Anda di halaman 1dari 16

KONVERSI ENERGI LISTRIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
Mesin Konversi Energi I
Yang dibimbing oleh Bapak SUNARDI., M.T.

Oleh
IRWAN ADI SAPUTRA
(2014030809)

UNIVERSITAS PAMULANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

NOVEMBER 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi merupakan bagian utama untuk semua kegiatan makhluk hidup,


termasuk manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu memerlukan
energi. Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja
oleh karena itu sifat dan bentuk energi dapat berbeda sesuai dengan fungsinya,
antara lain energi kinetik, potensail, termal, kimia, nuklir, listrik dan energi
elektromagnetik.
Pada prinsipnya bentuk atau sifat energi tersebut dapat saling dikonversikan
secara langsung maupun tidak langsung. Panas pada benda (energi kalor) dapat
sebagai akibat dari gesekan oleh gerakan benda (energi kinetik) atau sebagai
akibat adanya listrik yang dialirkan (energi listrik) adalah merupakan proses
konversi energi langsung, sedangkan energi listrik pada generator (dinamo atau
alternator) asalnya adalah energi dari minyak, batubara yang dibakar (energi
termis) dirubah menjadi energi kinetic pada motor bakar atau turbin (rotasi, energi
kinetik), berikutnya oleh dinamo atau generator di ubah menjadi energi listrik,
merupakan proses yang tidak langsung.
Untuk kebutuhan manusia konsumsi energi dapat dibedakan atas beberapa
kelompok sektor, yaitu kelompok pembangkit listrik, pemakaian industri,
transportasi, komersial dan rumah tangga. Sumber-sumber energi yang terutama
adalah air, angin, batubara, minyak bumi, gas alam, matahari, uranium, biomassa
dan biogas.
Energi listrik mempunyai beberapa kelebihan dibanding energi yang lain
diantaranya adalah Lebih mudah disalurkan, Lebih mudah didistribusikan ke
daerah yang lebih luas, Lebih mudah diubah kedalam bentuk energi lain, misalnya
energi panas, cahaya atau tenaga mekanik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konversi energi listrik?
2. Bagaimana perhitungan konversi energi listrik?
3. Bagaimana pemanfaatan konversi energi listrik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konversi energi listrik
2. Untuk mengetahui perhitungan konversi energi listrik
3. Untuk mengetahui pemanfaatan konversi energi listrik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Energi Listrik


Energy listrik adalah energy yang asalnya dari sumber arus. Sedangkan dasar
konversi energy listrik merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai
macam masalah yang berhubungan dengan cara terjadinya konversi energy
tersebut, juga menyangkut sifat- sifat pemakaian alat yang digunakan untuk
konversi yang mempunyai azaz kerja berlandaskan aliran electron dalam benda
padat maupun konduktor. Banyak sekali konversi dari energy listrik yang sering
di temu, misalnya konversi energy dari listrik menjadi kalor serta dapat juga
menjadi angin.
Jika kita melihat fakta kelistrikan yang terjadi saat ini, manusia hampir tidak
pernah bersentuhan dengan energy listrik, setiap harinya pasti menggunakan
energy tersebut. Sebaliknya cadangan migas yang ada di Indonesia ini sangat
terbatas jumlahnya, oleh karena itu diperlukan sebuah jalan untuk meminimalisir
penggunaan tersebut yaitu dengan konversi energy listrik.
Peran energy listrik yang sudah mendarah daging di dalam kehidupan
manusia, sehingga apabila tidak ada listrik, manusia akan kebingungan. Beberapa
peran energy listrik guna memenuhi kebutuhan antara lain sebagai alat
penerangan, sebagai tenaga penggerak mesin serta penunjang lainnya. Dalam
dunia kelistrikan, tenaga listrik dikenal menjadi dua arus yaitu arus searah
(simbolnya DC) dan arus bolak balik (simbolnya AC).
Arus searah atau DC merupakan arus yang mengalir di arah yang tetap, di
mana masing-masing terminal tetap polaritasnya. Contohnya jika kutub positif
akan selalu menghasilkan polaritas yang positif pula, cara kerja ini terdapat di
dynamo, baterai, accu. Sedangkan untuk arus bolak balik atau AC merupakan
arus yang alirannya selalu berubah. Dimana masing-masing terminalnya selalu
bergantian dalam polaritasnya. Polariitas ini terdapat di AC generator dan PLN.

