupakan proses holistik/ sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat
dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir
kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan
kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga
negara.
8. Perkembangan Ipteks
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
Keempat rumusan kompetensi Inti tersebut dilaksanakan melalui muatan dan atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk
jenjang Sekolah Menengah Kejuruan
KELAS
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 3 3 - - - -
10 Simulasi Digital 3 3 - - - -
11 Fisika 3 3 - - - -
12 Kimia 3 3 - - - -
14 Gambar Teknik 4 4 - - - -
TOTAL 48 48 48 48 48 48
*) sesuai Perda Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012
A. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum merupakan mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler wajib
yang harus ditempuh oleh peserta didik pada setiap jenjang kelas. Muatan
kurikulum tersebut yaitu :
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu kelas X untuk tahun pelajaran 2016/2017
berpedoman pada Permendikbud Nomor 60 tahun 2014, sedangkan untuk kelas XI
dan XII mata pelajaran serta alokasi waktu tertera pada struktur kurikulum yang
tercantum pada Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar isi.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal yang masuk dalam kelompok B merupakan mata pelajaran untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan potensi daerah termasuk
keunggulan daerah. Muatan lokal yang dilaksanakan adalah Bahasa Jawa