Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aljabar merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika. Didalam
aljabar terdapat pembahasan tentang matriks. Dengan demikian didalam
matriks terdapat pendiagonalisasian. Yang mana pendiagonalisasian atau
diagonalisasi matriks adalah suatu proses terhadap matriks 𝐴 untuk mencari
matriks diagonal 𝐷 yang similar terhadap matriks 𝐴. Matriks 𝐷 dikatakan
similar terhadap 𝐴 jika terdapat matriks invertible 𝑃 sedemikian sehingga
𝐴 = 𝑃𝐷𝑃−1 . Jadi, tujuan dari diagonalisasi suatu matriks adalah untuk
menemukan matriks baru atau matriks diagonal yang similar terhadap matriks
asalnya (matriks yang didiagonalisiasikan).
Matriks diagonal merupakan salah satu bentuk matriks dengan semua
entrinya bernilai nol kecuali pada diagonal utama. Determinan dari matriks
diagonal merupakan hasil kali dari entri-entri pada diagonal utamanya. Jika
suatu matriks 𝐴 berbentuk diagonal, entri diagonal utama dari matriks 𝐴
adalah nilai-nilai eigen dari matriks 𝐴.
Dalam pendiagonalisasian matriks ini, akan dibahas tentang matriks
bujur sangkar yaitu pada matriks segitiga. Nilai determinan dari matriks
segitiga atas maupun matriks segitiga bawah yaitu perkalian semua elemen-
elemen diagonal utamanya, kemudian tranpose dari matriks segitiga atas yaitu
matriks segitiga bawah begitu sebaliknya. Hal tersebut membuat nilai eigen
dari matriks 𝐴 akan sama dengan nilai eigen pada matriks 𝐴𝑡 . Selanjutnya
dengan menggunakan nilai eigen yang sama dapat diperhitungkan vektor
eigennya. Meskipun nilai eigennya sama namun vektor eigen dari kedua
matriks tersebut tidaklah sama.
Kemudian, ring (𝑅, +,∙) adalah suatu himpunan tak kosong 𝑅 dengan
operasi biner penjumlahan (+) dan perkalian (∙) pada 𝑅 yang memenuhi

1
aksioma-aksioma. Salah satu aksiomanya adalah komutatif terhadaap
perkalian. Dengan penjelasan aksiomanya yaitu suatu ring yang mempunyai
sifat komutatif pada perkalian disebut ring komutatif. Bila suatu ring
mempunyai elemen kesatuan terhadap perkalian, maka dikatakan ring tersebut
mempunyai elemen kesatuan (unity). Bila suatu elemen tak nol pada suatu
ring komutatif (dengan elemen kesatuan), mempunyai invers terhadap
perkalian, maka dikatakan elemen tak nol tersebut sebagai satuan (unit) dari
ring tersebut. Dengan kata lain, misalkan 𝑎 elemen ring komutatif 𝑅, dengan
𝑎 ≠ 0, maka 𝑎 diakatakan unit dari ring 𝑅 bila 𝑎−1 ada.
Salah satu jenis himpunan matriks adalah himpunan matriks atas field,
𝑀𝑚×𝑛 (𝐹). Selain himpunan matriks atas field, ada juga himpunan matriks
yang entri-entrinya elemen ring komutatif, yang disebut dengan himpunan
semua matriks atas ring komutatif, 𝑀𝑚×𝑛 (𝑅). [8]
Ada perbedaan mendasar antara 𝑀𝑛×𝑛 (𝐹) dan 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅), yaitu
strukturnya, syarat invertibel, serta di dalam 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) tidak selalu dapat
menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan dalam hal mencari invers
ataupun determinan karena tidak semua entri di 𝑅 memiliki invers terhadap
operasi perkalian. Dalam 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) tidak selalu termuat basis 𝑅-modul bebas
untuk 𝑅 𝑛 dari gabungan semua ruang eigennya. Sehingga harus diselidiki
eksistensi basis 𝑅-modul bebas yang termuat di gabungan ruang eigen
tersebut. Selain itu syarat suatu matriks 𝐴 invertibel pada 𝑀𝑛×𝑛 (𝐹) adalah
det(𝐴) ≠ 0, sedangkan pada 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) adalah det(𝐴) ∈ 𝑈(𝑅), dengan 𝑈(𝑅)
adalah himpunan unit-unit di 𝑅.
Dalam pendiagonalisasian matriks atas ring komutatif, memiliki
keunikan tersendiri yaitu tidak semua matriks atas ring komutatif 𝑀𝑛𝑥𝑛 ∈ 𝑅,
dapat didiagonalisasikan. Sehingga untuk menemukan suatu matriks diagonal
𝐷 yang similar terhadap matriks 𝐴, ada syarat yang harus dipenuhi dalam
pendiagonalisasian matriksnya. Adapun syarat pendiagonalisasian matriksnya
yaitu harus termuat basis 𝑅- modul bebas dari gabungan semua ruang
eigennya, yang mana telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya.

2
Berdasarkan uraian diatas, adapun tujuan penulis adalah mengkaji
ataupun membahas syarat suatu matriks atas ring komutatif dapat
didiagonalisasikan serta langkah untuk mendiagonalisasi matriks atas ring
komutatif dengan elemen satuan. Dengan demikian, dalam makalah ini
penulis tertarik untuk membahas tentang diagonalisai matriks khususnya pada
matriks segitiga.

B. Rumusan Masalah
Apakah syarat suatu matriks atas ring komutatif dapat
didiagonalisasikan serta bagaimana langkah untuk mendiagonalisasi matriks
segitiga atas ring komutatif dengan elemen satuan?

C. Ruang Lingkup
Pada penulisan ini, penulis membatasi pada diagonalisasi matriks
segitiga atas ring komutatif dengan elemen satuan.

D. Tujuan Penulisan
Untuk memahami syarat suatu matriks atas ring komutatif dapat
didiagonalisasikan serta langkah untuk mendiagonalisasi matriks atas ring
komutatif dengan elemen satuan.

