Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa Islam memiliki dua sumber tasyri’ yang utama, yakni
al-Qur’an dan al-Hadits (as-Sunnah). Para ahli ‘aqal dan naqal, telah berijma’ bahwa
al-Hadits (as-Sunnah) itu, dasar bagi hukum-hukum Islam dan bahwa para umat
ditugaskan untuk mengikutinya al-Hadits (as-Sunnah) sebagaimana mengikuti al-
Qur’an1 . Hal ini sejalan dengan firman Allah Ta’ala,

…‫ل آت َا ُك ُُم َو َما‬


ُُ ‫سو‬ َّ ُ‫عن ُهُ َو َمانَ َها ُكمُ فَ ُخذُوُه‬
ُ ‫الر‬ َ ‫( الحشر( …فَانت َ ُهوا‬59): 7)

…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah… (QS. Al-Hasyr 59:7)

Para ulama banyak mendefinisikan al-Hadits (as-Sunnah), di antaranya ‘Ujjaj al-Khatib


di dalam Ushul al-Hadits mengemukakan bahwa:

‫المحدثين اصطالح في السنة‬: ‫قول من الرسول عن أثر ما كل هي‬، ‫فعل أو‬، ‫خلقيته صفة أو تقرير أو‬، ‫خلقية أو‬، ‫سيرة أو‬
‫بعدها أم حراء غار في كتخنثه بعثته قبل كان أ سواء‬2

‫الفقه أصول علماء اصطالح في السنة‬: ‫ النبي عن صدر ما كل هي‬r ‫قول من الكريم القرآن غير‬، ‫فعل أو‬، ‫يصلح مما تقرير أو‬
‫ شرعي لحكم دليال يكون أن‬3

‫الفقهاء اصطالح في السنة‬: ‫ النبي عن ثبت ما كل هي‬r ‫ الواجب ال و القرض باب من يكن لم و‬4

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: pertama, al-hadits (as-Sunnah)


adalah peninggalan nabi berupa perkataan, atau perbuatan, atau taqrir, atau sifat
khuluqiah, atau khalqiah, atau sirah-nya, baik sebelum, maupun sesudah beliau di utus
menjadi Nabi dan Rasul. Kedua, al-hadits (as-Sunnah) adalah setiap yang diungkapkan
oleh Nabi saw. selain al-Qur`an, baik berupa perkataan, perbuatan, ataupun taqrir yang
sesuai untuk dijadikan dalil syar’i.

Ketiga, al-Hadits (as-Sunnah) adalah semua yang ditetapkan Nabi saw. yang tidak
bertemali dengan fardlu dan wajib.

Rasulullah saw. sebagai penutup para rasul ialah sosok insan yang dipilih Allah untuk
menerima wahyu, yakni al-Quran. Juga beliau pula yang mempunyai otoritas untuk
mengejawantahkannya, yang dikenal dalam bentuk al-Hadits (as-Sunnah). Hal ini
ditegaskan dalam firman-Nya bahwa beliau adalah yang membacakan, mubayyin, dan
yang mengajarkan al-Qur`an, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

…‫اس ِلت ُ َب ِينَُ الذِك َُر ِإلَيكَُ َوأَنزَ لنَا‬ َُ ‫( النحل( َيتَفَ َّك ُرونَُ َولَ َعلَّ ُهمُ ِإلَي ِهمُ نُ ِز‬16): 44)
ُ ِ َّ‫ل َما لِلن‬
…Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan (QS. Al-
Nahl 16:44)

‫ن لَقَ ُد‬ ُ ‫علَى‬


َُّ ‫للاُ َم‬ َُ َ‫الا فِي ِهمُ بَع‬
َ َُ‫ث إِذُ ال ُمؤمِ نِين‬ ُ ‫علَي ِهمُ يَتلُو أَنفُ ِس ِهمُ ِمنُ َر‬
ُ ‫سو‬ َُ ‫ل مِ ن كَانُواُ َوإِن َوالحِ ك َم ُةَ ال ِكت َا‬
َ ‫ب َويُعَ ِل ُم ُه ُُم َويُزَ كِي ِهمُ آيَاتِ ُِه‬ ُُ ‫قَب‬
َ
‫ضاللُ لفِي‬ َ ُ‫( عمران آل( ُّمبِين‬3): 164)

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS.
Ali Imran 3:164)

Banyak sekali ayat yang memerintahkan kepada kita untuk mengikuti Rasul saw.,
bahkan Allah mengancam bagi siapa saja yang menyalihi beliau saw. di antaranya:

ُ‫للا َوأَطِ يعُوا‬


َُ ‫ل‬ َّ ‫( عمران آل( تُر َح ُمونَُ لَ َعلَّ ُكمُ َو‬3): 132)
َُ ‫الرسُو‬

Ta’atilah Allah dan Rasul, supaya kamu dirahmati (QS. Ali Imran 3: 132)

ُ‫للاَ أَطِ يعُواُ قُل‬


ُ ‫ل‬ َُ ‫سو‬ َّ ‫ن ت ََولَّواُ فإِن َو‬
ُ ‫الر‬ َُ َ‫ال‬
َُّ ِ ‫للا فَإ‬ ُ ُُّ‫( عمران آل( الكَاف ِِرينَُ يُحِ ب‬3): 32)

Katakanlah (hai Muhammad): Ta’atilah Allah dan Rasul. Jika mereka berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir (QS. Ali Imran 3:32)

Dalam kaitannya dengan al-Qur’an, as-Sunnah berfungsi sebagai penafsir, pensyarah,


penjelas atas ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang fungsi as-Sunnah dalam
hubungan dengan al-Qur’an itu adalah sebagai berikut1.

a) Bayan tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum (mujmal) dan
musytarak. Seperti hadits: “Shallu kama ra’aitumuni ushalli

