Topik KM CPR 1 2009
Topik KM CPR 1 2009
Di-
MAKASSAR
Manajer
ANDIK NOVIJANTO
PENYEIMBANGAN BEBAN
GARDU DISTRIBUSI DENGAN METODE
“ ALL RECONNECTING”
Susut tertinggi pada Jaringan ada pada sisi Distribusi. Untuk itu perlu dilakukan
program-program kerja yang langsung dapat menekan susut penyaluran energi dengan
biaya yang sekecil-kecilnya. Salah satu bagian yang menjadi sebab terjadinya susut
jaringan pada sisi Distribusi adalah pada Gardu Distribusi 3 Phasa. Pada tarfo Distribusi
3 Phasa, disamping losses akibat rugi tembaga dan rugi inti juga akan timbul losses
akibat katidak seimbangan beban trafo.
Pada sisi sekunder trafo distribusi terdiri dari R-S-T dan N sehingga apabila
terdapat selisih yang cukup besar antara beban Phasa R-S-T maka akan mengakibatkan
bergesernya titik Netral (N). Ketidakseimbangan ini (Unbalance) sangat dipengaruhi oleh
penentuan phasa pada penyambungan pelanggan di Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
hal ini khusus untuk pelanggan 1 Phasa 2 kawat (biasanya Rumah Tangga). Selain
ketidakseimbangan memberikan kontribusi susut yaitu dengan mengalirnya arus I n
melalui penghantar N dan Pentanahan. Ketidakseimbangan juga menyebabkan
kerusakan pada Trafo Distribusi. Sehingga selain InEffisiensi juga mengakibatkan
penambahan biaya perbaikan dan pemadaman. Untuk itu upaya penyeimbangan beban
trafo distribusi mutlak dilakukan.
Dalam pelaksanaannya diperlukan metode yang tepat sesuai kebutuhannya agar
dapat dilakukan secara lebih intensif dengan biaya serendah mungkin. Salah satu
metode yang dapat ditawarkan adalah ” All Reconnecting ”.
Pada metode ini dilakukan rencana penyeimbangan secara menyeluruh
pada seluruh pelanggan asuhan gardu distribusi yang bersangkutan. Parameter yang
digunakan untuk menentukan kontribusi tiap pelanggan pada besarnya beban adalah
nilai kWh rata-rata tiap bulannya. Kemudian pelanggan sesuai kontribusinya
ditempatkan pada fasa penyambungan yang diupayakan merata pada setiap fasanya.
Selanjutnya dilaksanakan reconnecting sesuai dengan penetapan fasa untuk masing-
masing pelanggan tersebut.
Metode ini dapat digunakan pada Gardu Distribusi dengan segmen pelanggan
yang tidak terlalu variatif misalnya pelanggan rumah tangga yang banyak terdapat di
pedesaan. Sifat beban dari segmen pelanggan seperti ini cenderung sama sehingga nilai
kWh rata-rata per bulan dapat merefleksikan kontribusi bebannya sepanjang hari.
BAB I
PENDAHULUAN
A=R
C=T B=S
(a)[1] (b)[2]
(3)[2]
...............................................................................
(4)[2]
…………………………………………………………………………..
(5)[2]
Dimana nilai A adalah amplitudo atau tegangan tertinggi pada Phasa 1, 2 dan 3.
VRN 2200 0
IR 11 30 Amp
Zr 20300
VSN 220120
IS 1190 Amp
ZS 2030
I N I R I S IT
IN 110 1190 11 150
IN (9.5 J 5.5) (0 J 11) 9.53 J 5.5
IN 0 J0
IN 0 Amp
Gambar fasor dari tegangan dan arus dari system tiga fasa yang
dihubungkan dengan beban seimbang seperti pada gambar berikut :
Q S=ExI* E
Ф
Ф P I
Gambar beban induktif Gambar arus lagging terhadap tegangan
2.3. Sistem 3 Phasa beban tidak seimbang
Jika terjadi beban tidak seimbang pada jaringan distribusi tegangan rendah maka
pada penghantar netral akan mengalir arus listrik. Hal ini akan mempertahankan
magnitudo tegangan ke titik netral yang melintasi setiap pasa ke beban. Arus-
arus saluran tidak sama dan arus pada diagram fasor tidak memiliki simetri.
