Anda di halaman 1dari 6

SELOKA 1 (2) (2012)

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka

KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK DAN PENEMUAN KONSEP PADA


PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN
SISWA KELAS VII SMP

Aisiyah Aztry

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang
Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini untuk memaparkan keefektifan model sinektik dan model penemuan
Diterima Juni 2012 konsep pada pembelajaran menulis puisi berdasarkan tingkat kemandirian siswa kelas VII
Disetujui September 2012 SMP serta untuk memaparkan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan
Dipublikasikan November menulis puisi berdasarkan tingkat kemandirian siswa kelas VII SMP yang belajar menggunakan
2012 model pembelajaran sinektik dengan yang belajar menggunakan model penemuan konsep.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dan sampel dipilih secara random
Keywords: sampling. Hasil penelitian ini adalah model sinektik efektif pada pembelajaran menulis puisi
Discovery concept baik di kelas kemandirian tinggi maupun di kelas kemandirian rendah, model penemuan
Independence of students konsep efektif pada pembelajaran menulis puisi baik di kelas kemandirian tinggi maupun
Learning to write poetry di kelas kemandirian rendah, dan ada perbedaan yang signifikan hasil kemampuan menulis
Sinektik puisi antara siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model sinektik siswa tingkat
kemandirian tinggi dengan model penemuan konsep siswa tingkat kemandirian tinggi serta
antara penggunaan model sinektik siswa tingkat kemandirian rendah dengan model penemuan
konsep siswa tingkat kemandirian rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan
untuk menggunakan model penemuan konsep pada pembelajaran menulis puisi bagi siswa
kemandirian tinggi, sedangkan model sinektik bagi siswa kemandirian rendah.

Abstract
The purpose of this study to describe the effectiveness of the sinektik model and discovery of concepts
model in learning to write poetry based on the level of independence of junior high school students of class
VII and to explain whether or not there is a significant difference between the ability to write a poem based
on the level of independence of the junior class VII student learning using learning model sinektik with
the the concept of discovery learning model. This research was conducted with an experimental method
and sample selected by random sampling. The results of this study are models sinektik effective in learning
good writing poetry in high-class independence and self-sufficiency in low-grade, the discovery of the
concept of effective models in learning to write poetry in both high-grade independence and self-sufficiency
in low-grade, and there are significant differences result the ability to write poetry among students who
received student learning using model sinektik high level of independence with the discovery of the concept
model of a high level of independence students, and between students sinektik models use a low level of
independence with the discovery of the concept models students’ low level of independence. Based on these
results, it is recommended to use the model on the concept of discovery learning to write poetry for students
of high autonomy, while the model for student independence sinektik low.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2301-6744
Kampus Unnes Bendan Ngisor Semarang 50233
E-mail: sayaaisiyah@gmail.com
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)