E. Sitematika Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode studi literatur, dimulai
dengan studi kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan-bahan referensi baik
dari buku, jurnal, makalah, maupun situs internet mengenai matriks segitiga,
modul, matriks atas ring komutatif, nilai eigen dan vektor eigen, invers
matriks dan diagonalisasi matriks.
Sistematika penulisan makalah ini dibagi dalam empat bab, masing-
masing bab diuraikan sebagai berikut:

3
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul,
rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, serta sistematika
penulisan.

BAB II: MATERI PENDUKUNG


Pada bab ini memuat pembahasan tentang matriks segitiga, ring, modul,
matriks atas ring komutatif, nilai eigen dan vektor eigen, invers matriks
sebagai materi pendukung dari penulisan ini.

BAB III: PEMBAHASAN


Pada bab ini membahas tentang diagonalisasi matriks segitiga atas ring
komutatif dengan elemen satuan.

BAB IV: PENUTUP


Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran/rekomendasi.

4
BAB II
MATERI PENDUKUNG

A. Matriks Segitiga
Definisi 1. [1]
Matriks bujur sangkar yang semua entri diatas diagonal utamanya nol disebut
matriks segitiga bawah kemudian matriks bujur sangkar yang semua entri
dibawah diagonal utamanya nol disebut matriks segitiga atas. Suatu matriks
yang termasuk dalam matriks segitiga bawah maupun matriks segitiga atas
disebut matriks segitiga.
Berikut ini diberikan bentuk umum dari matriks segitiga atas (matriks
𝐴) maupun matriks segitiga bawah (matriks 𝐵 ).

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 𝑎11 0 0 … 𝑎1𝑛


0 𝑎22 𝑎23 ⋯ 𝑎2𝑛 𝑎21 𝑎22 0 ⋯ 𝑎2𝑛
𝐴= 0 0 𝑎33 ⋯ 𝑎3𝑛 dan 𝐵 = 𝑎31 𝑎32 𝑎33 ⋯ 𝑎3𝑛
⋯ ⋯ ⋯ ⋱ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋱ ⋯
[ 0 0 0 ⋯ 𝑎𝑛𝑛 ] [𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 𝑎𝑛3 ⋯ 𝑎𝑛𝑛 ]

Berikut diberi pembahasan mengenai definisi dari suatu ring, ring


komutatif dan aksioma-aksioma yang berlaku pada ring dan ring komutatif
tersebut.

B. Ring
Definisi 2. [6]
Suatu ring (𝑅, +,∙) adalah suatu himpunan tak kosong 𝑅 dengan operasi biner
penjumlahan (+) dan perkalian (∙) pada 𝑅 yang memenuhi aksioma-aksioma
berikut:
1. Tertutup terhadap penjumlahan (+), ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑅.
2. Asosiatif terhadap penjumlahan (+), ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅, berlaku (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 =
𝑎 + (𝑏 + 𝑐).

5
3. Adanya unsur satuan atau identitas terhadap penjumlahan (+), terdapat
𝑒 ∈ 𝑅 sehingga ∀ 𝑎 ∈ 𝑅 berlaku bahwa 𝑎 + 𝑒 = 𝑒 + 𝑎 = 𝑎.
4. Adanya unsur balikan atau invers terhadap penjumlahan (+), ∀ 𝑎 ∈ 𝑅
terdapat −𝑎 ∈ 𝑅 sehingga (−𝑎) + 𝑒 = 𝑒 + (−𝑎) = 𝑎.
5. Komutatif terhadap penjumlahan (+), ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka berlaku 𝑎 + 𝑏 =
𝑏 + 𝑎.
6. Tertutup terhadap perkalian (∙), ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka berlaku 𝑎. 𝑏 ∈ 𝑅.
7. Asosiatif terhadap perkalian (∙), ∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 berlaku (𝑎 ∙ 𝑏) ∙ 𝑐 = 𝑎 ∙ (𝑏 ∙
𝑐).
8. Distributif perkalian (∙) terhadap penjumlahan, ∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 maka berlaku
𝑎 ∙ (𝑏 + 𝑐) = 𝑎 ∙ 𝑏 + 𝑎 ∙ 𝑐 (distribusi kanan) dan (𝑎 + 𝑏) ∙ 𝑐 = 𝑎 ∙ 𝑐 + 𝑏 ∙
𝑐 (distribusi kiri).

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu stuktur aljabar


dengan dua operasi biner (𝑅, +,∙) dikatakan suatu ring bila:

a. (𝑅, +) merupakan suatu grup komutatif.


b. (𝑅,∙) merupakan suatu semi grup/ monoid.
c. (𝑅, +,∙) distributive.
Definisi 3. [4]
Diberikan suatu ring 𝑅. Jika terdapat 𝑒 ∈ 𝑅 sehingga 𝑎 ∈ 𝑅 untuk setiap
berlaku 𝑎 ∙ 𝑒 = 𝑒 ∙ 𝑎 = 𝑎, maka 𝑒 ∈ 𝑅 disebut elemen satuan dan 𝑅 dikatakan
ring dengan elemen satuan. Jika terhadap perkalian 𝑅 bersifat komutatif, maka
𝑅 disebut ring komutatif.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat diilustrasikan, yaitu jika 𝑅
memiliki elemen identitas terhadap operasi pergandaan, maka ring 𝑅
dinamakan ring dengan elemen satuan. Atau dengan kata lain bahwa suatu
ring yang mempunyai sifat komutatif pada perkalian disebut ring komutatif.
Bila suatu ring mempunyai elemen kesatuan terhadap perkalian, maka
dikatakan ring tersebut mempunyai elemen kesatuan (unity).

