Sap Neuro
Sap Neuro
ROM
Judul : ROM
Hari/tanggal : 20 Januari 2018
Tempat : Ruang Neuro Total care RS. Aloesaboe Kota Gorontalo
Lama : 30 menit
Penanggung jawab : Ns. Ni Wayan Sriyati S.Kep
Penyaji : Idrus Dumbelango, S.Kep
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian ROM
2. Jenis ROM
3. Tujuan ROM
4. Manfaat ROM
5. Prosedur tindakan ROM
E. Alat Bantu :
Menggunakan alat bantu Laptop, Leaflet.
F. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
G. Kegiatan Penyuluhan
2. 15 Menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi · Mendengarkan
a. Menjelaskan tentang pengertian
ROM
b. Menjelaskan tentang jenis ROM
c. Menjelaskan tentang tujuan ROM
d. Menjelaskan tentang manfaat
ROM
e. Menjelaskan tentang prosedur ·
tindakan ROM Bertanya
2. Tanya jawab
a. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal yang · Menjelaskan
sudah dijelaskan mengenai ROM ·
2.
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan · Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah ·
dibahas Menjawab salam
2. Memberikan salam penutup
H. Evaluasi :
1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
3. Penilaian
Lampiran
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal
dapn lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau
batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan
ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008).
2. Jenis ROM
ROM terdiri dari fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan bawah, fleksi bahu,
abduksi dan adduksi bahu.rotasi bahu, ekstensi jari-jari tangan, inversi dan eversi jari kaki, fleksi
dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha, abduksi dan adduksi
pangkal paha.
3. Manfaat ROM
Manfaat dilakukannya range of motion adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.
Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain itu,
koordinasi persyarafan akan menjadi lebih optimal. Sedangkan, manfaat dilakukannya range of
motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi syndrome
pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem syaraf, meningkatkan
perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem muskulo skeletal yang mengalami gangguan.
4. Tujuan ROM
a. Mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot.
b. Memelihara mobilitas persendian.
c. Merangsang sirkulasi darah.
d. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.
e. Mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan.
5. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada
tiga hal yang yang dapat menyebabkan gangguan tersebut. Diantaranya adalah:
a. Kerusakan otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot berperan
sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada
otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh
beberapa hal seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot.
Kerusakan tendon atau ligaman, radang dan lainnya.
b. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada
kondisi tertentu hingga menggangu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit
dapat mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka. Diantaranya
adalah, farktur, radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
c. Gangguan pada sistem persyarafan.
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak. Impuls tersebut
merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf
tergganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dan ke organ target.
Dengan tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
Kerusakan dapat terjadi pada susunan syaraf pusat (upper motor neuron/UMN) atau
pada susunan Syaraf tepi (lower motor neuron/LMN). Yang termasuk UMN adalah
otak. Contoh penyakit yang mengganggu otak adalah stroke dan dapat menyebabkan
gangguan mobilisasi. Sedangkan untuk LMN adalah Guillaine-bare syndrome dan
gangguan sistem syaraf lainnya seperti trauma tulang belakang.
8. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi/kontraktur
b. Intoleransi aktivitas b. d kelemahan secara umum
7. Prosedur
a. Cara Fleksi, Ekstensi, Hiperektensi, Fleksi lateral, Rotasi Leher, spinal, servikal
Prosedur Kerja:
1. Menggerakan dagu menempel ke dada rentang 45°
2. Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
3. Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
4. Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu, rentang
40-45°
5. Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°
6. Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC
Jakarta.
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.