B. Penggunaan Listrik
1. Penggunaan listrik untuk menghasilkan cahaya
Jika sepotong kawat logam dipanaskan oleh sebuah lampu Bunsen atau lampu
tempel, dalam waktu yang sangat singkat kawat tadi akan bersinar dengan
cahaya merah. Kawat logam seperti ini disebut “memijar”.
Jika proses pemanasan ini dilanjutkan maka cahaya merah tadi akan menjadi
memutih. Untuk tercapainya proses ini diperlukan sejumlah panas yang cukup
besar. Proses ini merupakan salah satu konsep dasar pemikiran untuk
pembuatan sebuah “lampu pijar listrik”. Sebagaimana kita ketahui jika arus
mengalir sepanjang kawat yang memiliki hambatan, maka arus ini akan
menimbulkan energi panas.
Dengan perhitungan yang teliti terhadap kawat (luas penampang) dan
banyaknya jumlah muatan listrik maka proses memijar ini akan tercapai, maka
cahaya putih tadi diubah ke dalam bentuk energi lain yaitu yang bisa disebut
cahaya. Bagian yang terpenting dari lampu pijar ini adalah kaca penutup dan
kumparan kecil yang terbuat dari kawat wolfram dimana arus listrik dialirkan.
Kumparan ini dinamakan FILAMEN. Kadang-kadang filament tersebut dibuat
dari sebuah kawat yang berdiameter sangat kecil dan kemudian ditunjang oleh
kawat-kawat yang lebih tebal.
2. Penggunaan listrik untuk menghasilkan panas.
Peralatan listrik yang banyak terdapat di rumah-rumah tangga sebagaian dari
peralatan ini dapat menghasilkan panas, sewaktu listrik mengalir melalui
kawat kecil (nekelin) maka kawat tadi akan menjadi panas. Sebagai contoh
peralatan tersebut adalah kompor listrik untuk memasak, ketel listrik untuk
mendidihkan air, dll.
3. Penggunaan listrik untuk menghasilkan bunyi
Radio dan pesawat telepon, merupakan contoh alat yang mengalami proses
perubahan dari listrik ke dalam bentuk bunyi. Pesawat penerima ini
tergantung dari gelombang listrik yang merambat melalui media udara sebuah
stasiun pemancar.
Pesawat telepon tidaklah begitu rumit seperti arus listrik yang dialirkan
melalui sepanjang kawat dari satu alat ke alat yang lain. Cara yang
berlawanan dari pembicaraan akhir dari sebuah telepon mengubah suara ke
bentuk listrik. Ini yang biasa kita kenal dengan nama mikropon. Alat ini juga
digunakan dalam stasiun-stasiun pemancar untuk mengubah pembicaraan atau
musik ke dalam bentuk gelombang listrik yang kemudian dapat disiarkan.
4. Penggunaan listrik untuk menghasilkan gesekan
Energi listrik kadang-kadang untuk menggerakan mesin atau memutarkan
mesin-mesin yang terdapat di dalam bengkel-bengkel industri dan mereka ini
semua tergantung kepada motor-motor listrik.Dalam penggunaan yang lain,
banyak rumah tangga yang menggunakan motor listrik, sebagai contoh :
a. Kipas angin listrik, dimana motor listrik menggerakan baling-baling atau
fan-bladenya
b. Jam listrik, dimana motor listrik menggerakan jarum-jarum jam
c. Gramaphone, dimana motor listrik menggerakan putaran piringannya.

5. Standar & Konvensi dalam Teknik Listrik


System satuan atau dimensi internasional, yang lazim disebut SI, digunakan
dalam teknik listrik. Tabel 1.1 menunjukan satuan-satuan SI dasar dan Tabel
1.2 menunjukan satuan SI pelengkap. Satuan satuan lazim lainnya dapat
dijabarkan dari satuan-satuan dasar & pelengkap tersebut. Mis, coulomb
dijabarkan dari detik dan ampere. Table 1.3 menunjukan satuan-satuan
jabaran yang lazim dijumpai dalam analisa listrik.
6. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik, tergantung pada banyak sedikitnya electron bebas yang
pindah melewati suatu penampang kawat dalam satu satuan waktu.Definisi :
Amper adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 miligram
perak dari nitrat perak murni dalam satu detik. Rumus-rumus untuk
menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu.

1 (satu) Coulomb = 6,28 x 10¹⁸ electron


1 (satu) KA (Kilo-Amper) = 1000A = 10³ A
1 (satu) mA (milli-Amper) = 0,001A = 10̄⁻³ A
1 (satu) A (mikro-Amper) = 0,000001A = 10⁻⁶

Rapat arus
Definisi : Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang
kawat.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan
penampang kawat.