6
Definisi 4. [2]
Dua elemen 𝑥 dan 𝑦 pada suatu ring komutatif 𝑅 dikatakan saling
berhubungan jika 𝑥 = 𝑢𝑦 untuk beberapa unit di 𝑅 dengan 𝑢 ∈ 𝑈(𝑅). Jika 𝑥
dan 𝑦 berhubungan, dapat ditulis 𝑥~𝑦.
Definisi 5. [2]
Jika 𝑅 suatu ring kemudian 𝑅 ∗ disebut elemen-elemen tidak nol dari 𝑅 dengan
𝑅 ∗ = 𝑅 − {0}. Suatu 𝑥 ∈ 𝑅 disebut pembagi nol kiri jika 𝑥𝑦 = 0 untuk
𝑦 ∈ 𝑅 ∗ beberapa, suatu 𝑥 ∈ 𝑅 disebut pembagi nol kanan jika 𝑥𝑦 = 0 untuk
beberapa 𝑦 ∈ 𝑅 ∗ , dengan 𝑍(𝑅) menyatakan himpunan elemen di 𝑅 yang
merupakan pembagi nol kiri dan kanan.
Selanjutnya akan dibahas mengenai modul dan akan diberikan definisi
dari modul bebas.

C. Modul
Definisi 6. [3]
Diberikan suatu ring 𝑅 dan suatu grup abelian 𝑀 dengan perkalian skalar.
Suatu 𝑅-modul kanan atau modul kanan atas 𝑅 didefenisikan sebagai berikut:
𝑀×𝑅 →𝑀

untuk setiap 𝑟, 𝑠 ∈ 𝑅 dan 𝑚, 𝑛 ∈ 𝑀 memenuhi aksioma-aksioma:

a. (𝑚 + 𝑛) ∙ 𝑟 = 𝑚 ∙ 𝑟 + 𝑛 ∙ 𝑟)
b. 𝑚 ∙ (𝑟 + 𝑠) = 𝑚 ∙ 𝑟 + 𝑚 ∙ 𝑠)
c. 𝑚 ∙ (𝑟 ∙ 𝑠) = (𝑚 ∙ 𝑟) ∙ 𝑠
d. 𝑚 ∙ 1 = 𝑚
Kemudian suatu 𝑅-modul kiri atau modul kiri atas 𝑅 didefenisikan
sebagai berikut:
𝑅×𝑀 →𝑀

untuk setiap 𝑟, 𝑠 ∈ 𝑅 dan 𝑚, 𝑛 ∈ 𝑀 memenuhi aksioma-aksioma:

a. 𝑟 ∙ (𝑚 + 𝑛) = 𝑟 ∙ 𝑚 + 𝑟 ∙ 𝑛)

7
b. (𝑟 + 𝑠) ∙ 𝑚 = 𝑟 ∙ 𝑚 + 𝑠 ∙ 𝑚)
c. (𝑟 ∙ 𝑠) ∙ 𝑚 = 𝑟 ∙ (𝑠 ∙ 𝑚)
d. 1 ∙ 𝑚 = 𝑚
Definisi 7. [2]
Diberikan 𝑀 merupakan 𝑅-modul dan diberikan 𝐵 = {𝑚1 , 𝑚2 , … , 𝑚𝑛 },
merupakan subset dari 𝑀, sehingga:
a. 𝐵 merupakan basis 𝑅-modul dari yang dapat membentuk kombinasi linier
dari elemen 𝐵.
b. Sebuah himpunan bagian {𝑚1 , 𝑚2 , … , 𝑚𝑛 } dari elemen dari 𝐵 dikatakan
bebas linier atas 𝑅 jika memenuhi 𝑥1 𝑚1 + 𝑥2 𝑚2 + ⋯ + 𝑥𝑛 𝑚𝑛 = 0
dengan 𝑥1 = 𝑥2 = ⋯ = 𝑥𝑛 = 0 untuk setiap 𝑥1 , 𝑥2 , … 𝑥𝑛 ∈ 𝑅.
c. 𝐵 bebas linier atas 𝑅 jika setiap bagian dari elemen 𝐵 bebas linier atas 𝑅.
d. 𝐵 merupakan basis 𝑅-modul bebas dari 𝑀 jika 𝐵 merupakan basis 𝑅-
modul dan bebas linier atas 𝑅.
e. 𝑀 merupakan basis 𝑅-modul bebas jika 𝑀 mempunyai suatu basis 𝑅-
modul bebas.

D. Matriks Atas Ring Komutatif


Definisi 8. [2]
Misalkan 𝑅 adalah ring komutatif, maka himpunan semua matriks berukuran
𝑚 × 𝑛 atas 𝑅, dinotasikan 𝑀𝑚×𝑛 (𝑅) disebut himpunan matriks atas ring
komutatif.
Selanjutnya akan dibahas tentang nilai eigen dan vektor eigen beserta
sedikit pembahasan mengenai ruang nul (Null Space) pada matriks atas ring
komutatif.

E. Nilai Eigen dan vektor Eigen


Untuk mendiagonalisasikan matriks yang entri-entrinya berasal dari
ring komutatif, diperlukan pemahaman terlebih dahulu dalam mencari nilai
eigen dari matriks, vektor-vektor eigen, serta hubungannya dalam

