BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalahan...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Kesimpulan..................................................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita sebagai warga negara juga sebagai ibu atau sebagai istri, pada
oleh sebab itu hak-hak mereka wajib dihormati. Pendidikan harus memberi
perhatian terhadap pengertian keibuan yang lebih baik sebagai fungsi sosial. Pada
wanita dan eksploitasi prostitusi wanita harus lenyap. Pria dan wanita harus
nasionalitas. Pria dan wanita harus memiliki hak yang sama baik mengenai jumlah
atas anak.Dalam makalah ini akan menguraikan maksud dari adanya UU tentang
B. Rumusan Masalahan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Mahkamah Agung dan hal ini membuktikan bahwa kedudukan kaum wanita di
mata hukum Indonesia ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dan positif.
tidak ada Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang khusus untuk dikenakan
kepada anak-anak yang melakukan perbuatan pidana. Ini berarti bahwa terhadap
seorang anak yang melakukan perbuatan pidana, dikenakan pula sanksi dari Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku bagi orang dewasa. Akan
tetapi mengenai penerapannya dibedakan antara anak yang belum dewasa (cukup
umur) dari orang orang dewasa. Diharapkan hukum itu menjadi fasal-fasal yang
2
1. Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, Pasal 28B ayat (2), dan Pasal 34
Negara Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143);
Negara Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3835);
Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);
182 Concerning The Prohibition and Immediate Action for The Elimination of
The Worst Forms of Child Labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai
3
Terburuk untuk Anak) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan
kekerasan dan diskriminasi. “Dan ketentuan pidana bagi pelaku kekerasan, atau
pastinya perlu aturan. Dan dimana sebuah kebijakan perlindungan anak dan
semakin maraknya kejahatan dan main hakim sendiri. Contoh: anak dibawah
umur lima belas tahun yang tertangkap basah mencuri sepatu di tempat umum.
Dan warga sekitar main hakim sendiri terhadap anak tersebut. Maka sangat perlu
sekali sebuah undang undang tentang perlindungan anak yang mana kita harus
Main hakim sendiri tidak diperbolehkan di Negara kita ini. Tidak hanya para
mahasiswa hukum yang diberi tahu tentang larangan itu, tetapi semua orangpun
tahu. Melalui proses sosialisasi, baik itu pendidikan di rumah, di sekolah, melalui
4
bahwa main hakim sendiri itu tidak diizinkan, apalagi terhadap anak kecil dimana
Contoh kasus lain di Negara ini seperti Bisnis perdagangan orang saat ini
banyak menjerat anak. Bisnis seperti ini merupakan tindakan yang bertentangan
dengan harkat dan martabat manusia dan melanggar hak asasi manusia.
terhadap hak asasi manusia. Dan jelas hal ini sangat melanggar UU tentang
merupakan salah satu issu serius yang harus dihadapi dan ditangani oleh
Pemerintah Indonesia. Meskipun belum ada data resmi dan valid mengenai
rumah tangga, pengemis, pengedar narkotika dan obat-obat terlarang serta bentuk-
bentuk lain dari eksploitasi kerja seperti di rumah makan dan perkebunan. Situasi
mana menurut catatan Kepolisian Rl, pada tahun 2000 terungkap 1400 kasus
5
C. Nilai Yang Terdapat Dalam Kebijakan Perlindungan Anak Dan Wanita.
manusia.
kekerasan dalam rumah tangga dan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang
rumah tangga yang sebagaian korbannya adalah perempuan dan anak-anak dapat
setiap warga negara berhak mendapatkan pelindungan rasa aman dan bebas dari
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang
berada dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tujuan dari adanya sebuah kebijakan tentang perlindunagan perempuan agar kaum
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Segala kritik dan saran sangat kami
butuhkan karena kami sadar bahwa makalah yang kami susun jauh dari
7
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikisource.org/wiki/Draf_Naskah_Akademik_Rancangan_Undang-
Undang_Republik_Indonesia_tentang_Anti_Perdagangan_Orang_Terutama_
Perempuan_dan_Anak
http://sayrozie.blogspot.com/2011/12/perlindungan-perempuan-dan-anak.html
http://supanto.staff.hukum.uns.ac.id/2010/01/10/perlindungan-hukum-wanita/
http://www.hukumonline.com/berita/baca/uu-perlindungan-anak
http://www.maroskab.go.id/berita-666-sosialisasi-undangundang-
pemberdayaan-perempuan-dan-perlindungan-anak.html
KATA PENGANTAR
Puji sukur saya panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa karena atas
rahmat dan hidayahnya Sehinga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “HUKUM PERLINDUNGAN ANAK DAN PEREMPUAN” dengan
baik sehingga selesai tepat watu .