BAB I
1. KONSEP DASAR KEHAMILAN
A. Konsep dasar masa kehamilan
a. Hamil adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahinya janin lamanya hamil
normal adalah 280 hari(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Prawirohardjo, 2006).
b. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifudin, 2006).
c. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).
d. Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejatinya.yang menandai awal
periode antepertum. (Varney, 2006).
B. Philosofi Kebidanan
Philosofi merupakan suatu statement, values/beliefs dari sesorang atau profesi,
philosofi bersifat dinamis (tidak berhenti dan dapat berubah sesuaidengan
pengalaman dan tuntunan). Philosofi kebidanan dalam hal ini asuhan kehamilan
menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan
yang diyakini dalam memberikan asuhan.
Philosofi Asuhan Kebidanan
1. Mempertahankan keamanan klien (safety)
2. Mempertahankan kepuasan klien (satisfying)
3. Menghormati martabat manusia dan self determination
4. Menghormati perbedaan kultural dan etika (Resfecting culture and ethic disersity)
5. Berpusat pada kontek keluarga (family centered)
6. Berorientasi pada promosi kesehatan (health promotion)
C. Lingkup Asuhan Kehamilan
1. Keterampilan Dasar
Keterampilan ini merupakan keahlian yang wajib dimiliki oleh bidan
untuk bisa mengasuh dengan baik. Berikut keterampilan tersebut:
Mengumpulkan data riwayat kesehatan
Melakukan pemeriksaan fisik
Menilai keadaan janin
Menghitung usia kehamilan
Mengkaji status nutrisi
Mengakaji kenaikan berat badan
Memberikan penyuluhan
Penatalaksanaan pada anemia ringan, hipertensi gravidarum tingkat I,
abortus iminens dan pre eklamsi ringan.
Memberi imunisasi
2. Keterampilan tambahan
Selain keterampilan dasar, akan sangat membentu bila bidan juga memiliki bekal
keterampilan tambahan, yaitu:
Menggunakan dopler
Memberikan pengobatan
Melaksanakan Long Life Skill (LSS) dalam manajemen pasca aborsi
2. Pelayanan kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung
jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat. Missal : bidan, dokter, dan atau
tenaga kesehatan professional lainnya.
Tugas kolaborasi/kerjasama :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3. Pelayanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung
jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya untuk
mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka menjamin
kesejahteraan ibu dan anaknya.
Tugas merujuk/ketergantungan:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
keterlibatan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada kehamilan resiko
tinggi dan kegawatan darurat.
c. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa
nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
gawat darurat yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
BIDANG-BIDANG PANGGUL
a. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil.
Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh :
- Promontorium
- Sayap sacrum
- Linea terminalis
- Ramus superior
- Pinggir atas symphysis
Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP
1. Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugata vera )
2. Ukuran melintang (diameter tranversal )
3. Kedua ukuran serong ( diameter obliqua )
Ø Ukuran melintang
Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5
cm
Ø Ukuran serong
Dari articulatio sacroilliaka ke tuberpubikum dari belahan panggul yang bertentangan,
dengan jarak kurang lebih 13 cm.
e. Bidang Hodge
Bidang hodge untuk menentukan berapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga
panggul.
Bidang hodge antara lain :
ü Hodge I
Ialah setinggi pintu atas panggul
ü Hodge II
Sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah symphisis
ü Hodge III
Sejajar dengan hodge I setinggi spina ischiadica
ü Hodge IV
Sejajar dengan hodge I setinggi ujung os coccygis
UKURAN-UKURAN PANGGUL
1. Ukuran Dalam Panggul
a. Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak
dapat diukur secara klinis ( kurang lebih 11 cm )
b. Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih
12-13 cm)
Cara mengukur conjugata diagonalis
ü Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah
digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
ü Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
ü Diameter oblique (menyilang) yaitu articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5
cm)
ü Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm )
C. Siklus Hormonal
1. Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis).
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone),
TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH
(Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan
juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
2. Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH –
luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga
hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
3. Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.
4. Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi
hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan
mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan/implantasi, endometrium
rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid.
Hormon-Hormon Reproduksi
2. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada
pria: memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik/pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering
tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa
ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
4. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria :
LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
5. Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi
hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan,
diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks :
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan
proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga
mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga
memicu pertumbuhan/regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan
tulang keropos/osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
6. Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi.
7. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki
fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
8. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /
pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga
jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel,
gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
Plasenta
1. Strukstur
a. Berbentuk bundar atau hamper bundar denan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm.
b. Berat rata-rata 500 gram
c. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kea
rah fundus
d. Terdiri atas dua bagian, yaitu:
- Pars maternal: bagian plasenta yang menmpel pada desidua. Terdapat kotiledon rata-
rata 20 kotiledon
- Pars fetal: terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat).
1) Insersio sentralis
2) Insersio marginalis
3) Insersio velamentosa
2. Fungsi
a. Member makan kepada janin
b. Ekskresi hormone
c. Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d. Membentuk hormone estrogen
e. Menyalurkan berbagai antibody dari ibu
f. Sebagai barier terhadap janin dari kemungkinan masuknya
mikroorganisme/kuman.
3. Sirkulasi
a) Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan
dengan tekanan sistol 70-80 mmHg seperti air mancur
kedalam ruangan intervillar sampai mencapai chronic plate,
pangkal dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi
semua vili korialis dan kembali perlahan-lahan dengan
tekanan 8 mmHg ke vena-vena desidua
b) Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin,
dengan tujuan membuang CO2 dan mengikat O2.
H. Sirkulasi Darah Fetus
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak.
Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan
oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan
bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir
dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah
yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per
menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa
inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di
mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri,
kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh. Darah yang
mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena
cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan
menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri
iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke
plasenta tanpa melalui paru-paru (Sulistya, 2009).