Ilmu Allah Menurut Al Qur’an dan Hadist


Yaqin kita kepada Allah….
Bismillahirohmanir rohim
Bahwa Makhluq ini tidak kuasa, tapi Allah yang maha kuasa!
Belajar diwajibkan untuk semua muslimin dan muslimat (hadits).
Tapi Hakikatnya ilmu datang dari Allah bukan dari Belajar.
Begitu pula rezeki datang bukan dari kerja kita.!
Kita Belajar karena perintah Allah dan Sunnah Nabi.
Jika Allah kehendaki, dengan belajar – Allah berikan ilmu
Jika Allah kehendaki, dengan belajar – tapi Allah tidak berikan ilmu
Jika Allah kehendaki, tanpa belajar pun – Allah berikan ilmu
Laailaha illallah
Belajar itu makhluq, Allah yang kuasa
Kata laduni dipetik dari ayat Allah yang berbunyi:
“Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi:
65)
ilmu laduni /ilmu mauhub merupakan salah satu ilmu yang harus dimilki oleh orang yang
ingin menjadi ahli tafsir alqur’an. Disamping harus mengusai cabang ilmu lainnya seperti
ilmu 1.lughah,
2 nahwu,
3 saraf,
4 balaghah,
5 isytiqoqo,
6 ilmu alma’ani,
7 badi’,
8 bayan,
9 fiqh,
10 aqidah,
11 asbabunuzul,
12 nasikh mansukh,
13 ilmu qiraat,
14 ilmu hadits,
15 usul fiqah ( hukum-hukum furu’) dan ilmu mauhub ( fadhilah alqur’an, syaikh
maulana zakariyya).
Ilmu ini adalah karunia khusus dari Allah swt.
“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”
Artinya : Nabi SAW bersabda :”
BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH
AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”
Perkara ini telah dijelaskan oleh sayyidina ‘ali ra. saat beliau menjawab pertanyaan
orang ramai, “apakah beliau telah mendapatkan ilmu khusus atau wasiat khusus dari
Rasulullah saw. yang hanya diberikan kepada beliau dan tidak kepada orang lain?”
Hazrat ‘ali ra. menjawab :” Demi Tuhan yang telah menciptakan surga dan jiwa-jiwa,
aku tidak pernah mendapat apa-apa selain daripada ilmu yang Allah berikan kepada
seseorang untuk memahami alqur’an!”
ibnu abi dunya rah. berkata bahwa pengetahuan daripada Al-quran dan apa-apa yang
didapati daripada alqu’an begitu luas daripada alqur’an.
Seorang pentafsir harus mengetahui cabang ilmu yg disebutkan diatas. Tafsiran orang
yang tidak mahir dalam ilmu-ilmu ini adalah termasuk tafsiran bil-rakyi (tafsir menurut
fikiran sendiri) yang hal ini DILARANG OLEH SYARA’. Para sahabat ra. mendapat ilmu
bahasa arab secara tabii dan ilmu-ilmu lain mereka dapati langsung dari ilmu kenabian
(nabi SAW).
Nabi SAW bersabda :” Barang siapa yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada
ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).
Jadi Ilmu laduni = ilmu dari Allah asbab hasil amal…karena Allah telah tunjukan cara
mendapatkannya pada kita.
ilmu laduni dan cara/jalan untuk mendapatkannya didalam ALQU’AN DAN HADITS :
1. TAKUT KEPADA ALLAH
kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad
7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari alqur’anulkarim :
“wataqullaha wayu’alimukumullah” (Qs. Al baqarah ayat 282)
artinya : “Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah
ayat 282)
Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni
yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para
malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai
mana maksud dari haidts nabi SAW :
Nabi saw bersbda :
“man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai”
artinya : “Barang siapa yang takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan
takut/tunduk padanya. Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua
makhluq akan (menjadi asbab) ketakutan baginya “
Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita,
bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak,
pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut merah, mu’adz bin jabal ra shalat
2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para
sahabat terkemuka boleh menden
1. TAKUT KEPADA ALLAH
kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad
7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari alqur’anulkarim :
“wataqullaha wayu’alimukumullah” (Qs. Al baqarah ayat 282)
artinya : “Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah
ayat 282)
Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni
yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para
malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai
mana maksud dari haidts nabi SAW :
Nabi saw bersbda :
“man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai”
artinya : “Barang siapa yang takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan
takut/tunduk padanya. Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua
makhluq akan (menjadi asbab) ketakutan baginya “
Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita,
bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak,
pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut merah, mu’adz bin jabal ra shalat
2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para
sahabat terkemuka boleh mendengarkan dzikir benda-benda mati (roti dan mangkuk) .
Abu dzar alghifary ra. atas perintah khalifah umar ra., beliau ditugaskan utk memasukan
kembali lahar gunung berapi yang sudah keluar dari kawahnya. maka atas izin Allah,
lahar panas tsb masuk kembali ke kawah gunung tsb (hayatushabat).
Abdullah atthoyar ra. boleh terbang seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika
ditanya oleh rasulullah, apa yang menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut, maka
beliau menjawab ” saya pun tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari sebelum saya
masuk islam sampai sekarng pun saya tidak pernah minum khamr, …dst”.
2. MENGAMALKAN ILMU YANG DIKETAHUI
sebuah hadits shohih menyebutkan bahwa nabi muhammad saw bersabda :
“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”
Artinya : Nabi SAW bersabda :” BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG
IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA
KETAHUI”
3. TIDAK MENCINTAI DUNIA
‘alammah suyuti rah. berkata :“kamu menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar
kemampuan manusia. Namun hakikatnya bukanlah demikian, bahkan cara untuk
menghasilkan ilmu ini adalah dengan beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah
menjanjikan ilmu tersebut. Asbab-asbab itu adalah seperti : beramal dengan ilmu yang
diketahui, tidak mencintai dunia dan lain-lain….”
Sebagaimana dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya : “Barang
siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan kepadanya
ilmu tanpa Belajar” (Fadhilatushaqat).
4. Berdoa
Semua itu datang bagi Allah, maka Rasulullah mencontohkan kepada kita agar
senantiasa berdoa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah swt.
Untuk menumbuhkan rasa takut pada Allah dengan dzikir
Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah dengan mujahadah
Sedangkan Doa akan diterima jika kita ikhlash…..
Untuk itu kita harus belajar dan dibimbing oleh guru-guru yang mursyid.
5. Berdakwah
Jika kita berdakwah (amr bil ma’ruf wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa
hilm (’ilmu dan kelembutan hati) langsung dari qudrat Allah swt.
Sebagaimana dalam hadits qudsi (kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan
keutamaan umat akhir zaman kepada Nabi isa as., mereka memakai sarung pada perut-
perut mereka, jika mereka berjalan di tanah rata mereka berdzikir “alhamdulillah”,
ditanah yang menanjak mereka berdzikir “allahuakbar” ,jika berjalan ditanah yang
menurun mereka berdzikir “subhanallah” dan mereka mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran (berdakwah) ,
sedangkan mereka bodoh (tidak punya banyak ilmu) dan kasar (tidak hilm)
maka Nabi isa as. bertanya : “Bagaimana mereka akan berdakwah padahal mereka
tidak punya ‘ilm dan hilm(kelembutan hati)?

Jika kita berdakwah (amr bil ma’ruf wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa
hilm (’ilmu dan kelembutan hati) langsung dari qudrat Allah swt.
Sebagaimana dalam hadits qudsi (kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan
keutamaan umat akhir zaman kepada Nabi isa as., mereka memakai sarung pada perut-
perut mereka, jika mereka berjalan di tanah rata mereka berdzikir “alhamdulillah”,
ditanah yang menanjak mereka berdzikir “allahuakbar” ,jika berjalan ditanah yang
menurun mereka berdzikir “subhanallah” dan mereka mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran (berdakwah) ,
sedangkan mereka bodoh (tidak punya banyak ilmu) dan kasar (tidak hilm)
maka Nabi isa as. bertanya : “Bagaimana mereka akan berdakwah padahal mereka
tidak punya ‘ilm dan hilm(kelembutan hati)?
Maka Allah firmankan :”Aku sendiri yang akan memberikan kepada mereka ilm dan
hilm” (Muntakhob ahadits)
ilmu laduniadalah karunia khusus/khas bagi hambanya,
terlebih bagi mereka yang telah ma’rifat.
Orang yang telah ma’rifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada
keinginan dunia dalam hatinya.
Nabi SAW bersabda : “man wajadallah wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla
syai”
artinya : Barang siapa kenal kepada Allah maka ia akan mendapatkan segala-galanya
Barang siapa yang kehilangan Allah (tidak kenal Allah) maka ia kehilangan segala-
galanya.”
Dalam kitab kimiyai saadat,
bahwa ada tiga jenis manusia yang tiadak akan bisa memahami alqur’an :
Pertama : Seorang yang tidak memahami bahasa arab
Kedua : Orang yang berkekalan dengan dosa-dosa besar dan bid’ah. Ini karena dosa
dan amalan bid’ah itu akan menghitamkan hatinya yg menyebabkan dia tidak mampu
memahami alqur’an.
ketiga : Orang yang yakin hanya terhadap makna-makna dhahir saja dalam hal-hal
aqidah (mengambil makna dhohir dari ayat/hadits mutasyabihat, aqidahnya bermasalah:
mu’tazillah, mujasimmah dsb). Perasaanya tidak dapat menerima apabila dia membaca
ayat alqu’an yang bertentangan dengan keyakinannya itu. Orang yang demikian tidak
akan bisa memahami alqur’an.

