Anda di halaman 1dari 6

A.

MEDIKAMENTOSA
1. Pada kulit kepala:[9,10]
1. Skuama melekat dan tebal pada bayi: minyak mineral hangat dibiarkan 8-12
jam, skuama dilepas dengan sikat halus, lalu dianjurkan dengan shampo yang
tepat.
Untuk mengangkat krusta dapat menggunakan asam salisilat 3% dalam minyak
olive/ kelapa hangat.
2. Shampoo anti dandruff yang mengandung : selenium sulfid 2,5% atau
pyrithion zinc 1-2% atau ketokonazole 2% yang diberikan tiap hari atau
selang 1 hari.
3. Untuk skuama tebal dan difus:
 Minya mineral hangat/ olium olivarum dilanjutkan dengan shampo tar
 Kombinasi coal tar dan keratolitik
 Losio kortikosteroid sehari 1-3 kali salep acidum salicylicum 5%.
2. Wajah
4. Krem ketokonazole 2% dioleskan 1-2 kali sehari
5. Krem hydrokortison 1% dapat ditambahkan sehari 1-2 kali untuk menekan
eritema dan gatal.
3. Terapi pada badan
6. Zinc atau coal tar dalam shampoo atau mandi dengan sabun zinc
7. Dapat ditambahkan krem ketokonazole 2% dan/atau krem, lotio atau solutio
kortikosteroid 1-2 hari.
8. Benzoil peroksida ditambahkan dengan pelembab karena dapat membuat
kulit menjadi kering
4. Otitis eksterna seboroik:
Glukokortikoid potensi lemah krim atau salap. Untuk pemeliharaan: solusio
aliminium asetat 1 atau 2 kali sehari.
5. Blefaritis seboroik
Kompres hangat, debrideman halus dengan aplikator berujung kapas, dan sampo
bayi satu atau beberapa kali sehari. Antibiotik topikal berupa natrium
sulfacetamide ophthalmic ointment. Untuk penggunaan preparat mata yang
mengandung glukokortikosteroid dikonsulkan ke spesialis mata.
6. Terapi pada Dermatitis seboroik yang parah
9. Tablet kortikosteroid (prednisone atau dexamethasone)
Dosis 2 tablet sehari 2-3 kali sampai keadaan membaik, lalu diturunkan dosis
secara bertahap.
10. Tablet ketoconazole
Dosis 1 kali sehari selama 3 minggu.

