Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : HALUNISASI

Disusun Oleh :

Abdul HananSimatupang AKX.15.103

Aniya Aprilia AKX.15.105

Ernawati AKX.15.109

RofiFadilah AKX.15.127

Sri Fujiyanti AKX.15.130

Prodi : DIII Keperawatan

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNG

Jl. Soekarno – Hatta No. 754 Telp. (022)7830768 Cibiru – Bandung

2017/2018
TERAPI AKTIVITAS BERFOKUS PADA PERILAKU KEKERASAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di Bangsal Srikandi
Rumah Sakit Jiwa Ghrasia, sebagian besar klien masuk RS Ghrasia karena
pasien memiliki riwayat melakukan perilaku kekerasan. Terdapat 14 orang
pasien yang memiliki kriteria perilaku kekerasan Oleh karena itu, perawat
akan melakukan “Terapi Aktivitas Kelompok Perilaku Kekerasan (TAK
PK)” agar Klien tidak menciderai diri sendiri maupun orang lain.

B. Tujuan
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah prtilaku ynag destruktif dan maladaptif. Kekuatan
kelompok ada pada konstribusi dari setiap anggota dan pemimpin dalam
mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagai pengalaman dan saling
membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Kelompok merupakan laboratorium tempat mencoba dan menemukan
hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang
adaptif. Anggota kelompok merasa memiliki diakui, dan dihargai
eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui
dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan
tertentu. Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi
sensoris, orientasi realita, dan sosialisasi. Terapi aktivitas kelompok dibagi
empat yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas terapi aktivitas stimulasi
realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
C. Klien
1. Kriteria Pasien :

Kriteria pasien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas


kelompok ini adalah:

a. Klien dengan riwayat perilakukekerasan.


b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

2. Daftar Klien
Jumlah klien dalam TAK ada 2 orang, berikut nama – namanya:
a. Nurul Khairiah : Perilaku Kekerasan
b. Ariel Arliansyah : Perilaku Kekerasan

D. Pengorganisasian
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan
halusinasi akan dilaksanakan selama 1 hari, yaitu pada :
Hari : Rabu, 7 Desember 2017
Jam : 08.00 WIB
Waktu : 15 Menit
Tempat : Ruang Demo

2. Tim terapi
Leader : Abdul Hanan Simatupang
Co-Leader : Ania Aprillia
Observer : Sri Fujianti
Fasilitator : Ernawati
: Rofi Fadillah
3. Tugas Tim terapis
Adapun tim terapis yang akan terlibat meliputi :
a. Leader
Tugas:
1) Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim terapi
2) Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
3) Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan
4) Mengorganisasi keputusan yang diambil dalam kelompok
5) Sebagai role model.

b. Co. leader
Tugas:
Membantu leader mengorganisasi anggota kelompok

c. Fasilitator:
Tugas:
1. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi
2. Menjadi contoh anggota kelompok selama kegiatan
3. Bertanggung jawab dan mengantisipasi masalah

d. Observer
Tugas:
1. Mengamati proses kegiatan
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal anggota kelompok dan
melaporkan hasil pengamatan kepada leader.
3. Menilai jalannya TAK

e. Klien
Klien yang terlibat dalam TAK:
1. Nurul Khairiah
2. Ariel Arliansyah
E. Proses Kegiatan
A. Tujuan :
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

B. Setting :
1. Terapis dan klien dapat duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

Setting tempat

Leader Co Leader Fasilitator 1 Pasien 1 Fasilitator 2 Pasien 2

OBSERVER
C. Indikasi
Klien Perilaku Kekerasan

D. Alat
1. Papan tulis / flipchart/ whiteboard
2. Kapur/ spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien

E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ simulasi
F. Langkah – Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)

b. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi :
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab
(tanda dan gejala)
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain,
memukul diri sendiri) :
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling
sering dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan bermain eran/ simulasi untuk perilaku kekerasan yang
tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang
melakukan perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran
/simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan
dan akibat perilaku kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yang
sehat menghadapi kemarahan.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien
yang positif.

b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan
yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala;
perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.

c. Kontrak yang akan datang


1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan TAK berikutnya.

5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampun yang diharapkan adalah
mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku
kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formlir
evaluasi sebagai berikut.
Memberi tanggapan tentang
Nama Penyebab
No Tanda& Gejala Perilaku
Klien PK Akibat PK
PK Kekerasan

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilakuk kekerasan, tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klienmampu dan
tanda x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab
perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan
gejala yang dirasakan (“geregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang
dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke
rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua
dirasakan selama dirumah sakit.
\

Anda mungkin juga menyukai