B. PENGERTIAN ILMU/PENGETAHUAN

Ilmu adalah intlektual[2], ilmu berasal dari kata ‘alima( ‫ )علم‬mengetahui ia, tahu ia akan
sesuatu (‘alim al- amr ). Jamaknya ‘ulum ( ‫) علم‬. Kata aliimun ( ‫ ) عليم‬yang mengetahui,
jamaknya ulama ( ‫) علماء‬orang-orang yang mengetahui. Dari kata ini juga Al-‘Aliim (
‫) العليم‬,Al-‘A liim )‫ ) العاليم‬dan Al ‘Allama ( ‫) االعللم‬yang berarti nama Tuhan ( Allah) yang
maha mengetahui.
Pengertian kata atau bahasa tentang ilmu yakni mengetahui (kata benda), sesuatu yang
diketahui, yang dengannya orang memahami, mengerti tentang eksistensi dan esensi
sesuatu.Pengertian secara bahasa ini terasa sempit dan belumlagi menggambarkan
pengertian secara lengkap menurut bentuk, sifat dan karakteristik ilmu.Adapun definisi
Ilmu menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Ednurut Dr. MJ. Langerveld, Pengetahuan ialah kesatuan subjek yang mengetahui dan
objek yang diketahui. Suatu kesatuan dalam mana objek itu dipandang oleh subjek
sebagai diketahuinya,
Menurut A. Baikuni, Ilmu merupakan general consensus dari masyarakat yang terdiri
dari para scientist.
Menurut Mohammad Hatta, Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun
menurut kedudukannya, tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam.[3]
Ensiklopedia Amerikana, menjelaskan sebagai berikut. Science, is one defines as
systematized positif knowledge, then the history of science is the description and
explanation of the velopment of that knowledge. For example considering all that know
today in Astronomy. It is a very long story which takes us beck to prehistoric time when
men began to observe the sun , moon, stars, planets….. .[4](Sains adalah suatu
penegasan tentang sistem ilmu pengetahuan positif, tentang sejarah dari sains yang
merupakan diskripsi dan eksplanasi dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai
contoh Dasar dari semua pengetahuan pada hari ini (misanya) dalam Astronomi. Hal itu
merupakan sejarah yang panjang dimana yang demikian memakai latar belakang waktu
prehistoris kemudian orang mulai mengobservasi matahari, bulan, bintang, planet…..)
Dalam khasanah ilmu barat modern, ilmu bersifat positif-materialis, dapat diamati
diobsevasi, dan diuji dan disimpulkan secara paktual.Hal ini menunjukkan ilmu adalah
sesuatu yang rill.Dalam satu sisi Ilmu yang demikian dapat diterima, karena ilmu tidak
hanya bersifat khusus, tetapi juga bersifat umum.
Suriasumantri mengatakan, Pengetahuan dapat diartikan secara luas, yaitu mencakup
segala hal yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu.
1. Pengetahuan indrawi ( Knouledge). Pengetahuan ini meliputi semua phenomena
yang dapat dijangkau secara langsung oleh panca indra.
2. Pengetahuan ilmiah (scince). Pengetahuan yang meliputi semua phenomena yang
dapat diteliti dengan riset atau eksprimen, sehingga apa yang berada dibalik knouledge
bisa terjangkau lagi oleh rasio.
3. Pengetahuan filsafat. Pengetahuan ini mencakup segala phenomena yang tak
dapat diteliti, tetapi dapat dipikirkan, batas pengetahuan ini adalah alam bahkan diluar
alam yaitu Tuhan.[5]
4. Menurut Anshari selain dari tiga jenis pengetahuan diatas terdapat Pemgetahuan
teologi, yaitu pengetahuan keagamaan, pengetahuan tentang agama, pengetahuan
tentang pemberitaan dari Tuhan. Pengetahuan keagamaan atau pengetahuan agama
adalah faham subjek mengenai objek yang dalam hal ini adalah agama.[6]

C. HADIS – HADIS TENTANG ILMU/PENGETAHUAN

1. Ilmu dan pemahaman agam dasar kebaikan

‫هللا صلى هلل رسول ان عباس ابن عن ابيه عن هند بن سعيد بن هللا عبد اخبرني جعفر بن اسماعيل اخبرنا حجر بن حدثناعلي‬
‫[ فيدين يفقهه خير به يردهللا من قال وسلم عليه‬7]

Artinya: Ali ibnu Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja’far memberitahukan
kami, Abdullah bin Said bin Abi Hindun menceritakan kepada kami dari ayahnya dari
ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw. Bersabda: Barang siapa dikehendaki oleh Allah
kebaikan padanya, maka Allah memberikan kefahaman (ilmu) dalam soal agama (Hadis
Hasan)
Dalam hadis ini terlihat bahwa kebaikan dikaitkan dengan kefahaman dalam soal agama
(ilmu),.Orang yang memiliki ilmulah yang dapat melakukan kebajikan dalam hidup,
disebabkan kefahamnnya terhadap agama dan kebaikan.Nabi dalam salah satu hadis
mengkaitkan agama dengan akal.
Pemilik ilmu adalah Allah maka Ia akan memberikan-nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dengan disertai kebaikan dan kemudahan memahaminya dalam soal
agama, tentunya yang dimaksudkan adalah ilmu pengetahuan secara luas, tidak seperti
pandangan Barat yang sekuler. Pada prinsifnya ilmu pengetahuan dipandang sebagai
kesatuan, kemudian dipisahkan sesuai dengan objeknya, dan pembidangan ilmu
pengetahuan bertujuan untuk merumuskan spesialisasinya serta menunjukkan bentuk
dan sifat ilmu. Dalam hadis ini terlihat bahwa, pertama, fungsi atau tujuan ilmu adalah
membuat kebaikan, ilmu adalah untuk kemaslahatan, bukan ilmu untuk ilmu. Kedua, ada
hubungan kebaikan dengan kefahaman, khususnyakefahaman ilmu agama, dimana
dasar ilmu agama memberikan sifat kebaikan meskipun seseorang itu menguasai ilmu-
ilmu lainnya, demikian pentingnya dasar ilmu agama bagi dasar penguasaan ilmu
pengetahuan, lemahnya dasar ilmu agama maka penguasaan ilmu pengetahuan
menyebabkan kerusakan, kesombongan dan kesewenang-wenangan.Dasar ilmu agama
itu adalah pengetahuan tentang Tuhan.
‫هللا اال اله ال انه فاعلم‬
(‫ محمد‬19)
Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah.
Hadis berikut menjelaskan amal yang uatama dalah berilmu mengenai Allah, merupakan
dasar kefahaman agama dan dasar ilmu penegatahuan.

‫كثيهر وال العمل قليل معه الينفعك الجهل وان وكثيره العمل قليل معه ينفعك العلم ان هلل با العلم االعمال افضل‬

Artinya: Amal yang paling utama adalah berilmu mengenai Allah, sesungguhnya ilmu itu
mendatangkan manfaat bagimu (bila engkau) bersamanya sedikit maupun banyak amal.
Dan sesungguhnya bodoh itu tidaklah mendatangkan manfaat bagimu (bila engkau)
bersamanya, sedikit maupun banyak amal itu
(Hadis diriwayatkan oleh al-Hakim, at Turmuzi dalam Nawaadir dan ibnu Abdil Bar dan
lain keduanya dari Anas ra
Anas meriwayatkan bahwa seorang laki-lakin datang menemui Nabi saw. Dia berkata;
Apa amal yang utama ?, beliau menjawab; Berilmu mengenai Allah. Kemudian dia
bertanya lagi (setelah datang kedua kalinya), lalu beliau menjawab seperti itu juga.Maka
laki-laki itu berkata; Ya Rasulallah, sesungguhnya aku bertanya padamu mengenai
amal. Maka nabi meneruskan; Sesungguhnya ilmu itu mendatangkan manfaat
bagimu….dan seterusnya bunyi hadis.
Hadis ni diterangkan sebagai berikut:
Allah swt.Berfirman; Sesungguhnya Allah bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Dia. Dia
dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu menegakkan keadilan.

