Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI

TERHADAP INTENSITAS NYERI PADAPASIEN POST


OPERASI HERNIA DENGAN SPINALANESTESI

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

Gunawan Widjono Adi

ST 151062

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
PROGRAM STUDI SARJAN KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2017

PengaruhTeknikRelaksasiGenggamJariTerhadapIntensitasNyeripada

pasien post operasi hernia dengan spinal anestesi

Gunawan Widjono Adi1 , Atiek Murharyati2 ,Yunita Wulandari,3

1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Kusuma Husada Surakarta, 2Dosen
Program Studi Profesi Ners STIKES Kusuma Husada Surakarta, 3Dosen Program Studi
Profesi Ners STIKES Kusuma Husada Surakarta

Nyeri adalah permasalahan yang dijumpai pada pasien pasca operasi hernia
karena proses hilangnya pengaruh spinal anestesi. Teknik relaksasi yang sering dilakukan
oleh perawat terhadap pasien post operasi adalah dengan mengajarkan teknik nafas
dalam, sedangkan teknik relaksasi genggam jari belum digunakan. Teknik relaksasi
genggam jari untuk mengetahui intensitas nyeri pada pasien post operasi hernia dengan
spinal anestesi.

Populasi (N=451) maka didapatkan besar sampel sebanyak 30 pasien post operasi
hernia dengan spinal anestesi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan comparatif dengan desain quasi-experiment study dengan rancangan pretest-
post test with control group design yaitu melibatkan dua kelompok subjek.

Rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi pada kelompok tanpa tindakan
relaksasi genggam jari sebesar 7,57 dan pada kelompok yang mendapatkan relaksasi
genggam jari yaitu sebesar 5,13. Hasil uji T-tes yang didapatkan t hitung = 7,768 > t tabel
= 2,047 dengan nilai probabilitas 0,00 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 (5% taraf
signifikansi).

Hasil dari penelitian ini bahwa teknik relaksasi genggam jari efektif terhadap
penurunan nyeri pada pasien post operasi hernia dengan spinal anestesi di RSUD Pandan
Arang Boyolali.

Kata Kunci: relaksasi genggam jari, nyeri, hernia, spinal anestesi.

1
STUDY PROGRAM OF NURSING
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2017

The Effectof Relaxation Techniqueof Finger Hold toward Pain Intensity in


Post Operative Care for Hernia Patients with Spinal Anesthesia

Gunawan Widjono Adi1 , Atiek Murharyati2 ,Yunita Wulandari,3

1
Student of Nurse Profession Program STIKES Kusuma Husada Surakarta, 2Lecturer of
Nurse Profession Program STIKES Kusuma Husada Surakarta, 3Lecturer of Nurse
Profession Program STIKES Kusuma Husada Surakarta

Pain is the problem that was found in patients with hernia post-operative because
the influence of spinal anesthesia was loss. Relaxation techniques were often performed
by nurses to patients post-surgery was to teach deep breathing techniques, while
relaxation techniques with clutching fingers have not been used. A relaxation technique
with finger hold was to determine the intensity of pain in post-operative hernia patients’
with spinal anesthesia.

The number of population (N = 451), therefore it was obtained a sample size of


30 patients with post-operative hernia with spinal anesthesia. This research was a
quantitative research using comparative approach to the design of quasi-experimental
study with pretest-posttest control group. It involved two groups of subjects.

The average scale of pain in post-operative patients in the group without finger
hold was 7.57 and in the group receiving finger hold relaxation was 5.13. Meanwhile T-
test test results obtained was t count = 7.768> t table = 2.047 with a probability value 0,00
which value was less than 0.05 (5% significance level).

The results of this study showed that finger hold relaxation techniques was
effective to reduce the pain in patients with spinal hernia postoperative anesthesia in
Pandan Arang hospital Boyolali.

Keywords: finger hold relaxation, pain, hernia, spinal anesthesia.

