Congenital Talipes Equino Varus
Congenital Talipes Equino Varus
SACRAL TRAUMA
Oleh :
Sekar K G99141125
Pembimbing :
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
inferior dari pelvis, dimana orientasi sacrum terhadap ilium menjadi pengunci
pada gaya axial pada pelvis dan menstabilisasi persendian sacroiliaca. Apertura
pelvis superior berbentuk seperti pasak terbalik dengan posisinya terhadap bidang
aksial secara alami tidak stabil, dan dengan mudah terjadi pergerakan pelvis.
Sacrum sendiri teriri dari lima vertebra yang tersusun pada garis kifotik.
Dua segmen sacrum bagian atas memiliki ukuran yang sama dengan vertebra
lumbal, dan ketiga segmen bawah mengalami penyusutan ukuran yang signifikan.
Fusi intersegmen dimulai diantara dua segmen pada usia 15 tahun dan berjalan
kearah cephal hingga sacrum terfusi penuh pada usia 25 hingga 30 tahun. Variasi
anatomis dari sacrum bagian atas dapat muncul pada jenis vertebra transisional
dan displasia sacral. Bentuk dari transisional adalah sacralisasi segmen lumbar;
Sacralisasi segmen lumbar dapat berakibat pada dipslasia sacral.
Badan sacrum bagian atas yang disebut basis sacrum, memiliki densitas
tertinggi dengan segmen S1 yang berhubungan pada endplate memiliki densitas
tertinggi dari semuanya. Aspek ventral dari badan S1 yang terproyeksi anterior
dan superior disebut sebagai promontorium. Ala sacrum, bagian lateral dari
sacrum yang bersendi dengan ilium melalu artikulasi sacroiliaca, memiliki banyak
trabekulasi
4
EVALUASI
Etiologi yang sebenarnya dari CTEV tidak diketahui dengan pasti. Berbagai
terori dikembangkan, termasuk vaskular, genetic virus, anatomical, mengikuti
sindrom kompartemen, faktor lingkungan, dan e faktor mekanik intra uteri.
Penelitian menunjukkan hilangnya Chromosome 2 (2q31-33)terkait dengan
clubfoot, yang merupakan gen pengkode protein sebagai regulator apoptosis.
Beberapa peneliti percaya bahwa CTEV selalu dikarenakan adanya defek
neuromuskular, tetapi banyak penelitian menyebutkan bahwa tidak ditemukan
adanya kelainan histologis. Wynne dan Davis mengemukakan bahwa adanya
faktor poligenik mempermudah fetus terpapar faktor-faktor eksterna (infeksi
Rubella, penggunaan Talidomide). Atlas dkk (1980), menemukan adanya
abnormalitas pada vaskulatur kasus-kasus CTEV. Didapatkan adanya bloking
vaskular setinggi sinus tarsalis. Pada bayi dengan CTEV didapatkan adanya
muscle wasting pada bagian ipsilateral, dimana hal ini kemungkinan dikarenakan
berkurangnya perfusi arteri tibialis anterior selama masa perkembangan.
KESIMPULAN
5
menemukan adanya mioblast pada fasia medialis menggunakan mikroskop
elektron. Mereka menegemukakan hipotesa bahwa hal inilah yang
menyebaban kontraktur medial.
e. Anomali pada insersi tendon
Inclan mengajukan hipotesa bahwa CTEV dikarenakan adanya anomali
pada insersi tendon. Tetapi hal ini tidak didukung oleh penelitian lain. Hal
ini dikarenakan adanya distorsi pada posisi anatomis CTEV yang membuat
tampak terlihat adanya kelainan pada insersi tendon.
f. Variasi iklim
Robertson mencatat adanya hubungan antara perubahan iklim dengan
insiden epidemiologi kejadian CTEV. Hal ini sejalan dengan adanya
variasi yang serupa pada insiden kasus poliomielitis di komunitas. CTEV
dikatakan merupakan keadaan sequele dari prenatal poliolike condition.
Teori ini didukung oleh adanya perubahan motor neuron pada spinal cord
anterior bayi-bayi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA