A. DEFINISI
Tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang
berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai
pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia
tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang
lebih muda. (Hurlock, 2002).
Lansia atau usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus kehidupan manusia dan hal
tersebut merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan
dialami setiap individu (Prasetya, 2010).
Lansia merupakan suatu proses alami. Semua orang akan mengalami proses
menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Kartika,
2014).
C. TIPE LANSIA
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kodisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho 2000 dalam Maryam
dkk, 2008). Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Tipe arif bijaksana. Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri. Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas. Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut.
4. Tipe pasrah. Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung. Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
6. Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe independen
(ketergantungan), tipe defensife (bertahan), tipe militan dan serius, tipe
pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe
putus asa (benci pada diri sendiri).
D. KLASIFIKASI LANSIA
1. Menurut Departemen Kesehatan RI lansia dibagi sebagai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa virilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (kurang dari 65 tahun) senium
2. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria
berikut ini:
a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
b. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
c. Usia tua (old) antara 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
3. Menurut pasal 1 Undang-Undang no. 4 tahun 1965:
Seseorang dikatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang bersangkutan
mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima nafkah dari orang lain‖ (Santoso,
2009).
3. Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori yang
ada. Teori tugas perkembangan yang diungkapkan oleh Hanghurst (1972) adalah
bahwa setiap tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan
memberikan persaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini
bergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural, masyarakat, nilai aspirasi
individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya
penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan
pendapatan, respon penerimaan adanya kematian pasangan, serta mempertahankan
kehidupan yang memuaskan.
2. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori cocok
dengan keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir ini lebih cenderung disebut
kerusakan memori berkenaan dengan usia atau penurunan kognitif berkenaan dengan
proses menua. Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh manula,
keluhan ini di anggap lumrah dan biasa oleh lansia, keluhan ini didasari oleh fakta
dari peneliti cross sectional dan logitudional didapat bahwa kebanyakan, namun tidak
semua lansia mengalami gangguan memori, terutama setelah usia 70 tahun, serta
perubahan IQ (intelegentia quotient) tidak berubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari factor waktu.
3. Perubahan-perubahan psikososial
Meliputi pensiun, nilai seseoarang sering di ukur oleh produktivitasnya dan
identitas di kaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seorang pension (purna
tugas) ia akan mengalami kehilangan financial, status, teman dan pekerjaan.
Merasakan sadar akan kematian, semakin lanjut usia biasanya mereka menjadi
semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akhirat dan lebih mementingkan
kematian itu sendiri serta kematian dirinya, kondisi seperti ini benar khususnya bagi
orang yang kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk, pada waktu
kesehatannya memburuk mereka cenderung untuk berkonsentrasi pada masalah
kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan seperti itu, hal ini secara langsung
bertentangan dengan pendapat orang lebih muda, dimana kematian mereka
tampaknya masih jauh dank arena itu mereka kurang memikirkan kematian.
4. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai sikap
mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara lain penurunan
badaniah atau dalam kebingungan untuk memikirkannya. Dalam hal ini di kenal apa
yang di sebut disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat
dan diri pribadinya satu sama lain. Pemisahan diri hanya dilakukan baru dilaksanakan
hanya pada masa-masa akhir kehidupan lansia saja. Pada lansia yang realistik dapat
menyesuaikan diri 13 terhadap lingkungan baru. Karena telah lanjut usia mereka
sering dianggap terlalu lamban, dengan gaya reaksi yang lamban dan kesiapan dan
kecepatan bertindak dan berfikir yang menurun. Daya ingat mereka memang banyak
yang menurun dari lupa sampai pikun dan demensia, biasanya mereka masih ingat
betul peristiwa-peristiwa yang telah lama terjadi, malahan lupa mengenal hal-hal
yang baru terjadi
Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi
untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
b) Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu :
1) Head to tea
2) Sistem tubuh
b. Psikologis
a) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
b) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
c) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
d) Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
e) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
f) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
g) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
h) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.
c. Sosial ekonomi
a) Darimana sumber keuangan lanjut usia
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
c) Dengan siapa dia tinggal.
d) Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
g) Siapa saja yang bisa mengunjungi.
h) Seberapa besar ketergantungannya.
i) Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.
d. Spiritual
a) Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan,
misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
d) Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
PENGKAJIAN DASAR
1. Temperatur
a. Mungkn serendah 95° F(hipotermi) ±35°C.
b. Lebih teliti di periksa di sublingual.
2. Pulse (denyut nadi)
a. Kecepata, irama, volume.
b. Apikal, radial, pedal.
3. Respirasi (pernapasan)
a. Kecepatan, irama, dan kedalaman.
b. Tidak teratutnya pernapasan.
4. Tekanan darah
a. Saat baring, duduk, berdiri.
b. Hipotensi akibat posisi tubuh.
5. Berat badan perlahan – lahan hilang pada tahun-tahun terakhir.
6. Tingkat orientasi.
7. Memori (ingatan).
8. Pola tidur.
9. Penyesuaian psikososial.
Sistem persyarafan
1. Kesemetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
a. Tidak semua orang mnjadi snile
b. Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil : kesamaan, dilatasi
5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
a. Jangan di tes depan jendela
b. Pergunakan tangan atau gambar
c. Cek kondisi mata
6. Sensory deprivation ( gangguan ssensorik )
7. Ketajaman pendengaran
a. Apakajh menggunakan alat bantu dengar
b. Tinutis
c. Serumen telinga bagian luar, jangan di bersihkan
8. Adanya rasa sakit atau nyeri.
Sistem kardiovaskuler
1. Sirkulasi periper, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denyut nadi apikal
3. Periksa adanya pembengkakan veba jugularis
4. Pusing
5. Sakit
6. Edema
Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Pemasukan diet
3. Anoreksia, tidak di cerna, mual, dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi
Sistem Genitourinarius
1. Warna dan bau urine
2. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk BAK )
3. Frekwensi, tekanan, desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
a. Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
b. Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
a. Atrofi otot
b. Mengecilkan tendo
c. Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
a. Ambulasi dengan atau tanpa bantuan / peralatan
b. Keterbatasan gerak
c. Kekuatan otot
d. Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. paralisis
5. kifosis
Psikososial
1. Menjauhkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
2. Fokus-fokus pada diri bertambah
3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan
NO Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia
sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun !
Kesimpulan:
Keterangan:
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan lebih
dari SD
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
DAFTAR PUSTAKA