I. Menentukan Usia Kehamilan dan Hari Perkiraan Persalinan
Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan
oleh bidan. Hal tersebut berguna dalam penegankan diagnosisi kehamilan. Implementasinya
adalah ketika menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ) kemudian disesuiakan dengan usia
kehamilan, lalu dianalisis apakah ada ketidaksesuaian atau tidak. Hasilnya dijadikan acuan
dalam pemberian asuhan. Begitu juga dengan menetukan Hari Perkiraan Lahir (HPL), karena
ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pasien dan keluarga untuk mempersiapkan diri baik
fisik, mental, maupun materi. Sedangkan bagi bidan HPL ini dijadikan sebagai acuan dalam
menetukan diagnosis dalam proses persalinan (misalnya persalinan preterm atau postterm).
1. Cara menentukan usia kehamilan:
Ada 2 cara yang dapat dilakukan guna menentukan usia kehamilan, yaitu sebagi
berikut:
a) Menggunakan suatu alat khusus (skala yang sudah ditentukan)
- Tentukan terebih dahulu Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
- Lihat dalam skala akan terlihat usia kehamilan sekaligus HPLnya
b) Menggunakan cara manual (menghitung)
- Tentukan HPHT terlebih dahulu
- Tentukan tanggal pemeriksaan hari ini
- Buat daftar jumlah minggu dan kelebihan hari setiap bulan. Sebagai contoh: bulan
Desember berjumlah 31 hari, maka menjadi 4 minggu + 3 hari
- Daftar jumlah minggu dan hari dibuat mulai dari sisa hari dalam bulan HPHT
sampai dengan jmlah minggu dan hari di bulan saat pasien melakukan pemeriksaan
- Setelah daftar selesai dibuat, jumlahkan minggu dan harinya, hasil akhir
dikonversikan dalam jumlah minggu
- Contoh kasus:
Pada tanggal 20 Maret 2009 Ny. Ani datang ke bidan Titin dengan keluhan tidak
menstruasi selama 6 bulan. Menstruasi terakhir tanggal 9 Oktober 2008. Maka
langkah perhitungan usia kehamilannya adalah sebagai berikut:
1) HPHT = 9 Oktober 2008
2) Tanggal periksa = 20 Maret 2009
3) Daftar jumlah minggu dan hari:
a) Oktober = sisa hari (31 – 9 = 22 atau 3 minggu + 1 hari)
b) November = 30 hari (4 minggu + 2 hari)
c) Desember = 31 hari (4 minggu + 3 hari)
d) Januari = 31 hari (4 minggu + 3 hari)
e) Februari = 28 hari (4 minggu)
f) Maret = sampai dengan tanggal periksa, 20 hari (2 minggu + 6 hari)
4) Dijumlahakan menjadi 21 minggu + 15 hari atau 23 minggu + 1 hari
2. Menentukan HPL:
Untuk HPL biasanya digunakan rumus Neagle, yaitu sebagai berikut:
HPL = HPHT + 7 hari – 3 bulan
Namun, tidak bisa digunakan pada:
- Ibu dengan riwayat haid yang tidak teratur
- Ibu hamil saat masih menyusui dan belum haid sesudah melahirkan; serta
- Ibu hamil karena berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid
Penentuan hari lahir pada pasien dengan keadaan diatas dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan USG.
Contoh kasus:
HPL Ny. Ani adalah sebagai berikut
20 - 3 – 2008
+7 – 3 + 1
27 – 12 – 2009
Jadi, HPL nya adalah 27 Desember 2009. Buan 3 dikurangi 3 sama dengan nol (0), maka
mengambil satu tahun (12 bulan, yang ditambah 3 menjadi 15 bulan), 15 dikurangi 3
menjadi 12 atau bulan ke-12, yaitu bulan Desember, tahun ditambah satu.
BAB III
1. TANDA-TANDA KEHAMILAN
Tanda Dan Gejala Kehamilan
A. Tanda-tanda persumptif:
1) Amenorea (tidak mengalami menstruasi)
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh
terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-
obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid. Wanita harus
mengetahui tanggal Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir
umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinannya.
2) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak
sampai muntah yang berkepanjangan. Atau disebut juga dengan morning
sickness.
3) Mengidam (ingin makan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan trimester pertama.
4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
5) Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan, kemudian nafsu
makan timbul kembali.
6) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan
payudara membesar karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
7) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh
wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
8) Miksi sering
Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini
akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan akan muncul
kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
9) Kontipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena
perubahan pola makan.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai
pada muka (cloasma gravidarum), areola mamae, leher, perut berupa linea nigra.
B. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1. Perut membesar
2. Uterus membesar
3. Tanda Hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah
tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah
difleksikan. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata
pada minggu ke 7-8.
4. Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Servik terasa lebih lunak.
5. Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan.
6. Tanda Piskacek’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus dekat dengan
implantasi plasenta.
7. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton Hicks)
8. Teraba ballottement
Ballotement adalah tanda ada benda terapung atau melayang dalam cairan.
Tanda ini muncul pada minggu ke 16-20.
9. Test kehamilan positif
Dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonadotropin dalan urine.
Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita
mengalami kehamilan (Ari Sulistyawati, 2009).
C. Tanda pasti (positif)
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop lenec pada minggu 17-18, pada orang
gemuk lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler) bisa lebih awal
terdengar sekitar minggu ke-12.
2) Palpasi
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran
embrio
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya jelas setelah minggu ke-
22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu) (Ari
Sulistyawati, 2009).
D. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
1) Rontgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai 14.
Pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnosis
kehamilan dan atas indikasi yang mendesak sekali, sebab janin sangat peka
terhadap sinar X.
2) Ultrasonografi (USG)
Alat ini menjadi sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan kelainan-
kelainannya karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya.
Pada minggu ke-6, sudah terlihat adanya kantong kehamilan.
3) Fetal Electro Cardio Grafi (ECG)
Dapat direkam pada minggu ke-12
4) Fetal Electro Cardio Grafi (ECG)
5) Test laboratorium
Banyak tes yang dapat dipakai, tetapi yang paling populer adalah tes
inhibisi koagulasi. Tes ini bertujuan mendeteksi adanya HCG dalam urin (Yuni
Kusmiyati dkk, 2008).
BAB IV
1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
Faktor Fisik
A. Status Kesehatan
1) Kehamilan pada usia tua
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya.
2) Kehamilan Multipel
Pada kasus kehamilan multiple (kehamilan lebih dari satu janin) biasanya kondisi ibu
lemah.