ُ‫ش ِه َد‬ َُّ ُ‫ال أَنَّ ُه‬


َ ُ‫للا‬ َُّ ‫ال بِالقِسطُِ قَائِ اما العِل ُِم َوأُولُو َوال َم َالئِ َك ُة ُ ه َُُو ِإ‬
َُ َ‫ال ِإلَ ُه‬ َُّ ‫يز ه َُُو ِإ‬
َُ َ‫ال ُِإلَ ُه‬ ُُ ‫ال َحكِيم ال َع ِز‬

Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan Dia yang
menegakkan keadilan, para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu) Tidak ada tuhan selain Dia yang maha perkasa lagi maha bijaksana
(S. Ali Imran ; 18)[8]
Firman Allah Surah Fathir; 28
ُ ِ َّ‫ب الن‬
َُ‫اس َومِ ن‬ ُِ ‫للاَ َيخشَى ِإنَّ َما َكذَلِكَُ أَل َوانُ ُهُ ُمختَلِفُ َواْلَن َع‬
ُِ ‫ام َوالد ََّوا‬ َُّ ُ‫ن العُلَ َما ُُء ِع َبا ِدُِه مِ ن‬ َُّ ُ‫غفُور‬
َُّ ‫للاَ ِإ‬ َ ‫ع ِزيز‬
َ (28
Artinya: Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatng
ternak yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.Sesungguhnya Allah maha
perkasa lagi maha pengampun.Firman Allah Al-Ankabut: 43
ُُ ‫اس نَض ِربُ َها اْلَمثَا‬
َُ‫ل َوتِلك‬ ُ ِ َّ‫ال يَع ِقلُ َها َو َما لِلن‬
َُّ ‫ال َعا ِل ُمونَُ ِإ‬
Artinya: Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Firman Allah lagi. S. Az-Zumar;9:

‫اره ُِم‬ ُِ ‫اجداا اللَّي‬


ِ َ‫ل آَنَا َُء قَانِتُ ه َُُو ِدي‬ ِ ‫س‬َ ‫ال َوالَّذِينَُ يَعلَ ُمونَُ الَّذِينَُ يَست َ ِوي هَلُ قُلُ َربِ ُِه َرح َم ُةَ َويَر ُجو اْلَخِ َرُة َ يَحذَ ُُر َوقَائِ اما‬
َُ َُ‫إِنَّ َما يَعلَ ُمون‬
ُ
‫ب أولُو يَتَذَ َّك ُُر‬ ُِ ‫( اْلَلبَا‬9)
Artinya; (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah diwaktu-waktu malam dengan bersujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya, katakanlah; Adakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?. Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.[9]

2. Menuntut ilmu dan kemudahan


‫من وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال هريرة ابى عن لح صا ابى عن االعمش عن اسامة ابو اخبرنا غيالن بن محمود حدثنا‬
‫[ الجنه الى طريقا له هللا سهل علما فيه يلتمس طريقا سلك‬10]

Artinya: Ahmad bin Ghailan menceritakan kepada kami. Abu Usamah memeberitahukan
kami dari al-A’masyi dari Abi Shaleh dari Abi Hurairah berkata. Rasulullah saw.
Bersabda. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan
baginya jalan menuju syurga.
(Hadis ini hasan)

‫بن انس عن انس بن بيع الر عن ارازي جعفر ابي عن العتلي يزيد بن لد خا اخبرنا علي نصربن حدثنا‬
‫فهو علم طلب في خرج من وسلم عليه هللا صلي هللا رسول قال لك ما‬
‫[يرجع حتي هللا سبلى في‬11]
Artinya: Nasr bin Ali menceritakan kepada kami , Khalid bin Yazid al-Attall
memberitahukan kepada kami, dari Abu Ja’far ar-Razi dari ar-Rabi bin Anas, dari Anas
bin malik Rasulullah saw. Berkata: Barang siapa keluar (dari rumahnya) untuk mencari
ilmu maka dia jihad di jalan Allah sehingga ia kembali (Hadis ini Hasan Garib dan
sebahagian ahli hadis meriwayatkan hadis ini tapi tidak meriwayatkannya secara marfu)
3. Hilangnya ilmu dengan meninggalnya ulam
‫قال العاص وبن عمر بن عبدهللا عن ابيه عن عروه ين هشام عن سليمان بن ابدهللا اخبرنا الهمداني اسحاق بن هارون حدثنا‬
‫لم ازا حتى العلماء بقبضى العلم يقبض واكن س النا من انتزاعايتزعه العلم اليقبض هللا ان وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال‬
‫واضلوا فضلوا علم بعير فافتوا فسئلوا جهاال رؤسا اتخزالناس عالما يترك‬
Artinta: Harun bin Ishak al-Hamdani mencerirtakan kepada kami, Abdallah bin Sulaiman
memberitahukan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Abdullah bin al-
Ash Rasulullah saw. Bersabda, sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan
mencabutnya dari manusia tetapi Allah mengambil ilmu dengan caramengambil para
ulama, sehingga jika Dia tidak meninggalkan seorang alim, maka orang-orang
menjadikan pemimpin mereka dari orang-orang yang bodoh lalu mereka ditanya maka
mereka menjawab tanpa dengan ilmu, kemudian mereka sesat dan menyesatkan.

4. Ilmu dan mengamalkan ilmu

‫النار ف العالم وكان الجنه في ولعمل العلم كان يعلم بما العالم يعمل فازلم الجنه في ولعمل والعلم العالم‬
Artinya: Orang ‘alim, ilmu dan amalnya berada dalam syurga, apabila seorang ‘alim
tidak mengamalkan ilmunya maka yang berada dalam syurga hanyalah ilmu dan
amalnya saja, sedang orang ‘alimnya berada dalam neraka.
Hadis ini seiring dengan ancaman Allah dalam al-quran. surat Shaff ;

‫ال َما تَقُولُونَُ ل َُِم آ َ َمنُوا الَّذِينَُ أ َ ُّي َها َيا‬ َُِّ ُ‫ال َما تَقُولُوا أَن‬
َُ َُ‫( ت َف َعلُون‬2) ‫للا عِن َُد َمقتاا َكب َُُر‬ َُ َُ‫ت َف َعلُون‬
Artinya; Hai oran-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat ?. Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan [12] (S. as-Saff; 2,3)

5. Ancaman bagi penuntut ilmu untuk dunia

‫بن كعب ابن حدثى طلحة بن يحي بن اسحاق اخبرنا خالد بن امية اخبرنا البسرى العجلى المقدام احمدبن ابواالشعث حدثنا‬
‫السفهاء به اوليمارى العلماء به ليجارى العلم طلب من يقول وسلم عليه هللا صلى هللا رسول سمعت قال ابيه عن مالك‬
‫النار هللا ادخله اليه الناس وجوة به ويصرف‬
Artinya; Abu al-Asy-ats ahmad bin al-Miqdam al-Jili al-Basri, menceritakan kepada
kami Umayyah bin Khalid, memberitahukan kepada kami Ishaq bin yahya bin thalhah,
memberitahukan kepada kami ibnu Kaab bin Malik dari ayahnya berkata; Aku
mendengar Rasulullah saw. Bersabda.Barang siapa mencari ilmu agar diperlakukan
sebagai seorang yang pandai atau untuk berbantah dengan orang-orang yang bodoh
atau menarik perhatian manusia kepadanya niscaya kelak Allah memasukkannya ke
neraka (hadis ini gharib)

