Anda di halaman 1dari 12

PERSOALAN-PERSOALAN FILSAFAT

Dosen Pengampu: Dr. Rina Rehayati, M.Ag

Di susun Oleh:

Assyifa Amanah Tillah

Dian Widianti

Semester 4/A

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Persoalan-Persoalan
Filsafat”

Penulisan tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum semester
empat. Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam penerapannya pada kehidupan
sehari-hari dan membantu dalam proses pembelajaran.

Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membangun menjadi lebih baik
kedepannya. Sekian dan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

Pekanbaru, 22 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

Latar Belakang ....................................................................................................................... 1

Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2

Tujuan..................................................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

Persoalan-Persoalan Filsafat .................................................................................................. 3

Ciri-Ciri Persoalan Filsafat..................................................................................................... 7

BAB III ...................................................................................................................................... 8

PENUTUP.................................................................................................................................. 8

Simpulan................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu Pertama,


kekaguman atau keheranan. Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum,
heran dan takjub terhadap gejala yang dihadapi. Kedua, keraguan atau kegengsian.
Rasa heran dan meragukan mendorong manusia unktuk berfikir lebih mendalam,
menyeluruh, dan ritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki.
Ketiga, kesadaran akan keterbatasan. Berfilsafat dapat pula bermula dari adanya
suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia.
Berfilsafat kadang-kadang dimulai apabila manusia menyadari bahwa
dirinya sangat kecil dan lemah terutama di dalam menghadapi kejadian-kejadian
alam. Apaila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada
waktu mengalami penderitaan ataun kegagalan, maka dengan adanya kesadaran
akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
Pada tahap awalnya kekaguman, keheranan dan ketakjuban itu terarah
pada gejala-gejala alam misalnya gempa bumi, gerhana matahari, banjir, dan
pelangi. Orang yang heran berarti ada sesuatu yang tidak diketahuinya, atau dia
menghadapi persoalan. Problem inilah yang ingin dipecahkan oleh para filsuf
sehingga diperoleh jawaban. Dari mana jawaban diperoleh? Kalau jaman sekarang
jawaban lebih mudah diperoleh misalnya dari orang lain, membaca buku, atau
mendengarkan ceramah. Pada waktu itu yaitu awal dari munculnya filsafat,
banyak orang yang tidak mengetahui, maka untuk memperoleh jawaban dilakukan
dengan mengadakan refleksi (berpikir tentang pikirannya sendiri) yaitu bertanya
pada dirinya sendiri, dipikirkan sendiri dan dijawab sendiri. Dalam hal ini tidak
semua problem itu mesti problem filsafat. Ada problem sehari-hari, problem
ilmiah, problem filsafat dan problem agama. Problem filsafat berbeda dengan
problem yang bukan filsafat terutama yang menyangkut materi dan cakupannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud persoalan-persoalan filsafat?
2. Apa saja persoalan-persoalan filsafat?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui apa itu persoalan-persoalan filsafat.
2. Agar mengetahui dan memahami apa saja persoalan-persoalan filsafat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persoalan-Persoalan Filsafat
Persoalan yang dimaksud disini adalah persoalan atau pembahasan yang
menjadi perhatian dalam filsafat. Dalam filsafat sekurang-kurangnya meliputi enam
unsur pokok, yaitu masalah, sikap, metode, kegiatan, kesimpulan, dan akibat.
Masalah-masalah tentag sifat dasar termasuk asal mula, perkembangan dan masa
depan, dari diri sendiri, masyarakat, dan alam semesta serta hubungan-hubungan
mereka, satu sama lain timbul secara wajar atau dibuat dalam pikiran kebanyakan
orang pada waktu mereka tumbuh dewasa. Berkat usaha-usaha yang sistematis untuk
menangani masalah-masalah itu maka menjadi beberapa pembahasan, yaitu:
1. Masalah-masalah pengetahuan, yaitu: epistemologi, logika, filsafat ilmu, dan
filsafat bahasa.
2. Masalah-masalah nilai, yaitu: aksiologi, estetika, etika, dan filsafat agama,
3. Masalah-masalah masyarakat, yaitu: filsafat sosial, ekonomi, dan politik.
Masalah-masalah atau persoalan-persoalan tersebut saling berkaitan secara erat
dan kadangkala rumit, oleh karena itu cenderung untuk dicari solusinya. Adapun
masalah besar filsafat adlah bagaimana cara mempersatukan semua bagian yang
berbeda-beda itu menjadi keseluruhan yang komprehensif. Semakin besr kesulitan-
kesulitan dalam menangani masalah, terutama permasalahan akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin kompeks, maka semakin membuat
masalah besar juga bagi orang-orang yang ingin mempersatukan semua bagian yang
berbeda-beda menjadi keseluruhan yang komprehensif dalam filsafat karena semakin
banyak yang menjadi terabaikan.1
Adapun menurut Lewis Beck, terdapat lima ciri pwersoalan filsafat yaitu:2
1. Tidak bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai fakta.
2. Berkaitan dengan keputusan-keputusan mengenai nilai-nilai.
3. Bersifat kritis.