Diagnosis Banding
1. Pada bayi1,2 : dermatitis atopik, skabies, psoriasis
2. Pada anak dan dewasa1,3: psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak,
impetigo, tinea
3. Di lipatan: dermatitis intertriginosa, kandidosis kutis
Harus disingkirkan: histiositosis sel Langerhans (pada bayi
Penatalaksanaan
Dewasa
Pilihan pengobatan dapat berupa salah satu atau gabungan dari terapi sebagai
berikut (lihat bagan alur):
1. Daerah non skalp
 Ringan
o Antijamur topikal: krim ciclopirox 1%5-7 (B,1), krim ketokonazol 2%5,7
(A,1) 2 kali sehari selama 4 minggu.
o AIAFp: krim piroctone olamine/alglycera/bisabolol 2 kali sehari selama 4
minggu5,6,8 (A,1)
o Kortikosteroid topikal kelas I: krim atau salep hidrokortison 1% 2 kali
sehari selama 4 minggu5-6,9-10 (A,1)
o Inhibitor kalsineurin topikal: krim pimekrolimus 1%5-6,10-11 (A,1), salep
takrolimus 0,1% 2 kali sehari selama 4 minggu5-6,10,12 (A,1)
 Sedang/berat
o Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05%5-6,10,13 (A,1), salep
aclometasone 0,05%5,6 2 kali sehari selama 4 minggu
o Antijamur sistemik:
- Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari
selama 2 hari/bulan selama 11 bulan5-6,14 (A,1)
- Terbinafin 250 mg/hari selama 4-6 minggu (regimen kontinu) atau
250 mg/hari selama 12 hari/bulan untuk 3 bulan (regimen
intermiten)5-6,14 (A,1)
 Urutan pilihan terapi
o Lini pertama
- Ketokonazol topikal5-7 (A,1)
- Kortikosteroid topikal potensi ringan-sedang5-6,9-10,13 (A,1)
- AIAFp topikal5,6,8 (A,1)
o Lini kedua
- Lithium succinate/lithium gluconate topikal5,10 (A,1)
- Krim ciclopirox5-7 (B,1)
- Inhibitor kalsineurin topikal5-6,10-12 (A,1)
o Lini ketiga
- Terbinafin oral5-6,14 (A,1)
- Itrakonazol oral5-6,14 (A,1)
- Gel metronidazol5,15 (A,1)
- Krim non steroid5,13 (A,1)
- Terbinafin topikal5,16 (A,1)
- Benzoil peroksida5,17 (D,4)
- Fototerapi5,18 (D,4)
Dermatologi Non Infeksi
17
2. Daerah skalp
 Ringan
o Antijamur topikal: sampo ciclopirox 1-5%5-7,19 (B,1), ketokonazol sampo
1-2%5-7,19 (A,1), foaming gel 2%5-7,20 (A,1), hydrogel 20 mg/gel 2-3
kali/minggu5-7(A,1)
o AIAFp: sampo piroctone olamine/bisabolol/glychirretic acid/lactoferrin 2-
3 kali/minggu5-6,21
o Keratolitik:
- Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu5-6, sampo tar 1-2% 1-2
kali/minggu5-6 (C,5)
o Bahan lainnya:
- Sampo selenium sulfida 2,5% 2-3 kali/minggu5-6,22 (B,1)
- Sampo zinc pyrithione 1-2% 2-3 kali/minggu5-6,23 (B,1)
o Kortikosteroid topikal kelas I: linimentum dan solusio hidrokortison 1%,
losion hidrokortison 0,1% 1 kali sehari selama 4 minggu minggu5-6,10
(A,1)
o Kortikosteroid topikal kelas II: salep aclometasone 0,05%5-6, krim
desonide 0,05%5-6,10,13 (A,1) 1 kali sehari selama 4 minggu
 Sedang/berat
o Kortikosteroid topikal kelas III: sampo fluocinolon acetonide 0,01% 2 kali
seminggu, didiamkan selama 5 menit selama 2 minggu5,6,24 (A,1)
o Kortikosteroid topikal kelas IV: sampo klobetasol propionat 0,05% 2 kali
seminggu, didiamkan selama 5 menit selama 2 minggu5,6,25 (A,1)
o Antijamur sistemik:
- Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari
selama 2 hari/bulan selama 11 bulan5-6,14 (A,1)
- Terbinafin 250 mg/hari selama 4-6 minggu (regimen kontinu) atau
250 mg/hari selama 12 hari/bulan untuk 3 bulan (regimen
intermiten)5-6,14 (A,1)
- Flukonazol 50 mg/hari selama 2 minggu atau 200-300 mg/minggu
selama 2-4 minggu5-6,14 (A,1)
 Urutan pilihan terapi
o Lini pertama
- Sampo ketokonazol5-7,19 (A,1)
- Sampo ciclopirox5-7,19 (B,1)
- Sampo zinc pyrithione5-6,23 (B,1)
o Lini kedua
- Propylene glycol lotion5-6,26
- Kortikosteroid topikal potensi kuat-sangat kuat5-6,25 (A,1)
- Salep tacrolimus5-6,10,12 (A,1)
- Mikonazol5-7,27 (B,1)
- Sampo selenium sulfida5-6,22 (B,1)
*AIAFp: non steroid anti-inflammatory agent with antifungal properties
Bayi
1. Daerah skalp
o Antijamur topikal: sampo ketokonazol 2% 2 kali/minggu selama 4 minggu5-
7,19,28 (A,1)
o Emolien: white petrolatum ointment sebagai penggunaan sehari-hari5-6
Dermatologi Non Infeksi
18
o AIAFp: krim piroctone olamine/alglycera/bisabolol setiap 12 jam5-6,8 (A,1)
2. Daerah non skalp
o Antijamur topikal: krim ketokonazol 2% 1 kali sehari selama 7 hari5-6,29 (A,1)
o Kortikosteroid topikal kelas I: krim hidrokortison 1% 1 kali sehari selama 7
hari5-6,29 (A,1)
Tindak lanjut:
Bila menjadi eritroderma atau bagian dari penyakit Leiner: perlu dirawat untuk
pemantauan penggunaan antibiotik dan kortikosteroid sistemik jangka panjang. Bila
ada kecurigaan penyakit Leterrer-Siwe perlu kerjasama dengan dokter spesialis
anak.
IV. Edukasi
1. Menghindari faktor pemicu/pencetus misalnya5:
 Penggunaan pendingin ruangan (air conditioner) atau udara dengan
kelembapan rendah di lingkungan kerja
 Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi
 Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi
 Mengkonsumsi makanan rendah lemak
 Tetap menjaga higiene kulit
2. Mencari faktor-faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab5
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perjalanan penyakit (tujuan
pengobatan, hasil pengobatan yang diharapkan, lama terapi, cara penggunaan
obat, dan efek samping obat yang mungkin terjadi)5
4. Edukasi mengenai pentingnya perawatan kulit dan menghindari pengobatan
diluar yang diresepkan6
V. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam : dubia
Dermatitis seboroik pada bayi bersifat swasirna. Sementara pada dewasa bersifat
kronis dan dapat kambuh.1 (D,5)

Menghindari faktor pemicu/pencetus misalnya5:


 Penggunaan pendingin ruangan (air conditioner) atau udara dengan
kelembapan rendah di lingkungan kerja
 Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi
 Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi
 Mengkonsumsi makanan rendah lemak
 Tetap menjaga higiene kulit
2. Mencari faktor-faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab5
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perjalanan penyakit (tujuan
pengobatan, hasil pengobatan yang diharapkan, lama terapi, cara penggunaan
obat, dan efek samping obat yang mungkin terjadi)5
4. Edukasi mengenai pentingnya perawatan kulit dan menghindari pengobatan
diluar yang diresepkan

Anda mungkin juga menyukai