‫عن دريك خالدبن عن السختيانى ايوبي عن المبارك بن علي اخبرنا الهنائي عباد محمدبن احبرنا علي نصربن بن علي حدثنا‬
‫النار من مقعده فليتبوا عيرهللا به اراد او لعيرهللا علما تعلم من قال وسلم عليه هللا صلى النبي عن عمر ابن‬

Artinya; Ali bin Nasr bin Ali menceritakan kepada kami Muhammad bin Abbad al-
Hunaini, memberitahukan kepada kami dari Ayyub as-Shakhutiyani dari Khalid bin
Duraik dari ibnu Umar dari Nabi saw. Bersabda; Brang siapa belajar ilmu karena selain
Allah atau menghendaki dengan ilmu itu selain Allah, maka hendaklah ia menyiapkan
tempat duduknya di neraka

D. PERBANDINGAN KONSEP ILMU MENURUT HADIS DAN SAINS


Ilmu dapat dilihat sebagai sesuatu yang diketahui (pengetahuan, tahu), ilmu
pengetahuan (science) yang ber ciri ilmiah.Dan filsafat.Ketiganya memiliki karakter ilmu
dan objek kajian yang berbeda yang diakui sebagai ilmu. Ilmu pengetahuan yang
berkembang pada saat ini bersumber dari pemikiran dan filsafat Barat, sebagi hasil dari
aufclarungnya Jerman atau renaissance-nya Erofa, Ilmu dalam pemikiran Barat adalah
material oriented, syarat dengan hukum alam (low of natural) dengan prinsip alam
adalah satu-satunya yang wujud, sesuatu diluar alam tidaklah diketahui, tidak jelas, tidak
pasti. Oleh karena itu diabaikan saja.
Landasan filsafat Barat tentang ilmu ini memberikan implikasi terhadap perwujudan ilmu
dimana alam menjadi sesuatu yang mutlak, penyelidikan ilmiah merumuskan konsep
ilmu sesuai dengan hubungannya dengan benda-benda material seperti yang ditulis
dalam Ensiclopedia Americanapada awal pembahasan ini, selengkapnya peneliti
tuliskan sebagai berikut:
Science, if one defines as systematized positif knowledge, then the history of science is
the description and explanation of the pelopment of that knowledge. For example
considering all that we know today in Astronomy, how did we optain that knowledge. It
is a very long story which takes us beck to prehistoric time when men began to
observe the sun , moon, strs, planets….. .[13] (Sains didefinisikan sebagai system
pengetahuan positif, dimana sejarah sains sebagai deskripsi dan eksplanasi dari
perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh semuanya mengikuti yang kita
ketahui pada saat ini, astronomi, bagai mana kita memilih ilmu pengetahuan, hal itu
merupakan proses panjang dimana kita meruntut kebelakang kemasa prehistoris,
kemudian orangmulai melakukan observasi terhadap matahari, bulan, bintang,
planet……..)
Ilmu pengetahuan positif yang berkembang pasca modern ini telah menghadapi
kejenuhan yang ditandai relatifitas makna hudup manusia, dimana manusia mengalami
dilemma social dan relatifitas nilai hidup, karena kering dari nilai-nilai spiritual, akibatnya
kehilangan elan vital yang dirindukan manusia.
Islam sebelumnya (abad ke-7 s/d ke-13) telah memberikan prinsif-prinsif ilmu
pengetahuan dengan merujuk kepada sumber ajaran-nya (quran dan hadis).Prinsif-
prinsif ilmu pengetahuan ini mengakomodasikan nilai-nilai spiritual dan material menjadi
fundasi sifat esensial dari ilmu pengetahuan. Sebagaimana penelitian tematik ilmu
menurut hadis Nabi saw ini menggambarkan bahwa ilmu adalah pengetahuan dimana
seseorang dapat mengetahui sesuatu. Kemampuan mencerap makna sesuatu itu
menjadikan orang memahami persoalan-persoalan hidup, ilmu menjadi solusi, karena itu
Nabi saw. (islam) mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan,
menguasainya dan memanfaatkannya dengan jujur dan ikhlas untuk kebaikan hidup
dunia dan akhirat. Seorang alim dapat menjadi pencerah dalam masyarakat yang
memiliki derajat yang tinggi disisi Allah swt. Malaikat dan manusia, Tetapi alim yang
tidak mengamalkan ilmu masuk neraka, sedang ilmu dan amalnya masuk neraka. Alim
tidak boleh menyembunyikan ilmu, alim tidak boleh menggunakan ilmu hanya untuk
kepentingan dunia semata, kesombongan, atau untuk dipuji orang dan lain-lain yang
menyalahi nilai-nilai kehormatan dan keakhiratan, bahwa alim harus mempersembahkan
ilmunya kepada Allah sebgai pemilik hakiki darilmu, untuk kesejahteraan manusia dan
sekalian alam. Hadis-hadis Nabi saw. secara formalis selalu mengaikan penguasan ilmu
dengan spritualitas, keluhuran ilmu dan pemilik ilmu serta amal yang didasarkan kepada
ilmu, dimana semuanya memiliki tembusan kepada prinsif eskatologis yang kuat.
Bahkan terlihat fahan eskatologis ini terasa menjadi pengendali terhadap ilmu, pemilik
ilmu dan penggunaan ilmu, sehingga dapat terkendali dan ilmu tidak menjadi
sesembahan (disamping Allah), ilmu tidak bebas nilai, ilmu tidak untuk merusak.
Firman Allah pada Surat 2 (Al-Baqarah); 165.

ُ ِ َّ‫ُون مِ نُ يَتَّخِ ُذُ َمنُ الن‬


َُ‫اس َومِ ن‬ َُّ ‫ب يُحِ بُّونَ ُهمُ أَن َداداا‬
ُِ ‫للاِ د‬ َُّ َُ‫ش ُُّد آ َ َمنُوا َوالَّذِين‬
ُِ ‫للاِ َك ُح‬ َ َ ‫لِلِ ُحبًّا أ‬
َُّ ِ ُ‫ظلَ ُموا الَّذِينَُ يَ َرى َولَو‬
َ ُ‫اب يَ َرونَُ ِإذ‬ َُّ َ ‫أ‬
َُ َ‫ن ال َعذ‬
َ ‫لِل القُ َّوُة‬ َُّ َ ‫للاَ َوأ‬
َُِّ ِ ‫ن َجمِ ي اعا‬ َُّ ‫شدِي ُُد‬ ُِ ‫ال َعذَا‬
َ ‫ب‬

Artinya; Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan


selain Allah, mereka mencintainya sebagai mana mereka mencintai Allah .Adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang
yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah sangat berat
sisksaNya (niscaya mereka menyesal).

