Aisiyah Aztry
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang
Indonesia
Abstract
The purpose of this study to describe the effectiveness of the sinektik model and discovery of concepts
model in learning to write poetry based on the level of independence of junior high school students of class
VII and to explain whether or not there is a significant difference between the ability to write a poem based
on the level of independence of the junior class VII student learning using learning model sinektik with
the the concept of discovery learning model. This research was conducted with an experimental method
and sample selected by random sampling. The results of this study are models sinektik effective in learning
good writing poetry in high-class independence and self-sufficiency in low-grade, the discovery of the
concept of effective models in learning to write poetry in both high-grade independence and self-sufficiency
in low-grade, and there are significant differences result the ability to write poetry among students who
received student learning using model sinektik high level of independence with the discovery of the concept
model of a high level of independence students, and between students sinektik models use a low level of
independence with the discovery of the concept models students’ low level of independence. Based on these
results, it is recommended to use the model on the concept of discovery learning to write poetry for students
of high autonomy, while the model for student independence sinektik low.
Alamat korespondensi: ISSN 2301-6744
Kampus Unnes Bendan Ngisor Semarang 50233
E-mail: sayaaisiyah@gmail.com
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)
92
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)
pengungkap struktur batin puisi. Adapun unsur- mempengaruhi yang akan terjadi pada dirinya
unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi sendiri, dan (4) keterampilan memecahkan
menurut Waluyo adalah diksi, pengimajian, kata masalah, dengan dukungan dan arah yang
konkret, majas (lambang dan kiasan), versifikasi memadai, individu akan terdorong untuk
(rima, ritma, dan metrum), tipografi, dan sarana mencapai jalan keluar bagi persoalan-persoalan
retorika. Dengan demikian, ada tujuh macam praktis mereka sendiri.
unsur yang termasuk struktur fisik. Adapun Permasalahan yang ada dalam penelitian
struktur batin puisi menurut Waluyo (2002:33) ini adalah bagaimanakah keefektifan model
terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. sinektik dan penemuan konsep pada pembelajaran
Berbeda dengan pendapat Sayuti menulis puisi berdasarkan tingkat kemandirian
(2008:101-345) yang menyebutkan bahwa unsur- siswa kelas VII SMP dan apakah ada perbedaan
unsur yang terkandung dalam puisi meliputi yang signifikan antara kemampuan menulis puisi
bunyi dan aspek puitiknya, diksi, citraan, berdasarkan tingkat kemandirian siswa kelas
bahasa kias, sarana retorik, wujud visual, dan VII SMP yang belajar menggunakan model
makna. Pendapat Sayuti sejalan dengan Pradopo sinektik dengan yang belajar menggunakan
(2007:22-93) bahwa unsur pembangun puisi model penemuan konsep. Permasalahan ini
adalah bunyi, irama, diksi, denotasi dan konotasi, akan diselesaikan dengan memberikan perlakuan
bahasa kiasan, citraan, gaya bahasa, dan sarana pada kelas yang telah dipilih dan dilihat hasil tes
retorika. sebelum dan setelash diberi perlakuan. Penelitian
Setiap individu mempunyai karakteristik ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, cara keefektifan model sinektik dan penemuan konsep
seseorang dalam bertingkah laku, menilai, dan dalam pembelajaran menulis puisi berdasarkan
berpikir akan berbeda pula. Begitu pula dengan tingkat kemandirian siswa kelas VII SMP dan
siswa, mereka memiliki tingkat kemandirian untuk mendapatkan data empiris ada tidaknya
yang berbeda. Monks (2002:279) menyatakan perbedaan yang signifikan antara kemampuan
kemandirian merupakan kemampuan individu menulis puisi berdasarkan tingkat kemandirian
bertingkah laku secara seorang diri. Kemandirian siswa kelas VII SMP yang belajar menggunakan
remaja ditunjukkan dengan bertingkah laku sesuai model pembelajaran sinektik dengan yang belajar
keinginannya, mengambil keputusan sendiri, menggunakan model penemuan konsep.
