dalam bentuk aslinya, tidak disingkat, tidak dipotong, dan tidak diterjemahkan;
menggunakan kata-kata sendiri, akan tetapi pengertiannya tidak berbeda dengan
ide/bahan/data orang lain yang dikutip;
Sebagai penjeasan
Jenis
Kutipan
a.
Kutipan
langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada
perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya
kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan
itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau
huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],
[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang
salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ .. ].
b.
Kutipan
tidak
lansung
(
Kutipan
Isi
)
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita
kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah
diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan
sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
d.
Kutipan
pada
catatan
kaki
e.
Kutipan
atas
ucapan
lisan
f.
Kutipan
dalam
kutipan
g. Kutipan langsung pada materi
Chairil Anwar dalam sajaknya Isa kata pengikatnya adalah itu tubuh/mengucur
darah
Kutipan
Tidak
Langsung
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil
karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya,
melainkan
menggunakan
bahasa
atau
kalimat
penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik
dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman. Paling sedikit ada dua jenis kutipan
tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan
meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain.
Contoh :
1. Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga periode, yakni
demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi
gelombang kedua yang terjadi antara 1943-1962, dan demokratisasi gelombang ketiga
yang dimulai dari tahun 1974 sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat
sekarang masih banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi
keempat?
2. Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan umum yang
paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam
sistem distrik, jumlah pemenangn yang akan menjadi wakil di parlemenadalah satu
orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu
daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya
(Budiardjo 1982:4).
3. Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di Indonesia juga
ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama pemberantasan
korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).