Anda di halaman 1dari 11

Dunia baru saja kembali ke periode damai setelah WW II berkecamuk dengan kemenangan ada

dipihak Sekutu. Sepertinya peperangan menjadi salah satu unsur penting dalam perkembangan
teknologi dunia dimana para ilmuwan dipaksa menciptakan sesuatu benda yang berguna untuk
kepentingan perang dan pada akhirnya lebih membantu manusia saat di waktu damai. Perkembangan
dunia telekomunikasi saat perang mendorong negara maju ber inovasi membuat perangkat
telekomunikasi yang lebih ringkas. Salah satu pelopor dunia telekomunikasi yang saat itu berperan
besar adalah Bell Laboratories di Amerika Serikat.

Untuk dapat menyampaikan pesan telepon melalui jarak yang jauh maka dibutuhkan perangkat
amplifier sebagai penguat suara. Pada awalnya digunakan prinsip percepatan elektron pada tabung
hampa yang kemudian lebih dikenal dengan TUBE AMPLIFIER. Tapi tabung ini seperti halnya bohlam
lampu memiliki waktu pakai terbatas yang akan rusak setelah beberapa jam pakai. Begitu juga dengan
daya listrik yang diperlukan sangat boros dengan efisiensi kecil karena banyak panas yan dihasilkan.
Sehingga ketika perang dunia berakhir para ilmuwan pada Bell Laboratories melakukan percobaan
menciptakan penguat sinyal yang lebih handal dan "SOLID STATE".

Ilmuawan yang dikenal sebagai pelopor dan penemu dari transistor adalah John Bardeen, William
shockley dan Walter Bratain. Para ilmuwan lainnya juga berperan karena penciptaan transistor
meliputi banyak bidang keilmuwan diantaranya elektro, kimia, fisika, material dan mesin. Kerjasama
berbagai bidang sains ini menghasilkan suatu alat yang pada awalnya tanpa nama yang sampai perlu
diadakan voting untuk memilih nama yang sesuai.

Seperti yang ditulis pada gambar diatas kata transistor merupakan gabungan trans konduktasi dan
resistansi variabel. Jadi alat ini dapat diatur tingkat konduktansi dan resistansinya dengan pengaturan
sedemikian rupa, Secara lebih mudah dapat dibahas pada penjelasan berikut :

PRINSIP SEMIKONDUKTOR
Kristal yang menjadi perhatian para ilmuwan bell adalah GERMANIUM setelah ilmuwan bell berhasil
menciptakan alat pemurni kristal Ge. Sifat dari germanium memiliki konduktivitas yang berbeda
dengan konduktor dan isolator. Sifat lainnya meliputi reaksinya terhada panas dan cahaya.

Ketika germanium dipanaskan maka konduktivitasnya meningkat


Bandingkan dengan kawat tungsten yang konduktivitasnya menurun saat dipanaskan

Efek cahaya terhadap konduktivitas Germanium

PRINSIP PENYEARAH KRISTAL

Gambar diatas merupakan radio "CRYSTAL" jaman dulu kala dimana terdapat alat yang bernama
"CAT WISHKER" sebagai detektor sinyal RADIO menjadi AUDIO. Frekuensi tinggi dari modulasi AM
akan di searahkan oleh gabungan kristal silikon dan kawat halus sehingga yang tertinggal hanya
gelombang audio yang kemudian bisa didengarkan melalui earphone.
Ketika prinsip ini diterapkan pada kristal Germanium yang dihubungkan dengan tembaga maka prinsip
penyearah dapat dilihat dari experimen diatas. Ilmuwan kemudian memanfaatkan prinsip ini untuk
membuat RADAR yang membuat sekutu menang perang pada WW II. Pada masa damai ilmuwan
Bell laboratories berusaha melakukan kontrol terhadap prinsip ini sehingga dapat melakukan
penguatan sinyal kecil. Pada awalnya para ilmuwan berfokus pada efek medan dilapisan luar dari
germanium (field efect) seperti halnya perlakuan pada tube amplifier. Akan tetapi percobaan ini kurang
berhasil menghasilkan penguatan yang dapat diatur.
Percobaan field efek pada semikonduktor