Pendahuluan untuk berpikir metafora dan analogi. Dengan


berpikir metafora dan analogi, siswa mampu
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra menciptakan makna baru di dalam pikirannya
Indonesia di antaranya agar siswa mempunyai mengenai objek atau situasi yang dilihat,
pengalaman berekspresi sastra. Pengalaman didengar dan dirasakannya. Model yang kedua
berekspresi sastra ini akan lebih tepat bila adalah model penemuan konsep. Melalui model
diintegrasikan dengan keterampilan menulis penemuan konsep, siswa dilatih untuk berpikir
puisi. Melalui puisi, siswa dapat mengekspresikan analitis praktis. Dengan berpikir analitis praktis,
diri dan melatih kepekaan dan kekayaan siswa mampu menyimpulkan suatu konsep dari
bahasanya. Sejalan dengan hal itu, Norton masalah-masalah yang dihadapinya.
(1987:329) mengungkapkan bahwa ada enam Ratminingsih (2011) keterampilan dalam
alasan pentingnya pembelajaran menulis puisi, menulis sangat diperlukan dalam kehidupan
yaitu (1) menulis puisi memberikan kegembiraan nyata. Seperti halnya yang terjadi dalam
yang menyenangkan dan murni, (2) menulis kegiatan menulis puisi. Menulis puisi juga
puisi dapat memberikan pengetahuan tentang merupakan salah satu keterampilan berbahasa
konsep dunia sekitar siswa, (3) menulis puisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
mendorong siswa untuk menghargai bahasa pembelajaran. Ratminingsih menerapkan dua
dan mengembangkan kosakata yang tepat dan model pada pembelajaran menulis puisi dilihat
bervariasi, (4) menulis puisi dapat membantu dari tingkat kreativitas siswa. Dari hasil penelitian
siswa mengidentifikasi orang-orang dan situasi ditunjukkan bahwa ada perbedaan keterampilan
tertentu, (5) menulis puisi dapat membantu siswa siswa menulis puisi yang memiliki kemampuan
mengekspresikan suasana hati dan membantu berpikir kreatif tinggi dengan model perlakuan
siswa memahami perasaan mereka sendiri, sinektik dan model poling dan terdapat perbedaan
dan (6) menulis puisi dapat membuka dan keterampilan siswa menulis puisi yang memiliki
menumbuhkan kepekaan serta wawasan siswa kemampuan berpikir kreatif rendah dengan
terhadap lingkungan. model perlakuan sinektik dan model poling.
Pada dasarnya, pembelajaran menulis O’hara (1999:583) menjelaskan bahwa
puisi memiliki tujuan praktis, yang artinya siswa harus dilakukan pemikiran ulang mengenai
dapat menerapkan materi dalam bentuk tulisan peran puisi sebagai suatu seni bahasa di sekolah.
bukan sekadar teori yang harus dipahami atau Seharusnya, puisi tidak dipelajari tetapi dialami,
dihapalkan dan dengan mudah dapat dilupakan. siswa diajak untuk mengalami puisi itu secara
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran sendiri. siswa diajak untuk mengenal kata-kata
menulis puisi yang diberikan kepada siswa dan puisi itu secara alami. Guru harus membuat
cenderung bersifat teoretis informatif, bukan siswa mengerti bahwa puisi itu adalah kehidupan.
apresiatif produktif. Pembelajaran yang bersifat Sementara itu, Reiter (2010:215) menuliskan
apresiatif produktif dapat membentuk pribadi hasil penelitian yang dilakukannya di penjara
yang analitis dan imajinatif. Kemampuan Indiana bahwa puisi dapat digunakan sebagai
analitis dan imajinatif setiap siswa itu berbeda- terapi untuk para narapidana. Narapidana dilatih
beda karena siswa memiliki tingkat kemandirian untuk menyalurkan perasaan atau emosi lewat
yang berbeda. Seperti yang diungkapkan Monks tulisan, khususnya puisi. Berdasarkan penelitian
(2002:279) kemandirian adalah kemampuan Reiter, puisi memiliki peranan penting bagi
untuk mengolah semua yang dimilikinya disertai perkembangan psikologis dan kognitif.
dengan kemampuan mengambil resiko dan Tiap tiap ahli mempunyai pendapat yang
memecahkan masalah. berbeda-beda mengenai unsur-unsur puisi,
Sehubungan dengan itu, beberapa meskipun pendapat-pendapat itu berbeda namun
inovasi baru dalam dunia pendidikan utamanya masih mengandung unsur yang sama. Adapun
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran unsur-unsur yang terkandung dalam puisi
bahasa Indonesia perlu dilakukan, di antaranya menurut Tarigan (1991:28) (1) diksi, (2) imaji, (3)
dengan mengujicoba dua model pembelajaran. kata nyata, (4) majas, (5) ritme dan rima.
Berdasarkan hal tersebut , maka akan diteliti Pendapat tersebut didukung oleh Waluyo
keefektifan model sinektik yang dibandingkan (2002:27) yang menyatakan bahwa struktur fisik
dengan model penemuan konsep dalam puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-
pembelajaran menulis puisi berdasarkan tingkat sama membangun bait-bait puisi. Selanjutnya,
kemandirian siswa kelas VII SMP. bait-bait itu membangun kesatuan makna
Model yang pertama adalah model di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah
sinektik. Melalui model sinektik, siswa dilatih wacana. Struktur fisik ini merupakan medium

