Anda di halaman 1dari 10

A.

Sistem Respirasi

a. Pernapasan awaI dipicu oleh Faktor fisik, sensorik. dan kimia.


1. Faktor-faktor fisik meliputi usaha yang diperlukan untuk mengembangkan paru-paru
dan mengisi alveolus yang kolaps (misalnya, perubahan dalam gradien tekanan).
2. Faktor-laktor sensorik, meliputi suhu, bunyi. cahaya, suara, dan penurunan suhu.
3. Faktor-faktor kimia, meliputi perubahan dalam darah (misalnya, penurunan kadar
oksigen, peningkatan kadar karbon dioksida. dan penurunan pH) sebagai akibat
asfiksia-sementara selama kelahiran.
b. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali menit.
c. Sekresi lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan muntah, terutama selama 12-
18 jam pertama.
d. Bayi baru Iahir lazimnya bernapas melalui hidung. Respons refleks terhadap obstruksi
nasal dan membuka mulut untuk mempertahankan jalan napas tidak ada pada
sebagian besar bayi sampai 3 minggu setelah kelahiran.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer
yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat
pernapasan dalam otak yang melanjULkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan
diafragma, serta otot-olot pernapasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui
jalan lahir per vaginam mengakibatkan paru-paru kehilangan 13 dari cairan yang terdapat di
dalamnya, sehingga tersisa 80-100 mL. Setelah bayi lahir, cairan yang hilang tersebut akan
diganti dengan udara

B. Sistem Kardiovaskuler

1. Perbedaan sirkulasi janin dan BBL


a. Sirkulasi darah janin
Sirkulasi darah janin pada umumnya selama dalam kandungan tidak mengikuti rute
yang sama dengan rute setelah lahir atau pada orang dewasa. System Sirkulasi darah janin
meliputi; foramen ovale, duktus arteriosus botali, arteri umbelikalis lateralis, duktus venosus
arantii. Sehingga janin memperoleh O2 dan melepaskan CO2 melalui pertukaran darah ibu
menembus plasenta, karena darah janin tidak perlu mengalir ke paru untuk menyerap O2 dan
mengeluarkan CO2 oleh karena sirkulasi janin terdapat dua jalan pintas yaitu; 1) foramen
ovale dan, 2) duktus arteriosus. Duktus ovale adalah suatu lubang yang terdapat antara atrium
kanan dan kiri, sedangkan duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang
menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta ketika keduanya keluar dari jantung. Darah
beroksigen tinggi dibawah dari plasenta melalui vena umbilikalis kedalam vena kava inferior
janin, dengan demikian ketika dikembalikan ke atrium kanan dari sirkulasi sistemik
bercapuran darah yang beroksigen tinggi dari vena umbilikalis dan darah yang beroksigen
rendah yang kembali dari jaringan janin. Sebelum lahir, sebagian besar darah dialihkan dari
paru-paru janin yang belum berfungsi masuk melalui foramen ovale, suatu pembukaan pada
septum interatrium diantara atrium kanan dan atrium kiri.

Darah teroksigenasi dari vena umbilikus memasuki atrium kanan dan mengalir ke
atrium kiri sehingga sirkulasi janin selama dalam kandungan tidak melalui sirkulasi
pulmonal. Demikian uraian singkat tentang kardiovaskuler dan sirkulasi darah pada ibu hamil
terhadap janin yang dikandung yang akan dibahas pada uraian bab-bab berikutnya. Di dalam
tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus-menerus
untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap
dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya
pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi.
sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian: sirkulasi darah
sistemik yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan
sedangkan sirkulasi pulmonal merupakan sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke
paru-paru lalu kembali ke jantung kiri. Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik
oleh karena adanya perubahan hormon, terutama hormon kehamilan karena terbentuknya
janin Seperti; hormon progesteron dan estrogen.
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak mengikuti rute yang sama dengan rute
setelah lahir atau pada orang dewasa, perbedaaan utama antara sirkulasi janin dan sirkulasi
setelah lahir adalah penyesuaian terhadap kenyataan bahwa tekanan dari paru-paru yang
belum berkembang sehingga fungsi paru secara tidak langsung selama masih dalam
kandungan diambil alih oleh ibu dan janin akan memperoleh O2 dan mengeluarkan CO2
melalui pertukaran dengan darah ibu menembus plasenta (melalui vena umblikalis). Secara
garis besar darah dari plasenta masuk ketubuh Janin melewati Vena umbilikus lalu melalui
vena kava terus menuju duktus venosus masuk ke vena kava inferior sebagian besar darah
tersebut mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah
ini akan mengalir secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang
diseptum antara atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri
kemudian di pompakan ke aorta. Selanjutnya hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan
mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang dari vena kava superior oleh
karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang, maka sebagian besar darah dari
ventrikel kanan ini yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui aa.Pulmonalis akan
mengalir melalui duktus botali ke aorta. Sebagian kecil darah tersebut menuju paru-paru
kemudian masuk ke vv.pulmonalis ke atrium kiri. Dari aorta darah akan mengalir keseluruh
tubuh membawah O2 dan nutrisi pada sel organ tubuh janin. Jumlah darah yang mengalir
melalui tali pusat/umbilikalis sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke
placenta tanpa melalui paru-paru. Saat lahir foramen ovale menutup dan menjadi jaaringan
parut kecil yang dikenal sebagai fosa ovalis diseptum atrium (Sherwood, 2001) Peredaran
darah janin yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati,
dimana terdapat duktus venosus arantii langsung menuju & masuk ke vena kava inferior lalu
darah tersebut mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar
darah ini akan mengalir secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang
diseptum antara atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri
kemudian di pompakan ke aorta.