E. ANALISIS

Penuntut ilmu pengetahuan, orang berilmu pengetahuan dan yang mengamalkan ilmu
pengetahuan sangat mulia disisi Allah swt, malaikat dan manusia. Ilmu pengetahuan
dalam Hadis-hadis Nabi saw, tidak sekedar bentuk dan rumusan dari aspek-aspek
material duniawi semata, kebenaran ilmu harus merujuk kepada nilai fungsional dan
tujuannya, sebagai mana cuplikan hadis Nabi saw.
Amal yang paling utama adalah berilmu mengenai Allah, sesungguhnya ilmu itu
mendatangkan manfaat bagimu (bila engkau)bersamanya sedikit maupun banyak amal.
Dan sesungguhnya bodoh itu tidaklah mendatangkan manfaat bagimu (bila engkau)
bersamanya, sedikit maupun banyak amal itu
Ilmu pengetahun berkembang secara sistematis, logik, menurut formatnya, rasional,
berdasar objektifitas dan universal diakui sebagai hal-hal yang alamiah, tetapi tidak
meninggalkan aspek spritualnya (ruh), yang membentuk world vieaw (pandangan dunia
yang melandasi ilmu pengetahuan dan tujuan ilmu pengetahuan, dengakan kata lain
ilmu pengetahuan memiliki muatan nilai-nilai Ilahiat dan manusia adalah pewaris ilmu-
ilmu Allah. Pandangan ini menjelaskan, ilmu pengetahuan tidak sekedar persoalan
dunia tetapi ladangnya amal (pahala disisi Allah swt), bahwa disamping tujuan-tujuan
alamiah manusia, ada tujuan-tujuan akhirat yang dihasilkan para alim dan muta’alim
dengan pemanfaatan ilmu.
Perbedaannya dengan world vieawseaculer science adalah, ilmu pengetahuan terbatas
dalam natural science tidak memiliki spiritual being yang memberi muatan
Ilahiat.Pandangan ilmu pengetahuan sekuler ini menjadikan manusia hamba dari ilmu,
sedanga pandangan Hadis (Islam) ilmu pengetahuan menjadi alat pengabdian kepada
Tuhan.Ini artinya manusia ditempatkan sebagai hamba, yang kerjanya melakukan
pengabdian, kesejahteraan umat manusia dibumi dan ada balasan yang setimpal di
dunia dan diakhirat bagi pengamal ilmu.Sedang ilmu pengetahuan sekuler mengangkat
ilmu sebagai sesembahan, dimana orang berilmu menjadi penguasa dan pengatur
dengan ilmunya, bahkan menjadikan orang-orang berilmu menjadi tuhan-tuhan di bumi
yang pada gilirannya dengan ilmunya menggerakkan tangannya merusak darat dan
lautan, mengeksploitasi sumberdaya alam sesuka hati.

F. PENUTUP

Kesimpulan
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang dengannya orang mengerti, memahami gejala-
gejala (phenomena) alam, manusia, dan Tuhan yang didukung oleh fakta-fakta alamiah.
Hadis-hadis Nabi saw. mengisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan adalah berbasifat ke-
Tuhanan, yang menjadi bentuk rumusan ilmu pengetahuan, dimana ilmu pengetahuan
berdasarkan alamiah, tetapi memiliki fundasi esensi Ilahiat atau format Ilahiat. Hal ini
didasarkan kepada;
Ilmu milik Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya beserta
memudahkan untuk memahaminya.Penuntut ilmu adalah dalam jihat dan
memudahkannya ke-syurga.Kebaikan didasarkan kepada pemahaman kepada
agama.Ilmu, orang berilmu dan amal yang berdasarkan ilmu masuk syurga.Ilmu tentang
Allah dalah yang utama.Ilmu adalah sarana untuk mengabdi kepada Allah.Kecelakaan
bagi orang berilmu dengan tujuan duniawi dan kesombongan, dan orang berilmu tidak
mengamalkan ilmunya Allah mengancam dengan memasukkan ilmu dan amalnya
kesyurga sedang alimnya masuk neraka.
Ilmu pengetahuan adalah, kefahaman tentang sesuatu (Tuhan, manusia dan alam)
dimanfaatkan sebagai ladang ibadah untuk mengabdi kepada Tuhan sebagai hamba
untuk kesejahteraan dunia dan akhirat
Pembagian ilmu; Pengetahuan, sains, filsafat dan teologi, hanya dilihat dari objeknya,
sebagai spesipikasi keilmuan.Namun Islam melihatnya sebagai sesuatu yang utuh
secara konseptual, spesipikasi ilmu pengetahuan tidak menghilangkan unsur spirit ilmu
yakni keilahiatannya.
Kefahaman tentang Tuhan merupakan dasar kefahaman tentang ilmu pengetahuan dan
sebagai ruh terhadap kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Qawaid Quamar, Tuhan dan Ilmu Pengetahuan Modern Terj. Dari Buku God’s
Existence and Contemporery Science ITB. Cet. II. 1983.
2. Leksikon Islam, Tim Penyusun Pustaka Azet, Jakarta, 1988.
3. Idris al-Marbawi, Munjid Fil lughah, Darul Masyriq, Beirut, 946.
4. The Ensyclopedia Americana, International Edition, Vol. 24. Lexington Avenue
New York. Copyright 1971.
5. Al Imam at-Tirmizi, Sunan Tirmizi, Jami’us shahihain, Dar al-Ma’rifah, Publishing
& Distributing, Beirut. 1423 H, 2002 M.
6. Ibid.( Lihat juga Shahih Bukhari, Afkaru ad-dauliyah, Riyadh.
7. Ibid.
8. Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang yang berilmu.
9. Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafiad-Damsyiqi, Asbabul Wurud, Latar Belakang
Historis, timbulnya Hadis-Hadis Rasul. Jilid 1. Terjemah. M. Suwarta Wijawa dan
Zafrullah salim, Pen. Kalam Mulia, Jakarta, Cet. III, 1996.
10. Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, Pen. CV. J-ART,tt.
11. The Ensyclopedia Americana, International

hadis seng pertama iku menerangkan bahwa, 1 ulama kuwi sebagai pemegang kunci
ilmu, ulama wafat sma dg hilangnya ilmu, dan bahayanya kalo ulama wafat adl
penggantinya yg tdak memiliki ilmu akan menyebarkan pemahaman mereka yg g pati
bener iku dan dijadikan pegangan umat maka sesat kabeh, 2. Ilmu tdak dapat dilihat,
ada di hati manusia tdak dapat diwariskan, tdak dpat diserah terimakan, ilmu adalah hal
batin yg akan dibawa manusia sampai mati

2. Ilmu boleh dijadikan alasan utk iri dan semangat utk mencarinya. karena menuntut
ilmuadallah wajib

Karena ilmu tdak dapat hilang atau hbis, maka ilmu yg disebarkan dan manfaat bagi org
lain akan menjadi kebaikan yg jdi penolong dihari akhir, bukan ilmu yg hanya disimpan
dan dibawa mati tanpa memiliki pengikut atau murid

Nyambung, krna ilmu yg dibawa mati tanpa murid akan sama saja tdak manfaat bagi
orang lain, karena mkna lain bermanfaat adl dapat menjadikan org lain lbih baik,
berdampak memotivasi org lain yg awalnya kurang baik jdi lbih baik, kuwi juga termasuk
ancaman ben mnusia tdak menyembunyikan ilmu, alias duwe ilmu kudu disebarno, ojo
disimpen dewe

1. Hadis "Hilangnya ilmu dan Bahayanya Berfatwa Tanpa Ilmu"

‫ يقل عنه هللا رضي العاص بن عمرو بن هللا عبد عن‬: ‫ يقول وسلم عليه هللا صلى هللا رسول سمعت‬: ‫ن‬ َُّ ِ‫الَ هللاَُ إ‬
ُ ‫ض‬ُُ ِ‫العِل ُِم يَقب‬
‫ع ُهُ انتِزَ اعاا‬ َ
ُ ِ َُّ‫ الن‬, ُ‫ض َولكِن‬
ُ ‫اس مِ نَُ يَنت َِز‬ ُُ ِ‫ض العِل َُم يَقب‬ َ َّ َ
ُ ِ ‫ العُل َماء بِقَب‬, ‫عا ِل اما يَت ُركُ لمُ إِذَا َحتى‬ َّ
َ , َُ‫اس اِت َخذ‬ ‫ا‬
ُُ َّ‫ال الن‬ُ ‫سا ُج َّها‬ ‫ ُر ُءو ا‬, ‫سئِلُوا‬
ُ َ‫ف‬
‫ عِلمُ بِغَي ُِر فَأَفت َوا‬, ‫ضلُّوا‬ َ َ‫ضلُّوا ف‬ َ َ ‫َوأ‬

Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash Radhiyallahu’anhu, dia berkata : Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu
dengan cara mencabutnya langsung dari (dada) manusia. Akan tetapi diangkatnya ilmu
dengan cara mewafatkan para Ulama. Sehingga apabila tidak tersisa lagi orang alim
(ulama), maka manusia akan menjadikan orang – orang bodoh menjadi pemimpin
(ulama) mereka. Ketika mereka (orang bodoh yang diangkat menjadi ulama) ditanya,
maka mereka berfatwa tanpa ilmu sehingga mereka sesat dan menyesatkan.”