92
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)

pengungkap struktur batin puisi. Adapun unsur- mempengaruhi yang akan terjadi pada dirinya
unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi sendiri, dan (4) keterampilan memecahkan
menurut Waluyo adalah diksi, pengimajian, kata masalah, dengan dukungan dan arah yang
konkret, majas (lambang dan kiasan), versifikasi memadai, individu akan terdorong untuk
(rima, ritma, dan metrum), tipografi, dan sarana mencapai jalan keluar bagi persoalan-persoalan
retorika. Dengan demikian, ada tujuh macam praktis mereka sendiri.
unsur yang termasuk struktur fisik. Adapun Permasalahan yang ada dalam penelitian
struktur batin puisi menurut Waluyo (2002:33) ini adalah bagaimanakah keefektifan model
terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. sinektik dan penemuan konsep pada pembelajaran
Berbeda dengan pendapat Sayuti menulis puisi berdasarkan tingkat kemandirian
(2008:101-345) yang menyebutkan bahwa unsur- siswa kelas VII SMP dan apakah ada perbedaan
unsur yang terkandung dalam puisi meliputi yang signifikan antara kemampuan menulis puisi
bunyi dan aspek puitiknya, diksi, citraan, berdasarkan tingkat kemandirian siswa kelas
bahasa kias, sarana retorik, wujud visual, dan VII SMP yang belajar menggunakan model
makna. Pendapat Sayuti sejalan dengan Pradopo sinektik dengan yang belajar menggunakan
(2007:22-93) bahwa unsur pembangun puisi model penemuan konsep. Permasalahan ini
adalah bunyi, irama, diksi, denotasi dan konotasi, akan diselesaikan dengan memberikan perlakuan
bahasa kiasan, citraan, gaya bahasa, dan sarana pada kelas yang telah dipilih dan dilihat hasil tes
retorika. sebelum dan setelash diberi perlakuan. Penelitian
Setiap individu mempunyai karakteristik ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, cara keefektifan model sinektik dan penemuan konsep
seseorang dalam bertingkah laku, menilai, dan dalam pembelajaran menulis puisi berdasarkan
berpikir akan berbeda pula. Begitu pula dengan tingkat kemandirian siswa kelas VII SMP dan
siswa, mereka memiliki tingkat kemandirian untuk mendapatkan data empiris ada tidaknya
yang berbeda. Monks (2002:279) menyatakan perbedaan yang signifikan antara kemampuan
kemandirian merupakan kemampuan individu menulis puisi berdasarkan tingkat kemandirian
bertingkah laku secara seorang diri. Kemandirian siswa kelas VII SMP yang belajar menggunakan
remaja ditunjukkan dengan bertingkah laku sesuai model pembelajaran sinektik dengan yang belajar
keinginannya, mengambil keputusan sendiri, menggunakan model penemuan konsep.
dan mampu mempertanggungjawabkan tingkah
lakunya sendiri. Menurut Ryan (2007:642), Metode
kemandirian yang diberikan oleh guru di dalam
kelas dapat membuat siswa merasa bahwa dirinya Desain penelitian ini merupakan penelitian
memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas- kuasi eksperimen. Dalam desain ini ada dua
tugas akademis dan memiliki motivasi yang perlakuan variabel bebas, yaitu pembelajaran
berasal dari dirinya sendiri. menulis puisi dengan model sinektik dan
Sejalan dengan itu, Fleming ( 2005:2) pembelajaran menulis puisi dengan model
kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan penemuan konsep. Sedangkan, dua variabel
individu dalam bertingkah laku, merasakan bebas lainnya adalah tingkat kemandirian tinggi
sesuatu, dan mengambil keputusan berdasar dan tingkat kemandirian rendah siswa. Desain ini
kehendaknya sendiri. Peningkatan tanggung dapat digunakan untuk melihat dan menganalisis
jawab, kemandirian, dan menurunnya tingkat efek utama kedua jenis variabel bebas dan
ketergantungan remaja terhadap orang tua, interaksi antara perlakuan variabel bebas.
adalah salah satu tugas perkembangan yang Populasi dalam penelitian ini adalah
harus dipenuhi siswa pada periode remaja. kemampuan menulis puisi peserta didik SMP
Ryan (2007:645) menyatakan indikator pribadi Kesatrian 2 Semarang kelas VII. Sampel dalam
yang mandiri sebagai berikut, (1) tanggung penelitian ini kemampuan menulis puisi peserta
jawab, tanggung jawab berarti memiliki tugas didik SMP Kesatrian 2 Semarang Kelas VII
untuk menyelesaikan sesuatu dan diminta yang berjumlah 254 siswa. Pemilihan sampel
pertanggungjawaban atas hasil tugasnya, (2) penelitian ditetapkan dengan teknik random
independensi, Independensi adalah suatu sampling, dengan alasan agar semua subjek
kondisi seseorang yang tidak bergantung pada penelitian mendapatkan hak yang sama untuk
otoritas dan kemampuan mengurus diri sendiri, memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
(3) otonomi dan kebebasan untuk menentukan Setiap subjek yang terdaftar sebagai
keputusan sendiri, kemampuan menentukan sampel, diberi instrumen skala kemandirian.
arah sendiri berarti mampu mengendalikan atau Setelah itu, dicari skor tinggi dan rendah untuk