2
PENDAHULUAN ekonomis serta onset anestesi yang cepat
Operasi adalah semua tindakan (Morgan, 2013).
pengobatan yang menggunakan cara Nyeri adalah salah satu
invasif dengan membuka atau permasalahan yang dijumpai pada
menampilkan bagian tubuh yang akan pasien pasca operasi hernia karena
ditangani. Klasifikasi operasi terbagi proses hilangnya pengaruh spinal
menjadi dua, yaitu operasi minor dan anestesi. Nyeri pada pasien pasca
operasi mayor. Operasi minor adalah operasi disebabkan karena adanya
operasi yang secara umum bersifat proses inflamasi akibat dari pembedahan
selektif, bertujuan untuk memperbaiki yang dilakukan.
fungsi tubuh, mengangkat lesi pada kulit Metode pereda nyeri non
dan memperbaiki deformitas. Operasi farmakologis biasanya mempunyai
mayor adalah operasi yang bersifat resiko yang sangat rendah. Tindakan
selektif, urgen dan emergensi. tersebut bukan merupakan pengganti
Hernia adalah salah satu jenis untuk obat–obatan.
operasi mayor atau operasi besar. Hernia Relaksasi genggam jari merupakan
adalah tonjolan keluarnya organ atau sebuah teknik relaksasi yang sangat
jaringan melalui dinding rongga dimana sederhana dan mudah untuk dilakukan
rongga tersebut harusnya berada dalam oleh siapapun yang berhubungan dengan
keadaan normal tertutup (Nanda, 2006). jari tangan serta aliran energi di dalam
Hernia yang sering diderita oleh laki – tubuh kita.Teknik genggam jari disebut
laki biasanya adalah jenis hernia juga finger hold (Liana, 2008). Teknik
inguinal. genggam jari adalah cara yang mudah
Hernia di Indonesia menempati untuk mengelola emosi dan
urutan kedelapan dengan jumlah mengembangkan kecerdasan emosional.
292.145 kasus. Untuk data di Jawa Berdasarkan studi pendahuluan
Tengah, mayoritas penderita selama dengan observasi yang dilaksanakan di
bulan Januari-Desember 2012 Ruang Pulih Sadar di Rumah Sakit
diperkirakan 425 penderita. Umum Daerah Pandan Arang Boyolali,
Operasi hernia saat ini sudah banyak 25 pasien post operasi menyatakan nyeri
ditemui yang menggunakan spinal 3-4 jam setelah operasi selesai atau
anestesi. Spinal anestesi dipakai secara sadar, sedangkan intervensi yang
luas pada operasi ekstemitas bawah dan dilakukan perawat sebagian besar
abdomen karena lebih aman, efektif, berkolaborasi dengan dokter dalam

3
pemberian obat analgetika dan teknik METODOLOGI PENELITIAN
relaksasi. Teknik relaksasi yang sering Penelitian ini telah dilakukan pada
dilakukan oleh perawat terhadap pasien November sampai Desember 2016 di
post operasi hernia dengan spinal RSUD PandanArangBoyolali. Jenis
anestesi adalah dengan teknik nafas penelitian ini adalah penelitian
dalam. Sedangkan teknik genggam jari kuantitatif dengan pendekatan
belum dilakukan. comparatif dengan desain quasi-
Tujuan Penelitian experiment study dengan rancangan
Tujuan umum dari penelitian pretest-post test with control group
ini adalahuntuk mengetahui efektifitas design
teknik relaksasi genggam jari efektif Populasi dalam penelitian ini
terhadap intensitas nyeri pada pasien adalah semua pasien post operasi hernia
post operasi hernia dengan spinal dengan spinal anestesi sejumlah 451
anestesi. pasien berdasarkan jumlah satu tahun
Tujuan khusus : terakhir. Pemilihan sampel pada
Tujuan khusus dari penelitian ini penelitian ini yaitu secara purposive
adalah untuk: sampling (sampel bertujuan), yaitu
1. Mendiskripsikan rata-rata skala teknik penentuan sampel dengan
nyeri pada pasien post operasi pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).
hernia dengan spinal anestesi pada Sampel pada penelitian ini berjumlah 30
kelompok yang tanpa tindakan passien.
relaksasi genggam jari. Alat yang digunakan dalam
2. Mendiskripsikan rata-rata skala penelitian ini adalah skala numeric
nyeri pada pasien post operasi (Numerical Rating Scales, NRS).
hernia dengan spinal anestesi pada Sedangkan dalam pelaksanaan
kelompok yang dilakukan tindakan pemberian relaksasigenggamjari
relaksasi genggam jari. menggunakan SOP
3. Menganalisa efektifitas teknik relaksasigenggamjari.
relaksasi relaksasi genggam jari Analisis univariat digunakan
terhadap intensitas nyeri pada pasien untuk menjelaskan atau
post operasi hernia dengan spinal mendeskripsikan karakteristik masing-
anestesi. masing variabel yang diteliti. Analisis
univariat pada penelitian ini digunakan
untuk mengetahui pasien yang