2. Hadis "Berkeinginan Kuat Menjadi Seperti Orang lain yang Memiliki Ilmu"

‫ قال عنه هللا رضي مسعود بن هللا عبد‬: ‫ي قال‬ ُُّ ِ‫ وسلم عليه هللا صلى النَّب‬: ” َ‫ال‬ َ ‫الَّ َح‬
ُ ‫س َُد‬ ُِ ‫الا هللا آت َاُهُ َر ُجلُ اثنَت َي‬
ُ ِ‫ن فِي إ‬ َُ ‫س ِل‬
ُ ‫ط َما‬ ُ َ‫ف‬
‫علَى‬ ُِ ‫ ال َح‬, ُ‫ضيُ فَ ُه َُو الحِ ك َم ُةَ هللا آت َاُهُ َو َر ُجل‬
َ ‫ق فِي َهلَ َكتِ ُِه‬ ِ ‫َويُ َع ِل ُم َها بِ َها يَق‬

Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu berkata : bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi


wa sallam bersabda : “Tidak boleh Hasad kecuali dalam dua perkara. 1.Terhadap orang
yang diberi harta oleh Allah, lalu dia menghabiskan nya dijalan yang benar. 2.Dan
terhadap orang yang diberi hikmah (ilmu) oleh Allah lalu dia mengamalkan dan
mengajarkan nya kepada orang lain.” [HR. al-Bukhari]
3. Hadis "Mencari Ilmu"
َ ‫ضةُ العِل ُِم‬
ُُ‫طلَب‬ َ ‫علَى فَ ِري‬ ُِ ‫َو ُمس ِل َمةُ ُمسلِمُ ُك‬
َ ‫ل‬
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

‫سانُُ َماتَُ إِذَا‬


َ ‫اْلن‬
ِ ‫ط َُع‬ َ ُ ‫ع َملُ ُه‬
َ َ‫عن ُهُ انق‬ َُّ ِ‫ ث َ َالثَةُ مِ نُ إ‬: ‫ال‬
َ ‫ال‬ َُّ ِ‫ص َدقَةُ مِ نُ إ‬ ِ ‫ َج‬، ُ‫بِ ُِه يُنتَفَ ُُع عِلمُ أَو‬، ُ‫صالِحُ َولَدُ أَو‬
َ ُ‫اريَة‬ َ ‫لَ ُه ُ يَدعُو‬

“Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali
tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan
dia.” [HR. Muslim]

ُ‫علَّ َم ُه ُ القُرآنَُ ت َ َُعلَّ َُم َمنُ خَي ُر ُكم‬


َ ‫َو‬

“Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan
mengajarkannya.”

َ َ ‫اس أ‬
ُ‫ش ُِد مِ نُ ِإ َّن‬ ُ ِ َّ‫عذَاباا الن‬ َ ُ‫للاُ يَنفَع ُهُ لَم‬
َ ‫عالِمُ ال ِقيَا َم ُِة يَو َُم‬ َُّ ‫ بِعِلمِ ُِه‬. ( ‫) البيهقي‬

“Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah
menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (al-Baihaqy)

ُ ‫ض ُكمُ يَكتُمُ َو‬


َ ‫ العِل ُِم فِى تَنَا‬، َ‫ال‬
‫ص ُحوا‬ َُّ ِ ‫ش ُُّد العِل ُِم فِى خِ يَانَ ُةا فَإ‬
ُ ‫ بَعضُا بَع‬، ‫ن‬ َ َ ‫ل فِى مِنخِ يَانَةُ أ‬
ُِ ‫ ال َما‬. ( ‫) نعيم ابو‬

“Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiannya. Sesungguhnya
berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya dari pada berkhianat dalam
harta.” (Abu Nu’ai)

9. Hadis "Bahaya Menuntut Ilmu Untuk Mencari Dunia

‫ قال هريرة أبي عن‬: ‫ وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال‬: ” ُ‫هللاِ َوج ُه ُ بِ ُِه يُبتَغَى مِ َّما عِل اما ت َ َعلَّ َُم َمن‬
ُ , ُ‫الَّ الَيَت َ َعلَّ ُم ُه‬
ُ ‫ب ِإ‬
َُ ‫ُصي‬
ِ ‫بِ ُِه ِلي‬
‫ع َرضاا‬
َ َُ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ا‬‫ي‬
َ ‫ُّن‬
‫د‬ ‫ال‬ , ‫م‬
ُ َ ‫ل‬ ‫د‬
ُ ‫ج‬ ‫ي‬ ُ
‫ف‬ ‫ر‬‫ع‬ ُ
‫ة‬
ِ َّ ‫ن‬‫ج‬
َِ َ َ َ َ َ َ َ‫ال‬ ُ
‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ُ
‫ة‬
ِ ‫م‬‫ا‬‫ي‬‫ق‬ِ ‫ال‬ ”

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam


bersabda : Barangsiapa menuntut ilmu, yang seharusnya ia tuntut semata-mata mencari
wajah Allah Azza wa Jalla, namun ternyata ia menuntutnya semata-mata mencari
keuntungan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan aroma wanginya surga pada hari
kiamat”. [HR. Ibnu Majah]

ُ ‫س ُة‬
َ َ‫ ِعبَا َدةُ العُلَ َماءُِ ُم َجال‬. (‫) الديلمى‬

“Duduk bersama para Ulama adalah ibadah.” (HR. Al-Dailami)

ُ ِ ‫ فَارتَعُوا ال َجنَّ ُِة ِب ِر َي‬، ‫ قَالُوا‬: ‫ل‬


‫اض َم َررتُمُ ِإذَا‬ َُ ‫سو‬ ُُ ‫ل ؟ ال َجنَّ ُِة ِر َي‬
َُِّ ، ‫اض َو َما‬
ُ ‫للا َيا َر‬ َُ ‫ قَا‬: ‫ِس‬
ُُ ‫ العِل ُِم َم َجال‬. (‫)الطبرانى‬
“Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat
bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW
menjawab,”majelis-majelis ta’lim/ilmu.” (HR. Al-Thabrani)

ُِ َ‫للاِ إِجال‬
ُ‫ل مِ نُ ِإ َّن‬ َُ ‫ العُلَ َماءُِ َُو العِل ُِم إِك ِر‬، ‫شيبَ ُِة َوذِى‬
َُّ ، ‫ام‬ َّ ‫ ال ُمسل ُِِم ال‬، ‫ام‬ ُِ َ ‫ أَه ِل ُِه َُو القُرا‬، ‫ام َُو‬
َُ ‫ن َح َملَ ُةَ َوإِك َر‬ َُ ‫ان إِك َر‬ َ ‫ ال ُمقسِطُِ السُّل‬. (
ُِ ‫ط‬
‫) والطوسى ابوداود‬

“Termasuk mengagungkan Allah ialah mengormati (memuliakan) ilmu, para ulama,


orang tua yang muslim dan para pengemban Al-Qur’an dan ahlinya, serta penguasa
yang adil (Abu Dawud, dan al-Thusiy)

َُّ ‫ِين فِي يُفَقِه ُهُ خَي ارا بِ ُِه‬


ُ‫للاُ ي ُِر ُِد َمن‬ ُِ ‫الد‬

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscana akan difahamkan tentang
urusan agamanya.”