3) Kehamilan dengan penyakit penyerta
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan penyakit yang dialami ibu hamil:
a) Penyakit akibat langsung kehamilan, seperti: Hyperemesis gravidarum,
preeklmapsia/eklampsia, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, dan
perdarhan antepartum.
b) Penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan, seperti penyakit pada
alat kandungan (karsinoma servik, tumor uteri, mioma uteri, dan lain sebagainya),
hipertensi, Pneumonia, TB paru, hemoroid, hepatitis, diabetes mellitus, IMS,
HIV/AIDS.
B. Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena
actor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil serta berguna dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin.
C. Gaya Hidup
1) Kebiasaan minum jamu
2) Mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu
3) Aktivitas seksual
4) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
5) Exercise atau senam hamil
6) Merokok
7) Minum minuman keras
8) Ketergantungan obat/pengguna NAPZA
D. Kehamilan Diluar Nikah Dan Kehamilan Tidak Diinginkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal-hal positif yang
dapat meningkatkan kesehatan bayinya.
E. Faktor Psikologis
Status emosional dan psikologis ibu menentukan keadaan yang timbul sebagai
akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat mengakibatkan kehamilan
fisiologis menjadi patologis (Yuni Kusmiyati dkk, 2008).
1. Stressor Internal
Meliputi factor-faktor pemicustres ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri.
Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan
perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh
menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi
stress yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang dengan
kepribadian temperamental, autis, atau orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini
tentu saja tidak kita harapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis
pasien sangat perlu dilakukan.
2. Stressor Eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar, bentuknya sangat bervariasi. Misalnya
masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaan dengan suami, tekanan dari
lingkungan, dan masih banyak kasus yang lain.
3. Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang berupa
fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang
terjadi, dimana sumber stress terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan
adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam menjalani proses itu, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif
dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
4. Factor Lingkungan, Sosial, dan Budaya
a. Adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus bisa menyikapi hal ini dengan bijaksana, jangan sampai
menyinggung “kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut.
Penyampaian melalui pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik
misalnya melalui media massa, pendekatan tokoh masyarakat, dan penyuluhan
yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi
kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh
buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respons yang
positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
b. Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social
ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisikdan psikologis
yang baik pula. Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya
persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
BAB V KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
Kebutuhan Fisik Ibu Hamil TM I, II, dan III
Kebutuhan dasar ibu hamil selama kehamilan di bagi menjadi kebutuhan fisik dan
fsikologi yaitu :
5. Kebutuhan fisik
A. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernafasan, CO2 menurun dan O2 meningkat, O2 meningkat akan bermanfaat untuk
janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, dimana keadaan CO2 menurun. Pada
Trimester III janin membesar dan menekan diafragma dan menekan vena cava
inverior yang menyebabkan nafas pendek-pendek.
B. Nutrisi
Kalori
Kebutuhan energi pada ibu hamil adalah sebesar 285 kkl per hari.
Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi
kebutuhan janin. Pada TM I kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis
atau pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah tambahan energi terus
meningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan janin.
Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%.
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan
protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram, bahan pangan yang dijadikan
sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologis yang tinggi
seprti daging, ikan, telur, susu, dan untuk protein yang berasal dari tumbuhan nilai
biologisnya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
Zat besi
Kebutukan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300%, dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama
hamil, melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi dan pemberian
suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60
gram setiap hari selama kehamilan. Pemantauan konsumsi suplemen zat besi
perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena ini akan
sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan zat besi, vitamin c dan protein
hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi,
sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitrat (terkandung dalam
kacang-kacangan) akan menghambat penyerapan zat besi. Namun demikian
bukan berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tersebut tidak
bermanfaat bagi tubuh, zat-zat ini tetap di konsumsi namun jangan diminum
bersamaan dengan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang lebih dua jam dari
pemberian zat besi.
Asam folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang meningkat dua kali lipat
selam hamil. Asam folat sangat bermanfaat dalam metabolisme normal makanan
menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel dan
pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu akan menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat dan selalu mengantuk. Jika
kondisi ini terus berlanjutdan tidak segera di tangani maka pada ibu hamil akan
terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin.Jenis
makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur
berdaun hijau (bayam dan aspiragus), dan kacang-kacangan (kacang kering,
kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Menurut
Widya Karya Pangan Nasional pemberian asam folat pada ibu hamil dengan
besaran 280,660 dan 470 mikrogram yaitu untuk TM I, II, dan III. Asam folat
sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah
kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak di bentuk pada minggu
pertama kehamilan.
Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%, oleh
karena itu asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium
adalah susu dan hasil olahanya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan
beberapa makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
C. Personal Hygiene
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu di perhatikan karena dengan perubahan
sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang
menempel pada kulit meningkatkan kelembaban kulit dan memungkinkan menjadi
tempat berkembangnya mikroorganisme, Bagian tubuh yang lain yang sangat
membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan, selain dibersihkan saat mandi mengganti
celana dalam secara rutin minimal 2 kali sehari sangat dianjurkan.
D. Eliminasi
Keluhan yang dirasakan pada kehamilan biasanya konstipasi dan sering buang
air kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progestrin
yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya adalah otot usus.
Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika lambung dalam
keadaan kosong yang berfungsi untuk merangsang gerak peristaltik usus.Sering
buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama
pada TM I dan II. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada
awal kehamalan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kandung kemih sehingga
kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada TM III terjadi pembesaran janin yang juga
menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan
untuk mengurangi keluhan sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
dehidrasi.
E. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti berikut :
Sering abortus dan kelahiran prematur
Perdarahan pervaginam
Koitus harus dilakukan secara hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
Bila ketuban sudah pecah, dilarang koitus karena dapat menyebabkan infeksi
janin intra uteri.
F. Mobilisasi
Tubuh akan mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin,
perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena
tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang di banding sikap tubuh ketika tidak hamil.
Keluhan yang sering di alami adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika
tidur malam hari. Hal yang perlu di perhatikan untuk masalah ini adalah tidak
memakai sepatu hak tinggi, posisi tegak saat mengangkat beban, tidur dengan posisi
kaki di tinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, dan hindari duduk atau
berdiri terlalu lama.