8
mendiagonalisasikan matriks tersebut. Adapun definisi nilai eigen dan vector
eigen dapat dilihat dari definisi di bawah ini.
Definisi 9. [7]
Jika 𝐴 adalah matriks 𝑛 × 𝑛, maka terdapat vektor taknol 𝒗 didalam
𝑅 𝑛 dinamakan vektor eigen (eigen vector) dari 𝐴 jika 𝐴𝒗 adalah kelipatan
skalar dari 𝒗, yakni: 𝐴𝒗 = 𝜆𝒗 untuk suatu skalar 𝜆. Skalar 𝜆 dinamakan nilai
eigen (eigenvalue) dari 𝐴 dan 𝒗 dikatakan vektor eigen yang bersesuaian
dengan 𝜆.
Definisi 10. [2]
Diberikan 𝐴 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅), dengan 𝑅 adalah sebarang ring komutatif yang
memiliki elemen satuan.
a. Suatu elemen 𝜆 ∈ 𝑅, disebut nilai eigen dari matriks 𝐴 jika dipenuhi 𝐴𝒗 =
𝜆𝒗 untuk suatu 𝒗 ∈ 𝑅 𝑛 yang tak nol.
b. 𝒮(𝐴) = {𝜆 ∈ 𝑅|𝜆 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑒𝑖𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐴} disebut spektrum dari 𝐴.
c. Vektor tak nol 𝒗 ∈ 𝑅 𝑛 disebut vektor eigen 𝐴 jika 𝐴𝒗 = 𝜆𝒗 untuk semua
𝜆 ∈ 𝑅.
d. 𝐸(𝜆) = {𝒗 ∈ 𝑅 𝑛 | 𝐴𝒗 = 𝜆𝒗} disebut ruang eigen yang bersesuaian dengan
suatu nilai eigen 𝜆 ∈ 𝒮(𝐴).
e. ℛ(𝐴) = {𝜆 ∈ 𝑅|𝐶𝐴 (𝜆) = 0} disebut himpunan akar-akar 𝐶𝐴 (𝜆) di 𝑅.
Dengan demikian, jika 𝐴 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) mempunyai nilai eigen 𝜆, maka
terdapat vektor tak nol 𝒗 ∈ 𝑅 𝑛 sedemikian sehingga 𝐴𝒗 = 𝜆𝒗. Vektor 𝒗
tersebut dikatakan sebagai vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen
𝜆. Menurut definisi 10.(d), dapat dilihat bahwa 𝒗 ∈ 𝐸(𝜆) sehingga 𝐸(𝜆) ≠ ∅.
Jelas bahwa, 𝐸(𝜆) = 𝑁𝑆[𝜆𝐼𝑛 − 𝐴], dengan 𝑁𝑆 menotasikan Null Space
(ruang nol/ruang solusi). Selanjutnya, polinomial karakteristik matriks 𝐴
dinotasikan sebagai 𝐶𝐴 (𝜆) dan 𝑍(𝑅) menotasikan himpunan semua elemen
pembagi nol (kanan dan kiri) dalam 𝑅.

9
Definisi 11. [5]
Diberikan matriks 𝑚 × 𝑛, himpunan dari semua vektor di 𝑅 𝑛 yang memenuhi
persamaan 𝐴𝒙 = 𝟎 disebut ruang null dari 𝐴 dan dilambangkan dengan null
𝐴.
Lemma 1. [2]
Diberikan 𝐴 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅). Maka bagian berikut ini semuanya sama atau saling
berhubungan:
a. 𝒮(𝐴)

b. {𝜆 ∈ 𝑅|𝑁𝑆(𝜆𝐼𝑛 − 𝐴) ≠ (0)}

c. {𝜆 ∈ 𝑅|𝐶𝐴 (𝜆) ∈ 𝑍(𝑅)

Selanjutnya akan dibahas mengenai invers matriks yang juga


merupakan bahasan penting dalam pendiagonalisasian matriks nantinya.

F. Invers Matriks
Dalam mencari invers matriks banyak metode yang dapat digunakan.
Dalam makalah ini, pemakalah akan menggunakan metode OBE (Operasi
Baris Elementer) dalam mendapatkan invers matriks atas ring komutatif.
Berikut diberikan defenisi tentang invers dari suatu matriks.
Definisi 13. [1]
Jika 𝐴 adalah sebuah matriks bujur sangkar, dan jika sebuah matriks 𝐵 yang
berukuran sama dapat ditentukan sedemikian sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = 𝐼, maka 𝐴
disebut dapat dibalik dan 𝐵 disebut invers dari 𝐴.
Lemma 2. [2]
Diberikan 𝐴 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅), matriks 𝐴 invertibel jika dan hanya jika det(𝐴) ∈
𝑈(𝑅), dengan 𝑈(𝑅) adalah himpunan unit-unit di 𝑅.
Bukti:
(⟹) Jika 𝐴 invertibel maka 𝐴 ∈ 𝑈(𝑀𝑛×𝑛 (𝑅)). Misalkan 𝐴 invertibel, maka
terdapat 𝐵 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) sedemikian sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = 𝐼.

10
1 = det(𝐼)
= det(𝐴𝐵)
= det(𝐴) det(𝐵)
Sehingga det(𝐴) ∈ 𝑈(𝑅).
(⟸) Jika det(𝐴) ∈ 𝑈(𝑅), maka dapat dibentuk menjadi:
𝐴[(det(𝐴))−1𝑎𝑑𝑗(𝐴)] = [(det(𝐴))−1𝑎𝑑𝑗(𝐴)]𝐴 = 𝐼
Sehingga 𝐴 invertibel.

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Diagonalisasi Matriks
Definisi 14. [2]
Diberikan matriks 𝐴 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅). Matriks 𝐴 dapat didiagonalisasikan jika
terdapat matriks 𝑃 yang merupakan sebuah matriks yang invertible,
sedimikian sehingga 𝑃−1 𝐴𝑃 = 𝐷. 𝐷 merupakan matriks hasil diagonalisasi
dari 𝐴 dan 𝐷 dikatakan similar dengan matriks 𝐴.
Dari definisi diatas, matriks atas ring komutatif juga dapat
didiagonalisasikan sehingga dapat pula ditemukan matriks 𝑃 yang dapat
dibalik (invertibel). Namun ada syarat pada proses pendiagonalisasian matriks
atas ring komutatif. Berikut diberikan teorema syarat dari keterdiagonalan
matriks atas ring komutatif.
Teorema 1. (Syarat Keterdiagonalan Matriks) [2]
Misalkan 𝐴 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅), matriks 𝐴 dapat didiagonalisasikan jika dan hanya
jika ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) memuat suatu basis dari 𝑅-modul bebas di 𝑅 𝑛 .
Bukti:

(⟸) Akan dibuktikan 𝐴 dapat didiagonalkan. Berarti akan ditunjukkan


adanya matriks diagonal yang similar dengan matriks 𝐴, misalkan 𝐷.
Diketahui bahwa ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) memuat suatu basis dari 𝑅-modul bebas
di 𝑅 𝑛 . ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) merupakan gabungan vektor eigen yang
bersesuaian dengan nilai eigen 𝜆 ∈ ℛ(𝐴) yang memiliki basis misalkan
{𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 }. {𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 } bebas linear dan membangun di
𝑅𝑛 .