4
mengalami nyeri pascaoperasi hernia Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh
dengan spinal anestesi di RSUD Kasus pasien post operasi hernia
dengan spinal anestesi di RSUD
PandanArangBoyolali.
Pandan Arang Boyolali yang
Analisa bivariat dilakukan pada
terbanyak adalah pasien dengan jenis
dua variabel untuk mengetahui interaksi kelamin laki-laki yaitu 22 orang
antar variabel tersebut, baik bersifat dengan persentase (73.3%) dan
komparatif, asosiatif ataupun korelatif. perempuan sebanyak 8 orang
(26.7%) dengan total 30 responden.
Uji normalitas data pada penelitian ini
Hal ini disebabkan pada laki - laki
menggunakan Kolmogorov-Smirnov
saat perkembangan janin terjadi
karena data berdistribusi normal maka penurunan testis dari rongga perut.
akan dilakukan paired t test. Analisa Sehingga jika saluran testis ini tidak
bivariat pada penelitian ini menutup dengan sempurna, maka
menggunakan uji paired t test.
akan menjadi jalan lewatnya hernia
inguinalis (Oswari, 2005)
Interpretasi apabila nilai p < 0,05 maka
Ho ditolak yang mana ada perbedaan Hal ini didukung oleh penelitian
Effendi (2012) yang berjudul Karakter
yang signifikan ketika diberikan
Penderita Hernia Inguinalis yang
tindakan teknik genggam jari terhadap Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum
intensitas rasa nyeri pada pasien pasca Anutpura Palu. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kelompok
operasi hernia dengan spinal anestesi di
penderita hernia inguinalis tertinggi
RSUD Pandan Arang Boyolali. adalah dengan jenis kelamin laki-laki
HASIL PENELITIAN DAN sebanyak 79 orang (98,8%), sedangkan
PEMBAHASAN yang terendah adalah jenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 1 orang (1,2
1. Karakteristik Responden %).
a. Tabel 1 Karakteristik Responden
b. Tabel 2 Karakteristik Responden
Menurut JenisKelamin
Menurut Usia
Jeniskelami frekuens Persentas
Usia Frekuensi Persentase
n i e
20-30 tahun 3 13.3%
Laki-laki 22 73,3%
31-40 tahun 11 33.2%
perempuan 8 26,7%
41-50 tahun 12 39.8%
Jumlah 30 100%
>50 tahun 4 13.2%

5
Berdasarkan penelitian dari 30 4 orang (13.3%). Responden dengan
responden, responden dengan usia 20- pekerjaan sebagai petani sejumlah 5
30 tahun yaitu sejumlah 3 orang orang (16.7%). Responden dengan
(13.3%). Responden dengan usia 31-40 pekerjaan sebagai PNS/TNI sejumlah 5
tahun sejumlah 11 orang (33.2%) orang (16.7%) dan responden dengan
.Responden dengan usia 41- pekerjaan sebagai buruh dengan jumlah
50tahunsejumlah 12 orang (39.8%) dan 4 orang (10%). Pekerjaan mengangkat
responden dengan usia >50 tahun berat dalam jangka waktu yang lama
sejumlah 4 orang (13.2%). Hasil temuan dapat melemahkan dinding perut
distribusi frekuensi usia diketahui bahwa (Oswari, 2005).
responden yang paling dominan adalah
yang memiliki usia 41-50 tahun. Hal ini di dukung dalam penelitian
Menurut Sjamsuhidayat (2004) insiden Effendi (2012) yang berjudul Karakter
hernia meningkat dengan bertambahnya Penderita Hernia Inguinalis yang
umur disebabkan menigkatnya penyakit Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum
dan pekerjaan yang berat sehingga Anutpura Palu. Hasil penelitian
meninggikan tekanan interabdomen dan menunjukkan bahwa golongan pekerjaan
berkurangnya kekuatan jaringan penderita hernia inguinalis tertinggi
penunjang. Hal ini di dukung dalam adalah wiraswasta sebanyak 23 orang
penelitian Rofiqoh (2016) yang berjudul (28,8%), dan yang terendah adalah pada
Beban Kerja Fisik dan Usia pekerjaan pelajar dan anggota DPR yaitu
Menyebabkan Hernia Inguinalis di masing-masing sebanyak 1 orang
RSUD Ibnu Sina Gresik. (1,2%).