93
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)

dikelompokkan menjadi kelompok kemandirian


tinggi dan kelompok kemandirian rendah Ha: data berdistribusi normal
kemudian dibagi dengan jumlah yang sama Ho: data tidak berdistribusi normal
secara random. Dari uji skala kemandirian, Untuk keperluan uji homogenitas digunakan uji
jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 20 siswa t yaitu untuk uji kesamaan nilai awal. Hipotesis
per kelas. yang diambil sebagai berikut:
Instrumen penelitian ini adalah uji skala Ha : 12 = 22 (varian sama = homogen)
kemandirian dan tes menulis puisi. Instrumen Ho : 12 ≠ 12 (varian tidak sama = tidak homo-
penelitian uji skala kemandirian digunakan gen)
untuk mengetahui tingkat kemandirian siswa Hipotesis statistik
yaitu siswa yang tingkat kemandirian tinggi dan
siswa tingkat kemandirian rendah. Alat ukur Ho:µ1 = µ2 tidak ada perbedaan yang
ini dikembangkan dalam bentuk skala yang signifikan hasil kemampuan menulis puisi
terdiri dari 4 skala. Bentuk skala yang digunakan antara siswa yang memperoleh pembelajaran
dalam penelitian ini adalah skala tertutup yang menggunakan model sinektik siswa tingkat
diberikan terstruktur, yaitu jawaban pertanyaan kemandirian tinggi dengan model penemuan
yang diajukan sudah disediakan. Subjek diminta konsep siswa tingkat kemandirian tinggi serta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan antara penggunaan model sinektik siswa tingkat
dirinya. Dalam penelitian ini, digunakan 4 kemandirian rendah dengan model penemuan
alternatif jawaban instrumen yaitu sangat sesuai konsep siswa tingkat kemandirian rendah.
(SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak Ha: µ1 ≠ µ2 ada perbedaan yang signifikan
sesuai (STS). Skala ini berjumlah 30 soal yang hasil kemampuan menulis puisi antara siswa
terdiri dari 10 soal favourable (bermakna nilai- yang memperoleh pembelajaran menggunakan
nilai yang mendukung secara positif terhadap model sinektik siswa tingkat kemandirian tinggi
satu pernyataan tertentu) dan 10 soal unfavourable dengan model penemuan konsep siswa tingkat
(bermakna nilai-nilai yang tidak mendukung kemandirian tinggi serta antara penggunaan
secara positif terhadap satu pernyataan tertentu). model sinektik siswa tingkat kemandirian rendah
Di samping itu, instrumen yang digunakan dengan model penemuan konsep siswa tingkat
dalam penelitian ini berupa tes kemampuan kemandirian rendah.
menulis puisi. Tes kemampuan menulis puisi
digunakan untuk mengetahui kemampuan Hasil dan Pembahasan
menulis puisi siswa. Aspek yang dinilai meliputi
tujuh aspek, yaitu bunyi dan aspek puitiknya, Dari data Tabel 1, dapat diketahui bahwa
diksi, citraan, bahasa kias, wujud visual, sarana rata-rata hasil tes kemampuan menulis puisi
retorika, dan makna. Untuk menentukan siswa kelas kemandirian tinggi model sinektik
kesahihan (validitas) intrumen pada masing- 82,80, sedangkan rata-rata hasil tes kemampuan
masing aspek dalam menulis puisi, digunakan menulis puisi siswa kelas kemandirian tinggi
rumus korelasi product moment. Hasil perhitungan model penemuan konsep 85,00. Sementara itu,
rxy > rtabel, aspek tersebut valid. Realilibilitas rata-rata hasil tes kemampuan menulis puisi
instrumen penelitian ini dihitung dengan rumus siswa kelas kemandirian rendah model sinektik
alpha. Hasil perhitungan rii dikonsultasikan pada 73,80 sedangkan rata-rata hasil tes kemampuan
table rproduct moment dengan signifikansi 5%. Jika rii > menulis puisi siswa kelas kemandirian tinggi
rtabel maka aspek tersebut reliabel. model penemuan konsep71,50.
Untuk keperluan uji normalitas digunakan Berdasarkan hasil penelitian dapat
SPSS 17 pada tabel one –sampel Kolmogorov- ditunjukkan bahwa penggunaan model sinektik
Smirnov Test, bila nilai signifikansi lebih dari dan model penemuan konsep bagi siswa tingkat
5% maka Ho diterima. Hipotesis yang diambil kemandirian tinggi dan siswa tingkat kemandirian
sebagai berikut: rendah terdapat perbedaan. Bagi siswa