Berarti, 𝐴𝑎𝑖 = 𝜆𝑎𝑖 , dengan 𝑖 = 1,2, … , 𝑛. Misalkan terdapat matriks


𝑃 = (𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 ), karena kolom-kolom 𝑃 terbentuk dari basis-basis 𝑅-
modul di 𝑅 𝑛 , maka 𝑃 invertible.

12
𝐴𝑃 = 𝐴(𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 )

Dengan menggunakan hokum distribusi kanan didapat

= (𝐴𝑎1 𝐴𝑎2 … 𝐴𝑎𝑛 )

Karena 𝐴𝑎𝑖 = 𝜆𝑎𝑖 , maka

= (𝜆1 𝑎1 𝜆2 𝑎2 … 𝜆𝑛 𝑎𝑛 )

= (𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 ) 𝑑𝑖𝑎𝑔 (𝜆1 , 𝜆2 , 𝜆3 , … 𝜆𝑛 )

= 𝐴𝐷

𝐴𝑃 = 𝑃𝐷 ⇔ 𝑃 −1 𝐴𝑃 = 𝐷

Karena terdapat 𝑃 −1, maka diperoleh 𝑃−1 𝐴𝑃 = 𝐷 sehingga matriks 𝐴


dapat didiagonalkan.

(⟹) Akan dibuktikan jika ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) memuat suatu basis dari 𝑅-modul
bebas di 𝑅 𝑛 . Diketahui bahwa 𝐴 dapat didiagonalkan, maka terdapat
matriks invertible 𝑃 sedemikian sehingga

𝑃−1 𝐴𝑃 = 𝐷 = 𝑑𝑖𝑎𝑔 (𝜆1 , 𝜆2 , 𝜆3 , … 𝜆𝑛 ), dengan matriks

𝑃 = (𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 ).

Didapat

𝐴𝑃 = 𝐴(𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 ) = (𝐴𝑎1 𝐴𝑎2 … 𝐴𝑎𝑛 ) dan

𝑃𝐷 = (𝜆1 𝑎1 𝜆2 𝑎2 … 𝜆𝑛 𝑎𝑛 ).

Jika {𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 } merupakan 𝑅-modul bebas,

maka {𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 } dapat dibentuk basis atas 𝑅 𝑛

sedemikian sehingga {𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 } bebas linear dan membangun.

13
Misalkan (𝜆1 , 𝜆2 , 𝜆3 , … 𝜆𝑛 ) ∈ ℛ(𝐴), dengan ℛ(𝐴) adalah himpunan
𝐶𝐴 (𝜆) = 0 dan {𝑎𝑖 } bebas linear serta 𝑎𝑖 ∈ 𝐸(𝜆𝑖 ) untuk setiap 𝑖 =
1,2, … , 𝑛.

Didapat {𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 } ⊆ ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆). Karena {𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 }


bebas linear dan membangun maka ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) juga bebas linear dan
membangun sehingga ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) memuat suatu basis di 𝑅 𝑛 .

Teorema diatas mengatakan bahwa untuk menentukan apakah suatu


matriks sebarang atas suatu ring komutatif dapat didiagonalkan atau tidak,
cukup dengan menyelidiki ruang-ruang eigen matriks tersebut yang
bersesuaian dengan semua akar-akar polinomial karakteristiknya. Jika
gabungan dari semua ruang eigen ini memuat sejumlah vektor yang bebas
linear yang dapat membangun 𝑅 𝑛 , maka matriks tersebut dapat didiagonalkan.
Lemma 3. [2]
Diberikan 𝐷1 = 𝑑𝑖𝑎𝑔(𝑟1 , 𝑟2 , 𝑟3 , … , 𝑟𝑘 ) ∈ 𝑀𝑚×𝑛 (𝑅) dengan 𝑟1 , 𝑟2 , 𝑟3 , … , 𝑟𝑘
dimana biasanya untuk setiap 𝑘 = min{𝑚, 𝑛}. kemudian diberikan 𝐷2 =
𝑑𝑖𝑎𝑔(𝑠1 , 𝑠, 𝑠3 , … , 𝑠𝑘 ) ∈ 𝑀𝑚×𝑛 (𝑅) dengan 𝑠1 , 𝑠, 𝑠3 , … , 𝑠𝑘 . Jika 𝐷1 ≈ 𝐷2 maka
𝑅𝑟𝑖 ~𝑅𝑠𝑖 untuk setiap 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑘.

B. Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring Komutatif dengan Elemen


Satuan
Diagonalisasi pada matriks atas ring komutatif 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) berbeda
dengan matriks atas field 𝑀𝑛×𝑛 (𝐹), yang mana perbedaannya terletak pada
syarat suatu matriks invertibel, yaitu pada 𝑀𝑛×𝑛 (𝐹) adalah det(𝐴) ≠ 0
sedangkan pada 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) adalah det(𝐴) ∈ 𝑈(𝑅), dengan 𝑈(𝑅) adalah
himpunan unit-unit di 𝑅.
Adapun himpunan unit-unit di 𝑅 yang dimaksud pada makalah ini
adalah dengan elemen satuan, yaitu jika terdapat 𝑒 ∈ 𝑅 sehingga 𝑎 ∈ 𝑅 untuk
setiap berlaku 𝑎 ∙ 𝑒 = 𝑒 ∙ 𝑎 = 𝑎, maka 𝑒 ∈ 𝑅 disebut elemen satuan dan 𝑅
dikatakan ring dengan elemen satuan. Jika terhadap perkalian 𝑅 bersifat

14
komutatif, maka 𝑅 disebut ring komutatif. Jadi, jika diagonalisasi matriks
tidak dengan elemen satuan maka tidak berlaku 𝑎 ∙ 𝑒 = 𝑒 ∙ 𝑎 = 𝑎, maka 𝑒 ∈
𝑅.
Setelah memahami materi pendukung pada bab sebelumnya, seperti
matriks segitiga; ring; modul; matriks atas ring komutatif; nilai eigen dan
vektor eigen; serta invers; maka berikut ini akan diberikan langkah-langkah
secara umum dalam pendiagonalisasian matriks segitiga atas ring komutatif
dengan elemen satuan. Langkah yang diberikan adalah langkah-langkah
secara umum untuk matriks segitiga atas saja, untuk segitiga bawah
langkahnya sama, hanya matriksnya yang berbeda.
Diberikan matriks segitiga atas berukuran 𝑛 × 𝑛 yang akan
didiagonalisasikan sebagai berikut:
𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛
0 𝑎22 𝑎23 ⋯ 𝑎2𝑛
Misalkan 𝐴 = 0 0 𝑎33 ⋯ 𝑎3𝑛 ∈ 𝑀𝑛×𝑛 (𝑍𝑚 )
⋯ ⋯ ⋯ ⋱ ⋯
[ 0 0 0 ⋯ 𝑎𝑛𝑛 ]
Adapun langkah-langkah dalam pendiagonalisasiannya: [5]
1. Polinomial karakteristik dari matriks 𝐴 sebagai berikut:
𝐶𝐴 (𝜆) = |𝜆𝐼 − 𝐴| = 0, maka:
𝐶𝐴 (𝜆) = |𝜆𝐼 − 𝐴| = (𝜆 − 𝑎11 )(𝜆 − 𝑎22 )(𝜆 − 𝑎33 ) … (𝜆 − 𝑎𝑛𝑛 )
2. Tentukan nilai eigen dari persamaan polinomial karakteristiknya
Karena 𝐶𝐴 (𝜆) = 0, maka akan diperoleh:
ℛ(𝜆) = {𝜆𝑖 |𝐶𝐴 (𝜆𝑖 = 0} dan 𝒮(𝜆) = {𝜆𝑖 ∈ 𝑅|𝐶𝐴 (𝜆𝑖 ) ∈ 𝑍(𝑅)}
3. Tentukan ruang eigen dengan menggunakan nilai eigen (𝐸(𝜆) =
𝑁𝑆[𝜆𝐼 − 𝐴]) dari 𝜆𝑖 ∈ ℛ(𝐴) sebagai berikut:
(𝐸(𝜆) = 𝑁𝑆[𝜆𝐼 − 𝐴])
NS (Nullspace) dari matriks tersebut diperoleh dengan menyelesaikan
SPL homogen.
[𝜆𝐼 − 𝐴][𝑥] = [0]

15
Dari penyelesaian sistem persamaan di atas maka akan ditemukan vektor-
vektor dari ruang eigen 𝐸(𝜆𝑛 ). Langkah 1 – 3 merupakan pengaplikasian
dari definisi 10.
4. Gabungkan semua ruang eigen dan selidiki basis 𝑅- modul bebas dari
setiap ruang eigennya (berdasarkan teorema 1), yaitu ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆).
5. Terdapat basis 𝑅-modul bebas dari ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) yaitu vektor-vektor yang
bebas linier dan membangun di ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) tersebut. Vektor-vektor
tersebut dapat ditulis sebagai vektor-vektor kolom pada matriks 𝑃 berikut:

𝑒𝑘1 1 𝑓𝑘2 1 𝑔𝑘3 1 … 𝜑 𝑘𝑛 1


𝑒𝑘1 2 𝑓𝑘2 2 𝑔𝑘3 2 ⋯ 𝜑 𝑘𝑛 2
𝐴 = 𝑒𝑘1 3 𝑓𝑘2 3 𝑔𝑘3 3 ⋯ 𝜑𝑘𝑛3 untuk suatu 𝑘𝑛 ∈ {1,2,3, … , 𝑛}
⋯ ⋯ ⋯ ⋱ ⋯
[𝑒𝑘1 𝑛 𝑓𝑘2 𝑛 𝑔𝑘3 𝑛 ⋯ 𝜑 𝑘𝑛 𝑛 ]
Matriks 𝑃 di atas tidak tunggal. Selanjutnya dapat ditemukan invers dari
matriks 𝑃 dengan melakukan operasi baris elementer (OBE) untuk
mereduksi matriks 𝑃 menjadi matriks 𝐼 dan juga lakukan operasi baris
elementer yang sama pada matriks 𝐼 untuk menemukan 𝑃 −1.
6. Bedasarkan definisi 14 diperoleh matriks diagonal 𝐷 sedemikian sehingga
𝑃−1 𝐴𝑃 = 𝐷. Sehingga diperoleh matriks 𝐷 yang similar terhadap matriks
𝐴.

Selanjutnya akan diberikan contoh diagonalisasi matriks segitiga atas


dan matriks segitiga bawah atas ring komutatif dengan elemen satuan
berukuran 3 × 3.

Contoh 1.
Diagonalisasikanlah matriks berikut ini:
1 1 3
𝐴 = [0 2 1] ∈ 𝑀3×3 (𝑍4 )
0 0 3
Penyelesaian:

16
Untuk mendiagonalisasikan matriks di atas maka akan digunakan langkah-
langkah yang telah ada, sebagai berikut:
1. Polinomial karakteristik dari matriks 𝐴 sebagai berikut:
𝜆−1 3 1
𝐶𝐴 (𝜆) = |𝜆𝐼 − 𝐴| = | 0 𝜆−2 3 | = (𝜆3 + 2𝜆2 + 3𝜆 + 2)
0 0 𝜆−3
2. Nilai eigen dari persamaan polinomial karakteristiknya.
𝐶𝐴 (0) = (0)3 + 2(0)2 + 3(0) + 2 = 2 ∈ 𝑍(𝑅), selanjutnya:
𝐶𝐴 (1) = 0 ∈ 𝑍(𝑅 ), 𝐶𝐴 (2) = 0 ∈ 𝑍(𝑅 ), 𝐶𝐴 (3) = 0 ∈ 𝑍(𝑅 ), maka
𝒮(𝐴) = {0,1,2,3} dan ℛ(𝐴) = {1,2,3}
3. Ruang eigen (𝐸(𝜆) = 𝑁𝑆[𝜆𝐼 − 𝐴]) dengan menggunakan nilai eigen dari
𝜆𝑖 ∈ ℛ(𝐴) sebagai berikut:
0 3 1
 𝐸(1) = 𝑁𝑆 [0 3 3]
0 0 2
NS (Nullspace) dari matriks tersebut diperoleh dengan menyelesaikan
SPL homogen berikut:
0 3 1 𝑥1 0
𝑥
[0 3 3] [ 2 ] = [0] diperoleh:
0 0 2 𝑥3 0
0 1 2 3 0
𝑒1 = [0] , 𝑒2 = [0] , 𝑒3 = [0] , 𝑒4 = [0] , 𝑒5 = [2],
0 0 0 0 2
1 2 3
𝑒6 = [2] , 𝑒7 = [2] , 𝑒8 = [2]
2 2 2
0 3 1
Maka 𝑁𝑆 [0 3 3] = 𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3, 𝑒4 , 𝑒5 , 𝑒6 , 𝑒7 , 𝑒8 }
0 0 2

1 3 1
 𝐸(2) = 𝑁𝑆 [0 3 3]
0 0 3
NS (Nullspace) dari matriks tersebut diperoleh dengan menyelesaikan
SPL homogen berikut:

17
1 3 1 𝑥1 0
[0 0 𝑥
3] [ 2 ] = [0]
0 0 3 𝑥3 0
0 1 2 3
diperoleh: 𝑓1 = [0] , 𝑓2 = [1] , 𝑓3 = [2] , 𝑓4 = [3]
0 0 0 0
1 3 1
Maka 𝑁𝑆 [0 0 3] = 𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑓1 , 𝑓2 , 𝑓3 , 𝑓4 }
0 0 3

2 3 1
 𝐸(3) = 𝑁𝑆 [0 1 3]
0 0 0
NS (Nullspace) dari matriks tersebut diperoleh dengan menyelesaikan
SPL homogen berikut:
2 3 1 𝑥1 0
[0 1 3] [𝑥2 ] = [0] diperoleh:
0 0 0 𝑥3 0
0 0 0 0 2
𝑔1 = [0] , 𝑔2 = [1] , 𝑔3 = [2] , 𝑔4 = [3] , 𝑔5 = [0],
0 1 2 3 0
2 2 2
𝑔6 = [1] , 𝑔7 [2] , 𝑒8 = [3]
1 2 3
2 3 1
Maka 𝑁𝑆 [0 1 3] = 𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑔1 , 𝑔2 , 𝑔3 , 𝑔4 , 𝑔5 , 𝑔6 , 𝑔7 , 𝑔8 }
0 0 0

4. Gabungan semua ruang eigen dan selidiki basis 𝑅-modul bebas dari setiap
ruang eigennya.
⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) = 𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3, 𝑒4 , 𝑒5 , 𝑒6 , 𝑒7 , 𝑒8 } ∪ 𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑓1 , 𝑓2 , 𝑓3 , 𝑓4 } ∪
𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑔1 , 𝑔2 , 𝑔3 , 𝑔4 , 𝑔5 , 𝑔6 , 𝑔7 , 𝑔8 }
0 1 2 3 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0 2 2 2 2
= {[0] , [0] , [0] , [0] , [2] , [2] , [2] , [2] , [1] , [2] , [3] , [1] , [2] , [3] , [0] , [1] , [2] , [3]}
0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 1 2 3 0 1 2 3
5. Basis 𝑅-modul bebas dari 𝜆 ∈ ℛ(𝐴)𝐸(𝜆)sebagai berikut:

18
1 3 2
𝑃 = [0 3 3], dengan det(𝑃) = 1 ∈ 𝑈(𝑅)
0 0 3
𝑃 = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 } dengan 𝑣1 = (1,0,0), 𝑣2 = (3,3,0) dan 𝑣3 = (2,3,3)
merupakan basis 𝑅-modul bebas sebab membangun dan bebas
linier.Selanjutnya akan dicari invers matriks 𝑃 dengan menggunakan
metode OBE, Sehinggga diperoleh invers dari matriks 𝑃:
1 3 3
𝑃−1 = [0 3 1] , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 det(𝑃−1 ) = 1 ∈ 𝑈(𝑅)
0 0 3
6. Diperoleh matriks diagonal 𝐷 sedemikian sehingga𝑃−1 𝐴𝑃 = 𝐷, sebagai
berikut:
1 3 3 1 1 3 1 3 2
−1
𝑃 𝐴𝑃 = [0 3 1] [0 2 1] [0 3 3] = 𝑑𝑖𝑎𝑔(1,2,3) = 𝐷1
0 0 3 0 0 3 0 0 3
Dari ⋃𝜆∈ℛ(𝑍) 𝐸(𝜆) dapat ditemukan vektor-vektor lainnya yang bebas linier
yang dapat memuat basis 𝑅-modul bebas. Berikut salah satu basis 𝑅-modul
bebas lainnya:
3 1 0
𝑄 = [2 1 1], dengan det(𝑄) = 3 ∈ 𝑈(𝑅)
2 0 1
Adapun invers matriks 𝑄 dengan metode OBE yaitu
1 3 1
−1
𝑄 = [0 3 1], dengan det(𝑄 −1 ) = 3 ∈ 𝑈(𝑅)
2 2 1
Maka
1 3 1 1 1 3 3 1 0
𝑄 −1 = [0 3 1] [0 2 1] [2 1 1] = 𝑑𝑖𝑎𝑔{3,2,1} = 𝐷2
2 2 1 0 0 3 2 0 1
Sehingga diperoleh matriks 𝐷1 dan 𝐷2 yang similar terhadap matriks 𝐴,
kemudian juga 𝐷1 ≈ 𝐷2 dengan 𝑑𝑖𝑎𝑔{1,2,3} dan 𝑑𝑖𝑎𝑔{3,2,1}.