b. Sirkulasi BBL
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus
bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus mengalami
masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama
jam ke 24-72 pertama.

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang
besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskuler sistemik =SVR) hanya 10% dari keluaran
ventrikel kanan yang sampai paru, sedang sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri
melalui ductus arteriosus Bottali. Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara
mendadak (saat umbilical cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi rendah,
tahanan pembuluh darah sistemik (SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang,
tahanan vaskuler paru menyebabkan penutupan foramen ovale (menutup setelah beberapa
minggu), aliran darah di ductus arteriosus Bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini
disebut sirkulasi transisi. Penutupan ductus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi
10-15 jam yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir arteri pulmonalis dan secara
anatomis pada usia 2-3 minggu.

Pada neonatus reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga keadaan
kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat kurang ditoleransi. Manajemen
cairan pada neonatus harus dilakukan dengan secermat dan seteliti mungkin. Tekanan sistolik
merupakan indicator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan
sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Autoregulasi aliran darah otak
pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg.
Frekuensi nadi bayi rata-rata 120 kali/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60 mmHg.

2. Heart Rate

Detak jantung bayi lebih cepat daripada anak besar dan orang dewasa. Ini karena kebutuhan
akan suplai darah lebih tinggi dibandingkan anak besar. Untuk memenuhi kebutuhan suplai
darah yang lebih banyak itulah, jantung harus berdetak lebih cepat.

Berikut rata-rata detak jantung bayi

Usia 1-2 hari: 123-159 kali/menit


Usia 3-6 hari: 129-166 kali/menit
Usia 1-3 minggu: 107-182 kali/menit
Usia 1-2 bulan: 121-179 kali/menit
Usia 3-5 bulan: 106-186 kali/menit
Usia 6-11 bulan: 109-169 kali/menit

Denyut jantung juga tergantung pada aktivitas bayi. Misalnya, ketika menangis atau
kesakitan, denyut jantung bisa mencapai 180 kali/menit. Ketika anak demam atau dehidrasi,
denyut jantung juga meningkat.
3. Blood Volume

Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/kg selama beberapa
hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secara proporsional ,
bayi baru lahir memiliki volume darah sekitar 10 % lebih besar dan memiliki jumlah sel
darah merah hampir 20% lebih banyak dari pada orang dewasa.akan tetapi darah bayi baru
lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil bila dibandingkan dengan kilogram
berat badan orang dewasa. Bayi prematur memiliki volume darah yang relatif lebih besar
daripada bayi baru lahir cukup bulan. Hal ini disebabkan bayi prematur memiliki proporsi
volume darah yang lebih besar, bukan jumlah sel darah merah yang lebih banyak.

4. Komponen darah

Parameter Kisaran normal


Hemoglobin 15-20 g/dl
Sel-sel darah merah 5.0-7.5 juta/mm3
Hematocrit 43-61%
Sel-sel darah putih 10.000-30.000/mm3
Neutrophil 40-80%
Eosinophil 2-3%
Limfosit 3-10%
Monosit 6-10%
Sel-sel darah putih yang inmatur 3-10%
Trombosit 100.0000-280.000/mm3
retikulosit 3-6%

C. System imun

1. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang di pintu masuk.
2. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan risiko infeksi
pada periode bayi baru lahir.

a. Respons inflamasi berkurang. baik secara kualitatif maupun kuantitatif.


b. Fagositosis lambat.
c. Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum berkembang sempurna
sampai usia 3-4 minggu.
d. Imunoglobulin A hilang dari saluran pernapasan dan perkemihan, kecuali jika bayi
tersebut menyusu ASI. lgA juga tidak terdapat dalam saluran Gl.

3. Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortaluas selama periode


neonatus.

