Disusun Oleh:
BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
1. PENDAHULUAN
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak merupakan pupuk
kandang. Kotoran hewan ternak yang dapat digunakan sebagai pupuk misalnya,
kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Umumnya, kotoran hewan ternak
tersebut digunakan untuk menyuburkan tanah untuk segala kegiatan pertanian
dalam artian luas. Hal ini dikarenakan kandungan nitrogen pada kotoran hewan
ternak tergolong tinggi yang mana berguna untuk pengembangkan tumbuhan,
baik mikro maupun makro.
1.2 Tujuan
Pupuk kandang (pukan) padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan
baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara
terutama N bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik
tanah. Penanganan pukan padat akan sangat berbeda dengan pukan cair.
Penanganan pukan padat oleh petani umumnya adalah sebagai berikut: kotoran
ternak besar dikumpulkan 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kandang dan
dikumpulkan dengan cara ditumpuk di suatu tempat tertentu. Petani yang telah
maju ada yang memberikan mikroba dekomposer dengan tujuan untuk
mengurangi bau dan mempercepat pematangan, tetapi banyak pula yang hanya
sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan
(Hartati et al., 2013)
Batu bata berbahan kotoran sapi bobotnya lebih ringan. Batu bata
tersebut lebih kuat 20 persen dibandingkan dengan batu bata biasa yang dibuat
secara tradisional yakni kuat tekan rata-ratanya mencapai 30 kg/mm2.
Sementara itu, batu bata yang dihasilkan dari kotoran sapi kuat tekan rata-
ratanya bisa mencapai 50 kg/mm2. Berat batu bata tersebut berdasarkan
komposisi 90% kotoran sapi, 10% lainnya tanah (Nugroho dan Annur, 2014)
Batu bata dari kotoran sapi menghasilkan struktur mikro yang lebih
homogen. Dengan material yang lebih padat di banyak bagian. Serta memiliki
pori - pori lebih sedikit. Standar deviasi penyerapan air dan penyusutan linear
masing - masing sekitar 0,30% dan 0,33%. Jika direndam dalam air, batu ini tidak
hancur. Bahan baku kotoran sapi yang dipadatkan dapat meningkatkan
ketahanan jika terkena air (Milogo et al., 2016)
Furnitur dari kotoran sapi memiliki manfaat dari lingkup sosial. Melalui
furnitur ini, masyarakat dapat meningkatkan nilai eksistensi sosial di
lingkungannya. Seperti yang diketahui, masyarakat masih sulit membeli furnitur
berbahan baku kayu karena harga yang relatif tinggi dan lebih memilih furnitur
berbahan dasar plastik. Padahal plastik merupakan bahan yang tidak ramah
lingkungan. Oleh karena itu, furnitur dari kotoran sapi mampu mengubah
kebiasaan masyarakat untuk tidak membeli barang yang tidak ramah lingkungan.
Selain itu, bergeining masyarakat dapat meningkat dari adanya furnitur ini.
3. PENUTUP
Beberapa penelitian sudah mengklaim bahwa kotoran sapi dapat
dijadikan sebagai bahan bangunan. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk
memanfaatkan kotoran sapi menjadi furniture rumah tangga. Furnitur tersebut
merupakan produk ramah lingkungan karena dapat mengurangi limbah kotoran
sapi. Gagasan ini dapat mengubah pola ketergantungan masyarakat terhadap
furnitur plastik.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati., Syamsiyah, J., Widijanto, H., dan Bonis, M, A, S. 2013. Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi Dengan Biodekomposer dan Pupuk Anorganik Terhadap
Efisiensi Serapan K dan Hasil Tanaman Padi di Lahan Sawah Sukoharjo.
Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Millogo, Y., Aubert, J., Sere, A, D., Fabbri, A., Morel, J. 2016. Earth Blocks
Stabilized By Cow-Dung. Journal Materials and Structures 49: 4583 - 4594