G. Senam Hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan
bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak
H. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada
perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
I. Traveling
Meskipun dalam keadaan hamil ibu masih membutuhkan rekreasi untuk
menyegarkan pikiran dan perasaan.
J. Persiapan laktasi
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai
berikut :
Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang mengunakan
busa, karena akan menggangu penyerapan keringat di payudara
Gunakan bra yang dengan bentuk yang menyangga payudara
Hindari pembersihan puting susu dengan sabun mandi karena akan menyebabkan
iritasi. Bersihkan puting
Bersihkan susu dengan baby oil atau minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat
Jika ditemukan pengeluaran cairan berwarna kekuningan dari payudara berarti
produksi asi sudah dimulai.
K. Persiapan Persalinan
Beberapa hal yang harus di persiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut :
Biaya dan penentuan tempat melahirkan
Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi suatu
hal yang tidak diinginkan
Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya
Surat-surat fasilitas kesehatan (ASKES, kartu sehat, jaminan kesehatan dari
tempat keraja dan lain-lainnya).
Pembagian peran saat berada di RS.
L. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit
yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang di berikan
adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus.
Jadwal pemberian imunisasi TT adalah :
TT 1 selama kunjungan antenatal I
TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
TT 5 → 1 tahun setelah TT 4
BAB VI
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
A. Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasi
No. Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1. Sering buang air kecil Penjelasan mengenai sebab terjadinya
TM 1 & 3 Kosongkan saat adanya dorongan untuk kencing
Perbanyak minum pada siang hari
Jangan mengurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali
jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari
Batasi minum kopi, teh dan soda
Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan
menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri &
kaki ditinggikan untuk mencegah dieresis.
2. Striae gravidarum Gunakan emolien topical atau antipruritik jika ada indikas
tampak jelas pada Gunakan baju yang longgar yang dapat menopang payudara
bulan ke 6 & 7 & abdominal
3. Hemoroid Hindari konstipasi
Timbul TM 2 & 3 Makan makanan yang berserat & banyak minum
Gunakan kompres es & air hangat
Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap selesai BAB
4. Kelelahan pada TM 1 Yakinkan bahwa ini normal pada awal kehamilan
Dorong ibu untuk sering istirahat
Hindari istirahat yang berlebihan
5. Keputihan terjadi di Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
TM 1,2 & 3 Memakai pakaian dalam dari bahan katun & mudah menyerap
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah & sayur
6. Keringat Pakailah pakaian yang tipis & longgar
bertambah.secara Tingkatkan asupan cairan
perlahan terus Mandi secara teratur
meningkat sampai
akhir kehamilan
7. Sembelit TM 2 & 3 Tingkatkan diet asupan cairan
Minum cairan dingin atau hangat, terutama saat perut kosong
Istirahat cukup
Senam hamil
Membiasakan membuang air besar secara teratur
BAB segera setelah ada dorongan
8. Kram pada kaki Kurangi konsumsi susu ( kandungan posfornya tinggi )
setelah UK 24 minggu Latihan dorso fleksi pada kaki & meregangkan otot yang
terkena
Gunakan penghangat untuk otot
9. Mengidam TM 1 Tidak perlu di khawatirkan selama diet memenuhi
kebutuhannya
Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa di terima,
mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa
menyidam atau kesukaan menurut kultur
10. Nafas sesak TM 2 & 3 Jelaskan penyebab fisiologi
Dorong agar secara sengaja mengatur laju & dalamnya
pernafasan pada kecep[atan yang terjadi
Merentangkan tangn di atas kepala serta menarik nafas
panjang
Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernafasan
interkosta
11. Nyeri ligamentum Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri
rotundum TM 2 & 3 Tekuk lutut kearah abdomen
Mandi air hangat
Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya
jika tidak terdapat kontraindikasi
Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus & bantal
lainnya letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi
berbaring miring
12. Berdebar-debar Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan
(palpitasi jantung)
mulai akur TM 1
13. Panas perut Makan sedikit-sedikit tetapi sering
(heartburn) mulai Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam
bertambah sejak TM 2 Hundari rokok, asap rokok, alcohol, dan coklat
dan bertambah Hindari berbaring setelah makan
semakin lamanya Hindari minum air putih saat makan
kehamilan. Hilang Kunyah permen karet
pada waktu persalinan Tidur dengan kaki ditinggikan
14. Perut kembung TM 2 Hindari makan yang mengandung gas
&3 Mengunyah makanan secara sempurna
Lakukan senam secara teratur
Pertahankan saat buang air besar yang teratur
15. Pusing/sinkop TM 2 Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
&3 Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat
dan sesak
Hindari berbaring dalam posisi terlentang
16. Mual dan muntah TM Hindari bau atau factor penyebabnya
1 Makan biscuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun
dari tempat tidur di pagi hari
Makan sedikit tapi sering
Duduk tegak setiap kali selesai makan
Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
Makan makanan kering di antara waktu makan
Minum minuman berkarbonat
Bangun dari tidur secara perlahan
Hindari menggosok gigi setelah makan
Minum teh herbal
Istirahat sesuai kebutuhan
17. Sakit punggung atas Gunakan posisi tubuh yang baik
dan bawah TM 2 & 3 Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat
Gunakan kasur yang keras
Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung
18. Varises pada kaki TM Tinggikan kaki sewaktu berbaring
2&3 Jaga agar kaki tidak bersilang
Hindari berbaring atau duduk terlalu lama
Senam untuk melancarkan peredaran darah
Hindari pakaianatau korset yang ketat
( Ari Sulistyawati,2011;h 123-127)
B. Kunjungan Ulang
Jadwal Kunjungan Ulang
Adapun jadwal kunjungan ulang adalah sebagai berikut :
1) Kunjungan I (16 minggu), dilakukan untuk :
Penapisan dan pengobatan anemia,
Perencanaan persalinan,
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya,
Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan, MAP,
Mengulangi perencanaan persalinan.
3) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III,
Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi,
Memantapkan rencana persalinan,
Mengenali tanda-tanda persalinan.
BAB VII
ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL
A. Tujuan Kunjungan:
1) Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap
dan uji skrining yang tepat.
2) Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nilai darah, serta
pertumbuhan dan perkembangan janin yang dapat digunakan sebagai standar
pembanding sesuai kemajuan kehamilan.
3) Mengidentifikasi faktor resiko dengan mendapatkan riwayat detil kebidanan masa
lalu dan sekarang.
4) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan
mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehamilan yang
lalu, proses persalinan serta masa nifas.
5) Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.
6) Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam
asuhan.
B. Pengkajian Data Ibu Hamil
1. Pengkajian Data Ibu Hamil
a) Data Subyektif
1. Biodata
2. Anamnesis
1) Keluhan Utama
2) Riwayat Kesehatan reproduksi
Haid
a. Menarche
b. Siklus Haid
c. Lamanya
d. Keluhan
e. Volume
f. Bau
g. Konsistensi
3) Riwayat kehamilan yang lalu
4) Riwayat kehamilan sekarang
Hari pertama haid terakhir (HPHT)
Hari perkiraan lahir (HPL)
Ini adalah kehamilan yang ke?
Periksa hamil pertama kali di?
Imunisasi TT :
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Keluhan selama hamil
Obat yang dikonsumsi
Konsumsi jamu (Ya/Tidak)
Gerakan janin : (frekuensi lebih dari 10 kali/24 jam)
Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit menular : TBC, Hepatitis
Penyakit menurun : penyakit menurun ( DM, Asma, Hipertensi)
Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah dirawat di RS, atau pernah menjalani operasi?
2) Riwayat kesehatan keluarga
Kehamilan kembar
Penyakit menular dalam keluarga
Penyakit keturunan
Penyakit alergi
Data Psikososial
1. Riwayat perkawinan
2. Respons suami dan keluarga terhadap kehamilan ini
3. Respons ibu terhadap kehamilan
4. Hubungan ibu dengan anggota keluarga suami dan anggota keluarga yang
lain.
5. Adat setempat yang dianut dan berhubungan dengan kehamilan
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Makan
a. Frekuensi
b. Jenis makanan
c. Jumlah
d. Pantangan
e. Makanan kesukaan
2) Minum
a. Frekuensi
b. Banyaknya
c. Jenis minuman
d. Minuman kesukaan
3) Istirahat
a. Malam
b. Siang
c. Keluhan
4) Personal hygiene
a. Mandi
b. Sikat gigi
c. Ganti Baju
d. Ganti celana dalam dan bra
e. Potong kuku
f. Keramas
5) Aktivitas
a. Di tempat kerja
b. Di rumah
6) Hubungan seksual
a. Frekuensi
b. Keluhan
Pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perawatannya
1) Pemeriksaan kehamilan
2) Perawatan payudara
3) Memantau gerakan janin
4) Waspada keluhan
5) Pola makan yang sehat
6) Sikap tubuh yang baik (body methalic)
7) Posisi tidur
8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
b) Data objektif
1. Pemeriksaan Umum (KU, TB, BB sebelum dan saat hamil, LILA, TTV)
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala : bentuk, warna, kebersihan, rambut mudah rontok/tidak)
b. Muka : closma, jerawat, sianosis, berkeringat
c. Mata : sclera, conjungtiva, gangguan penglihatan, kotoran
d. Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat massa
e. Hidung : kebersihan, pernapasan cuping, polip
f. Mulut: karies gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembapan bibir, stomatitis,
perdarahan gusi
g. Leher: pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
h. Dada: retraksi dada, denyut jantung, wheezing
i. payudara: simetris/tidak, hiperpigmentasi, kondisi putting susu, keras/lunak, terdapat
benjolan/tidak, pengeluaran kolostrum
Ekstremitas atas
1) Bentuk
2) Kebersihan tangan, kuku
3) Pucat di ujung jari
4) Tremor
5) Telapak tangan berkeringat
6) Warna merah pada telapak tangan
Abdomen
1) Pembesaran perut : simetris / tidak, sesuai dengan kehamilan/ tidak
2) Striae gravidarum
3) Luka bekas operasi
4) Linea nigra
5) Palpasi Leopold :
a) Leopold I :
o TFU
o Teraba bagian besar (melenting keras-kepala dan susah digerakkan-bokong). Ada
berapa bagian yang teraba. Jika dua, waspada adanya kehamilan kembar.
o Mengukur TFU menurut Mc Donald untuk menghitung taksiran berat janin (TBJ). Cara
pengukurannya adalah tempatkan metline skala 0 (nol) di atas simfisis dan ukur TFU
dengan melihat metline dalam cm.
o Caranya:
Jika belum masuk panggul :
( TFU – 12 ) x 155
Jika sudah masuk panggul :
( TFU – 11 ) x 155
b) Leopold II :
o Sebelah kanan : teraba bagian yang rata, ada tahanan, punggung
o Sebelah kiri : teraba bagian yang menonjol, kecil-kecil, ekstremitas
c) Leopold III :
o Teraba bagian besar – kepala atau bokong, satu atau lebih dari satu
d) Leopold IV :
o Seberapa besar bagian janin ( presentasi ) yang sudah masuk panggul.
6) DJJ ( dihitung satu menit penuh )
a) Frekuensi / menit
b) Teratur / tidak
c) Punktum maksimum
Pemeriksaan Panggul
1) Pemeriksaan Panggul luar
2) Pemeriksaan panggul dalam
Genitalia Luar :
1) Tidak ada varises
2) Tanda Chadwick
3) Pembesaran kelenjar Bartholini
4) Keputihan
Genitalia dalam :
1) Vagina
2) Serviks
3) Tanda infeksi oada serviks
4) Teraba promontorium?