Tabel 1. Perbedaan Rata-Rata Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi


Tingkat kemandirian Model sinektik Model penemuan konsep
Tinggi 82,80 85,00
Rendah 73,80 71,50

94
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)

kemandirian tinggi dengan model penemuan model penemuan konsep. Begitu juga dengan
konsep ternyata lebih efektif dibanding model hasil kemampuan menulis puisi siswa siswa
sinektik, sedangkan bagi siswa kemandirian kelas kemandirian rendah yang diajar dengan
rendah dengan model sinektik ternyata lebih menggunakan model sinektik dan model
efektif dibanding model penemuan konsep. penemuan konsep terdapat perbedaan.
Penelitian model pembelajaran hendaknya Berdasarkan hal tersebut, disarankan
didasarkan pada sejumlah pertimbangan, di kepada guru agar cermat dalam memilih model
antaranya tujuan pembelajaran, kemampuan pembelajaran dengan memperhatikan tingkat
guru dalam memimpin, kemampuan siswa, kemandirian siswa. Siswa yang memiliki
jumlah siswa, waktu yang tersedia, dan fasilitas tingkat kemandirian tinggi lebih senang diajar
yang ada. dengan model tanpa harus banyak instruksi
Berdasarkan penelitian, siswa kemandirian karena siswa kemandirian tinggi memiliki daya
yang tinggi merupakan siswa yang memiliki daya inisiatif yang tinggi, percaya diri, bertanggung
inisiatif tinggi, percaya diri, bertanggung jawab, jawab, tidak mudah terpengaruh, dan memiliki
dan tidak mudah terpengaruh. Pembelajaran motivasi dari dalam. Salah satunya adalah model
dengan model sinektik membuat mereka nyaman penemuan konsep. Model yang memberikan
tetapi tidak senyaman model penemuan konsep. konsep mengenai puisi dengan menyajikan
Dengan model penemuan konsep, siswa diberi contoh yang telah dikelompokkan lalu siswa
kepercayaan untuk menganalisis konsep- menganalisis perbedaan contoh-contoh yang
konsep yang mereka terima dan mengeksplorasi telah dikelompokkan tersebut dan pada akhirnya
informasi dari konsep-konsep tersebut, sedangkan siswa akan menemukan konsep mengenai puisi
melalui model sinektik mereka merasa kurang dan mampu menulis puisi berdasarkan konsep
dipercaya karena terlalu banyak tahapan yang yang telah ditemukannya.
harus dilalui. Berbeda dengan siswa kemandirian Sementara itu, siswa yang memiliki tingkat
rendah yang memiliki daya inisiatif rendah, kemandirian rendah lebih senang diajar dengan
kurang percaya diri, dan motivasi ekstrinsik. model yang mengajak mereka bermain dengan
Pembelajaran dengan model sinektik membuat diiringi motivasi karena siswa kemandirian
mereka nyaman dibandingkan dengan model rendah memiliki daya inisiatif yang rendah,
penemuan konsep. Dengan model sinektik, siswa kurang percaya diri, mudah terpengaruh, dan
diajak untuk bermain membayangkan dirinya memiliki motivasi dari luar. Salah satunya adalah