EFEK TRANSISTOR

Gambar diatas menjadi salah satu "EUREKA MOMENT" dari trio penemu transistor. Jika anda sering
menonton acara Ancient Aliens di History ch, mungkin saja akan dipercayai (oleh si rambut jeprak)
bahwa trio ini mendapat bisikan dari mahluk ekstrateresterial. Tapi entahlah ... yg mereka temukan ini
merupakan loncatan besar bagi seluruh dunia. Penemuan ini terjadi pada bulan desember 1947.
Pada gambar diatas terlihat kristal germanium diberikan 2 buah koneksi ke sumber tenaga. Yang
sebelah kiri tembaganya langsung menyentuh ke kulit kristal Ge, sedangkan pada sebelah kanan
salah satu ujung kawat tembaga diberikan isolator berupa lilin. Tambahan elektrolit berupa tetesan air
diberikan diantara sambungan . Yang terjadi adalah kemudian dinamakan "TRANSISTOR EFFECT"
dimana secara ajaib ketika rangkaian sebelah kiri diberikan sumber arus maka efek pada sebelah
kanan (yang sebelumnya tidak nyambung) menjadi teraliri arus listrik.

Tentu saja air tidak bertahan lama karena menguap dan kemudian dipilihlah emas sebagai pengganti
air, sedangkan isolatornya hanya diberikan jarak antara kawat dan permukaan kristal Ge. Transistor
jenis ini selanjutnya disebut POINT-CONTACT Transistor.
Transistor pertama yg berhasil berfungsi pada Bell Laboratories
Perkembangan selanjutnya william shockley menemukan yang dinamakan junction transistor
setelah kemajuan pada proses pembentukan kristal Germanium.

Akhirnya transistor menjadi semakin kecil dan karakteristiknya semakin bagus . Penggunaan pada
frekuensi2 tinggi pun dapat dicapai dengan daya yang kecil dan efisiensi panas sangat bagus
dibandingkan amplifier tabung.

Alloy Transistor bekerja pada frekuensi tinggi

Silikon transistor
Wafer silikon yg dapat diproduksi masal

ransistor adalah sebuah komponen elektronika berterminal tiga yang tersusun atas tiga lapisan material
semikonduktor. Susunan lapisan material semikonduktor pada transistor terdiri atas dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, dua buah lapisan semikonduktor jenis -p mengapit sebuah lapisan semikonduktor jenis
-n. Susunan ini akan membentuk transistor pnp. Kemungkinan kedua, dua buah lapisan jenis -n mengapit
lapisan jenis -p. Susunan ini membentuk transistor jenis npn.

Sebagaimana kita ketahui, pada sebuah material semikonduktor terdapat dua macam muatan pembawa yaitu
muatan pembawa mayoritas dan muatan pembawa minoritas. Pada semikonduktor jenis -p muatan pembawa
mayoritasnya adalah hole (bermuatan positif) dan pembawa muatan minoritasnya adalah elektron (bermuatan
negatif). Pada divais (alat) semikonduktor semacam transistor kita dapat memanfaatkan kedua muatan
pembawa ini atau hanya salah satunya saja dalam proses konduksi. Jika kedua muatan pembawa tersebut
memiliki peran terhadap proses konduksi dalam transistor maka jenis transistor ini disebut transistor bipolar,
sedangkan jika hanya memanfaatkan satu jenis muatan pembawa saja, maka transistor tersebut disebut
transistor unipolar yang lazim disebut transistor efek medan (FET). FET merupakan singkatan dari Field Effect
Transistor. Pada artikel ini kita akan membahas tentang jenis yang pertama: transistor bipolar atau biasa juga
disebut Transistor BJT.

Bentuk fisik dari sebuah transistor yang sering ditemukan berupa sebuah tabung kecil dengan tiga kaki.
Masing-masing kaki ini diberi nama emiter (E), basis (B), dan kolektor (K). Transistor merupakan salah satu
alat bergerbang dua karena memiliki dua gerbang yaitu gerbang masukan dan gerbang keluaran. Setiap
gerbang menggunakan dua pasang kaki transistor. Karena hanya ada tiga kaki transistor, maka agar terbentuk
dua gerbang, salah satu dari ketiga kaki ini haru digunakan bersama sebagai gerbang yaitu sebagai gerbang
keluaran sekaligus sebagai gerbang masukan. Ada tiga kemungkinan susunan kaki-kaki transistor (yang
membentuk gerbang masukan dan gerbang keluaran) dalam sebuah rangkaian elektronik, yaitu: basis bersama,
emiter bersama, atau kolektor bersama. Pemahaman tentang ketiga susunan transistor ini sangat penting untuk
dapat memahami fungsi dan merancang sebuah rangkaian yang menggunakan transistor. Penjelasan tentang
susunan atau konfigurasi transistor ini dapat Anda pelajari dengan mengunduh file Konfigurasi Transistor
dalam Rangkaian di sini.

Anda mungkin juga menyukai