Pemeriksaan bimanual :
1) Tanda Hegar
Rektum :
1) Kebersihan
2) Hemoroid
Ekstremitas bawah :
1) Bentuk
2) Varises
3) Kebersihan kuku
4) Pucat pada ujung jari kaki
5) Teraba dingin atau panas-infeksi vena
6) Refleks patella ( kanan dan kiri )
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb
2) Golongan darah
3) Protein urine
4) AL ( Leukosit )
Pemeriksaan USG
Non-stress Test ( NST)
C. Menentukan Diagnosis
1) Menetapkan Normalitas Kehamilan
a) Membuat kesimpulan dari seluruh hasil temuan.
b) Berdasarkan data dasar ( subjektif dan objektif ) yang mengacu pada kondisi yang
fisiologis dalam kehamilan.
c) Dituntut pemahaman mengenai perubahan anatomi fisiologi ibu hamil, serta adaptasi
psikologis ibu hamil di setiap trimester.
2) Membedakan Ketidaknyamanan selama kehamilan dengan Komplikasi Kehamilan.
a) Mengkaji dari keluhan yang dirasakan pasien melalui anamnesis yang efektif dan
komunikatif. Perlu adanya hubungan interpersonal yang baik terlebih dahulu dengan
pasien sehingga pasien dapat dengan nyaman menyampaikan apa yang dirasakan dengan
terbuka.
b) Dikuatkan dengan pemeriksaan fisik, terutama yang berkaitan dengan keluhan yang
dirasakan pasien untuk lebih dipertajam.
c) Pengambilan kesimpulan yang tidak tepat dapat berakibat fatal.
a) Kunjungan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien untuk belajar
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilannya.
b) Bidan harus aktif dalam mengajukan pertanyaan yang dapat menggiring kepada
kesimpulan mengenai apa yang harus disampaikan kepada pasien, sehingga penyuluhan (
KIE ) yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasien.
D. Mengembangkan Perencanaan
1. Menetapkan Kebutuhan Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan Laboratorium awal dan rutin yang harus dilakukan adalah pemeriksaan
kadar Hb, untuk mengetahui apakah pasien dalam keadaan anemia atau tidak di awal
kehamilannya. Pemriksaan awal ini dijadikan sebagai patokan dalam memantau kemajuan
kehamilannya.
b) Pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut :
Kadar leukosit, apabila ada indikasi terjadi infeksi.
Protein urine, untuk penapisan pre-eklamsi.
Hematokrit, untuk penapisan DHF.
Pemeriksaan darah, untuk penapisan penyakit malaria.
Pemeriksaan pembiakan bakteri jika ada indikasi khussu untuk penegakan diagnosis
infeksi.
BAB VIII
ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG
1. Mengevaluasi penemuan yang terjadi serta aspek - aspek yang menonjol pada wanita hamil
a. Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan
lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
penpdeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan,
pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran
b. Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek -
aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE
2. Mengevaluasi data dasar
a. Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama
b. Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini
3. Mengevaluasi
a. Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada kunjungan
sebelumnya
b. Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan sebelumnya
tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap dipertahankan
c. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :
- Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada kunjungan
sebelumnya
- Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan kesehatan ibu
dan janin
d. Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :
-Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan
sebelumnya
-Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
-Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE yang lalu
-Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah dilakukan
penatalaksanaan
4. Pengkajian Data Fokus
a. Riwayat
-Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya
-Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak
kunjungan terakhir
-Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
b. Deteksi ketidaknyamanan
- Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
- Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu
c. Pemeriksaan Fisik
-Pemeriksaan tekanan darah
-Mengukur TFU
-Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kemungkinan kehamilan ganda, serta
mengetahui presentasi, letak, posisi dan penurunan kepala ( jika UK >36 minggu )
-Memeriksa DJJ
d. Pemeriksaan Laboratorium
- Protein urine
- Glukosa urine
5. Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
a. Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
b. Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu
c. Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
d. Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang dilakukan
jika menemukan tanda bahaya
e. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya
BAB IX
DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN
A. Tanda-Tanda Dini Komplikasi Ibu Dan Janin Pada Masa Kehmilan Muda
Perdarahan per vagina
a) Abortus
Abortus imminens
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan 20 minggu pada kehamilan
yang masih lengkap, dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi
serviks dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
Terapi : Bedrest, kontra indikasi koitus, USG:kesejahteraan janin,
progesteron < 5%
Abortus Insipiens
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20 minggu,
dengan proses dilatasi serviks tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi
Gejala yang timbul (2 atau lebih) :
⁻ Pendataran serviks
⁻ Dilatasi serviks > 3 cm
⁻ Pecahnya selaput ketuban
⁻ Perdarahan > 7 hari
⁻ Kejang perut
⁻ Tanda-tanda pengakhiran kehamilan.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi: perforasi.
Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut
Abortus Inkomplit
Keluarnya sebagaian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi:
perforasi.
Abortus Kompletus
Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20
minggu. Jika hasil seluruh hasil konsepsi sudah keluar, rasa sakit akan
berkurang, tetapi perdarahan bercak tetap ada selama beberapa hari.
Terapi : Observasi, pantau TTV, perdarahan, nyeri, involusi sampai 2
minggu
Missed Abortion
Kematian embrio atau fetus < 20 minggu usia kehamilan tetapi
hasil konsepsi tertahan didalam rahim selama lebih dari 8 minggu. Dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
⁻ Tanda kehamilan menghilang
⁻ Perdarahan bercak pervaginam
⁻ Tidak ada perdarahan aktif
⁻ Servik terbuka sedikit
Terapi : USG sebagai diagnosa, terapi induksi persalinan.
Kehamilan Mola
Disebut kehamilan anggur yaitu ada jonjot korion yang tumbuh berganda berupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai
anggur atau mata ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak. Pasien
dengan kehamilan mola akan memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
B. Tanda-Tanda Dini Komplikasi Ibu Dan Janin Pada Masa Kehmilan Lanjut
1. Perdarahan pervagina
Plasenta Previa
Implantasi plasenta yang abnormal pada segmen bawah uterus, lebih rendah dari
bagian terbawah janin.
a) Klasifikasi
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta
Previa, dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam
klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi
plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk
menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa (moment
opname). Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan
pada pembukaan 4 – 5 cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli
kebidanan di Amerika, maka ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu
sebagai berikut :
o Plasenta Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
o Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
o Plasenta previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.