menjadi orang lain atau membayangkan hal-hal model sinektik. Model sinektik mengajak siswa
yang dekat dengan mereka, sedangkan melalui untuk membayangkan dirinya menjadi hal lain
model penemuan konsep, mereka menganalisis, dan mencari hal yang dekat dengannya, hal ini
menyimpulkan, dan menemukan konsep, dan membuat siswa termotivasi karena siswa merasa
terkadang kurang diberi motivasi. dirinya diajak terlibat dalam pembelajaran
sehingga memudahkan mereka menulis puisi.
Simpulan
Daftar Pustaka
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
model sinetik dan penemuan konsep efektif Fleming, M. 2005. “Adolescent Autonomy: Desire,
Achievement, and Disobeying Parents between
pada pembelajaran menulis puisi baik di kelas
Early and Late Adolescence”. Australian
kemandirian tinggi maupundi kelas kemandirian Journal of Education and Development Psychology,
rendah dan ada perbedaan yang signifikan Volume 5, No. 1. Hal 1-16.
hasil kemampuan menulis puisi antara siswa Monks, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan : pengantar
yang memperoleh pembelajaran menggunakan dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah
model sinektik siswa tingkat kemandirian tinggi Mada University Press.
dengan model penemuan konsep siswa tingkat Norton. 1987. Through The Eyes of A Child An
kemandirian tinggi serta antara penggunaan Introduction to Children’s Literature. USA: Merril
model sinektik siswa tingkat kemandirian rendah Publishing.
O’hara, Michael. 1999. “Making Connections:
dengan model penemuan konsep siswa tingkat
Teachers, Children and Poetry”. Journal of In-
kemandirian rendah. Service Education, Volume 25 No. 3. Hal 583-
Sebagai saran dalam penelitian ini adalah 594.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditunjukkan Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi.
bahwa ada perbedaan hasil kemampuan menulis Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
puisi siswa kelas kemandirian tinggi yang diajar Ratminingsih. 2011. “Keterampilan Siswa Menulis
dengan menggunakan model sinektik dan Puisi dengan Perlakuan Model Sinektik dan

95
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)

Model Poling Dilihat dari Tingkat Kreativitas”. Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi.
Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Unnes. Yogyakarta: Gama Media.
Reiter, Sherry. 2010. “Poets-behind-bars: A Creative Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-Prinsip Dasar
“righting” Project for Prisoners and Poetry Sastra. Bandung: Angkasa.
Therapist in Training”. Journal of Poetry Waluyo, Herman. J. 2002. Teori dan Apresiasi Puisi.
Therapy, Volume 23 No. 4. Hal 215-238. Jakarta Erlangga.

96

Anda mungkin juga menyukai