dan mampu mempertanggungjawabkan tingkah
lakunya sendiri. Menurut Ryan (2007:642), Metode
kemandirian yang diberikan oleh guru di dalam
kelas dapat membuat siswa merasa bahwa dirinya Desain penelitian ini merupakan penelitian
memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas- kuasi eksperimen. Dalam desain ini ada dua
tugas akademis dan memiliki motivasi yang perlakuan variabel bebas, yaitu pembelajaran
berasal dari dirinya sendiri. menulis puisi dengan model sinektik dan
Sejalan dengan itu, Fleming ( 2005:2) pembelajaran menulis puisi dengan model
kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan penemuan konsep. Sedangkan, dua variabel
individu dalam bertingkah laku, merasakan bebas lainnya adalah tingkat kemandirian tinggi
sesuatu, dan mengambil keputusan berdasar dan tingkat kemandirian rendah siswa. Desain ini
kehendaknya sendiri. Peningkatan tanggung dapat digunakan untuk melihat dan menganalisis
jawab, kemandirian, dan menurunnya tingkat efek utama kedua jenis variabel bebas dan
ketergantungan remaja terhadap orang tua, interaksi antara perlakuan variabel bebas.
adalah salah satu tugas perkembangan yang Populasi dalam penelitian ini adalah
harus dipenuhi siswa pada periode remaja. kemampuan menulis puisi peserta didik SMP
Ryan (2007:645) menyatakan indikator pribadi Kesatrian 2 Semarang kelas VII. Sampel dalam
yang mandiri sebagai berikut, (1) tanggung penelitian ini kemampuan menulis puisi peserta
jawab, tanggung jawab berarti memiliki tugas didik SMP Kesatrian 2 Semarang Kelas VII
untuk menyelesaikan sesuatu dan diminta yang berjumlah 254 siswa. Pemilihan sampel
pertanggungjawaban atas hasil tugasnya, (2) penelitian ditetapkan dengan teknik random
independensi, Independensi adalah suatu sampling, dengan alasan agar semua subjek
kondisi seseorang yang tidak bergantung pada penelitian mendapatkan hak yang sama untuk
otoritas dan kemampuan mengurus diri sendiri, memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
(3) otonomi dan kebebasan untuk menentukan Setiap subjek yang terdaftar sebagai
keputusan sendiri, kemampuan menentukan sampel, diberi instrumen skala kemandirian.
arah sendiri berarti mampu mengendalikan atau Setelah itu, dicari skor tinggi dan rendah untuk
93
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)
94
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)
kemandirian tinggi dengan model penemuan model penemuan konsep. Begitu juga dengan
konsep ternyata lebih efektif dibanding model hasil kemampuan menulis puisi siswa siswa
sinektik, sedangkan bagi siswa kemandirian kelas kemandirian rendah yang diajar dengan
rendah dengan model sinektik ternyata lebih menggunakan model sinektik dan model
efektif dibanding model penemuan konsep. penemuan konsep terdapat perbedaan.
Penelitian model pembelajaran hendaknya Berdasarkan hal tersebut, disarankan
didasarkan pada sejumlah pertimbangan, di kepada guru agar cermat dalam memilih model
antaranya tujuan pembelajaran, kemampuan pembelajaran dengan memperhatikan tingkat
guru dalam memimpin, kemampuan siswa, kemandirian siswa. Siswa yang memiliki
jumlah siswa, waktu yang tersedia, dan fasilitas tingkat kemandirian tinggi lebih senang diajar
yang ada. dengan model tanpa harus banyak instruksi
Berdasarkan penelitian, siswa kemandirian karena siswa kemandirian tinggi memiliki daya
yang tinggi merupakan siswa yang memiliki daya inisiatif yang tinggi, percaya diri, bertanggung
inisiatif tinggi, percaya diri, bertanggung jawab, jawab, tidak mudah terpengaruh, dan memiliki
dan tidak mudah terpengaruh. Pembelajaran motivasi dari dalam. Salah satunya adalah model
dengan model sinektik membuat mereka nyaman penemuan konsep. Model yang memberikan
tetapi tidak senyaman model penemuan konsep. konsep mengenai puisi dengan menyajikan
Dengan model penemuan konsep, siswa diberi contoh yang telah dikelompokkan lalu siswa
kepercayaan untuk menganalisis konsep- menganalisis perbedaan contoh-contoh yang
konsep yang mereka terima dan mengeksplorasi telah dikelompokkan tersebut dan pada akhirnya
informasi dari konsep-konsep tersebut, sedangkan siswa akan menemukan konsep mengenai puisi
melalui model sinektik mereka merasa kurang dan mampu menulis puisi berdasarkan konsep
dipercaya karena terlalu banyak tahapan yang yang telah ditemukannya.