BAB X
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Model-Model Dokumentasi
Model dokumentasi yang digunakan dalam dokumentasi kebidanan adalah dalam
bentuk catatan perkembangan ,karena bentuk asuhan yang diberikan berkesinambungan
dan menggunakan proses terus-menerus (progress notes). Bentuk dokumentasi ini sangat
cocok digunakan oleh tenaga kesehatan yang memberi asuhan berkesinambungan,
sehingga perkembangan klien dapat dilihat dari awal sampai akhir.
1. POR (PROBLEM ORIENTED RECORD)
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada masalah klien, dapat menggunakan multi disiplin dengan mengaplikasikan
pendekatan pemecahan masalah, mengarahkan ide-ide dan pikiran anggota tim.
Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat.
Dalam format aslinya pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan
pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini
semua petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar masalah.
Model ini memusatkan data tentang klien dan didokumentasikan dan disusun
menurut masalah klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data
mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain
yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien.
2. SOR (Source Oriented Record)
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau
sumber yang mengelola pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim
kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian, semua hasil
dokumentasi dikumpulkan jadi satu. Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan
melaksanakan kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota tim kesehatan yang lain.
Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari dokter, bidan, perawat,
fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi,
lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. Bidan menggunakan catatan
kebidanan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
3. CBE (Charting By Exception)
Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara
naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar.
4. Kardeks
5. Komputerisasi
Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah system computer yang
berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. Secara
umum dokumentasi dengan system komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protocol,
meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan proses edukasi
dan konseling pada pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi secara spesifik, antara
lain: akurasi lebih tinggi, menghemat biaya, meningkatkan kepuasan pasien,
memperbaiki komunikasi antar bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan
untuk belajar, meneliti dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas.
Beberapa kelemahan dokumentasi dengan system komputerisasi, adalah: malfunction,
impersonal effect, privacy, informasi tidak akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan
cetakan dan biaya yang harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit
computer.
B. Prinsip Dokumentasi
1. Ditinjau dari isi:
a) Mempunyai nilai administratif
b) Mempunyai nilai hokum
c) Mempunyai nilai ekonomi
d) Mempunyai edukasi
e) Mempunyai nilai dokumentasi
f) Mempunyai nilai penelitian
2. Ditinjau dari teknik pencatatan:
a. Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan.
b. Menulis dengan tinta (idealnya hitam).
c. Menulis menggunakan singkatan dan symbol yang telah disepakati oleh institusi
untuk mempercepat proses pencatatan.
d. Menulis catatan selalu mencantumkan tanggal dan jam tindakan atau observasi
yang dilakukandengan kenyataan dan bukan interpretasi.
e. Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsur penilaian.
f. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan pada catatan observasi dan pemeriksaan
oleh orang yang melakukan.
g. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda gejala, warna,
jumlah, dan besar ukuran yang lazim di pakai.
h. Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi.
i. Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidk ada yang ditulis.
j. Catatan harus disertai paraf atau tanda tangan disampingnya.
3. Prinsip dokumentasi menurut (Carpenito :1991) adalah sebagai berikut:
a) Keakuratan data
b) Brevity atau ringkas
c) Legibility atau mudah dibaca.
B. Aspek Legal Dokumentasi
Panduan legal sebagai petunjuk cara mendokumentasikan dengan benar, adalah
sebagai berikut:
1. Jangan menghapus menggunakan tipe-x atau mencoret tulisan yang salah ketika
mencatat, Karena gambaran akan merusak catatan. Yang benar adalah dengan
membuat satu garis pada tulisan yang salah lalu paraf. Kemudian tulis catatan yang
benar.
2. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien atau orang atau tenaga
kesehatan yang lain, Karena pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai bukti
perilaku yang tidak professional atau asuhan yang tidak bermutu. Tulislah hanya
uraian objektif tentang perilaku klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
3. Koreksi kesalahan sesegera mungkin Karena kesalahan menulis dapat diikuti
kesalahan tindakan. Jadi jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan
informasi akurat.
4. Catat hanya fakta, catatan harus akurat dan dapat dipercaya, pastikan apa yang
ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan saja.
5. Jangan biarkan bagain yang kosong pada catatan bidan, Karena orang lain dapat
menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tersebut.
6. Semua catatan harus dapat dibaca , ditulis dengan tinta. Bila tulisan sulit dibaca
akan timbul suatu kesalahan penafsiran dan dapat dituntut secara hokum.
7. Jika ada instruksi atau pesan dokter atau tim sebelum dilakukan tindakan
diklarifikasi dulu, cara tentang hasilnya.
8. Tulis untuk diri sendiri bukan orang lain.
9. Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum, tulisan harus lengkap, singkat, dan
padat.
10. Membuat dokumentasi yang dimulai dengan waktu dan diakhiri dengan tanda
tangan, nama jelas, maupun gelar akademik yang ada.
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama : Tn. S
Suami
Umur : 25 th Umur : 26 TH
Agama : islam Agama : islam
Suku/ : jawa/ Suku/ : jawa/
bangsa Indonesia bangsa Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Alamat :
Mungseng Mungseng
01/04 01/04
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sedang merasa sehat tidak ada masalah
4. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Sah
b. Usia Kawin : 24 tahun
c. Kawin ke : Pertama
d. Lama Kawin : 1 tahun
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1.) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
Campak, HV/AIDS
2.) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung,
diabetes, hipertensi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1.) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti TBC,
HEPATITIS, Campak, HIV/AIDS
2.) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung,
diabetes, hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, Campak, HIV/AIDS dan penyakit keturunan seperti asma, jantung diabetes,
maupun hipertensi
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakam KB apapun
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sebelum Selama Kelu
kebiasaan hamil hamil han
a. Nutri Makan 3 Makan Tak
si : kali/ hari, 3-4 kali/ ada
Makan nasi, lauk hari, masal
dan pauk, nasi, ah
minum sayur. lauk
Minum 8 pauk,
gelas air sayur,
putih, teh sedikit
manis ngemil.
