Anda di halaman 1dari 4

HADIS-HADIS TENTANG KERINGANAN BAGI ORANG YANG BERPUASA

 Hadis Pertama

ُ‫ين} قَا َل ا ْبن‬


ٍ ‫طعَا ُم ِم ْس ِك‬ َ ُ‫َّاس يَ ْق َرأ ُ َو َعلَى الَّذِينَ ي‬
َ ٌ‫ط َّوقُونَهُ فَ ََل ي ُِطيقُونَهُ {فِدْيَة‬ ٍ ‫س ِم َع ابْنَ َعب‬ َ ٍ‫طاء‬ َ ‫َار َع ْن َع‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا َع ْم ُرو ْبنُ دِين‬
)‫ان َم َكانَ ُك ِل َي ْو ٍم ِم ْس ِكينًا (رواه البخاري‬ ْ ‫صو َما فَي‬
ِ ‫ُط ِع َم‬ ُ َ‫ان أ َ ْن ي‬ َ ِ‫ير َو ْال َم ْرأَة ُ ْال َكب‬
ِ َ‫يرة ُ ََل يَ ْست َِطيع‬ ُ ِ‫ش ْي ُخ ْال َكب‬َّ ‫سو َخ ٍة ه َُو ال‬ُ ‫ت بِ َم ْن‬ َ ‫َّاس لَ ْي‬
ْ ‫س‬ ٍ ‫َعب‬

Telah mencdritakan kepada kami Amru bin Dinar dari Atha dia mendengar Ibnu Abbas
membaca ayat; “Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya maka wajib membayar fidya
yaitu memberi makan orang miskin, "(QS. Albaqarah 184), Ibnu Abbas berkata; Ayat ini tidak
dimanshukh, namun ayat ini hanya untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak
mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang
miskin.” (HR. Bukhari(.1

Makna Mufrodat:

َّ ‫ال‬
‫ش ْي ُخ‬ : orang tua, orang lanjut usia.2

‫ان‬
ِ َ‫يَ ْست َِطيع‬ : mereka dapat, mampu, sanggup.3

‫ان‬ ْ ‫ي‬
ِ ‫ُط ِع َم‬ : mereka memberi makan.4

Penjelasan Hadis:

Para ulama Hanafiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah sepakat bahwa fidyah dalam puasa
dikenai pada orang yang tidak mampu menunaikan qodho’ puasa. Hal ini berlaku pada orang
yang sudah tua renta yang tidak mampu lagi berpuasa, serta orang sakit dan sakitnya tidak
kunjung sembuh. Pensyariatan fidyah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

‫ين‬ َ ٌ‫َو َعلَى الَّذِينَ ي ُِطيقُونَهُ ِفدْ َية‬


ٍ ‫ط َعا ُم ِم ْس ِك‬

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin” (QS. Al Baqarah: 184).5

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

‫ان َم َكانَ ُك ِل يَ ْو ٍم ِم ْس ِكينًا‬ ْ ‫ فَ ْلي‬، ‫صو َما‬


ِ ‫ُط ِع َم‬ ُ َ‫ان أ َ ْن ي‬ َ ِ‫ير َو ْال َم ْرأَة ُ ْال َكب‬
ِ َ‫يرة ُ َلَ يَ ْست َِطيع‬ ُ ِ‫ش ْي ُخ ْال َكب‬
َّ ‫ه َُو ال‬

1
Shahih Bukhari, Ensiklopedi Hadits 9 Imam, No. 4145
2
Almaany.com/id/dict/ar-id
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/1586.
“(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua,
yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada
orang miskin”.

Simpulan (Fikih Hadis)

Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan puasa atas kaum muslimin secara qadha bagi
mereka yg memiliki uzur, yaitu mereka yang mampu mengerjakannya di hari-hari yang lain.
Di sana ada golongan ketiga yang tidak bisa melakukan puasa, baik secara ada’ maupun
qadha. Misalnya, orang lanjut usia yang sudah sangat lenah dan orang sakit yang tidak bisa lagi
diharapkan kesembuhannya. Golongan ini telah diberi keringanan oleh Allah SWT dengan
mewajibkan kepadanya suatu pengganti puasa, yaitu member makan orang-orang miskin pada
setiap hari sebesar setengah sha’ bahan pangan pokok.6
Allah SWT berfirman:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (al-
Baqarah: 286)

"Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya maka wajib membayar fidyah yaitu
memberi makan orang miskin, "(al-Baqarah: 184)

Ibnu Abbas berkata, “Dia adalah seorang lelaki yang sangat tua dan seorang wanita yang
sangat tua pula, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan
setiap hari kepada orang miskin.' (HR. Bukhari).

Orang sakit yang tidak bisa lagi diharapkan kesembuhannya hukumnya seperti orang
yang sangat tua. Maka, ia harus memberi bahan makanan setiap hari kepada seorang miskin.
Barangsiapa yang membatalkan puasa karena uzur yang bisa hilang, seperti, berpergian,
orang sakit yang bisa diharapkan kesembuhannya, wanita hamil, wanita menyusui jika
mengkhawatirkan keadaan diri atau keadaan anaknya, dan wanita yang sedang haid atau sedang
nifas, setiap mereka mutlak harus melakukan qadha dan harus berpuasa pada hari-hari yang lain
sejumlah hari-hari yang ia batalkan puasanya.7
Allah SWT berfirman:

ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬
‫ص ْمهُ َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أَ ْو‬ َّ ‫ش ِهدَ ِم ْن ُك ُم ال‬
َ ‫ان فَ َم ْن‬ِ َ‫ت ِمنَ ْال ُهدَى َو ْالفُ ْرق‬ ِ َّ‫ضانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُ ْرآنُ ُهدًى ِللن‬
ٍ ‫اس َوبَ ِينَا‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
ُ ْ َ ُ َّ َ ُ َ
َ‫َّللاَ َعلى َما َهدَاك ْم َولعَلك ْم تشك ُرون‬ َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ
َّ ‫َّللاُ بِك ُم اليُس َْر َوَل ي ُِريد ُ ِبك ُم العُس َْر َو ِلتك ِملوا ال ِعدَّة َ َو ِلتكبِ ُروا‬ ُ َ ْ ٌ َ َ
َّ ُ ‫سف ٍر ف ِعدَّة ِمن أي ٍَّام أخ ََر ي ُِريد‬ َ
َ ‫َعلى‬

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di
bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan

6
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-fauzan, Ringkasan Fikih Lengkap, Jilid 1-2, (Bekasi: Darul
Falah, 2013), Hal. 401.
7
Ibid, hal. 402.
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur” (al-Baqarah: 185).

 Hadis Kedua

ُ‫سأ َ ْلتُه‬ َ ‫اس َع ْنهُ قُ ْلتُ ِإنِي ََل أ َ ْسأَلُكَ َع َّما يَ ْسأَلُكَ ه‬
َ ُ‫َؤَُل ِء َع ْنه‬ ُ َّ‫ور َعلَ ْي ِه فَلَ َّما تَفَ َّرقَ الن‬ ٌ ُ ‫َّللاُ َع ْنهُ َوه َُو َم ْكث‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ي َر‬َّ ‫س ِعي ٍد ْال ُخد ِْر‬ َ ‫قَا َل أَتَيْتُ أَبَا‬
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫صيَا ٌم قَا َل فَنَزَ ْلنَا َم ْن ِز ًَل فَقَا َل َر‬ِ ُ‫سلَّ َم إِلَى َم َّكةَ َونَحْ ن‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ُ ‫سافَ ْرنَا َم َع َر‬ َ ‫سفَ ِر فَقَا َل‬ َّ ‫ص ْو ِم فِي ال‬ َّ ‫َع ْن ال‬
ْ ُ
‫ط َر ث َّم نَزَ لنَا َم ْن ِز ًَل آخ ََر‬ ْ َ
َ ‫ام َو ِمنَّا َم ْن أف‬ َ ‫ص‬ ً
َ ‫صة فَ ِمنَّا َم ْن‬ َ ‫َت ُر ْخ‬ ْ َ ْ ْ
ْ ‫سل َم إِنَّ ُك ْم قَدْ دَن َْوت ُ ْم ِم ْن َعد ُِو ُك ْم َوال ِفط ُر أق َوى لَ ُك ْم فَكَان‬ َّ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه‬
َّ ‫صلى‬َّ َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫صو ُم َم َع َر‬ َ ُ
ُ َ‫ط ْرنَا ث َّم قَا َل لَقَدْ َرأ ْيتُنَا ن‬ ْ َ ً
َ ‫َت َع ْز َمة فَأف‬ ْ َ ْ َ ْ ْ
ْ ‫صبِ ُحو َعد ُِو ُك ْم َوال ِفط ُر أق َوى لَ ُك ْم فَأف ِط ُروا َوكَان‬ َ ‫فَقَا َل إِنَّ ُك ْم ُم‬
)‫سفَ ِر(رواه مسلم‬ َّ ‫سلَّ َم بَ ْعدَ ذَلِكَ فِي ال‬ َ ‫َو‬

Aku pernah mendatangi Said al Khudriy yang saat itu sedang dikerumuni oleh orang banyak.
Ketika mereka telah membubarkan diri aku berkata kepadanya,"Aku tidak ingin menanyakan apa
yang telah mereka tanyakan. Aku hanya ingin menanyakan perihal puasa dalam safar." Maka ia
pun menjawab, "Kami dulu pernah bepergian ke kota Makkah bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan kami saat itu sedang berpuasa. Lalu kami singgah di suatu tempat,
kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jarak kalian dengan musuh kalian
sudah semakin dekat, dan makan (tidak berpuasa) akan dapat membuat kalian lebih kuat, dan ini
adalah sebuah rukhshah (keringanan)." Maka di antara kamipun ada yang masih berpuasa dan
ada pula yang tidak berpuasa. Setelah itu, kami singgah lagi pada sebuah tempat, lalu beliau
bersabda: "Sesungguhnya kalian besok pagi kalian akan menghadapi musuh sedangkan berbuka
akan membuat kalian lebih kuat, maka berbukalah kalian, ini adalah suatu ketetapan." Maka
sesudah itu, kami pun berbuka. Abu Sa'id berkata; Sungguh, semenjak itu aku telah melihat kami
berpuasa bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjalanan. (HR. Muslim(.8

Makna Mufrodat:

‫َم ْن ِز ًَل‬ : rumah, tempat tinggal, tempat kediaman, domisili, apartemen.9


ْ ‫ْال ِف‬
‫ط ُر‬ : pembatalan puasa, buka puasa.10
ً ‫صة‬
َ ‫ُر ْخ‬ : keringanan, kemurahan, ixin, cuti, jaminan, lisensi, surat izin, dispensasi.11

8
Shahih Muslim, Ensiklopedi Hadits 9 Imam, No. 1888
9
Almaany.com/id/dict/ar-id
10
Ibid.
11
Ibid.
Asbabul Wurud:

Penjelasan Hadis:

Simpulan (Fikih Hadis):

Anda mungkin juga menyukai