c. Tabel 3 Karakteristik Responden 2. Analisa Univariat

Menurut Pekerjaan Tabel 4Distribusi frekuensi skala nyeri


Pekerjaan Frekuensi Persentase pada kelompok tanpa tindakan
relaksasi genggam jari
Swasta 12 43.3%
Variabel Frekuensi Persentase
Wiraswasta 4 13.3%
Nyeri 8 53.3%
Petani 5 16.7% Sedang
PNS/TNI 5 16.7%
Nyeri 7 46.6%
Buruh 4 10% Berat

Jumlah 30 100.0 Berdasarkanhasil pengkajian


skala nyeri pada kelompok yang tidak
Berdasarkan penelitian, dari 30
dilakukan teknik relaksasi genggam jari
responden, sebagian besar adalah
sebagian besar 8 responden dengan
bekerja sebagai swasta yaitu sejumlah
persentase (53.3%) mengalami nyeri
12 orang (43.3%). Responden dengan
sedang.
pekerjaan sebagai wiraswasta sejumlah

6
Tabel 5Distribusi frekuensi skala nyeri tindakan teknik genggam jari terhadap
pada kelompok pasien post operasi intensitas rasa nyeri pada pasien pasca
dengan tindakan relaksasi genggam jari
operasi hernia dengan spinal anestesi di
Variabel Frekuensi Persentase RSUD Pandan Arang Boyolali.
(%)
Berdasarkan tabel 5 tersebut
Nyeri 10 66.7% diketahui juga bahwa nilai rata-rata
Ringan tingkat nyeri pada kelompok tanpa
tindakan relaksasi genggam jari sebesar
Nyeri 5 33.3%
7,57 yang nilainya lebih besar dari
Sedang
tingkat nyeri pada kelompok yang
Berdasarkan tabel 5, dari hasil mendapatkan relaksasi genggam jari
pengakajian skala nyeri pada kelompok yaitu sebesar 5,13. Artinya, bahwa
yang dilakukan teknik relaksasi
tingkat nyeri pada kelompok yang tanpa
genggam jari sebagian besar 10
responden dengan persentase (66.7%) menggunakan relaksasi genggam jari
mengalami nyeri ringan. lebih tinggi dan lebih nyeri tingkatannya

3. Analisa Bivariat dibandingkan dengan tingkat nyeri pada

Tabel 5Hasil Uji T-test kelompok yang mendapatkan relaksasi


genggam jari terhadap intensitas nyeri
Mean Sd Thit P pada pasien post operasi hernia dengan

spinal anestesi di RSUD Pandan Arang


Tanparelaksasigenggamjari 7,57 1,165
Boyolali.

Relaksasi genggam jari


menghasilkan impuls yang dikirim
7,768 0,000melalui serabut saraf aferen non-
nosiseptor. Serabut saraf non-nosiseptor
Denganrelaksasigenggamjari 5,13 2,047
mengakibatkan “gerbang” tertutup
Berdasarkan tabel 4.6 diatas maka sehingga stimulus pada kortek serebri
diketahui bahwa thitung> ttabel yakni 7,768 dihambat dan dikurangi akibat counter
> 2,047 dengan nilai probabilitas 0,00 stimulasi relaksasi dan menggenggam
yang nilainya lebih kecil dari 0,05 (5% jari. Sehingga intensistas nyeri akan
taraf signifikansi). Hal ini berarti bahwa berubah dan mengalami modulasi akibat
Ho ditolak yang mana ada perbedaan stimulasi relaksasi genggam jari yang
yang signifikan ketika diberikan