Minum
8 gelas
air
putih,
teh
manis,
dan susu
b. Elimi
nasi : 2-3 kali, 1 kali, Tak
BAB padat, agak ada
berwarna lembek, masal
: kecoklata kuning ah
BAK n kecoklat
7-8 kali, an
banyak,w 6-7 kali,
arna banyak,
jernih warna
jernih
kadang
agak
kuning
c. Akti : Melakuka Melaku Tak
vitas n kan ada
pekerjaan pekerjaa masal
rumah n rumah ah
tangga tangga
seperti
biasa,
namun
mengura
ngi kerja
berat
d. perso : Mandi 2 Mandi 2 Tak
nal kali/hari, kali/hari ada
hygiene gosok gigi , gosok masal
2 kali, gigi 2 ah
keramas 3 kali,
kali keramas
seminggu, 3 kali
ganti baju semingg
2 kali u, ganti
baju 2-3
kali
e. istira : Tidur Tidur Tak
hat siang siang 1- ada
kadang- 2 jam masal
kadang, tidur ah
tidur malam
malam 7- 7-8 jam
8 jam
f. pola : 3-4 kali 1-2 kali Tak
seksual dalam dalam ada
seminggu semingg masal
u ah
2. Status Present
a. Kepala
1. Rambut : warna hitam mengkilat, tidak ada
2. Muka : ketombe, tida rontok
3. Mata : simetris, tidak odema, tidak pucat
simetris, sclera bening, konjungtiva
4. Mulut : merah muda, tidak ada kelainan
mata
5. Hidung : simetris, bersih, tidak pecah-pecah,
6. telinga : tidak sariawan, gigi rapi dan bersih
dan tidak berlubang
simetris, tidak ada polip, tidak
keluar lender/ cairan
simetris, bersih, tidak ada
OMA/OMP, tidak ada kelainan
b. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid, tidak ada limfadenitis
c. Dada : Simetris, kulit normal tidak kering
d. Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, areola
kehitaman, belum ada pengeluaran
ASI
e. Perut : Normal, tidak ada bekas luka
operasi/ jahitan
f. Punggung : Normal, tidak ada kelainan bentuk
tulang
g. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini
h. Anus : Tidak ada haemoroid
i. Ekstremitas
1. Atas : Simetris, jari tanagn normal, tidak
2. Bawah : oedema, telapak tangan tidak pucat
Simetris, jari kaki normal, tidak
oedema, tidak ada kelainan bentuk,
reflek patela +
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
1. Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
2. Mamae : Payudara membesar, putting menonjol,
3. Perut : areola kehitaman
Ada linea nigra, tidak ada striae
gravidarum
b. Palpasi
TFU : 3 jari diatas simpisis
c. Auskultasi
1. DJJ : Belum terdengar
4. Pemeriksaan Penunjang
PP Test : positif, tanggal
5. Pemeriksaan Panggul Luar
Tidak dilakukan
C. ASSESSMENT
Ny. A G1P0A0 Usia 25 tahun Umur Kehamilan 12 Minggu dengan Kehamilan Normal
pada Trimester Pertama
Dasar
a. Subyektif
1. Ibu mengatakan bernama Ny A, usia 25 tahun
2. Ibu mengatakan hamil pertama kali
3. Ibu mengatakan menstruasi terakhir pada tanggal 25 Januari 2014
b. Obyektif
1. Inspeksi
1.) Muka : tidak ada cloasma gravidarum
2.) Mamae : payudara membesar, puting menonjol, areola menghitam
3.) Perut : ada linea nigra
2. Palpasi
1.) TFU : 3 jari diatas simpisis
c. Pemeriksaan penunjang
PP Test positif tanggal 5 Februari 2014
D. PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisis kesehatan ibu dan janinnya dalam
keadaaan sehat. Tekanan darah ibu 110/80 termasuk normal, berat badan 50 kg, dan
denyut jantung belum terdeteksi bukanlah hal yang membahayakan karena memang
belum jelas dan ibu tidak perlu khawatir.
Evaluasi : ibu tahu kondisi kesehatannya dan merasa senang
2. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu perdarahan
tiba-tiba dari jalan lahir, rasa pusing yang hebat disertai nyeri, nyeri perut yang hebat,
muntah-muntah sehingga ibu tidak mau makan. Memberitahu ibu untuk segera
menghubungi bidan dan memeriksakan diri jika mengalami hal di atas.
Evaluasi : ibu mengerti tentang tanda bahay pada kehamilan dakan akan periksa jika
mengalaminya
3. Memberikan KIE tentang makanan bergizi pada ibu, seperti nasi, lauk pauk tahu,
tempe, ikan, telur, daging, keju, sayur mayur dan serat serta buah.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan memperbanyak variasi menu makannya
4. Memberitahu pada ibu pantangan selama hamil yaitu :
a. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang pahit, membuat perut mulas
atau panas, seperti sawi pahit, kopi, petai, durian, tape, nanas, daun singkong, jengkol,
minuman soda, dll
b. Tidak boleh minum jamu, minuman berakohol, dan merokok
c. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang berpengawet seperti mi instan
dan minuman kaleng
d. Kurangi konsumsi gula dan garam
e. Tidak boleh memijat bagian perut/ ,kandungan
f. Hindari kegiatan yang menyakitkan seperti perawatn wajah dan kurangi kerja berat
g. Tidak boleh sembarangan minum obat, harus dengan pengawasan bidan atau dokter
Evaluasi : ibu sudah tahu dan mengerti tentang pantanagn yang tidak boleh dilakukan
selama hamil
5. Menganjurkan ibu dan suami untuk membaca dan mempelajari buku KIA yang
diberikan supaya pengetahuan ibu tentang kehamilan bertambah
Evaluasi : ibu akan sering membaca buku KIA dirumah
6. Memberikan vitamin pada ibu berupa asam folat untuk kecerdasan janin dan tablet
besi Fe untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian ibu untuk mencegah anemia selama
hamil, dengan aturan minum sehari 1 kali minum..
Evaluasi : ibu mengerti dan tahu aturan minum vitaminnya
7. Memberitahu ibu untuk kontrol kehamilan 1 bulan lagi atau sebelum 1 bulan jika
ibu mengalami masalah kesehatan / keluhan segera periksa.
Evaluasi : ibu tahu kapan harus kontrol ke bidan
Referensi
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Image, yalemedicalgroup.org
Ika Pantiawati, dkk. Kumpulan Soal Ujian OSCA Kebidanan. Jakarta, Numes, 2009.