1
Rina Rehayati, Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan (Pekanbaru: Asa Riau, 2017), hal.
54.
2
Ibid, hal. 60.
3
4. Spekulatif, yaitu menanyakan apa yang munngkin berada diseberang batas-batas
dari pengetahuan yang telah tetap.
5. Pertanyaan-pertanyaan filsafat yang bersifat sinoptik. Maksudnya, melihat hal-hal
secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.

Adapun menurut The Liang Gie, problem filsafat mencakup persoalan-


persoalan yang lebih luas lagi, yaitu:3

1. Penampakan dan kenyataan (appearance and reality)


Perbedaan antara “Apa yang tampaknya ada” dan “Apa yag nyata ada” sesungguhnya
merupakan titik tolak semua penyelidikan filsafat.
2. Kebenaran a priori
Contoh: Apakah status pengetahuan a priori dalam hubungannya dengan ilmu
empiris?
3. Keindahan
Contoh: Apakah keindahan itu bersifat obyektif atau subyektif?
4. Tentang kaitan antar “badan-jiwa”
5. Tentang eksistensi kumpulan
6. Tentang kesadaran. Apakah kesadaran merupakan bagian yang tetap dari alam
semesta, yang memberikan haarapan akan pertumbuhan kearifan yang tidak
terbatas, ataukan ini merupakan suatu peristiwasemntara dalam planet bumi?
7. Kosmologi
8. Kematian
9. Determinisme dan kebebasan
10. Eksistensi
11. Kepercayaan
12. Tentang ketuhanan
13. Baik dan buruk
14. Tindakan manusia
15. Keabadian jiwa
16. Induksi
17. Intuisi atau pengetahuan untuitif
18. Keadilan

3
Ibid, hal. 60-62.
4
19. Pengetahuan
20. Bahasa dan pikiran
21. Kehidupan
22. Manusia
23. Materi dan energi
24. Tentang makna
25. Metode. Metode apa yang tepat untuk suatu penelitian
26. Tentang moralitas
27. Tentang alam
28. Penalaran
29. Agama
30. Ilmu
31. Ruang. Misalnya, apakah ruang tidak terbatas?
32. Tentang negara
33. Struktur
34. Tentang diri
35. Waktu. Apakah waktu mempunyai permulaan?
36. Kebenaran dan kesalahan
37. Hal-hal universal
38. Tentang alam semesta
39. Tentang validitas
40. Tentang nilai.

1. Masalah-Masalah Pengetahuan
Terdapat tiga persoalan pokok pada ilmu pengetahuan (epistemologi), yaitu:4
1. Apakah sumber-sumber pengetahuan itu? Darimanakah pengetahuan yang benar
itu datang? Bagaimana kita mengetahui ini adalah persoalan tentang “asal”
pengetahuan.
2. Apakah watak pengetahuan itu? Apakahada dunia yang benar-benar di luar
pikiran kita? Kalau ada, apakah kita dapat mengetahuinya? Ini adalah persoalan
tentang apa yang kelihatan versus hakikatnya (reality).