ُ ‫سلَكَُ َم‬
‫ن‬ َ ‫ط ِريقاا‬ َ ُُ‫سلَكَُ عِل اما فِي ُِه يَطلُب‬ َُّ ‫ط ِريقاا بِ ُِه‬
َ ُ‫للا‬ َ ُ‫ق مِ ن‬ ُِ ‫ط ُر‬ ُ ‫ ال َجنَّ ُِة‬، ‫ن‬ َُّ ‫ض ُُع ال َم َالئِ َك ُةَ َو ِإ‬ َ َ ‫ب ِرضاا أَجنِ َحت َ َها لَت‬ ُِ ‫طا ِل‬َ ‫ العِل ُِم ِل‬، ‫ن‬ َُّ ‫َو ِإ‬
ُُ ‫ت فِي َمنُ لَ ُه ُ لَ َيست َغف‬
‫ِر ال َعال َُِم‬ ُِ ‫س َم َوا‬
َّ ‫ض فِي َو َمنُ ال‬ ُ ِ ‫ال َماءُِ َجوفُِ فِي َوالحِ يت َانُُ اْلَر‬، ‫ن‬ َُّ ‫ل َو ِإ‬َُ ‫علَى ال َعال ُِِم فَض‬ ُ
‫د‬
ِ
َ ِ َ ِ ‫ب‬‫ا‬ ‫ع‬‫ال‬ ُ
‫ل‬ ‫َض‬ ‫ف‬ َ
‫ك‬ ُ
‫ر‬ ِ َ ‫لَيلَ ُةَ ال‬
‫م‬ َ ‫ق‬
‫علَى ال َبد ُِر‬ ُ
‫ِر‬ ‫ئ‬ ‫ا‬
َ ِ َ ِ ِ َ‫س‬ ُ
‫ب‬ ‫ك‬ ‫ا‬‫َو‬
‫ك‬ ‫ال‬، َّ
ُ
‫ن‬ ‫إ‬‫و‬ ُ
‫ء‬
َِ َ َ ُ ‫ا‬ُ
‫م‬ َ ‫ل‬‫ع‬‫ال‬ ُ ُ
‫ة‬ َ ‫ث‬‫ر‬ ‫و‬
َ َ َُِِ‫اء‬‫ي‬ ‫ب‬‫ن‬َ ‫اْل‬ ، ُ
‫ن‬َّ ‫إ‬ ‫و‬ ُ
‫ء‬
ِ َ َ َِ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ب‬‫ن‬َ ‫اْل‬ ‫م‬
ُ َ ‫ل‬ ‫وا‬ ُ ‫ث‬‫ر‬ ‫ُو‬
ِ َ ‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫َار‬ ‫ن‬‫ِي‬
‫د‬ َُ
‫ال‬ ‫و‬ ‫ا‬
َ ‫ا‬‫م‬ ‫ه‬
َ ‫ِر‬ ‫د‬ ‫ا‬‫م‬ َّ
َ ِ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫وا‬ ُ ‫ث‬ ‫ر‬ ‫و‬
َّ َ َُ
‫م‬ ‫ِل‬
‫ع‬ ‫ال‬، ‫ن‬
ُ ‫م‬َ َ‫أ َ َخذَُهُ ف‬
َ‫َوافِرُ بِ َحظُ أ َ َخ ُذ‬

“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya
malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut
ilmu.Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk
seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang
yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama
terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi,
dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi
mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah
mengambil bagian yang berharga.”

ُ‫ع‬
‫ن‬ َ ُِ‫ن هللا‬
َ ‫عب ُِد‬ ُِ ‫ل عنه هللا رضي َمسعُودُ ب‬ َُ ‫ قَا‬: ‫ل‬ َُ ‫بي قَا‬ َّ ‫ وسلم عليه هللا صلى‬: ‫س َُد‬
ُُ ِِ ‫الن‬ َ ‫الَ الَ َح‬ ُِ ‫ اثُنَت َي‬: ُ‫هللاُ أَت َاُهُ َر ُجل‬
ُ ِ‫ن فِي إ‬ ُ ‫الا َما‬
ُ
َُ ‫لى فَ ِسُِ ل‬
‫ط‬ َُ ‫ع‬ ُ ‫ُِالَحقُ ف‬, ‫هللاُ أَت َاُهُ َر ُجلُ َُو‬
َ ‫ي ِ َهلَكِت ُِه‬ ُ َ‫ضى فَ ُه َُو الحِ كم ُة‬
ِ ‫)البجاري رواه( َويُ َع ِل ُم َها ب َهاُِيَق‬

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda :”Janganlah ingin seperti
orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan
berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-
Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain
(HR Bukhari)

4. Hadis “Menginginkan Kebahagiaan Dunia-Akhirat Harus Wajib dengan Ilmu”


ُ‫لعِل ُِم بِا فَعَلَي ُِه الدُّنيَا أ َ َرا َُد َمن‬، ُ‫بِالعِل ُِم فَعَلَي ُِه االآخِ َرُة َ أ َ َرا َُد َو َمن‬، ُ‫بِالعِل ُِم فَعَلَي ُِه أ َ َرا َد ُه َما َو َمن‬
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib
baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya
memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

5. Hadis “Keutamaan Mencari Ilmu”


ُ‫ج َمن‬ َ ‫ل فِى فَ ُه َُو العِل ُِم‬
َُ ‫طلَبُُ فِى خ ََر‬ ُ ‫يَر ِج َُع َحتَّى‬
َ ِ‫هللا‬
ُِ ‫سبِي‬
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah
hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi)

6. Hadis “Kewajiban dan Keutamaan Menuntut Ilmu”


ُ‫سلَكَُ َمن‬ َ ‫ط ِريقاا‬
َ ‫س‬
ُُ ِ‫ل عِل اما فِي ُِه يَلتَم‬
َُ ‫س َّه‬ ُ ‫ط ِريقاا بِ ُِه‬
َ ُ‫هللا‬ َ ‫إِلَى‬
‫ال َجنَّ ُِة‬
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah
memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)

7. Hadis “Menuntut Ilmu”


ُِ ُ‫الَّلح ُِد إِلَى ال َمه ُِد مِنَُ العِل َُم أُطُل‬
‫ب‬
Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)

8. Hadis "Kesalahan Didalam Menuntut Ilmu yang Harus Dihindari"

‫ب ابنُُ َح َّدثَنِي‬ ُِ ‫ن كَع‬ ُِ ‫عنُ َمالِك ب‬ َ ‫ل أ َ ِبي ُِه‬


َُ ‫ قَا‬: ُُ‫سمِعت‬َ ‫ل‬ َُ ‫سو‬
ُ ‫ل وسلم عليه هللا صلى هللا َر‬ ُُ ‫ َيقُو‬: ” ُ‫ب َمن‬ َ ‫ي العِل َُم‬
َُ َ‫طل‬ ِ ‫ العُلَ َما َُء ِب ُِه ِليُ َج‬,
َُ ‫ار‬
َُ ‫ار‬
‫ي‬ َ َ
ِ ‫سف َها َُء بِ ُِه أو ِليُ َم‬ َ
ُّ ‫ ال‬, ُ‫ف أو‬
َُ ‫اس ُو ُجوُهَ بِ ُِه يَص ِر‬ َّ َ َ َ
ُ ِ ‫ إِلي ُِه الن‬, ُ‫هللاُ أد َخل ُه‬
ُ ‫ار‬ َّ
َُ ‫الن‬

Dari Ibnu Ka’ab bin Malik, dari ayahnya, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang menuntut ilmu agar dia
dianggap sebagai ulama, atau untuk berdebat dengan orang bodoh, atau untuk
memalingkan wajah orang lain kepadanya. Maka Allah akan memasukkan nya kedalam
neraka.” [HR. Tirmidzi]

Anda mungkin juga menyukai