Misalnya:
Data Beban PTTA 3 fasa 160 kVA Rtg. Tanrutedong
Pada fasa R terukur arus sebesar 146 Amp dengan cos Ф 0.85 ;
fasa S dengan arus sebesar 93 Amp cosФ 0.90;
fasa T dengan arus sebesar 126 Amp dengan cosФ 0.87
Dengan menjadikan fasa R sebagai referensi maka kita dapat menetukan
besarnya arus dan sudut untuk tiap fasa sbb:
Pada kondisi tidak seimbang tersebut ada arus yang mengalir pada penghantar
netral dengan persamaan simpul arus sebagai berikut :
IN + IR + IS + IT = 0
-IN = IR + IS + IT
IN 146 18,19 93 146 12690,46 0
IN (139 j 46) ( 77 j 52) ( 1 j126)
IN 61 j 28
IN 66,929 Amp
IN 66,929 Amp
IN 66,9 1510 Amp
Gambar fasor dari tegangan dan arus dari system tiga fasa yang
dihubungkan dengan beban tidak seimbang seperti pada gambar
berikut :
Gambar 2. Diagram Phasor Sistem 3 Phasa beban tidak seimbang
Karena pada beban tidak seimbang akan muncul arus netral maka persamaan untuk
vector diatas adalah :
IN = IR + IS + IT ≠ 0
2.4. Losses (susut) Energi pada sistem 3 Phasa tidak seimbang
Dengan munculnya arus pada kawat netral maka akan mengakibatkan susut
energi yang terbuang di sepanjang penghantar pembumian ( earthing road ) dan
tahanan antara penghantar pembumian dan bumi. Besarnya energi yang terbuang
merupakan perkalian antara besarnya arus yang mengalir dengan tegangan antara
penghantar pembumian dan tanah referensi serta faktor beban ;
P = E x I x t x Cos Ф (wh)
Dimana :
E = Beda potensial antara penghantar pembumian dengan tanah referensi
(Volt)
I = Besarnya Arus yang mengalir (Amp)
t = waktu (jam)
CosФ = faktor beban pada penghantar pembumian
Jika diasumsikan besarnya tahanan pembumian adalah 5 ohm, kemudian faktor beban
sebesar 70 % maka kita dapat menghitung besarnya energi yang terbuang tersebut.
P=I²RtCosФ (wh)
P = -66,9² x 5 x Cos 29° x 0.70 x 24 =375.951 wh
P = 376 kWh
Jika harga produksi per kWh diasumsikan Rp. 700,-/kWh maka selama 30 hari nilai kWh
yang terbuang adalah :
376 kWh x 30 hr x Rp. 700/kwh = Rp. 7.896.000,-
BAB III
PEMBAHASAN
420,0
400,0
380,0
360,0
340,0
320,0
300,0
280,0
260,0
240,0
220,0
200,0
6
180,0
160,0 5
140,0
120,0 2 3 4
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 18,3 19 19,3 20 20,3 21 21,3 22 23 24
PUKUL
Dengan kondisi beban seperti itu memungkinkan untuk menentukan kontrusi beban
dari tiap pelanggan pada suatu asuhan gardu distribusi melalui parameter tertentu.
Salah satu paramater yang paling mendekati adalah pemakaian energi (kWh)
perbulannya. Parameter kontrusi beban ini selanjutnya digunakan untuk
merencanakan dan menetapkan fasa titik sadapan setiap pelanggan.
b. Langkah Pelaksanaan
1. Membuat gambar Rayon Card
Gambar Rayon card mutlak dibuat untuk menentukan pelanggan-pelanggan yang
menjadi asuhan dari GD yang akan diseimbangkan. Gambar ini harus dibuat
dengan penomoran yang jelas pada tiang maupun pelanggan-pelanggannya.
Seperti contoh berikut :
JUMLAH KONTRIBUSI
BEBAN (kWh) 3856 1292 1292 1272
BAB IV
KESIMPULAN