4
Ibid, hal. 69.
5
3. Apakah pengetahuan kita itu benar (valid) ? bagaimana kita dapat membedakan
yang benar dan yang salah? Ini terkait dengan kajian tentang kebenaran atau
verifikasi. Batasan mengenai epistemologi beraneka ragam, walaupun antara
batasan yang satu dengan yang lainnya secara garis besar sama.
2. Masalah-Masalah Nilai
Problem utama aksiologi ujar Runes berkaitan dengan empat faktor penting
sebagai berikut :5
a. Kodrat nilai berupa problem mengenai : apakah nilai itu berasal dari
keinginan (voluntarisme : Spinoza), kesenangan (Hedonisme : Epicurus, bentham,
menong), kepentingan (perry) preferensi,keiinginan rasio murni, pemahaman
mengenai kualitas tersierpengalaman sinoptik kesatuan kepribadian, berbagai
pengalaman yang mendorong semangat hidup, relasi benda-benda sebagai sarana
untuk mencapai tujuan atau konsekuensi yang sungguh-sungguah dapat dijangkau.
b. Jenis-jenis nilai menyangkut perbedaan pandangan anatara nilai intrinsik, ukuran
untuk kebijaksanaan nilai itu sendiri, nilai-nilai instrumental yang menjadi
penyebab (baik barang-barang ekonomis atau peristiwa-peristiwa alamiah)
mengenai nilai-nilai instrinsik.
c. Kriteria nilai, artinya ukuran untuk menguji nilai yng dipengaruhi sekaigusoleh
teori psikologi dan logika. Penganut hedonist menemukan bahwa ukuran nilai
terletak pada sejumlah kenikmatan yang dilakukan oleh seseorang (aristipus) atau
masyarakat (bentham).
d. Status metafisik, nilai mepersoalkan tentang bagaimana hubungan antara nilai
terhadap fakta-fakta yang diselidiki melalui ilmu kealaman (koehler), kenyataan
yerhadap keharusan (Lotze), pengalaman mausia tentang nilai kebenasan manusia
(Hegel).

3. Masalah-Masalah Masyarakat
Dalam filsafat hukum dalam masyarakat terdapat problematika dan
permasalahan serta pertanyaan adalah sebagai berikut: masalah hukum dan kekuasaan,
hukum adalah alat pembaruan dalam masyarakat, hukum dan nilai-nilai social budaya,
apakah sebabnya orang menaati hukum? Apakah sebabnya negara berhak

5
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal. 27-
28.
6
menghukum seseorang? Adapun uraian problematika dan permasalahan serta
pertanyaan, sebagai berikut:6
a. Masalah hukum dan kekuasaan
Peperzak mengatakan hubungan hukum dan kekuasaan dapat
diperlihatkan ada dua cara:
 Telaah konsep sanksi. Legitimasi yuridis (pembenaran hukum) dalam sanksi
sangat perlu sehingga system aturan hukum dapat berdaya guna serta berhasil
dalam penerapannya diperlukan eksistensi kekuasaan (force) dengan
dukungan tenaga.
 Telaah konsep penegakan kanstitusi. Penegaka konstitusi adalah merupakan
penegakan procedur dalam pembinaan hukum dengan mengasumsikan
digunakannya force, guna pelindung terhadap system aturan-aturan hukum
untuk kepentingan penegakannya. Force dapat diwujudkan dalam betuk
adalah sebagai berikut keyakinan moral masyrakat, consensus rakyat,
karismatik pemimpin, kekuasaan merupakan kekuasaan.
b. Hukum adalah alat pembaruan dalam masyarakat.
Roscoe Pound mengutarakan hukum adalah sebagai alat pembaruan dalam
masyarakat dalam bukunya “An Introduction to the Philosophy of Low” (1954).
c. Hukum dan nilai-nilai sosial budaya.
Hukum dan nilai-nilai social budaya mempunyai kaitan erat, sebagai mana
dikemukakan perintis ahli antropologi hukum seperti Sir. Henry Maine,A.M. Post
dan Yosef Kohler maupun Malinowski dan R.H.Lowie di abad ini.

B. Ciri-Ciri Persoalan Filsafat


Ciri utama persoalan-persoalan filsafat, yaitu:
1. Sangat umum.
2. Tidak factual
3. Berkaitan dengan nilai-nilai dan makna
4. Mencengankan.
5. Implikatif.

6
https://eviayunita.wordpress.com/2016/10/18/masalah-masalah-filsafat-hukum/ diakses
pada tanggal 22 Maret 2018.
7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembahasan persoalan filsafat
terbagi tiga, yaitu: (1) Masalah-masalah pengetahuan, yaitu: epistemologi, logika,
filsafat ilmu, dan filsafat bahasa. (2) Masalah-masalah nilai, yaitu: aksiologi, estetika,
etika, dan filsafat agama. (3) Masalah-masalah masyarakat, yaitu: filsafat sosial,
ekonomi, dan politik. Sedangkan ciri utama persoalan-persoalan filsafat yaitu: (1)
Sangat umum. (2) Tidak faktual. (3) Berkaitan dengan nilai-nilai dan makna. (4)
Mencengankan. (5) Implikatif.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://eviayunita.wordpress.com/2016/10/18/masalah-masalah-filsafat-hukum/ diakses pada


tanggal 22 Maret 2018.

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013.

Rehayati, Rina. Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan. Pekanbaru: Asa Riau. 2017.

Anda mungkin juga menyukai