D. Sistem gastrointestinal

1. Enzim-enzim digestif aktif saat lahir dan dapat menyokong kehidupan ekstrauterin
pada kehamilan 36-38 minggu.
2. Perkembangan otot dan refleks yang penting untuk menghantarkan rnakanan sudah
terbentuk saat lahir.
3. Pencemaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan dan absorpsi lemak
kurang baik karena tidak adekuatnya enzim-enzim pankreas dan lipase.
4. Kelenjar saliva imatur saat lahir; sedikit saliva diolah sampai bayi berusia 3 bulan.
5. Pengeluaran mekonium. yaitu feses berwarna hitam kehijauan, lengket, dan
mengandung darah samar. diekskresikan dalam 24 jam pada 90 bayi baru lahir yang
normal.
6. Variasi besar terjadi di antara bayi baru lahir tentang minat terhadap makanan, gejala-
gejala lapar, dan jumlah makanan yang ditelan pada setiap kali pemberian makanan.
7. Beberapa bayi baru lahir menyusu segera bila diletakkan pada payudara, sebagian
lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara efektif.
8. Gerakan acak tangan ke mulut dan mengisap jari telah diamati di dalam uterus.
Tindakan-tindakan ini berkembang baik pada saat lahir dan diperkuat dengan rasa
lapar.

Oleh karena kadar gula darah tali pusat 65 mg100 mL akan menurun menjadi 50 mg100 mI_
dalam wakru 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolism asam lemak sehingga kadar gula akan
mencapai 120 mg100 mL. Bila perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau adanya
gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka
kemungkinan besar bayi mengalami hipoglikemia.
E. Perubahan suhu
a. Thermoregulation
1. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat karena lingkungan eksternal lebih
dingin daripada lingkungan pada uterus.
2. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar
dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas
pada lingkungan.
3. Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi,
konveksi, radiasi, dan evaporasi.
4. Trauma dingin (hipotermi) pada bayi baru lahir dalam hubungannya dengan asidosis
metabolik dapat bersifat mematikan, bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat.
b. Proses kehilangam panas
Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada di tempat yang suhunya lebih rendah dari
dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar
25oC, maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan
radiasi sebanyak 200 kalorUkgBBmenit. Sementara itu, pembentukan panas yang
dapat diproduksi hanya sepersepuluh daripada yang tersebut di atas dalam waktu yang
bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2oC dalam
waktu 15 menit. Suhu lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi menderita
hipotermi dan trauma dingin (cold injury). Bayi baru lahir dapat mempertahankan
suhu tubuhnya dengan mengurangi konsumsi energi, serta merawatnya di dalam
Natural Thermal Environment (NTE), yaitu suhu lingkungan rata-rata di mana
produksi panas, pemakaian oksigen, dan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan adalah
minimal agar suhu tubuh menjadi normal.

F. Neuromuskular
Blink Refleks Bayi akan berkedip bila dilakukan
empat atau lima ketuk pertama pada
batang hidung saat mata terbuka
Rooting Terjadi ketika pipi bayi diusap atau
disentuh bagian pinggir mulutnya.
Sebagai respon, bayi tersebut
memalingkan kepalanya kearah benda
yang menyentuhnya, dalam upaya
menemukan sesuatu yang dapat dihisap
Sucking Refleks Bayi baru lahir menolehkan kepala
kearah stimulus, membuka mulut, dan
mulai menghisap bila pipi, bibir, atau
sudut mulut bayi disentuh dengan jari
atau puting
Swallowing refleks Bayi baru lahir menelan berkoordinasi
dengan menghisap bila cairan ditaruh
dibelakang lidah
Extruction Refleks Bayi baru lahir menjulurkan lidah
keluar bila ujung lidah disentuh dengan
jari atau puting
Placing Reflek Bayi akan menekukkan kakinya keatas,
jika bayi diberdirikan, dan
menyentuhkan salah satu kakinya
kelantai
Plantar Grasp Refleks Jari bayi akan melekuk di sekeliling
benda seketika bila jari diletakkan
ditelapak kaki bayi
Tonic neck refleks Ekskremitas pada satu sisi dimana saat
kepala ditolehkan akan ekstensi, dan
akskremitas yang berlawanan akan
fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke
satu sisi selagi beristirahat
Moro Refleks Ekstensi simetris bilateral dan abduksi
seluruh ekskremitas, dengan ibu jari dan
jari telunjuk membentuk huruf C,
diikute dengan adduksi ekskremitas dan
kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi
berubah tiba tiba atau jika bayi
diletakkan terlentang pada permukaan
yang datar
Daftar Pustaka

Maria,Wijayarini. Bayi Baru Lahir, Gramedia, Jakarta, 2005.


Sondakh, Jenny J.S. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir, Erlangga, Malang,
2013 Winarsih. Pemeriksaan bayi baru lahir, Gramedia, Jakarta, 2010.
ADAPTASI BAYI BARU LAHIR

Kelompok 3 :
1. Bangkit Ma’ruf Putra H (1601005)
2. Dwi Eka Rahmawati (1601008)
3. Eksa Angga Pradana (1601010)
4. Vita Marta F (1601030)
5. Ze Evilya Putri (1601033)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai