Anda di halaman 1dari 89

BAHAN AJAR ASKEB I (ANC)

BAB I
1. KONSEP DASAR KEHAMILAN
A. Konsep dasar masa kehamilan
a. Hamil adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahinya janin lamanya hamil
normal adalah 280 hari(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Prawirohardjo, 2006).
b. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifudin, 2006).
c. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).
d. Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejatinya.yang menandai awal
periode antepertum. (Varney, 2006).

B. Philosofi Kebidanan
Philosofi merupakan suatu statement, values/beliefs dari sesorang atau profesi,
philosofi bersifat dinamis (tidak berhenti dan dapat berubah sesuaidengan
pengalaman dan tuntunan). Philosofi kebidanan dalam hal ini asuhan kehamilan
menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan
yang diyakini dalam memberikan asuhan.
Philosofi Asuhan Kebidanan
1. Mempertahankan keamanan klien (safety)
2. Mempertahankan kepuasan klien (satisfying)
3. Menghormati martabat manusia dan self determination
4. Menghormati perbedaan kultural dan etika (Resfecting culture and ethic disersity)
5. Berpusat pada kontek keluarga (family centered)
6. Berorientasi pada promosi kesehatan (health promotion)
C. Lingkup Asuhan Kehamilan
1. Keterampilan Dasar
Keterampilan ini merupakan keahlian yang wajib dimiliki oleh bidan
untuk bisa mengasuh dengan baik. Berikut keterampilan tersebut:
 Mengumpulkan data riwayat kesehatan
 Melakukan pemeriksaan fisik
 Menilai keadaan janin
 Menghitung usia kehamilan
 Mengkaji status nutrisi
 Mengakaji kenaikan berat badan
 Memberikan penyuluhan
 Penatalaksanaan pada anemia ringan, hipertensi gravidarum tingkat I,
abortus iminens dan pre eklamsi ringan.
 Memberi imunisasi

2. Keterampilan tambahan
Selain keterampilan dasar, akan sangat membentu bila bidan juga memiliki bekal
keterampilan tambahan, yaitu:
 Menggunakan dopler
 Memberikan pengobatan
 Melaksanakan Long Life Skill (LSS) dalam manajemen pasca aborsi

D. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan


Sepuluh prinsip pokok yang wajib diketahui setiap bidan dalam melakukan asuhan kehamilan.
1) Proses kehamilan proses yang alamiah dan fisiologis.
2) Pengasuhan menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari segala bentuk
intervensi yang tidak dibutuhkan.
3) Aman bagi keselamatan hidup ibu. Asuhan yang diberikan, ditunjang oleh pengobatan
berdasarkan bukti (Evidence based medicine).
4) Menjaga privasi klien.
5) Membantu klien agar merasa aman dan nyaman serta memberi dukungan emosional.
6) Memberikan informasi serta konselin yang cukup.
7) Klien dan keluarga berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
8) Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan serta keyakinan atau agama dilingkungan
setempat.
9) Memelihara kesehatan fisik, psikologis, sosial seta spiritual klien dan keluarga.
10) Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit.
E. Tujuan Asuhan Kehamilan
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada ibu hamil utuk
mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani secara dini
kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu
hamil:
1) Tujuan umum:
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,
persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2) Tujuan khusus:
a) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayi dengan
trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif.
f) Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.

F. Standar Asuhan Kehamilan


Terdapat 6 standar dalam pelayanan antenatal :
1) Identifikasi ibu hamil
2) Pemeriksaan dan pemantauan Antenatal
3) Palpasi abdominal
4) Pengolaan anemia pada kehamilan
5) Pengelolaan dini hypertensi pada kehamilan
6) Persiapan persalinan
STANDAR MINIMAL ANTENATAL (7 T)
1) Timbang BB
2) Ukut TD
3) Ukur TFU
4) Imunisai TT
5) Pemberian tablet besi
6) Test PMS
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

G. Tipe Pelayanan Asuhan Kebidanan


Berikut 3 tipe pelayanan asuhan kehamilan berdasarkan pemberi asuhan:
1. Pelayanan kebidanan primer / mandiri
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab bidan.
Tugas pelayanan mandiri :
a. Menetapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan.
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan
melibatkan klien.
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien
atau keluarga.
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana.
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan wanita
dalam masa klimakterium dan menopause.
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

2. Pelayanan kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung
jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat. Missal : bidan, dokter, dan atau
tenaga kesehatan professional lainnya.
Tugas kolaborasi/kerjasama :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3. Pelayanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung
jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya untuk
mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka menjamin
kesejahteraan ibu dan anaknya.
Tugas merujuk/ketergantungan:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
keterlibatan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada kehamilan resiko
tinggi dan kegawatan darurat.
c. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa
nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
gawat darurat yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.

H. Hak-Hak Wanita Hamil


Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu :
a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan
langsung kepada klien (dan keluarganya)
b. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap sistem
pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi
dan didasari rasa saling percaya.
c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.Mendapatkan
pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
d. Menerima layanan senyaman mungkin.
e. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.

I. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan


Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah:
a. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan
yang mungkin terjadi
b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan,
baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric
c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi
dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.
d. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas yang
normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.

J. Issue Terkini Dalam Asuhan Kehamilan


1. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)
Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri
selama hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan
mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien
lebih aktif dalam mencari informasi, berperan secara aktif dalam perawatan diri
dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik.
Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik
itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai
memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan
baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat
menekan biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat
memilih tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
2. ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab
memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani
masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk
memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan
selama hamil juga lebih banyak.
3. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru
dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai
dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan
ANC.
BAB II
1. PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA MASA
KEHAMILAN
A. Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
Anatomi organ reproduksi wanita secara garis besar dibagi dalam dua
golongan yaitu: genetalia eksterna dan genetalia interna.
1) Genetalia Eksterna (bagian luar)
Meliputi semua organ-organ yang terletak antara os pubis, ramus inferior
dan perineum. Antara lain:
a. Mons veneris / mons pubis (daerah tumbuhnya rambut)
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan
sedikit jaringan ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas
kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi
untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk
estetika.
b. Labia Mayora (bibir besar)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan
menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan
belakang.Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk
perineum (pemisah anus dengan vulva). Permukaan ini terdiri dari :
1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris.
2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak)
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan.
c. Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut.Dibagian
atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di
bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Bibir kecil ini
mengelilingi orifisium vagina.
d. Clitoris (kelentit/ jaringan yang berisi saraf)
Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-
laki. Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh
darah sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula.Berfungsi
untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah
erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
e. Vestibulum (muara vagina)
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir
kecil, bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir
kecil. Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar
Bartholini, dua lubang saluran Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan
yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
f. Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat
mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan
salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g. Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan
mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang
dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup seluruhnya
disebut hymen imperforata dan menimbulkan gejala klinik setelah mendapat
menstruasi.
h. Lubang kencing (orifisium uretra externa)
Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Fungsinya
sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.
i. Perineum (jarak vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat
otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna daninterna serta
dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.

2. Genetalia Interna (bagian dalam)


Genetalia interna antara kandung terdiri dari :
a. Vagina (liang senggama)
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator
ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum.
Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding
vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebur rugae dan terutama di bagian bawah. Pada
puncak (ujung) vagina, menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke
dalam vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks anterior
(depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks sinistra (kiri). Sel dinding
vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman
vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
1) sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu haid dan sekret
dari uterus.
2) sebagai alat persetubuhan.
3) sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b.Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis
(panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Berfungsi sebagai tempat
calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada
saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Diding rahim terdiri dari
3 lapisan :
1) Peritoneum
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang diisi
jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen (perut).
2) Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian
rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses persalinan.Diantara serabut-serabut otot
terdapat pembuluh darah, pembulh lymfe dan urat syaraf.
3) Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk mempersiapkan jika
terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi
hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan.
Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus.
(pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan untuk
penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu
hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar,
dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam
rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi secara
ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui
proses yang dikenal sebagai involusi.
c.Tuba Uterina (saluran telur)
Tuba uterina atau saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah
lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim.Tuba fallopi merupakan tubulo
muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diametrnya 3 dan 8 mm. Tuba fallopi terbagi
menjadi 4 bagian:
1) Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari ostium internum
tuba.
2) Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang
paling sempit.
3) Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
4) Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi,
sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,tempat terjadinya konsepsi, dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang
siap mengadakan implantasi.
b. Ovarium (indung telur)
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah
tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. Ovarium berisi
sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi
sekelompok sel folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini
mulai mematang dan kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel
Graaf).
Sewaktu folikel Graff berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan cairan likuor
folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi beberapa lapis. Pada tahap inilah
dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel Graff mendekati pengembangan penuh atau
pematangan, letaknya dekat permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan,
sehingga membenjol, seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan ovarium.
Tekanan dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan serta ovum lepas melalui rongga
peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.

B. Genetalia Interna Dan Eksterna Panggul


TULANG-TULANG YANG MENYUSUN PANGGUL
Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu :
a) 2 buah tulang pangkal aha ( os coxae )
b) 1 buah tulang kelangkang (os sacrum)
c) 1 buah tulang tungging (os coccygis)

Tulang Pangkal Paha (OS COXAE)


Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain.
Batas os coxae dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu ialah :
a. Tulang usus (os illium)
b. Tulang duduk (os ischium)
c. Tulang kemaluan (os pubis )

1) Tulang Usus ( OS ILLIUM )


Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum. Batas atasnya
merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut CRISTA ILLIACA
Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu :
 Spina illiaka anterior superior (SIAS)
 Spina illiaka anterior inferior (SIAI)
 Spina illiaka posterior superior (SIPS)
 Spina illiaka posterior inferior (SIPI)

2) Tulang Duduk (OS ISCHIUM)


Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas
acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium yaitu SPINA ISCHIADICA. Tulang yang
tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah TUBER
ISCHADICUM. Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut inchisura isciadica
mayor. Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut inchisura ischiadica minor.

3) Tulang Kemaluan Kemaluan ( OS PUBIS )


Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan FORAMEN
OBTURATORIUM. Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan RAMUS
SUPERIOR, cekungannya dinamakan LINEA INOMINATA atau LINEA
TERMINALIS. Pertemuan kedua ramus superior dinamakan tepi atas simfisis. Pada
bagian bawahnya dinamakan RAMUS INFERIOR, pertemuan antara ramus inferior
membentuk tepi bawah simfisis. Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut
ARCUS PUBIS yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.

4) Tulang Kelangkang ( OS SACRUM )


Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah.
Batas-batas dari os sacrum yaitu :
 Articulatio sakro illiaca ( batas kanan dan kiri )
 Prosesus lumbal ke 5 ( batas belakang atas )
 Coccygis ( batas bawah )
 Promontorium ( batas depan atas )
Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat
melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan PROMONTORIUM. Pada bagian
anterior memanjng sampai illium dinamakan sayap sacrum. Lubang yang terdapat pada
bagian depan dinamakan FORAMINA SACRALIA ANTERIORA. Lubang yang
terdapat pada bagian belakang dinamakan FORAMINA SACRALIA
POSTERIORA. Pada vertebra terdapat bagian yang berduri yang dinamakan KRISTA
SAKRALIA. Pada bagian samping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang
pangkal paha dengan perantara articulatio sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang
tungging.

5) Tulang Tungging ( OS COCCYGIS )


Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang
tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari
ukuran panggul dalam.

JARINGAN LUNAK PANGGUL


Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding
panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi
panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut DIAFRAGMA PELVIS

BIDANG-BIDANG PANGGUL
a. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil.
Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh :
- Promontorium
- Sayap sacrum
- Linea terminalis
- Ramus superior
- Pinggir atas symphysis
Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP
1. Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugata vera )
2. Ukuran melintang (diameter tranversal )
3. Kedua ukuran serong ( diameter obliqua )

Ø Ukuran muka belakang


Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, dikenal dengan nama conjugata vera dengan
ukuran 11 cm. Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi
dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah
symphysis)

Ø Ukuran melintang
Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5
cm

Ø Ukuran serong
Dari articulatio sacroilliaka ke tuberpubikum dari belahan panggul yang bertentangan,
dengan jarak kurang lebih 13 cm.

b. Bidang Luas Panggul


Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang luas panggul terbentang antara
pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum danpertemuan antara ruas sacral II dan
III. Ukuran muka belakang 12,75 cm, dan ukuran melintang 12,5 cm. Bidang ini tidak
menimbulkan kesukaran dalam persalinan.

c. Bidang Sempit Panggul


Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terkecil. Bidang sempit panggul terdapat setinggi
pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadicae dan memotong sacrum krang lebih 1-2 cm
di atas ujung sacrum. Bidang ini paling sulit penilaiannya karena ukurannya paling kecil, dan
sulit mengukurnya. Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan bidang
sempit panggul.
d. Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang
menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang
adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.
Pada pintu bawah panggul biasanya ditentukan oleh 3 ukuran yaitu :
1. Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5 cm)
2. Ukuran melintang
Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5cm)
3. Diameter sagitalis posterior
Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5cm)

e. Bidang Hodge
Bidang hodge untuk menentukan berapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga
panggul.
Bidang hodge antara lain :
ü Hodge I
Ialah setinggi pintu atas panggul
ü Hodge II
Sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah symphisis
ü Hodge III
Sejajar dengan hodge I setinggi spina ischiadica
ü Hodge IV
Sejajar dengan hodge I setinggi ujung os coccygis

UKURAN-UKURAN PANGGUL
1. Ukuran Dalam Panggul
a. Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak
dapat diukur secara klinis ( kurang lebih 11 cm )
b. Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih
12-13 cm)
Cara mengukur conjugata diagonalis
ü Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah
digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
ü Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
ü Diameter oblique (menyilang) yaitu articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5
cm)
ü Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm )

2. Ukuran Luar Panggul


Ukuran luar panggul tidak dapat digunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat
berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat memberi
petunjuk akan kemungkinan panggul sempit.
Ukuran-ukuran luar panggul yaitu :
ü Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan kanan (26-28 cm)
ü Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri dan kanan (28-30 cm)
ü Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi atas symphysis sampai ruas lumbal ke 5 (18-
20 cm)
ü Lingkar panggul adalah dari tepi atas symphisys ke pertengahan SIAS lalu ke proxesus
lumbal ke 5 kembali ke pertengahan SIAS dan kembali di tepi atas shymphisis (80-100 cm)

C. Siklus Hormonal
1. Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis).
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone),
TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH
(Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan
juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
2. Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH –
luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga
hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
3. Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.
4. Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi
hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan
mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan/implantasi, endometrium
rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid.
Hormon-Hormon Reproduksi
2. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada
pria: memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik/pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering
tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa
ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
4. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria :
LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
5. Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi
hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan,
diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks :
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan
proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga
mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga
memicu pertumbuhan/regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan
tulang keropos/osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
6. Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi.
7. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki
fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
8. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /
pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga
jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel,
gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.

D. Konsepsi, Fertilisasi dan Implantasi


1. Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan
terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria ,sbb :
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi yang tepat
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada masa ovulasi
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang normal dan sehat
d. Tidak ada hambatan yang mencegah sperma membuahi ovum.
Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat di hari wanita
ovulasi karena sperma dapat hidup sampai 3 hari di dalam vagina, sedangkan ovum hanya
bertahan 12-24jam setelah dikeluarkan dari ovarium.
2. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan
ovum, terjadi penyatuan sperma dan ovum, sampai terjadi perubahan fisik dan kimiawi
ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan . fase-fase dalam konsepsi sampai dengan
fertilisasi:
a. Sperma memasuki vagina
b. Proses kapasitasi
c. Reaksi akromosom
d. Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiata
e. Reaksi granula kortikal
f. Fertilisasi
3. Implantasi ( Nidasi )
Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula di selubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast yang mampu menghancurkan atau
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada
pada fase sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah
kehamilan. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam akan mudah masuk ke dalam
desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya
kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut
dengan tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim
dekat fundus uteri.
E. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
Menurut Sulistya 2009, pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi dibagi menjadi
beberapa tahap, yaitu:
1. Embrio Usia 2-4 minggu
- Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi
satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
- Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
2. Embrio Usia 4-6 minggu
- Sudah terbentuk bakal organ-organ
- Jantung sudah berdenyut
- Pergerakan sudah nampak dalam pemeriksaan USG
- Panjang embrio 0,64 cm .
3. Embrio Usia 8 minggu
- Pemebentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan
kaki
- Pembentukan usus
- Pembentukan genetalia dan anus
- Jantung mulai memompa darah
4. Embrio Usia 12 minggu
- Embrio berubah menjadi janin
- Usus lengkap
- Genetalia dan anus sudah terbentuk
- Menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut
membuka
- BB 15-30 gram
5. Embrio Usia 16 Minggu
- Gerakan fetal pertama (quickening)
- Sudah mulai ada mekoneum dan verniks caseosa
- System musculoskeletal sudah matang
- System saraf mulai melakukan control
- Pembuluh darah berkembang dengan cepat
- Tangan janin dapat menggenggam
- Kaki menendang dengan aktif
- Semua organ mulai matang dan tumbuh
- Denyut jantung janin (DJJ) dapat di dengar dengan Doppler
- Berat janin 0,2 kg
6. Janin usia 24 minggu
- Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukan tulang meningkat
- Perkembangan pernapasan dimulai
- Berat janin 0,7-0,8 kg.
7. Janin usia 28 minggu
- Janin dapat bernafas, menelan, dan mengatur suhu
- Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru
- Mata mulai membuka dan menutup
- Ukuran janin 2/3 saat lahir
8. Janin usia 32 minggu
- Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir
- Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor
- Bayi sudah tumbuh 38-43 cm
9. Janin usia 36 minggu
- Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidk dapat lagi bergerak dan memutar
banyak
- Antibody ibu di transfer ke janin, yang akan memberikan kekebalan selama 6 bulan
pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Struktur Dan Fungsi Amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting untuk
diketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan
kesejahteraan janin. Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalah sebagai berikut
(Sulistya, 2009).
1. Struktur amnion
1) Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1500 cc.
2) Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis
3) Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008
4) Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urat, kreatinin, sel-sel
epitel, rambut lanugo, ferniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6%
gram/liter.
2. Fungsi amnion
a. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus
b. Memungkinkan janin bergerk bebas
c. Menstabilkan suhu tubuh janin tetap hangat
d. Menahan tekanan uterus
e. Sebagai pembersih jalan lahir
3. Cara mengenali amnion
a) Dengan kertas lakmus
b) Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo dan verniks caseosa, serta bercampur
meconeum.
c) Mikroskopis, terdapat lanugo dan rambut
d) Laboratorium, kadar ureum rendah dibandingkan dengan air kemih (urine).

G. Strukstur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat Dan Plasenta


 Tali pusat
Tali pusat merupakan bagian janin yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin,
meskipun tidak menutup kemungkinan juga tali pusat ini dapat menyebabkan penyulit
persalinan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat. Beberapa hal penting yang perlu diketahui
mengenai tali pust antara lain sebagai berikut.
1. Struktur tali pusat
a. Terdiri atas dua arteri umbilicus dan satu vena umbilikalis
b. Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion
c. Di dalamnya terdapat jaringan yang lembek, yang dinamakan selai Warthon, yang
berfungsi melindungi dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berada dalam tali
pusat
d. Panjang rata-rata 50 cm
2. Fungsi tali pusat
a. Media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin
b. Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolism janin ke tubuh ibu serta,
c. Media transportasi zat antibody dari ibu ke janin
3. Sirkulasi tali pusat
a) Kedua arteri dan satu vena yang berbeda dalam tali pusat menghubungkan system
kardiovaskular janin dengan plasenta.

 Plasenta
1. Strukstur
a. Berbentuk bundar atau hamper bundar denan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm.
b. Berat rata-rata 500 gram
c. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kea
rah fundus
d. Terdiri atas dua bagian, yaitu:
- Pars maternal: bagian plasenta yang menmpel pada desidua. Terdapat kotiledon rata-
rata 20 kotiledon
- Pars fetal: terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat).
1) Insersio sentralis
2) Insersio marginalis
3) Insersio velamentosa
2. Fungsi
a. Member makan kepada janin
b. Ekskresi hormone
c. Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d. Membentuk hormone estrogen
e. Menyalurkan berbagai antibody dari ibu
f. Sebagai barier terhadap janin dari kemungkinan masuknya
mikroorganisme/kuman.
3. Sirkulasi
a) Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan
dengan tekanan sistol 70-80 mmHg seperti air mancur
kedalam ruangan intervillar sampai mencapai chronic plate,
pangkal dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi
semua vili korialis dan kembali perlahan-lahan dengan
tekanan 8 mmHg ke vena-vena desidua
b) Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin,
dengan tujuan membuang CO2 dan mengikat O2.
H. Sirkulasi Darah Fetus
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak.
Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan
oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan
bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir
dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah
yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per
menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa
inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di
mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri,
kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh. Darah yang
mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena
cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan
menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri
iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke
plasenta tanpa melalui paru-paru (Sulistya, 2009).
I. Menentukan Usia Kehamilan dan Hari Perkiraan Persalinan
Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan
oleh bidan. Hal tersebut berguna dalam penegankan diagnosisi kehamilan. Implementasinya
adalah ketika menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ) kemudian disesuiakan dengan usia
kehamilan, lalu dianalisis apakah ada ketidaksesuaian atau tidak. Hasilnya dijadikan acuan
dalam pemberian asuhan. Begitu juga dengan menetukan Hari Perkiraan Lahir (HPL), karena
ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pasien dan keluarga untuk mempersiapkan diri baik
fisik, mental, maupun materi. Sedangkan bagi bidan HPL ini dijadikan sebagai acuan dalam
menetukan diagnosis dalam proses persalinan (misalnya persalinan preterm atau postterm).
1. Cara menentukan usia kehamilan:
Ada 2 cara yang dapat dilakukan guna menentukan usia kehamilan, yaitu sebagi
berikut:
a) Menggunakan suatu alat khusus (skala yang sudah ditentukan)
- Tentukan terebih dahulu Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
- Lihat dalam skala akan terlihat usia kehamilan sekaligus HPLnya
b) Menggunakan cara manual (menghitung)
- Tentukan HPHT terlebih dahulu
- Tentukan tanggal pemeriksaan hari ini
- Buat daftar jumlah minggu dan kelebihan hari setiap bulan. Sebagai contoh: bulan
Desember berjumlah 31 hari, maka menjadi 4 minggu + 3 hari
- Daftar jumlah minggu dan hari dibuat mulai dari sisa hari dalam bulan HPHT
sampai dengan jmlah minggu dan hari di bulan saat pasien melakukan pemeriksaan
- Setelah daftar selesai dibuat, jumlahkan minggu dan harinya, hasil akhir
dikonversikan dalam jumlah minggu
- Contoh kasus:
Pada tanggal 20 Maret 2009 Ny. Ani datang ke bidan Titin dengan keluhan tidak
menstruasi selama 6 bulan. Menstruasi terakhir tanggal 9 Oktober 2008. Maka
langkah perhitungan usia kehamilannya adalah sebagai berikut:
1) HPHT = 9 Oktober 2008
2) Tanggal periksa = 20 Maret 2009
3) Daftar jumlah minggu dan hari:
a) Oktober = sisa hari (31 – 9 = 22 atau 3 minggu + 1 hari)
b) November = 30 hari (4 minggu + 2 hari)
c) Desember = 31 hari (4 minggu + 3 hari)
d) Januari = 31 hari (4 minggu + 3 hari)
e) Februari = 28 hari (4 minggu)
f) Maret = sampai dengan tanggal periksa, 20 hari (2 minggu + 6 hari)
4) Dijumlahakan menjadi 21 minggu + 15 hari atau 23 minggu + 1 hari

2. Menentukan HPL:
Untuk HPL biasanya digunakan rumus Neagle, yaitu sebagai berikut:
HPL = HPHT + 7 hari – 3 bulan
Namun, tidak bisa digunakan pada:
- Ibu dengan riwayat haid yang tidak teratur
- Ibu hamil saat masih menyusui dan belum haid sesudah melahirkan; serta
- Ibu hamil karena berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid
Penentuan hari lahir pada pasien dengan keadaan diatas dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan USG.
Contoh kasus:
HPL Ny. Ani adalah sebagai berikut
20 - 3 – 2008
+7 – 3 + 1
27 – 12 – 2009
Jadi, HPL nya adalah 27 Desember 2009. Buan 3 dikurangi 3 sama dengan nol (0), maka
mengambil satu tahun (12 bulan, yang ditambah 3 menjadi 15 bulan), 15 dikurangi 3
menjadi 12 atau bulan ke-12, yaitu bulan Desember, tahun ditambah satu.

J. Perubahan Anatomi dan Fisio Logi Ibu Hamil


1. Sistem Reproduksi
A. Uterus
1) Ukuran
Uterus memiliki ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x
25 x 20cm dengan kapasitas lebih dari 4.000cc hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin, pada saat ini rahim akan mengalami hypertropi dan
hyperplasi otot polos rahim, serabut kolagennya menjadi hidroskopik dan endometrium
menjadi desidua (Sulistyawati, 2009; h. 59).
TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri Centimeter
(Minggu) (TFU) (cm)
12 1/3 jari diatas simfisis
16 ½ simfisis-pusat
20 2/3 diatas simfisis atau 3 jari 20 cm
dibawah pusat
24 Setinggi pusat 23 cm
28 1/3 di atas pusat atau 3 jari 26 cm
diatas pusat
32 ½ pusat-prosesus xiphoideus 30 cm
(Px)
36 Setinggi prosesus xiphoideus 33 cm
(Px)
40 2 jari (4cm)
dibawahprosesus xiphoideus
(Px)
Sumber : Hani dkk, 2010; h. L-4
2) Berat
Rahim yang semula sebesar jempol dan beratnya 30 gram akan mengalami hypertropi dan
hyperplasi sehingga menjadi baratnya 1000 gram, saat akhir kehamilan (Manuaba, 2010; h. 85).
Tabel 2.2
Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Bentuk dan konsistensi uterus
Bulan pertama Seperti buah alpukat
Isthmus rahim menjadi hipertropi dan
bertambah panjang sehingga bila di raba
terasa lebih lunak, keadaan ini di sebut
dengan tanda hegar

2 bulan Sebesar telur bebek


3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan Rahim teraba sperti berisi cairan ketuban,
rahim terasa tipis, itulah sebabnya
mengapa bagian-bagian janin ini dapat di
rasakan melalui perabaan dinding perut.
Sumber : Sulistyawati, 2009; h. 80
3) Posisi Rahim Dalam Kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam posisi antefleksi dan retrofleksi,pada saat 4
bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis,setelah itu mulai memasuki
rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati. Pada ibu hamil,
rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
4) Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarium bertambah diameternya, panjang, dan anak cabangnya,
pembuluh darah vena mengembang dan bertambah.
5) Servik uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut dengan
tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus.
Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut dengan tanda chadwick (Sulistyawati, 2009; h. 61).
Perubahan isthmus uteri atau rahim yang menyebabkan isthmus menjadi lebih
panjang dan lunak sehingga pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari saling bersentuhan.
Perlunakan isthmus ini disebut tanda hegar. Perubahan kosentrasi hormonal yang
mempengaruhi rahim yaitu estrogen dan progesteron menyebabkan progesteron mengalami
penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang disebut dengan Brakston Hiks.
Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama kesemua arah tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat
di daerah impalntasi plasenta sehingga rahim bentukanya, bentuk rahim yang tidak sama ini
disebut tanda hegar (Manuba, 2010; h. 87-88).
6) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum gravidatus sampai terbentuknya
plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron, selama 16 minggu
sampai plasenta terbentuk sempurna.
7. ) Vagina Dan Vulva
Adanya hormon estrogen terjadi hypervaskularisasi pada vulva dan vagina sehingga pada
bagian tersebut lebih merah dan kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda chadwick
(Sulistyawati, 2009; h. 61).
B. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan asi
dan laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat di lepaskan dari pengaruh hormon saat
kehamilan yaitu estrogen dan progesteron dan somatomamotropin.
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai
persiapan setelah janin lahir, beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah:
1. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.
2. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hypertropi kelenjar alvioli
3. Bayangan vena lebih membiru
4. Hyperpigmentasi pada puting susu dan areola.
5. Jika diperas akan keluar air susu berwarna kuning (Sulistyawati, 2009; h. 65), sedangkan
menurut (Manuaba, 2010; h. 108) terdapat tambahan perubahan yaitu:
1. Putting susu semakin menonjol
2. Pengeluaran asi belum berlangsung kerena prolaktin belum berfungsi kerena terhambat oleh
PIH, untuk mengeluarkan asi.
3. Setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan asi dapat berlangsung.
Pada saat awal kehamilan, payudara tidak mengalami perubahan yang berarti
sampai pada awal trimester ketiga, ketika kelenjar susu mulai aktif. Sampai pada bulan ketujuh,
payudara memproduksi sedikit kolostrum, cairan kekuning-kuningan yang merupakan makanan
berarti bagi bayi di awal kehidupannya. Perubahan warna puting susu yang makin menghitam
juga terjadi selama kehamilan (http://bidanku.com).
C. SISTEM ENDOKRIN
Selama siklus mentruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH merangsang
folikel degraff untuk menjadi matang dan berpindah ke permukaan ovarium dimana ia
dilepaskan folikel yang kosong dikenal dengan korpus luteum dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesteron. Estrogen dan progesteron merangsang poliferasi dari desidua, dalm
mempersiapkan implementasi, jika kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna
dan berfungsi setelah 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengalihkan tugas korpus
luteum untuk memproduksi estrogen dan progesteron.
D. Sistem Perkemihan
Selama kehamilan ginjal berkerja lebih berat, ginjal menyaring darah volumenya
meningkat 30-50% yang pucaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat
sebelum persalinan. Dalam keadaan normal aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan
menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan karena itu wanita
hamil sering merasa ingin berkemih ketika mencoba untuk berbaring, pada akhir kehamilan
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring, tidur
miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga
terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah
jantung.
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala bayi pada hamil tua terjadi
ganguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kencing
cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga
pembentukan air senipun akan bertambah, filtrasi pada glomelurus bertambah sekitar 68%
sampai 70%, pada kehamilan ureter membesar karena manampung banyaknya pembentukan
urine.
E. SISTEM PENCERNAAN
a. Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula pada trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145
mEq perliter disebabkan oleh hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang
dibutuhkan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, perkembangan organ kehamilan persiapan laktasi. Dalam makanan di perlukan
protein tinggi sekitar ½ gram /kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil yaitu: Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40
gram untuk pembentukan tulang janin. Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari. Air, ibu
hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retansi air.
f. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan badan sekitar ½ kg/ minggu(Manuaba, 2010; h. 110)
F. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan:
1. Pengeluaran air liur berlebihan
2. Daerah lambung terasa panas
3. Terjadi mual dan sakit atau pusing kepala terutama pagi hari yang disebut dengan morning
sikness
4. Muntah yang terjadi disebut dengan emesis gravidarum
5. Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi
(Manuaba, 2010; h. 93-94).
Rahim semakin besar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehinnga
menjadi sembelit atau konstipasi, sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus,
diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. Wanita hamil sering mengalami rasa panas di
dada dan sendawa yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan karena relaxsasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan
isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan (Sulistyawati, 2009; h. 63).
G. SISTEM INTEGUMEN
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan
yang nampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi disekeliling puting
susu, sedangkan diperut bagian bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap,
pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan serabut elastis
dibawah kulit, sehingga menimbulakan stirae gravidarum, bila terjadi peregangan yang hebat
misalnya hydramnion dan gamelli dapat menjadi dapat terjadi diatesis rekti bahkan hernia.
Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut sebagai linea nigra. Adanya
vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat.
H. SISTEM PERNAPASAN
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan O2. Karena
pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang
meningkat ± 20% untuk metabolisme janin. Oleh karena diaphragmanya tidak dapat bergerak
bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang membesar
terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat, ibu hamil akan
bernafas lebih cepat 20 – 25 % dari biasanya (Rukiyah, 2009).
I. SISTEM METABOLISME
Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis
pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuan
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran ligamen pada simpisis
pubis dan sakro iliaka akan menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen.
Simpisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu,dan sakro koksigeus
tidak teraba di ikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya
pergerakan pelvis akibat pembesaran pelvis. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan
dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen, bagi wanita yang
kurus lumbalnya lebih dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat
pada kaki bagian belakang. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang terutama dibagian
punggung. Oleh karena rasa sakit ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk relaksasi,
biasanya wanita hamil menganggap apa yang ia rasakan adalah suatu penderitaan yang
kadang mempengaruhi keadaan psikologisnya, selain sikap tubuh yang lordosis gaya berjalan
juga menjadi berbeda dibandingkan ketika tidak hamil, yang kelihatan seperti akan jatuh dan
tertatih-tatih.
J. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Masa Kehamilan
1) Trimester pertama (1-13 minggu)
Pada trimester pertama ini merasa kurang sehat dan sering membenci kehamilannya
yang disebabkan oleh rasa mual dan muntah. Pada pagi hari, ibu akan memperhatikan
perubahan pada dirinya untuk meyakinkan dirinya bahwa ia benar-benar hamil.
Kebutuhan sex menurun.
2) Trimester kedua (14-27 minggu)
Ibu sudah terbiasa oleh kadar hormon yang lebih tinggi sehingga merasa sehat, ibu
sudah menerima kehamilannya dan merasakan kehadiran bayinya dengan adanya gerakan
janin. Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan libidonya meningkat.
3) Trimester ketiga (28-40 minggu)
Trimester ketiga merupakan fase yang membutuhkan perhatian khusus karena pada
trimester ini kemungkinan komplikasi sangat mungkin terjadi, ukuran janin yang sudah
mulai membesar dan juga keseimbangan tubuh juga sudah mulai terganggu.

BAB III
1. TANDA-TANDA KEHAMILAN
Tanda Dan Gejala Kehamilan
A. Tanda-tanda persumptif:
1) Amenorea (tidak mengalami menstruasi)
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh
terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-
obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid. Wanita harus
mengetahui tanggal Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir
umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinannya.
2) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak
sampai muntah yang berkepanjangan. Atau disebut juga dengan morning
sickness.
3) Mengidam (ingin makan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan trimester pertama.
4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
5) Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan, kemudian nafsu
makan timbul kembali.
6) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan
payudara membesar karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
7) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh
wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
8) Miksi sering
Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini
akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan akan muncul
kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
9) Kontipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena
perubahan pola makan.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai
pada muka (cloasma gravidarum), areola mamae, leher, perut berupa linea nigra.
B. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1. Perut membesar
2. Uterus membesar
3. Tanda Hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah
tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah
difleksikan. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata
pada minggu ke 7-8.
4. Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Servik terasa lebih lunak.
5. Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan.
6. Tanda Piskacek’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus dekat dengan
implantasi plasenta.
7. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton Hicks)
8. Teraba ballottement
Ballotement adalah tanda ada benda terapung atau melayang dalam cairan.
Tanda ini muncul pada minggu ke 16-20.
9. Test kehamilan positif
Dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonadotropin dalan urine.
Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita
mengalami kehamilan (Ari Sulistyawati, 2009).
C. Tanda pasti (positif)
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop lenec pada minggu 17-18, pada orang
gemuk lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler) bisa lebih awal
terdengar sekitar minggu ke-12.
2) Palpasi
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran
embrio
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya jelas setelah minggu ke-
22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu) (Ari
Sulistyawati, 2009).
D. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
1) Rontgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai 14.
Pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnosis
kehamilan dan atas indikasi yang mendesak sekali, sebab janin sangat peka
terhadap sinar X.
2) Ultrasonografi (USG)
Alat ini menjadi sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan kelainan-
kelainannya karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya.
Pada minggu ke-6, sudah terlihat adanya kantong kehamilan.
3) Fetal Electro Cardio Grafi (ECG)
Dapat direkam pada minggu ke-12
4) Fetal Electro Cardio Grafi (ECG)
5) Test laboratorium
Banyak tes yang dapat dipakai, tetapi yang paling populer adalah tes
inhibisi koagulasi. Tes ini bertujuan mendeteksi adanya HCG dalam urin (Yuni
Kusmiyati dkk, 2008).
BAB IV
1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
Faktor Fisik
A. Status Kesehatan
1) Kehamilan pada usia tua
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya.
2) Kehamilan Multipel
Pada kasus kehamilan multiple (kehamilan lebih dari satu janin) biasanya kondisi ibu
lemah.
3) Kehamilan dengan penyakit penyerta
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan penyakit yang dialami ibu hamil:
a) Penyakit akibat langsung kehamilan, seperti: Hyperemesis gravidarum,
preeklmapsia/eklampsia, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, dan
perdarhan antepartum.
b) Penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan, seperti penyakit pada
alat kandungan (karsinoma servik, tumor uteri, mioma uteri, dan lain sebagainya),
hipertensi, Pneumonia, TB paru, hemoroid, hepatitis, diabetes mellitus, IMS,
HIV/AIDS.
B. Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena
actor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil serta berguna dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin.
C. Gaya Hidup
1) Kebiasaan minum jamu
2) Mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu
3) Aktivitas seksual
4) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
5) Exercise atau senam hamil
6) Merokok
7) Minum minuman keras
8) Ketergantungan obat/pengguna NAPZA
D. Kehamilan Diluar Nikah Dan Kehamilan Tidak Diinginkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal-hal positif yang
dapat meningkatkan kesehatan bayinya.
E. Faktor Psikologis
Status emosional dan psikologis ibu menentukan keadaan yang timbul sebagai
akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat mengakibatkan kehamilan
fisiologis menjadi patologis (Yuni Kusmiyati dkk, 2008).
1. Stressor Internal
Meliputi factor-faktor pemicustres ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri.
Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan
perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh
menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi
stress yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang dengan
kepribadian temperamental, autis, atau orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini
tentu saja tidak kita harapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis
pasien sangat perlu dilakukan.
2. Stressor Eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar, bentuknya sangat bervariasi. Misalnya
masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaan dengan suami, tekanan dari
lingkungan, dan masih banyak kasus yang lain.
3. Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang berupa
fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang
terjadi, dimana sumber stress terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan
adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam menjalani proses itu, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif
dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
4. Factor Lingkungan, Sosial, dan Budaya
a. Adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus bisa menyikapi hal ini dengan bijaksana, jangan sampai
menyinggung “kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut.
Penyampaian melalui pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik
misalnya melalui media massa, pendekatan tokoh masyarakat, dan penyuluhan
yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi
kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh
buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respons yang
positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
b. Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social
ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisikdan psikologis
yang baik pula. Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya
persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
BAB V KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
Kebutuhan Fisik Ibu Hamil TM I, II, dan III
Kebutuhan dasar ibu hamil selama kehamilan di bagi menjadi kebutuhan fisik dan
fsikologi yaitu :
5. Kebutuhan fisik
A. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernafasan, CO2 menurun dan O2 meningkat, O2 meningkat akan bermanfaat untuk
janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, dimana keadaan CO2 menurun. Pada
Trimester III janin membesar dan menekan diafragma dan menekan vena cava
inverior yang menyebabkan nafas pendek-pendek.
B. Nutrisi
 Kalori
Kebutuhan energi pada ibu hamil adalah sebesar 285 kkl per hari.
Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi
kebutuhan janin. Pada TM I kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis
atau pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah tambahan energi terus
meningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan janin.
 Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%.
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan
protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram, bahan pangan yang dijadikan
sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologis yang tinggi
seprti daging, ikan, telur, susu, dan untuk protein yang berasal dari tumbuhan nilai
biologisnya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
 Zat besi
Kebutukan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300%, dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama
hamil, melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi dan pemberian
suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60
gram setiap hari selama kehamilan. Pemantauan konsumsi suplemen zat besi
perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena ini akan
sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan zat besi, vitamin c dan protein
hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi,
sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitrat (terkandung dalam
kacang-kacangan) akan menghambat penyerapan zat besi. Namun demikian
bukan berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tersebut tidak
bermanfaat bagi tubuh, zat-zat ini tetap di konsumsi namun jangan diminum
bersamaan dengan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang lebih dua jam dari
pemberian zat besi.
 Asam folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang meningkat dua kali lipat
selam hamil. Asam folat sangat bermanfaat dalam metabolisme normal makanan
menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel dan
pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu akan menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat dan selalu mengantuk. Jika
kondisi ini terus berlanjutdan tidak segera di tangani maka pada ibu hamil akan
terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin.Jenis
makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur
berdaun hijau (bayam dan aspiragus), dan kacang-kacangan (kacang kering,
kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Menurut
Widya Karya Pangan Nasional pemberian asam folat pada ibu hamil dengan
besaran 280,660 dan 470 mikrogram yaitu untuk TM I, II, dan III. Asam folat
sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah
kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak di bentuk pada minggu
pertama kehamilan.
 Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%, oleh
karena itu asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium
adalah susu dan hasil olahanya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan
beberapa makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
C. Personal Hygiene
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu di perhatikan karena dengan perubahan
sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang
menempel pada kulit meningkatkan kelembaban kulit dan memungkinkan menjadi
tempat berkembangnya mikroorganisme, Bagian tubuh yang lain yang sangat
membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan, selain dibersihkan saat mandi mengganti
celana dalam secara rutin minimal 2 kali sehari sangat dianjurkan.
D. Eliminasi
Keluhan yang dirasakan pada kehamilan biasanya konstipasi dan sering buang
air kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progestrin
yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya adalah otot usus.
Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika lambung dalam
keadaan kosong yang berfungsi untuk merangsang gerak peristaltik usus.Sering
buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama
pada TM I dan II. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada
awal kehamalan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kandung kemih sehingga
kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada TM III terjadi pembesaran janin yang juga
menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan
untuk mengurangi keluhan sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
dehidrasi.
E. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti berikut :
 Sering abortus dan kelahiran prematur
 Perdarahan pervaginam
 Koitus harus dilakukan secara hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
 Bila ketuban sudah pecah, dilarang koitus karena dapat menyebabkan infeksi
janin intra uteri.
F. Mobilisasi
Tubuh akan mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin,
perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena
tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang di banding sikap tubuh ketika tidak hamil.
Keluhan yang sering di alami adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika
tidur malam hari. Hal yang perlu di perhatikan untuk masalah ini adalah tidak
memakai sepatu hak tinggi, posisi tegak saat mengangkat beban, tidur dengan posisi
kaki di tinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, dan hindari duduk atau
berdiri terlalu lama.
G. Senam Hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan
bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak
H. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada
perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
I. Traveling
Meskipun dalam keadaan hamil ibu masih membutuhkan rekreasi untuk
menyegarkan pikiran dan perasaan.
J. Persiapan laktasi
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai
berikut :
 Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang mengunakan
busa, karena akan menggangu penyerapan keringat di payudara
 Gunakan bra yang dengan bentuk yang menyangga payudara
 Hindari pembersihan puting susu dengan sabun mandi karena akan menyebabkan
iritasi. Bersihkan puting
 Bersihkan susu dengan baby oil atau minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat
 Jika ditemukan pengeluaran cairan berwarna kekuningan dari payudara berarti
produksi asi sudah dimulai.
K. Persiapan Persalinan
Beberapa hal yang harus di persiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut :
 Biaya dan penentuan tempat melahirkan
 Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi suatu
hal yang tidak diinginkan
 Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya
 Surat-surat fasilitas kesehatan (ASKES, kartu sehat, jaminan kesehatan dari
tempat keraja dan lain-lainnya).
 Pembagian peran saat berada di RS.

L. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit
yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang di berikan
adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus.
Jadwal pemberian imunisasi TT adalah :
 TT 1 selama kunjungan antenatal I
 TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
 TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
 TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
 TT 5 → 1 tahun setelah TT 4

BAB VI
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
A. Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasi
No. Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1. Sering buang air kecil  Penjelasan mengenai sebab terjadinya
TM 1 & 3  Kosongkan saat adanya dorongan untuk kencing
 Perbanyak minum pada siang hari
 Jangan mengurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali
jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari
 Batasi minum kopi, teh dan soda
 Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan
menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri &
kaki ditinggikan untuk mencegah dieresis.
2. Striae gravidarum  Gunakan emolien topical atau antipruritik jika ada indikas
tampak jelas pada  Gunakan baju yang longgar yang dapat menopang payudara
bulan ke 6 & 7 & abdominal
3. Hemoroid  Hindari konstipasi
Timbul TM 2 & 3  Makan makanan yang berserat & banyak minum
 Gunakan kompres es & air hangat
 Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap selesai BAB
4. Kelelahan pada TM 1  Yakinkan bahwa ini normal pada awal kehamilan
 Dorong ibu untuk sering istirahat
 Hindari istirahat yang berlebihan
5. Keputihan terjadi di  Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
TM 1,2 & 3  Memakai pakaian dalam dari bahan katun & mudah menyerap
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah & sayur
6. Keringat  Pakailah pakaian yang tipis & longgar
bertambah.secara  Tingkatkan asupan cairan
perlahan terus  Mandi secara teratur
meningkat sampai
akhir kehamilan
7. Sembelit TM 2 & 3  Tingkatkan diet asupan cairan
 Minum cairan dingin atau hangat, terutama saat perut kosong
 Istirahat cukup
 Senam hamil
 Membiasakan membuang air besar secara teratur
 BAB segera setelah ada dorongan
8. Kram pada kaki  Kurangi konsumsi susu ( kandungan posfornya tinggi )
setelah UK 24 minggu  Latihan dorso fleksi pada kaki & meregangkan otot yang
terkena
 Gunakan penghangat untuk otot
9. Mengidam TM 1  Tidak perlu di khawatirkan selama diet memenuhi
kebutuhannya
 Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa di terima,
mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa
menyidam atau kesukaan menurut kultur
10. Nafas sesak TM 2 & 3  Jelaskan penyebab fisiologi
 Dorong agar secara sengaja mengatur laju & dalamnya
pernafasan pada kecep[atan yang terjadi
 Merentangkan tangn di atas kepala serta menarik nafas
panjang
 Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernafasan
interkosta
11. Nyeri ligamentum  Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri
rotundum TM 2 & 3  Tekuk lutut kearah abdomen
 Mandi air hangat
 Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya
jika tidak terdapat kontraindikasi
 Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus & bantal
lainnya letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi
berbaring miring
12. Berdebar-debar  Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan
(palpitasi jantung)
mulai akur TM 1
13. Panas perut  Makan sedikit-sedikit tetapi sering
(heartburn) mulai  Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam
bertambah sejak TM 2  Hundari rokok, asap rokok, alcohol, dan coklat
dan bertambah  Hindari berbaring setelah makan
semakin lamanya  Hindari minum air putih saat makan
kehamilan. Hilang  Kunyah permen karet
pada waktu persalinan  Tidur dengan kaki ditinggikan
14. Perut kembung TM 2  Hindari makan yang mengandung gas
&3  Mengunyah makanan secara sempurna
 Lakukan senam secara teratur
 Pertahankan saat buang air besar yang teratur
15. Pusing/sinkop TM 2  Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
&3  Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat
dan sesak
 Hindari berbaring dalam posisi terlentang
16. Mual dan muntah TM  Hindari bau atau factor penyebabnya
1  Makan biscuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun
dari tempat tidur di pagi hari
 Makan sedikit tapi sering
 Duduk tegak setiap kali selesai makan
 Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
 Makan makanan kering di antara waktu makan
 Minum minuman berkarbonat
 Bangun dari tidur secara perlahan
 Hindari menggosok gigi setelah makan
 Minum teh herbal
 Istirahat sesuai kebutuhan
17. Sakit punggung atas  Gunakan posisi tubuh yang baik
dan bawah TM 2 & 3  Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat
 Gunakan kasur yang keras
 Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung
18. Varises pada kaki TM  Tinggikan kaki sewaktu berbaring
2&3  Jaga agar kaki tidak bersilang
 Hindari berbaring atau duduk terlalu lama
 Senam untuk melancarkan peredaran darah
 Hindari pakaianatau korset yang ketat
( Ari Sulistyawati,2011;h 123-127)

B. Kunjungan Ulang
Jadwal Kunjungan Ulang
Adapun jadwal kunjungan ulang adalah sebagai berikut :
1) Kunjungan I (16 minggu), dilakukan untuk :
 Penapisan dan pengobatan anemia,
 Perencanaan persalinan,
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya,
 Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan, MAP,
 Mengulangi perencanaan persalinan.
3) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
 Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III,
 Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi,
 Memantapkan rencana persalinan,
 Mengenali tanda-tanda persalinan.

C. TANDA BAHAYA KEHAMILAN


1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam dapat terjadi setiap saat pada masa hamil. Hal ini dapat
disebabkan oleh kondisi yang ringan, seperti implantasi, servisitis atau polip servik, atau
koitus, atau oleh kondisi-kondisi serius yang bahkan mengancam kehidupan, seperti
plasenta previa dan solusio plasenta. Perdarahan pada masa kehamilan dapat dibagi
menjadi 2:
a) Perdarahan pada masa kehamilan muda
Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan, dapat berupa:
 abortus,
 kehamilan mola,
 kehamilan ektopik.
b) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut
Yaitu perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan setelah 22 minggu sampai
sebelum bayi lahir. Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu biasanya lebih
banyak dan lebih berbahaya. Perdarahan ante partum yang berbahaya umumnya
bersumber pada kelainan plasenta, Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut,
dua kondisi yang mengancam jiwa adalah:
 Solutio Plasenta.
 Plasenta previa
2. Sakit kepala hebat
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala preeklampsia, suatu penyakit
yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang
maternal, stroke, koagulopati dan kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah yang serius adalah:
 Sakit kepala hebat
 Sakit kepala yang menetap dan
 Tidak hilang dengan istirahat.
3. Penglihatan kabur
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsi.
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
dalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat
bintik-bintik (spot) , berkunag-kunag.
Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri
atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan
ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.
4. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka. Edema pretibial yang rigan sering ditemukan pada kehamilan biasa,
sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis preeklampsia. Hampir separuh
dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah
beristirahat atau meninggikan kaki. Edema yang menghawatirkan ialah edema yang
muncul mendadak dan cenderung meluas. Edema bisa menjadi menunjukkan adanya
masalah serius dengan tanda-tanda antara lain :
 Jika muncul pada muka dan tangan
 Bengkak tidak hilang setelah beristirahat
 Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit kepala yang hebat,
pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre-eklampsia
5. Nyeri perut hebat
Seorang wanita hamil Keuhan nyeri perut dapat merupakan gejala penyakit atau
komplikasi yang fatal. Keadaan ini dapat terjadi pada kehamilan muda yaitu pada usia
kehamilan kurang 22 minggu ataupun pada kehamilan lanjut yaitu pada usia kehamilan
lebih 22 minggu. Selama masa hamil nyeri perut hebat dapat menunjukkan:
 Kehamilan ektopik
 preeklampsi,
 persalinan premature,
 solution plasenta.
 Abortus
 Ruptura uteri imminens
6. Gerakan janin berkurang
Gerak janin pertama inutero yang dapat dirasakan ibu disebut quickening, ini
terjadi pada usia kehamilan 18 – 20 minggu pada wanita yang baru pertama kali hamil
dan antara minggu ke 16 – 18 pada wanita yang mengandung bayi berikutnya.
Salah satu pedoman yang dapat diterima untuk menghitung gerakan janin ialah 10
gerakan dalam periode 12 jam, artinya jika bayi bergerak kurang dari 10 kali dalam 12
jam ini menunjukkan adanya sesuatu hal yang patologis pada bayi tersebut, dan wanita
hamilharus segera memberi tahu tenaga kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.
Kadang-kadang bayi bergerak sangat sedikit sehingga ibu menganggap gerakan
bayi hilang. Meskipun kagagalan untuk merasakan gerakan bayi pada waktu tertentu
disebabkan ketidak awasan ibu, laporan penurunan atau tidak adanya gerakan harus
mendapat perhatian serius dan suatu test khusus harus diprogramkan. Karena beberapa
wanita masih berfikir bahwa gerakan bayi didalam rahim yang melambat sebelum
persalinan adalah normal, pastikan untuk memberi ibu penjelasan bahwa hal tersebut
tidak benar.
D. Kebutuhan Psikologis
1) Support Keluarga
Dukungan selama kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita. Terutama
dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita
akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang-
orang terdekat, sperti:
a. Suami
Dukungan suami yang diharapkan istri adalah:
 Suami sangat mendambahkan bayi yang ada di dalam kandungan istri
 Suami senang mendapat keturunan
 Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
 Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri atau
janin yang dikandung
 Suami menghibur atau menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
 Suami tidak menyakiti istri
 Suami menasehati istri agar tidak terlalu capek bekerja.
b. Keluarga
Dukungan keluarga yang diharapkan istri adalah:
 Ayah-ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
 Ayah-ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
 Seluruh keluarga berdo’a untuk keselamatan ibu dan bayi
 Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh
dilakukan.
c. Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa:
 Do’a bersama untuk keselamatan ibu dan bayai dari ibu-ibu pengajian atau
perkumpulan atau kegiatan yang berhubungan dengan sosial atau keagamaan
 Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan
 Adanya diantara mereka bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
 Menunggui ibu ketika melahirkan
 Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
2) Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu
hamil atau pasca bersalin, yaitu bapak, ibu, kakak, dan pengunjung. Tenaga kesehatan
dapat memberikan peranannya melalui dukungan:
a) Aktif: melalui kelas antenatal
b) Pasif: dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami
masalah untuk berkonsultasi.
3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil.
Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat
hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil
akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan
memberikan kehamilan yang sehat.
4) Persiapan Menjadi Orang Tua
Kehamilan dan peran sebgai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau
peralihan. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran
yang baru, serta ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat
disatukan dengan anggota keluarg yang baru. Peralihan menjadi orang tua adalah
sebagai berikut:
 Fase penantian:
a) Berkaitan dampaknya pada kehamilan
b) Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua,
misalnya pembagian tugas dalam keluarga.
c) Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan
tanggung jawab.
 Fase bulan madu:
a) Sangat berdampak pada masa pueperium, perlu mendpat perhatian pada
askebnya.
b) Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembira
c) Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan
baru dengan bayi
d) Merupakan fase yang beradaptasi dengan anggota baru.
 Sementara itu peran orang tua dalam persiapan menjadi orang tua adalah sebagai
berikut:
a) Peran orang tua sebagai proses peralihanyang berkelanjutan:
 Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan
suatu keadaan statis.
 Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang
tua di mulai.
b) Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan:
 Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat
menggangu dan merupakan perubahan negative.
 Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti:
a. Perubahan kehidupan seksual
b. Pola tidur dan lain-lain.

BAB VII
ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL
A. Tujuan Kunjungan:
1) Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap
dan uji skrining yang tepat.
2) Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nilai darah, serta
pertumbuhan dan perkembangan janin yang dapat digunakan sebagai standar
pembanding sesuai kemajuan kehamilan.
3) Mengidentifikasi faktor resiko dengan mendapatkan riwayat detil kebidanan masa
lalu dan sekarang.
4) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan
mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehamilan yang
lalu, proses persalinan serta masa nifas.
5) Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.
6) Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam
asuhan.
B. Pengkajian Data Ibu Hamil
1. Pengkajian Data Ibu Hamil
a) Data Subyektif
1. Biodata
2. Anamnesis
1) Keluhan Utama
2) Riwayat Kesehatan reproduksi
 Haid
a. Menarche
b. Siklus Haid
c. Lamanya
d. Keluhan
e. Volume
f. Bau
g. Konsistensi
3) Riwayat kehamilan yang lalu
4) Riwayat kehamilan sekarang
 Hari pertama haid terakhir (HPHT)
 Hari perkiraan lahir (HPL)
 Ini adalah kehamilan yang ke?
 Periksa hamil pertama kali di?
 Imunisasi TT :
 Trimester I
 Trimester II
 Trimester III
 Keluhan selama hamil
 Obat yang dikonsumsi
 Konsumsi jamu (Ya/Tidak)
 Gerakan janin : (frekuensi lebih dari 10 kali/24 jam)
 Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
 Penyakit menular : TBC, Hepatitis
 Penyakit menurun : penyakit menurun ( DM, Asma, Hipertensi)
 Riwayat kesehatan yang lalu
 Pernah dirawat di RS, atau pernah menjalani operasi?
2) Riwayat kesehatan keluarga
 Kehamilan kembar
 Penyakit menular dalam keluarga
 Penyakit keturunan
 Penyakit alergi
 Data Psikososial
1. Riwayat perkawinan
2. Respons suami dan keluarga terhadap kehamilan ini
3. Respons ibu terhadap kehamilan
4. Hubungan ibu dengan anggota keluarga suami dan anggota keluarga yang
lain.
5. Adat setempat yang dianut dan berhubungan dengan kehamilan
 Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Makan
a. Frekuensi
b. Jenis makanan
c. Jumlah
d. Pantangan
e. Makanan kesukaan
2) Minum
a. Frekuensi
b. Banyaknya
c. Jenis minuman
d. Minuman kesukaan
3) Istirahat
a. Malam
b. Siang
c. Keluhan
4) Personal hygiene
a. Mandi
b. Sikat gigi
c. Ganti Baju
d. Ganti celana dalam dan bra
e. Potong kuku
f. Keramas
5) Aktivitas
a. Di tempat kerja
b. Di rumah
6) Hubungan seksual
a. Frekuensi
b. Keluhan
 Pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perawatannya
1) Pemeriksaan kehamilan
2) Perawatan payudara
3) Memantau gerakan janin
4) Waspada keluhan
5) Pola makan yang sehat
6) Sikap tubuh yang baik (body methalic)
7) Posisi tidur
8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
b) Data objektif
1. Pemeriksaan Umum (KU, TB, BB sebelum dan saat hamil, LILA, TTV)
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala : bentuk, warna, kebersihan, rambut mudah rontok/tidak)
b. Muka : closma, jerawat, sianosis, berkeringat
c. Mata : sclera, conjungtiva, gangguan penglihatan, kotoran
d. Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat massa
e. Hidung : kebersihan, pernapasan cuping, polip
f. Mulut: karies gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembapan bibir, stomatitis,
perdarahan gusi
g. Leher: pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
h. Dada: retraksi dada, denyut jantung, wheezing
i. payudara: simetris/tidak, hiperpigmentasi, kondisi putting susu, keras/lunak, terdapat
benjolan/tidak, pengeluaran kolostrum

Ekstremitas atas
1) Bentuk
2) Kebersihan tangan, kuku
3) Pucat di ujung jari
4) Tremor
5) Telapak tangan berkeringat
6) Warna merah pada telapak tangan
Abdomen
1) Pembesaran perut : simetris / tidak, sesuai dengan kehamilan/ tidak
2) Striae gravidarum
3) Luka bekas operasi
4) Linea nigra
5) Palpasi Leopold :
a) Leopold I :
o TFU
o Teraba bagian besar (melenting keras-kepala dan susah digerakkan-bokong). Ada
berapa bagian yang teraba. Jika dua, waspada adanya kehamilan kembar.
o Mengukur TFU menurut Mc Donald untuk menghitung taksiran berat janin (TBJ). Cara
pengukurannya adalah tempatkan metline skala 0 (nol) di atas simfisis dan ukur TFU
dengan melihat metline dalam cm.
o Caranya:
Jika belum masuk panggul :
( TFU – 12 ) x 155
Jika sudah masuk panggul :
( TFU – 11 ) x 155
b) Leopold II :
o Sebelah kanan : teraba bagian yang rata, ada tahanan, punggung
o Sebelah kiri : teraba bagian yang menonjol, kecil-kecil, ekstremitas
c) Leopold III :
o Teraba bagian besar – kepala atau bokong, satu atau lebih dari satu
d) Leopold IV :
o Seberapa besar bagian janin ( presentasi ) yang sudah masuk panggul.
6) DJJ ( dihitung satu menit penuh )
a) Frekuensi / menit
b) Teratur / tidak
c) Punktum maksimum
Pemeriksaan Panggul
1) Pemeriksaan Panggul luar
2) Pemeriksaan panggul dalam
Genitalia Luar :
1) Tidak ada varises
2) Tanda Chadwick
3) Pembesaran kelenjar Bartholini
4) Keputihan

Genitalia dalam :
1) Vagina
2) Serviks
3) Tanda infeksi oada serviks
4) Teraba promontorium?
Pemeriksaan bimanual :
1) Tanda Hegar
Rektum :
1) Kebersihan
2) Hemoroid
Ekstremitas bawah :
1) Bentuk
2) Varises
3) Kebersihan kuku
4) Pucat pada ujung jari kaki
5) Teraba dingin atau panas-infeksi vena
6) Refleks patella ( kanan dan kiri )
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb
2) Golongan darah
3) Protein urine
4) AL ( Leukosit )
Pemeriksaan USG
Non-stress Test ( NST)

C. Menentukan Diagnosis
1) Menetapkan Normalitas Kehamilan
a) Membuat kesimpulan dari seluruh hasil temuan.
b) Berdasarkan data dasar ( subjektif dan objektif ) yang mengacu pada kondisi yang
fisiologis dalam kehamilan.
c) Dituntut pemahaman mengenai perubahan anatomi fisiologi ibu hamil, serta adaptasi
psikologis ibu hamil di setiap trimester.
2) Membedakan Ketidaknyamanan selama kehamilan dengan Komplikasi Kehamilan.
a) Mengkaji dari keluhan yang dirasakan pasien melalui anamnesis yang efektif dan
komunikatif. Perlu adanya hubungan interpersonal yang baik terlebih dahulu dengan
pasien sehingga pasien dapat dengan nyaman menyampaikan apa yang dirasakan dengan
terbuka.
b) Dikuatkan dengan pemeriksaan fisik, terutama yang berkaitan dengan keluhan yang
dirasakan pasien untuk lebih dipertajam.
c) Pengambilan kesimpulan yang tidak tepat dapat berakibat fatal.
a) Kunjungan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien untuk belajar
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilannya.
b) Bidan harus aktif dalam mengajukan pertanyaan yang dapat menggiring kepada
kesimpulan mengenai apa yang harus disampaikan kepada pasien, sehingga penyuluhan (
KIE ) yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasien.

D. Mengembangkan Perencanaan
1. Menetapkan Kebutuhan Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan Laboratorium awal dan rutin yang harus dilakukan adalah pemeriksaan
kadar Hb, untuk mengetahui apakah pasien dalam keadaan anemia atau tidak di awal
kehamilannya. Pemriksaan awal ini dijadikan sebagai patokan dalam memantau kemajuan
kehamilannya.
b) Pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut :
Kadar leukosit, apabila ada indikasi terjadi infeksi.
Protein urine, untuk penapisan pre-eklamsi.
Hematokrit, untuk penapisan DHF.
Pemeriksaan darah, untuk penapisan penyakit malaria.
Pemeriksaan pembiakan bakteri jika ada indikasi khussu untuk penegakan diagnosis
infeksi.

2. Menetapkan Kebutuhan Belajar / Bimbingan bagian apa pasien.


a) Berdasarkan apa yang ditanyakan pasien.
b) Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif.
c) Contoh :
Data dasar yang mendukung adalah sebagai berikut :
Data subjektif : pasien mengatakan tidak suka makan sayuran, telur, dan daging. Makan
sehari dua kali, yaitu bakso dan mie ayam. Akhir-akhir ini sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan mudah lelah.
Dta Objektif : trimester I belum ada peningkatan BB, konjungtiva anemis, ujung jari tangan
dan kaki pucat, kadar Hb 9 gram %.
d) Selain kasus atau keadaan khusus yang dialami oleh pasien, bidan tetap perlu
memberikan mater-materi pendidikan kesehatan sesuai dengan usia kehamilannya, antara
lain sebagai bnerikut :
Nutrisi/ pemenuhan gizi selama hamil.
Olahraga ringan / senam hamil
Istirahat.
Kebersihan.
Pemberian ASI untuk bayi.
KB pasca persalinan
Tanda-tanda bahaya selama hamil
Aktivitas seksual.
Kegiatan sehari-hari
Obat-obatan
Asap rokok.
Sikap tubuh yang baik.
Pakaina dan sepatu.
3. Menetapkan kebutuhan untuk Pengobatan Komplikasi Ringan
a) Bidam mempunyai hak untuk melakukan pengobatan komplikasi ringan pada ibu
hamil.
b) Namun dalam pemberian pengobatan ini bidan juga tetap harus memperhatikan
aturan (dosis) yang tepat. Jika obat yang diberikan adalah antibiotic, maka hati-hati dengan
adanya riwayat alergi pasien terhadap obat antibiotik.
4. Menetapkan Kebutuhan untuk Konsultasi atau Rujukan ke Tenaga Kesehatan lain
a) Dalam pelaksanaan asuhan kadang dijumpai kasus yang membutuhkan konsultasi
atau rujukan ke tenaga kesehatan lain.
b) Konsultasi ini bertujuan agar perencanaan masalah yang diambil benar-benar sesuai
dengan apa yang dialami oleh pasien karena ditangani secara lebih spesifik oleh ahli yang
kompeten.
c) Beberapa contoh kasus yang memerlukan konsultasi dan rujukan antara lain
Sebagai berikut :
No Contoh Kasus Konsultasi/Rujukan
1 Ibu hamil dengan riwayat abortus Dokter obstetric dan ginekologi.
lebih dari satu kali.
2 Ibu hamil dengan depresi. Psikolog/psikiater
3 Ibu hamil dengan penyakit DM, Dokter spesialis penyakit dalam
Jantung dan ahli fisioterapi.
4 Ibu hamil dengan trauma pada kasus Dokter ahli penyakit dalam
kecelakaan dan mengalamin cedera
tulang dan otot.
5 Ibu hamil dengan penyakit hepatitis. Dokter ahli penyakit dalam.
6 Ibu hamil dengan HIV/AIDS Dokter ahli penyakit dalam,
psikolog, dan tokoh agama sebagai
pendukung mental ibu.
7 Ibu hamil dengan Hiperemesis Dokter spesialis obstetric dan
gravidarum. ginekologi.

5. Menetapkan Kebutuhan untuk konseling yang spesifik (Anticipatory Guidance)


a) Setiap pasien yang diasuh mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan
mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda pula.
b) Bidan perlu untuk menitikberatkan ini untuk membuat keputusan tentang perlu
tidaknya diberikan konseling secara khusus.
c) Konseling ini dimaksudkan agar permasalahan atau ketidaktahuan pasien dapat
diatasi sehingga masa kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan nyaman.
d) Beberapa kasus yang membutuhkan konseling atau anticipatory guidance antara lain
sebagai berikut :
Primigravida
Multigravida dengan sibling rivaly.
Pasangan usia muda.
Kehamilan di luar nikah.
Primitua.
Kehamilan dengan penyulit dan sebagainya.

6. Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV / AIDS


a) Setiap pasien hamil yang positif mengidap virus HIV /AIDS dengan pemberian
konseling secara intensif.
b) Ibu hamil dengan HIV sangat rentan dengan berbagai kondisi yang berkaiatan dengan
perjalanan penyakitnya serta kondisi psikologis yang labil.
c) Materi konseling yang dapat direncanakan untuk ibu hamil dengan HIV/AIDS
Antara lain sebagai berikut :
Ini Penerimaan ibu terhadap kehamilan ( menerima atau menolak ).
Motivasi untuk melanjutkan dan melakukan perawatan kehamilan.
Dukungan lingkungan, keluarga, dan pasangan.
Pengambil keputusan terhadap perawatan, termasuk kepastian penanggung biaya
dan perawatan dan pengobatan.
Pertemuan intensif ibu hamil dengan melibatkan suami / pasangan untuk
mendiskusikan kelanjutan perawatan dengan berbagai kemungkinan penyulit yang
dihadapi.
Ketidaknyaman yang dirasakan sesuai dengan perkembangan janin dan usia
7. Menetapkan Jadwal Kunjungan sesuai perkembangan Kehamilan
a) Jadwal kunjungan dibuat berdasarkan kesepakatan antara pasien dengan
bidan. Bidan memberikan gambaran atau informasi mengenai frekuensi kunjungan ibu
hamil (minimal satu bulan sekali atau 4 kali selama hamil ).
b) Jadwal Kunjungan dibuat berdasarkan kesepakata, hal ini dimaksudkan agar pasien
mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan dirinya serta adanya penghargaan terhadap
pasien dalam membuat keputusan.

BAB VIII
ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG
1. Mengevaluasi penemuan yang terjadi serta aspek - aspek yang menonjol pada wanita hamil
a. Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan
lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
penpdeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan,
pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran
b. Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek -
aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE
2. Mengevaluasi data dasar
a. Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama
b. Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini

Data Dasar Pertimbangan


Amenore Diagnosis kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir Diagnosis kehamilan
Keluhan yang disampaikan Pemberian konseling
pasien
Hasil pemeriksaan fisik Diagnosis kehamilan
- Kenaikan BB
- Tes urin kehamilan ( tes HCG )
positif
- Cloasma gravidarum
- Perubahan pada payudara
- Linea nigra
- Tanda Chadwick
- Tanda hegar

3. Mengevaluasi
a. Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada kunjungan
sebelumnya
b. Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan sebelumnya
tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap dipertahankan
c. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :
- Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada kunjungan
sebelumnya
- Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan kesehatan ibu
dan janin
d. Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :
-Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan
sebelumnya
-Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
-Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE yang lalu
-Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah dilakukan
penatalaksanaan
4. Pengkajian Data Fokus
a. Riwayat
-Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya
-Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak
kunjungan terakhir
-Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
b. Deteksi ketidaknyamanan
- Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
- Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu
c. Pemeriksaan Fisik
-Pemeriksaan tekanan darah
-Mengukur TFU
-Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kemungkinan kehamilan ganda, serta
mengetahui presentasi, letak, posisi dan penurunan kepala ( jika UK >36 minggu )
-Memeriksa DJJ
d. Pemeriksaan Laboratorium
- Protein urine
- Glukosa urine
5. Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
a. Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
b. Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu
c. Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
d. Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang dilakukan
jika menemukan tanda bahaya
e. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya

BAB IX
DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN
A. Tanda-Tanda Dini Komplikasi Ibu Dan Janin Pada Masa Kehmilan Muda
 Perdarahan per vagina
a) Abortus
 Abortus imminens
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan 20 minggu pada kehamilan
yang masih lengkap, dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi
serviks dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
Terapi : Bedrest, kontra indikasi koitus, USG:kesejahteraan janin,
progesteron < 5%
 Abortus Insipiens
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20 minggu,
dengan proses dilatasi serviks tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi
Gejala yang timbul (2 atau lebih) :
⁻ Pendataran serviks
⁻ Dilatasi serviks > 3 cm
⁻ Pecahnya selaput ketuban
⁻ Perdarahan > 7 hari
⁻ Kejang perut
⁻ Tanda-tanda pengakhiran kehamilan.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi: perforasi.
 Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut
 Abortus Inkomplit
Keluarnya sebagaian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi:
perforasi.
 Abortus Kompletus
Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20
minggu. Jika hasil seluruh hasil konsepsi sudah keluar, rasa sakit akan
berkurang, tetapi perdarahan bercak tetap ada selama beberapa hari.
Terapi : Observasi, pantau TTV, perdarahan, nyeri, involusi sampai 2
minggu
 Missed Abortion
Kematian embrio atau fetus < 20 minggu usia kehamilan tetapi
hasil konsepsi tertahan didalam rahim selama lebih dari 8 minggu. Dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
⁻ Tanda kehamilan menghilang
⁻ Perdarahan bercak pervaginam
⁻ Tidak ada perdarahan aktif
⁻ Servik terbuka sedikit
Terapi : USG sebagai diagnosa, terapi induksi persalinan.
 Kehamilan Mola
Disebut kehamilan anggur yaitu ada jonjot korion yang tumbuh berganda berupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai
anggur atau mata ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak. Pasien
dengan kehamilan mola akan memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :

 Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :


o Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan normal,
misalnya mual muntah yang berlebihan.
o Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna kecokelatan seperti bumbu
rujak, tidak teratur.
o Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamialn.
o Keluar jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis pasti, namun
jaringan mola ini tidak selalu ditemukan.

 Pada inspeksi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :


o Muka dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuningan, yang disebut
muka mola (mola face)
o Jika gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini akan kelihatan lebih jelas.

 Pada palpasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :


o Uterus membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang
seharusnya.
o Tidak teraba bagian-bagian ballotement janin dan gerakan janin
 Pada auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
o Tidak terdengar DJJ
o Terdengar bising dan bunyi khas
 Pada test kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi
 Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
o Rahim lebih besar
o Konsistensi lebih lembek
o Tidak ada bagian-bagian janin
o Terdapat perdarahan
o Teraba jaringan dikanalis dan vagina.
 Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada usia
kehamilan lebih dari tiga bulan)
 Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju (gambaran
khas pada kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.
 Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga
uterus. Tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadi implintasi kehamilan
ektopik (>90%). Diagnosis dan gejala-gejala klinis yang yang biasanya ditemui
adalah sebagai berikut :
a. Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda
dan gejala hamil lainnya.
b. Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti diiris-iris dengan pisau
disertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh pingsan.
c. Tanda-tanda akut nyeri abdomen adalah sebagai berikut :
 Nyeri tekan yang hebat
 Muntah, gelisah, pucat dan anemis
 Pada pemeriksaan tanda vital didapat denyut nadi yang kecil serta tekanan
darah yang rendah sampai tidak teratur.
d. Pada pemeriksaan dalam didapati adanya tanda-tanda berikut :
 Adanya nyeri goyang porsio, yaitu nyeri hebat yang dirasakan ibu ketika
porsio digerakkan atau digoyangkan.
e. Douglas crise, yaitu rasa nyeri tekan yang hebat ketika kavum douglas ditekan.
 Kavum douglas teraba menonjol karena adanya penumpukan darah.
 Hipertensi gravidarum
a. Klasifikasi
 Hipertensi gestasioanaL
Tekanan darah > 140/90 mmhg untuk pertama kalinya pada kehamilan,
tidak desertai dengan proteinuria dan tekanan darah darah kembali normal < 12
minggu pasca persalinan.
 Hipertensi kronik
Ditemukannnya tekanan darah > 140/90 mmhg, sebelum kehamilan atau sebelum
kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
b. Penanganan hipertensi karena kehamilan tanpa protein urin. Tangani secara rawat
jalan :
 Pantau TD, urin (utk protein urin) dan kondisi janin tiap minggu.
 Jika TD meningkat, tangani sebagai pre eklampsi ringan
 Jika kondisi janin memburuk/terjadi PJT, rawat untuk penilaian janin
 Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala pre eklampsi atau
eklampsi.
 Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut ini terjadi pada kehamilan 22 minggu. Hal ini mungkin gejala utama
pada kehamilan ektopik dan tanda gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah,
nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret
vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya
adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera
mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2
gr I.V. tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah
metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam sampai ibu bebas demam 48 jam.
Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi
abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam.
Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu
lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual
secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.
 Penanganan Umum
o Lakukan segera pemeriksaan keadaan umum meliputi tanda vital (nadi,tensi,
respirasi dan suhu)
o Jika dicurigai syok, mulailah pengobatan. Sekalipun gejala syok tidak jelas,
waspada dan evalluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
o Jika ada syok, segera terapi dengan baik.
Catatan: Apendisitis harus dicurigai pada tiap ibu yang nyeri perut, sebagai diagnosis
deverensial kehamilan etopik, solusio plasenta, kista ovarium putaran tangkai, dan
pielonefritis.

B. Tanda-Tanda Dini Komplikasi Ibu Dan Janin Pada Masa Kehmilan Lanjut
1. Perdarahan pervagina
 Plasenta Previa
Implantasi plasenta yang abnormal pada segmen bawah uterus, lebih rendah dari
bagian terbawah janin.
a) Klasifikasi
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta
Previa, dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam
klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi
plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk
menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa (moment
opname). Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan
pada pembukaan 4 – 5 cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli
kebidanan di Amerika, maka ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu
sebagai berikut :
o Plasenta Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
o Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
o Plasenta previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.

b) Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :


1. umur
2. paritas
3. endometrium cacat
c) Diagnosis dan gambaran klinis
 Anamnesia
 Keluhan utama pasien ketika datang ke fasilitas kesehatan biasanya karena
ada perdarahan pada kehamilan lanjut (trimester III).
 Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang.
Kadang terjadi pada bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur
sudah dipenuhi dengan darah. Jumlah dara yang keluar biasanya akan
bertambah banyak dari jumlah darah yang keluar sebelumnya. Banyak
sedikitnya darah yang keluar bergantung pada seberapa besar bagian
plasenta yang lepas dan pembuluh darah yang putus oleh pelepasan atau
robeknya plasenta.
 Inspeksi
 Adanya perdarahan pervagina dengan jumlah banyak atau sedikit dan
berwarna merah segar.
 Jika perdarahan banyak, Ibu akan tampak pucat.
 Palpasi Abdomen
 Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih
rendah.
 Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
 Bagian terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih
dapat digoyangkan.
2. Solusia Plasenta
a) Definisi
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum
janin lahir, biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
b) Klasifikasi
Solusio plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
· Solusio plasenta lateralis/parsialis
Bila hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya.
· Solusio plasenta totalis
Bila seluruh bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya
· Prolapsus plasenta
Kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
c) Diagnosis dan gambaran klinis
· Anamnesis
1) Perasaan sakit tiba-tiba di perut, terkadang pasien dapat melokalisasi tempat sakit yang tepat
dengan tempat lepasnya plasenta.
2) Perdarahan pervagina yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (jika solusio plasenta
totalis).
3) Pergerakan janin yang hebat kemudian melemah sampai dengan tidak bergerak lagi.
4) Kepala terasa pusing, lemas, mual, muntah, pandangan mata berkunang,-kunang, ibu
kelihatan anemis tetapi tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
5) Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
· Inspeksi
1) Pasien gelisah dan sering merintih sampai dengan mengerang karena kesakitan.
2) Pucat, sianosis dan keringat dingin.
3) Kelihatan darah keluar pervagina.
· Palpasi
1) Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter.
2) Uterus teraba tegang dan keras seperti papan.
3) Nyeri tekan, terutama di tempat lepasnya plasenta.
4) Bagian-bagian janin sudah susah dikenali karena uterus tegang seperti papan.
· Auskultasi
Sulit karena uterus tegang, bila terdengar biasanya frekuensi diatas 140 kali per menit.
· Pemeriksaan dalam
1) Serviks kadang telah membuka atau sebaliknya masih menutup.
2) Jika sudah membuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang baik sewaktu ada his
maupun ketika tidak ada his.
3) Jika ketuban sudah pecah, dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun ke
bawah dan akan teraba pemeriksa yang disebut sebagai prolapsus funikuli, keadaan ini kadang
rancu dengan plasenta previa.
· Pemeriksaan umum
1) Tekanan darah semula tinggi karena biasanya pasien dengan solusio plasenta mempunyai
tekanan darah yang tinggi, tetapi kemudian turun sampai akhirnya jatuh syok.
2) Nadi cepat dan kecil.
· Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan urin didapati adanya albumin (albumin positif)
2) Pada pemeriksaan darah didaoati kadar Hb yang menurun.
· Pemeriksaan plasenta
Dilakukan sesudah bayi lahir. Plasenta tampak tipis dan cekung dibagian yang terlepas dan
terdapat koagulan atau bekuan darah di belakang plasenta, yang disebut hematoma
retroplasenter.
B. Sakit kepala yang hebat
1. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan.
2. Sakit kepala yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap
dan tidak hilang setelah beristirahat.
3. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
4. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi
C. Penglihatan kabur
1. Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses
kehamilan.
2. Perubahan ringan (minor) adalah normal
3. Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara mendadak.
4. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
merupakan gejala dari pre eklampsi.
D. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
1. Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat dengan meninggikan
kaki.
2. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lainnya.
3. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsi.
E. Keluar cairan pervagina
1. Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.
2. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti yang
keluar adalah keluar air ketuban.
3. Jika kehamilan belum cukupbulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan
komplikasi infeksi intrapartum.
F. Gerakan janin tidak terasa
1. Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.
2. Minimal 10 kali dalam 24 jam
3. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya
asfiksia janin sampai kematian janin.
G. Nyeri perut yang hebat
1. Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti pada
persalinan.
2. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri nyeri yang hebat tidak berhenti setelah
beristirahat, disertai tanda-tanda syok yang membuat keadaan umun ibu semakin lama semakin
memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus
waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta.

BAB X
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Model-Model Dokumentasi
Model dokumentasi yang digunakan dalam dokumentasi kebidanan adalah dalam
bentuk catatan perkembangan ,karena bentuk asuhan yang diberikan berkesinambungan
dan menggunakan proses terus-menerus (progress notes). Bentuk dokumentasi ini sangat
cocok digunakan oleh tenaga kesehatan yang memberi asuhan berkesinambungan,
sehingga perkembangan klien dapat dilihat dari awal sampai akhir.
1. POR (PROBLEM ORIENTED RECORD)
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada masalah klien, dapat menggunakan multi disiplin dengan mengaplikasikan
pendekatan pemecahan masalah, mengarahkan ide-ide dan pikiran anggota tim.
Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat.
Dalam format aslinya pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan
pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini
semua petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar masalah.
Model ini memusatkan data tentang klien dan didokumentasikan dan disusun
menurut masalah klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data
mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain
yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien.
2. SOR (Source Oriented Record)
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau
sumber yang mengelola pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim
kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian, semua hasil
dokumentasi dikumpulkan jadi satu. Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan
melaksanakan kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota tim kesehatan yang lain.
Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari dokter, bidan, perawat,
fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi,
lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. Bidan menggunakan catatan
kebidanan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
3. CBE (Charting By Exception)
Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara
naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar.
4. Kardeks
5. Komputerisasi
Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah system computer yang
berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. Secara
umum dokumentasi dengan system komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protocol,
meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan proses edukasi
dan konseling pada pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi secara spesifik, antara
lain: akurasi lebih tinggi, menghemat biaya, meningkatkan kepuasan pasien,
memperbaiki komunikasi antar bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan
untuk belajar, meneliti dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas.
Beberapa kelemahan dokumentasi dengan system komputerisasi, adalah: malfunction,
impersonal effect, privacy, informasi tidak akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan
cetakan dan biaya yang harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit
computer.

B. Prinsip Dokumentasi
1. Ditinjau dari isi:
a) Mempunyai nilai administratif
b) Mempunyai nilai hokum
c) Mempunyai nilai ekonomi
d) Mempunyai edukasi
e) Mempunyai nilai dokumentasi
f) Mempunyai nilai penelitian
2. Ditinjau dari teknik pencatatan:
a. Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan.
b. Menulis dengan tinta (idealnya hitam).
c. Menulis menggunakan singkatan dan symbol yang telah disepakati oleh institusi
untuk mempercepat proses pencatatan.
d. Menulis catatan selalu mencantumkan tanggal dan jam tindakan atau observasi
yang dilakukandengan kenyataan dan bukan interpretasi.
e. Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsur penilaian.
f. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan pada catatan observasi dan pemeriksaan
oleh orang yang melakukan.
g. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda gejala, warna,
jumlah, dan besar ukuran yang lazim di pakai.
h. Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi.
i. Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidk ada yang ditulis.
j. Catatan harus disertai paraf atau tanda tangan disampingnya.
3. Prinsip dokumentasi menurut (Carpenito :1991) adalah sebagai berikut:
a) Keakuratan data
b) Brevity atau ringkas
c) Legibility atau mudah dibaca.
B. Aspek Legal Dokumentasi
Panduan legal sebagai petunjuk cara mendokumentasikan dengan benar, adalah
sebagai berikut:
1. Jangan menghapus menggunakan tipe-x atau mencoret tulisan yang salah ketika
mencatat, Karena gambaran akan merusak catatan. Yang benar adalah dengan
membuat satu garis pada tulisan yang salah lalu paraf. Kemudian tulis catatan yang
benar.
2. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien atau orang atau tenaga
kesehatan yang lain, Karena pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai bukti
perilaku yang tidak professional atau asuhan yang tidak bermutu. Tulislah hanya
uraian objektif tentang perilaku klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
3. Koreksi kesalahan sesegera mungkin Karena kesalahan menulis dapat diikuti
kesalahan tindakan. Jadi jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan
informasi akurat.
4. Catat hanya fakta, catatan harus akurat dan dapat dipercaya, pastikan apa yang
ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan saja.
5. Jangan biarkan bagain yang kosong pada catatan bidan, Karena orang lain dapat
menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tersebut.
6. Semua catatan harus dapat dibaca , ditulis dengan tinta. Bila tulisan sulit dibaca
akan timbul suatu kesalahan penafsiran dan dapat dituntut secara hokum.
7. Jika ada instruksi atau pesan dokter atau tim sebelum dilakukan tindakan
diklarifikasi dulu, cara tentang hasilnya.
8. Tulis untuk diri sendiri bukan orang lain.
9. Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum, tulisan harus lengkap, singkat, dan
padat.
10. Membuat dokumentasi yang dimulai dengan waktu dan diakhiri dengan tanda
tangan, nama jelas, maupun gelar akademik yang ada.

C. Pendokumentasian Hasil Asuhan


CONTOH ASKEB KEHAMILAN SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. A USIA 25 TAHUN G1 P0 A0
USIA KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL
PADA TRIMESTER PERTAMA DI BPM ENY NURYANTI
TEMANGGUNG
Pengkajian
Tanggal : 20 April 2014
Jam : 15.00
Tempat : BPM Eny Nuryanti
Nama Mahasiswa : Eny Nuryanti

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama : Tn. S
Suami
Umur : 25 th Umur : 26 TH
Agama : islam Agama : islam
Suku/ : jawa/ Suku/ : jawa/
bangsa Indonesia bangsa Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Alamat :
Mungseng Mungseng
01/04 01/04

2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sedang merasa sehat tidak ada masalah
4. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Sah
b. Usia Kawin : 24 tahun
c. Kawin ke : Pertama
d. Lama Kawin : 1 tahun

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1.) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
Campak, HV/AIDS
2.) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung,
diabetes, hipertensi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1.) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti TBC,
HEPATITIS, Campak, HIV/AIDS
2.) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung,
diabetes, hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, Campak, HIV/AIDS dan penyakit keturunan seperti asma, jantung diabetes,
maupun hipertensi

6. Riwayat Obstetri Ginekologi


a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 3-4 kali ganti pembalut
Keluhan : Tak ada
HPHT : 25 Januari 2014

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil ke : 1
Umur Kehamilan : 12 minggu
HPL : 2 November 2014
Rencana : Di bidan
Persalinan

7. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakam KB apapun
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sebelum Selama Kelu
kebiasaan hamil hamil han
a. Nutri Makan 3 Makan Tak
si : kali/ hari, 3-4 kali/ ada
Makan nasi, lauk hari, masal
dan pauk, nasi, ah
minum sayur. lauk
Minum 8 pauk,
gelas air sayur,
putih, teh sedikit
manis ngemil.
Minum
8 gelas
air
putih,
teh
manis,
dan susu
b. Elimi
nasi : 2-3 kali, 1 kali, Tak
BAB padat, agak ada
berwarna lembek, masal
: kecoklata kuning ah
BAK n kecoklat
7-8 kali, an
banyak,w 6-7 kali,
arna banyak,
jernih warna
jernih
kadang
agak
kuning
c. Akti : Melakuka Melaku Tak
vitas n kan ada
pekerjaan pekerjaa masal
rumah n rumah ah
tangga tangga
seperti
biasa,
namun
mengura
ngi kerja
berat
d. perso : Mandi 2 Mandi 2 Tak
nal kali/hari, kali/hari ada
hygiene gosok gigi , gosok masal
2 kali, gigi 2 ah
keramas 3 kali,
kali keramas
seminggu, 3 kali
ganti baju semingg
2 kali u, ganti
baju 2-3
kali
e. istira : Tidur Tidur Tak
hat siang siang 1- ada
kadang- 2 jam masal
kadang, tidur ah
tidur malam
malam 7- 7-8 jam
8 jam
f. pola : 3-4 kali 1-2 kali Tak
seksual dalam dalam ada
seminggu semingg masal
u ah

9. Data Psikososial, Kultural dan Spritual


a. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sudah direncanakan dan dinantikan
b. Kultural
Ibu mengatakan pengambilan ke[utusan dilakukan secara musyawarah
c. Spititual
Ibu mengatakan taat dalam menjalankan ibadah sholat 5 waktu
10. Data Pengetahuan Klien
11. Ibu mengatakan belum begitu paham dengan kehamilan karena baru pertama kali
12. Lingkungan
Lingkungan tempat : Bersih dan rapi, jauh dari
tinggal keramaian
Tinggal bersama : Suami
Jenis tempat tinggal : Bangunan permanen
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mantis/ sadar penuh
Tekanan Darah : 110/80
Nadi : 82 kali/ menit
Suhu : 36,5 ‘C
Pernafasan : 20 kali/ menit
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Lingkar Lengan Atas ( lila) : 24 cm

2. Status Present
a. Kepala
1. Rambut : warna hitam mengkilat, tidak ada
2. Muka : ketombe, tida rontok
3. Mata : simetris, tidak odema, tidak pucat
simetris, sclera bening, konjungtiva
4. Mulut : merah muda, tidak ada kelainan
mata
5. Hidung : simetris, bersih, tidak pecah-pecah,
6. telinga : tidak sariawan, gigi rapi dan bersih
dan tidak berlubang
simetris, tidak ada polip, tidak
keluar lender/ cairan
simetris, bersih, tidak ada
OMA/OMP, tidak ada kelainan
b. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid, tidak ada limfadenitis
c. Dada : Simetris, kulit normal tidak kering
d. Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, areola
kehitaman, belum ada pengeluaran
ASI
e. Perut : Normal, tidak ada bekas luka
operasi/ jahitan
f. Punggung : Normal, tidak ada kelainan bentuk
tulang
g. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini
h. Anus : Tidak ada haemoroid
i. Ekstremitas
1. Atas : Simetris, jari tanagn normal, tidak
2. Bawah : oedema, telapak tangan tidak pucat
Simetris, jari kaki normal, tidak
oedema, tidak ada kelainan bentuk,
reflek patela +

3. Status Obstetri
a. Inspeksi
1. Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
2. Mamae : Payudara membesar, putting menonjol,
3. Perut : areola kehitaman
Ada linea nigra, tidak ada striae
gravidarum
b. Palpasi
TFU : 3 jari diatas simpisis
c. Auskultasi
1. DJJ : Belum terdengar
4. Pemeriksaan Penunjang
PP Test : positif, tanggal
5. Pemeriksaan Panggul Luar
Tidak dilakukan
C. ASSESSMENT
Ny. A G1P0A0 Usia 25 tahun Umur Kehamilan 12 Minggu dengan Kehamilan Normal
pada Trimester Pertama
Dasar
a. Subyektif
1. Ibu mengatakan bernama Ny A, usia 25 tahun
2. Ibu mengatakan hamil pertama kali
3. Ibu mengatakan menstruasi terakhir pada tanggal 25 Januari 2014
b. Obyektif
1. Inspeksi
1.) Muka : tidak ada cloasma gravidarum
2.) Mamae : payudara membesar, puting menonjol, areola menghitam
3.) Perut : ada linea nigra
2. Palpasi
1.) TFU : 3 jari diatas simpisis

c. Pemeriksaan penunjang
PP Test positif tanggal 5 Februari 2014

D. PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisis kesehatan ibu dan janinnya dalam
keadaaan sehat. Tekanan darah ibu 110/80 termasuk normal, berat badan 50 kg, dan
denyut jantung belum terdeteksi bukanlah hal yang membahayakan karena memang
belum jelas dan ibu tidak perlu khawatir.
Evaluasi : ibu tahu kondisi kesehatannya dan merasa senang
2. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu perdarahan
tiba-tiba dari jalan lahir, rasa pusing yang hebat disertai nyeri, nyeri perut yang hebat,
muntah-muntah sehingga ibu tidak mau makan. Memberitahu ibu untuk segera
menghubungi bidan dan memeriksakan diri jika mengalami hal di atas.
Evaluasi : ibu mengerti tentang tanda bahay pada kehamilan dakan akan periksa jika
mengalaminya
3. Memberikan KIE tentang makanan bergizi pada ibu, seperti nasi, lauk pauk tahu,
tempe, ikan, telur, daging, keju, sayur mayur dan serat serta buah.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan memperbanyak variasi menu makannya
4. Memberitahu pada ibu pantangan selama hamil yaitu :
a. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang pahit, membuat perut mulas
atau panas, seperti sawi pahit, kopi, petai, durian, tape, nanas, daun singkong, jengkol,
minuman soda, dll
b. Tidak boleh minum jamu, minuman berakohol, dan merokok
c. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang berpengawet seperti mi instan
dan minuman kaleng
d. Kurangi konsumsi gula dan garam
e. Tidak boleh memijat bagian perut/ ,kandungan
f. Hindari kegiatan yang menyakitkan seperti perawatn wajah dan kurangi kerja berat
g. Tidak boleh sembarangan minum obat, harus dengan pengawasan bidan atau dokter
Evaluasi : ibu sudah tahu dan mengerti tentang pantanagn yang tidak boleh dilakukan
selama hamil
5. Menganjurkan ibu dan suami untuk membaca dan mempelajari buku KIA yang
diberikan supaya pengetahuan ibu tentang kehamilan bertambah
Evaluasi : ibu akan sering membaca buku KIA dirumah
6. Memberikan vitamin pada ibu berupa asam folat untuk kecerdasan janin dan tablet
besi Fe untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian ibu untuk mencegah anemia selama
hamil, dengan aturan minum sehari 1 kali minum..
Evaluasi : ibu mengerti dan tahu aturan minum vitaminnya
7. Memberitahu ibu untuk kontrol kehamilan 1 bulan lagi atau sebelum 1 bulan jika
ibu mengalami masalah kesehatan / keluhan segera periksa.
Evaluasi : ibu tahu kapan harus kontrol ke bidan
Referensi
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Image, yalemedicalgroup.org
Ika Pantiawati, dkk. Kumpulan Soal Ujian OSCA Kebidanan. Jakarta, Numes, 2009.

Anda mungkin juga menyukai