7
lebih dulu dan lebih banyak mencapai Hal ini didukung oleh penelitian
otak (Pinandita, 2012). yang dilakukan oleh Iin Pinandita (2012)
yang meneliti tentang pengaruh teknik
Perlakuan relaksasi genggam jari
relaksasi genggam jari terhadap
menghasilkan impuls yang dikirim
penurunan intensitas nyeri pada pasien
melalui serabut saraf aferen
post operasi laparatomi di RS PKU
nonosiseptor - non-nosiseptor. Serabut
Muhammadiyah Gombong. Hasil
saraf non-nosiseptor mengakibatkan
penelitiannya menunjukkan bahwa rata-
“pintu gerbang ” tertutup sehingga
rata skala nyeri pada pasien post operasi
stimulus nyeri terhambat dan berkurang.
laparatomi sebelum tindakan relaksasi
Teori two gate control menyatakan
genggam jari adalah 6,64 dan sesudah
bahwa terdapat satu pintu “pintu
tindakan relaksasi genggam jari adalah
gerbang” lagi di thalamus yang
4,88. Hasil uji T-test diketahui bahwa
mengatur implus nyeri dan nervus
metode relaksasi genggam jari efektif
trigeminus akan dihambat dan
terhadap penurunan skala nyeri pada
mengakibatkan tertutupnya “pintu
pasien post laparatomi di RS PKU
gerbang” di thalamus mengakibatkan
Muhammadiyah Gombong.
stimulasi yang menuju kortek serebri
terhambat sehingga intensitas nyeri
berkurang untuk kedua kalinya SIMPULAN
(Pinandita, 2012). Dari hasil penelitian terhadap 30 pasien
post operasi hernia dengan spinal
Secara umum hasil penelitian ini
anestesi dapat ditarik simpulan sebagai
menyatakan bahwa ada perbedaan
berIkut:
signifikan tindakan teknik relasasi
genggam jari terhadap intensitas nyeri 1. Rata-rata skala nyeri pada pasien
pada pasien post operasi hernia dengan post operasi hernia dengan spinal
spinal anestesi di RSUD Pandan Arang anestesi di RSUD Pandan Arang
Boyolali, semakin baik Boyolali pada kelompok yang tanpa
tindakan relaksasi genggam jari
tindakan teknik relaksasi genggam jari
adalah 7,57
maka semakin menurun intensitas nyeri
2. Rata-rata skala nyeri pada pasien
pada pasien post operasi hernia dengan
post operasi hernia dengan spinal
spinal anestesi di RSUD Pandan Arang
anestesi di RSUD Pandan Arang
Boyolali.
Boyolali pada kelompok dengan

8
tindakan relaksasi genggam jari meningkatkan kualitas asuhan
adalah 5,13 keperawatan mandiri kepada pasien.
3. Teknik relaksasi genggam jari 4. Bagi rumah sakit
efektif terhadap penurunan nyeri Rumah sakit pada umumnya dan
pada pasien post operasi hernia ruang pulih sadar pada khususnya
dengan spinal anestesi di RSUD dapat memanfaatkan hasil penelitian
Pandan Arang Boyolali. Hal ini ini sebagai rujukan untuk
dibuktikan dengan hasil uji T-tes menentukan kebijakan-kebijakan
yang didapatkan bahwa t hitung = dalam hal pelayanan yang langsung
7,768 > t tabel = 2,047. berhubungan dengan tindakan
keperawatan untuk menurunkan
nyeri.
Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti disarankan untuk
menambah jumlah objek dan waktu
penelitian, menambah variabel yang
akan diteliti serta memperluas
setting penelitian.
2. Bagi pasien dan keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan
pasien dan keluarga dapat
mengetahui bahwa pemberian
relaksasi genggam jari efektif
terhadap penurunan skala nyeri pada
pasien post operasi hernia dengan
spinal anestesi sehingga dapat
mempertimbangkan pemilihan terapi
yang tepat pada saat terjadi serangan
nyeri.
3. Bagi para profesi (perawat)
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan untuk

9
DAFTAR PUSTAKA pangabean keperawatan
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Medical Bedah. Cetakan 1,
proses keperawatan nyeri. Jakarta: EGC.
Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Cane, PM. (2013). Hidup sehat dan
Ardina, (2013). Pengaruh teknik
selaras: penyembuhan
relaksasi guided imaginary
trauma. Yogyakarta:
terhadap penurunan nyeri
Capacitar International, INC.
pada pasien post operasi di
ruang pulih sadar instalasi Carpenito, L.J, (2007). Rencana
bedah. Universitas Sumatera Asuhan & Dokumentasi
Utara. Keperawatan Diagnosa
Arif Mansjoer, (2010). Kapita Keperawatan & Masalah
selekta kedokteran, edisi 1, Koloaboratif. Edisi 2, Jakarta:
Jakarta:Media Aesculapius EGC.
FKUI.
Collins, S.L & Moore, R. A. (2007).
Arikunto, S, (2006). Prosedur The Visual Analoque Pain
penelitian suatu pendekatan Instensity Scale. Jakarta:
praktek. Jakarta: Rineka EGC.
Cipta
Depkes RI. (2012)Distribusi penyakit
Black, Joyce M., Hawks J.H., (2006), sistem cerna pasien rawat
Medikal Surgical Nursing, inap dan rawat jalan menurut
(Edisi 8), Philadelpia: WB golongan sebab sakit di
Saunders Company Indonesia. Jakarta.