Dimana :
S = Rapat arus dalam satuan A/mm²
I = Kuat arus dalam satuan amper
Q = Luas penampang kawat dalam satuan mm²
7. Muatan Listrik
1. Tahanan dan Daya Hantar
Tahanan ialah gesekan atau rintangan yang diberikan suatu bahan terhadap
aliran arus. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini, menyebabkan gerak
electron berkurang. Hambatan-hambatan ini yang menghalangi gerak
electron disebut resistansi. adi resistansi adalah hambatan listrik, makin
besar resistansi sebuah penghantar, semakin kecil arus listrik yang
mengalirnya.Besar daya kemampuan penghatar arus listrik ini disebut daya
hantar arus. Akibat adanya gesekan atau rintangan pada aliran electron,
maka sejumlah energy listrik berubah menjadi energy panas.Definisi : 1
(satu) ohm ialah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1,063 m
dengan penampang 1 mm² pada suhu 0°C.
Resistor dapat pula berupa lampu atau elemen pemanas. Kawat dalam ukuran
panjangpun dapat memberikan hambatan tertentu. Misal lampu pijar, radio,
motor listrik, kumparan kawat.
rumus u tuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus ;
R = 1/G dan G = 1/R ; R = tahanan kawat listrik dalam satuan
Ω (ohm) ;
G = daya hantar arus dalam ʊ satuan mho atau siemens.
Tahanan jenis satu bahan ialah tahanan bahan itu yang panjangnya 1 meter
dengan luas penampang 1 mm². tahanan jenis ini diberi symbol : ρ (rho).
Daya hantar jenis adalah kebalikan dari tahanan jenisnya dan diberi symbol :
g Dan rumusnya : ρ = 1/g
Menghitung besarnya tahanan (R) : tahanan penghantar itu berbanding
terbalik dengan luas penampangnya.

Keterangan gambar :
q1, R1 dan l1 adalah penampang, tahanan dan panjang kawat penghantar I.
q2, R2 dan l2 adalah penampang, tahanan dan panjang kawat penghantar II
kesimpulan :
a. Jika penampang penghantar 2x lebih besar, maka tahanannya 2x lebih
kecil.
b. Jika panjang penghantar itu 2x lebih panjang, maka tahanan itu 2x lebih
besar.

Rumus-rumus dibawah ini adalah rumus untuk menghitung tahanan jenis


terhadap daya hantar jenisnya.

Besarnya penampang suatu kawat dapat dicari dengan 2 cara :

dan
Sedangkan besarnya tahanan dari kawat penghantar dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :

Selanjutnya penampang, tahanan jenis dan panjang kawat dihitung dengan


rumus sebagai berikut :

Dimana :
R = Tahanan kawat dalam satuan ohm (Ω)
P = Panjang kawat dalam satuan meter (m)
q = Penampang kawat dalam satuan mm²
ρ = Tahanan jenis dalam satuan Ωmm²/m
g = Daya hantar jenis dalam satuan m/Ωmm²

8. Hukum OHM
Hukum Ohm mendefinisikan hubungan antara arus (I), tegangan (V), dan
resistansi (R). terdapat tiga cara untuk menyatakan hukum Ohm ini secara
matematis.

1. Arus dalam satua rangkaian sama dengan tegangan yang diberikan paada
rangkaian tersebut dibagi dengan resistansi rangkaian bersangkutan :

2. Resistansi suatu rangkaian sama dengan tegangan yang diberikan pada


rangkaian tersebut dibagi dengan arus yang mengalir dalam rangkaian
bersangkutan :

3. Tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian sama dengan hasil kali arus
dan resistansi rangkaian tersebut :
BAB III

SIMPULAN

Energy listrik adalah energy yang berasal dari muatan listrik yang menimbulkan
medan listrik statis atau bergeraknya electron pada konduktor (pengantar listrik) atau
ion (positif atau negative) pada zat cair atau gas. Energy listrik dapat diciptakan oleh
sebuah energy lain dan bahkan sanggup memberikan energy yang nantinya dapat
dikonversikan pada energy yang lain.
Agar peralatan listrik dan alat elektronik dapat digunakan, tetapi tentunya
diperlukan energy tegangan listrik yang sesuai dengan alat tersebut. Apabila energy
listrik tidak sesuai dengan kebutuhan peralatan listrik dan alat elektronik dapat
berdampak pada alat tersebut misalnya tidak dapat beroprasi, beroprasi tidak
maksimal, atau bahkan alat tersebut bisa rusak. Kesesuaian energy listrik tersebut
mencangkup tipe tegangan atau arus yang diperlukan (AC atau DC), besar kecilnya
tegangan yang diperlukan, serta arus minimal atau terendah yang dibutuhkan.
Rumus-rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik :

1 (satu) Coulomb = 6,28 x 10¹⁸ electron


1 (satu) KA (Kilo-Amper) = 1000A = 10³ A
1 (satu) mA (milli-Amper) = 0,001A = 10̄⁻³ A
1 (satu) A (mikro-Amper) = 0,000001A = 10⁻⁶
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Suryatmo F. 1992. Dasar-Dasar Energy Listrik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Andri. 2011. Konversi Energi Listrik Menjadi Energi Alternatif. (Online),


(http://benergi.com/konversi-energi-listrik-menjadi-energi-alternatif) diakses
tanggal 3 maret 2016

Yanto. 2010. Pengertian Konversi Energi Listrik. (Online),


(http://bimbingan.org/pengertian-konversi-energi-listrik.htm) diakses tanggal
3 maret 2016

Anda mungkin juga menyukai