harus dilalui. Berbeda dengan siswa kemandirian Sementara itu, siswa yang memiliki tingkat
rendah yang memiliki daya inisiatif rendah, kemandirian rendah lebih senang diajar dengan
kurang percaya diri, dan motivasi ekstrinsik. model yang mengajak mereka bermain dengan
Pembelajaran dengan model sinektik membuat diiringi motivasi karena siswa kemandirian
mereka nyaman dibandingkan dengan model rendah memiliki daya inisiatif yang rendah,
penemuan konsep. Dengan model sinektik, siswa kurang percaya diri, mudah terpengaruh, dan
diajak untuk bermain membayangkan dirinya memiliki motivasi dari luar. Salah satunya adalah
menjadi orang lain atau membayangkan hal-hal model sinektik. Model sinektik mengajak siswa
yang dekat dengan mereka, sedangkan melalui untuk membayangkan dirinya menjadi hal lain
model penemuan konsep, mereka menganalisis, dan mencari hal yang dekat dengannya, hal ini
menyimpulkan, dan menemukan konsep, dan membuat siswa termotivasi karena siswa merasa
terkadang kurang diberi motivasi. dirinya diajak terlibat dalam pembelajaran
sehingga memudahkan mereka menulis puisi.
Simpulan
Daftar Pustaka
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
model sinetik dan penemuan konsep efektif Fleming, M. 2005. “Adolescent Autonomy: Desire,
Achievement, and Disobeying Parents between
pada pembelajaran menulis puisi baik di kelas
Early and Late Adolescence”. Australian
kemandirian tinggi maupundi kelas kemandirian Journal of Education and Development Psychology,
rendah dan ada perbedaan yang signifikan Volume 5, No. 1. Hal 1-16.
hasil kemampuan menulis puisi antara siswa Monks, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan : pengantar
yang memperoleh pembelajaran menggunakan dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah
model sinektik siswa tingkat kemandirian tinggi Mada University Press.
dengan model penemuan konsep siswa tingkat Norton. 1987. Through The Eyes of A Child An
kemandirian tinggi serta antara penggunaan Introduction to Children’s Literature. USA: Merril
model sinektik siswa tingkat kemandirian rendah Publishing.
O’hara, Michael. 1999. “Making Connections:
dengan model penemuan konsep siswa tingkat
Teachers, Children and Poetry”. Journal of In-
kemandirian rendah. Service Education, Volume 25 No. 3. Hal 583-
Sebagai saran dalam penelitian ini adalah 594.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditunjukkan Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi.
bahwa ada perbedaan hasil kemampuan menulis Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
puisi siswa kelas kemandirian tinggi yang diajar Ratminingsih. 2011. “Keterampilan Siswa Menulis
dengan menggunakan model sinektik dan Puisi dengan Perlakuan Model Sinektik dan
95
Aisiyah Aztry / SELOKA 1 (2) (2012)
Model Poling Dilihat dari Tingkat Kreativitas”. Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi.
Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Unnes. Yogyakarta: Gama Media.
Reiter, Sherry. 2010. “Poets-behind-bars: A Creative Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-Prinsip Dasar
“righting” Project for Prisoners and Poetry Sastra. Bandung: Angkasa.
Therapist in Training”. Journal of Poetry Waluyo, Herman. J. 2002. Teori dan Apresiasi Puisi.
Therapy, Volume 23 No. 4. Hal 215-238. Jakarta Erlangga.
96