Black & Mattasarin, (2008). Medical Desi. (2010). Pengaruh teknik


surgical nursing. Toronto. Mosby. relaksasi lima jari terhadap
penurunan tingkat kecemasan
Brunner, L.S dan Suddarrth, (2008).
pada pasien preoperasi
Text book of medical surgical
apendiktomi di rumah sakit
nursing. Editor: Ester dan
umum Sawerigading.

10
Universitas Hasanudin: relaksasi-genggam-jari-
Makasaar. untuk-keseimbangan-emosi
Jam 08.22 WIB.
Hatif, (2014). Hubungan antara
indeks masa tubuh dengan Morgan GE& Mikhail MS, (2013).
kejadian hernia inguinalis di Pain managament. in:
poli bedah RSUD DR. clinical anesthesiology, 5th
Soehadi Prijonegoro Sragen. ed. Lange Medical
UMS: Surakarta. Books/McGraw-Hill.

Indri-Mayasari, S & Effendi, A. A. Nanda (Budi Santosa: editor).


(2012). Karakter Penderita (2006). Panduan diagnosa
Hernia Inguinalis yang definisi dan klasifikasi.
Dirawat Inap di Rumah Sakit Jakarta: EGC.
Umum Anutpura Palu. Jurnal
Novi & Yayan, (2009). Hernia,
Kesehatan Tadulako Vol. 1
Pekanbaru, Riau:Files of Drs Med.
No. 1, Januari 2015 : 1 - 10
Oswari. (2005). Bedah dan
Irfan, (2010). Nyeri pasca operasi.
Perawatannya, Ed. Ke- 4,
www.wordpress.com :
Jakarta: Fakultas
diakses tanggal 2 Juni 2016.
KedokteranUniversitas
Kozier, B. Erb, Indonesia.
G.,&Snyder,S.J.,(2010). Buku
Oxfort University, (2007). Oxford
ajar fundamental
english dictionaire. Oxfort: Oxfort
keperawatan konsep proses
University.
dan praktik. Edisi ketujuh,
Jakarta: EGC.. Pinandita et al, (2012). Pengaruh
teknik relaksasi genggam jari
Liana, E. (2008). Teknik relaksasi
terhadap penurunan
genggam jari untuk
intensitas nyeri pada pasien
keseimbangan emosi. Diakses
post operasi laparatomi.
13 Juni 2016 dari http://www.
Jurnal
pembelajar.com/teknik-

11
http://www.ejournal.stikesmu Sjamsuhidajat. (2010). Buku ajar
hgombang.ac.id, diakses ilmu bedah, Edisi II. Jakarta :
tanggal 1 Juni 2016. EGC.

Priharjo, R. (2008). Tehnik dasar Siti-Nur, Q & Rofiqoh. (2016).


pemberian obat bagi perawat. Beban kerja fisik dan usia
Jakarta : EGC. menyebabkan hernia
inguinalis. Journals of Ners
Pandoe, P, (2009). Terapi music.
Community, Vol 07. No.01,
www.Bukupandoe.wordpress.
Juni.
com. Online: 13 Juni 2016.
Stuart, G. W. (2007). Buku saku
Rina, (2014). Perbedaan relaksasi
keperawatan jiwa . Edisi 5.
nafas dalam dan guide
Jakarta. EGC.
imaginary terhadap
penurunan skala nyeri pada Tamsuri A. (2007). Konsep dan
klien post operasi caesar di penatalaksanaan
RSUD Karanganyar. nyeri. Penerbit Buku
Universitas Sahid: Surakarta. Kedokteran EGC, Jakarta.

Rohmah, F.A. (2006). Pengaruh Tri. R, (2014). Efektifitas teknik


diskusi kelompok untuk relaksasi guided imaginary
menurunkan stres pada terhadap penurunan nyeri
mahasiswa yang sedang pada pasien post operasi di
skripsi. Indonesian ruang pulih sadar instalasi
Psycological Jurnal,Vol. 3 bedah sentral RSUD Pandan
(1). Arang Boyolali. Universitas
Sahid, Surakarta
Ruhl, C.E.&Everhart, J.E., (2007).
Risk factors for inguinal hernia among Young & Koopsen. (2007).
adults Spritualitas, kesehatan dan
penyembuhan, Medan: Bina
in the US Population. Am J
Epidemiol. 165(10): 1154-61.
Media Perintis.

12
http://qolby17.abatasa.co.id/post/tag/
penyakit.

http://bekamdankesehatan.blogspot.c
o.id/2011/09/teknik-dasar-
pijat-terapi-zona-
refleksi.html(diakses tanggal
22 Juni 2016).

13

Anda mungkin juga menyukai