19
Contoh 2.
Diagonalisasikanlah matriks berikut ini
1 0 0
𝐵 = [5 2 0] ∈ 𝑀3×3 (𝑍6 )
2 4 4
Penyelesaian:
1. Polinomial karakteristik dari matriks 𝐵 sebagai berikut:
𝐶𝐵 (𝜆) = |𝜆𝐼 − 𝐵| = (𝜆3 + 5𝜆2 + 2𝜆 + 4)
2. Nilai eigen dari persamaan polinomial karakteristiknya.
Maka 𝒮(𝐵) = {0,1,2,3,4,5} dan ℛ(𝐵) = {1,2,4,5}
3. Ruang eigen (𝐸(𝜆) = 𝑁𝑆[𝜆𝐼 − 𝐵]) dengan menggunakan nilai eigen dari
𝜆𝑖 ∈ ℛ(𝐵) sebagai berikut:
0 0 0 0 0 0 1
𝐸(1) = 𝑁𝑆 [1 5 0] = 𝑒1 = [0] , 𝑒2 = [0] , 𝑒3 = [0] , 𝑒4 = [1],
4 2 3 0 2 4 0
2 3 4 5
𝑒5 = [2] , 𝑒6 = [3] , 𝑒7 = [4] , 𝑒8 = [5],
0 0 0 0
1 2 3 4
𝑒9 = [1] , 𝑒10 = [2] , 𝑒11 = [3] , 𝑒12 = [4],
2 2 2 2
5 1 2
𝑒13 = [5] , 𝑒14 = [1] , 𝑒15 = [2],
2 4 4
3 4 5
𝑒16 = [3] , 𝑒17 = [4] , 𝑒18 = [5]
4 4 4
Selanjutnya dengan cara yang sama diperoleh
1 0 0
𝐸(2) = 𝑁𝑆 [1 0 0] = 𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑓1 , 𝑓2 , 𝑓3 , 𝑓4 , 𝑓5 , 𝑓6 , 𝑓7 , 𝑓8 , 𝑓9 , 𝑓10 , 𝑓11 , 𝑓12 }
4 2 4
3 0 0
𝐸(4) = 𝑁𝑆 [1 0 0]
4 2 0

20
= 𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑔1 , 𝑔2 , 𝑔3 , 𝑔4 , 𝑔5 , 𝑔6 , 𝑔7 , 𝑔8 , 𝑔9 , 𝑔10 , 𝑔11 , 𝑔12 , 𝑔13 , 𝑔14 , 𝑔15 𝑔16 ,
𝑔17 , 𝑔18 , 𝑔19 , 𝑔20 , 𝑔21 , 𝑔22 , 𝑔23 , 𝑔24 , 𝑔25 , 𝑔26 , 𝑔27 , 𝑔28 , 𝑔29 , 𝑔30 , 𝑔31 , 𝑔32 , 𝑔33 , 𝑔34 }
4 1 4
𝐸(5) = 𝑁𝑆 [0 3 2] = 𝑠𝑝𝑎𝑛{ℎ1 , ℎ2 , ℎ3 , ℎ4 , ℎ5 , ℎ6 }
0 0 1
4. Gabungan semua ruang eigen dan selidiki basis 𝑅-modul bebas dari setiap
ruang eigennya.
⋃𝜆∈ℛ(𝐵) 𝐸(𝜆)
5. Basis 𝑅-modul bebas dari ⋃𝜆∈ℛ(𝐵) 𝐸(𝜆) sebagai berikut:
5 0 0
𝑃 = [5 5 0], dengan det(𝑃) = 1 ∈ 𝑈(𝑅)
4 2 1
𝑃 = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 } dengan 𝑣1 = (5,5,4), 𝑣2 = (0,5,2) dan 𝑣3 = (0,0,1)
merupakan basis 𝑅-modul bebas sebab membangun dan bebas
linier.Selanjutnya akan dicari invers matriks 𝑃 dengan menggunakan
metode OBE, Sehinggga diperoleh invers dari matriks 𝑃:
5 3 3
−1
𝑃 = [1 3 1] , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 det(𝑃−1 ) = 1 ∈ 𝑈(𝑅)
2 0 3
6. Diperoleh matriks diagonal 𝐷 sedemikian sehingga𝑃 −1 𝐵𝑃 = 𝐷, sebagai
berikut:
𝑃−1 𝐵𝑃 = 𝑑𝑖𝑎𝑔(1,2,4) = 𝐷1
Dari ⋃𝜆∈ℛ(𝑍) 𝐸(𝜆) dapat ditemukan vektor-vektor lainnya yang bebas
linier yang dapat memuat basis 𝑅-modul bebas. Berikut salah satu basis 𝑅-
modul bebas lainnya:
1 0 0
𝑄 = [1 5 3], dengan det(𝑄) = 5 ∈ 𝑈(𝑅) sehinga diperoleh invers
4 2 1
dari matriks 𝑄:
5 0 0
−1
𝑄 = [5 1 3], dengan det(𝑄 −1 ) = 1 ∈ 𝑈(𝑅),
0 4 5
maka 𝑄 −1 𝐵𝑄 = 𝑑𝑖𝑎𝑔{5,4,2} = 𝐷2

21
Sehingga diperoleh matriks 𝐷1 dan 𝐷2 yang similar terhadap matriks 𝐵,
kemudian juga 𝐷1 ≈ 𝐷2 dengan 𝑑𝑖𝑎𝑔{1,2,4} dan 𝑑𝑖𝑎𝑔{5,4,2}.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa syarat suatu matriks bujur sangkar 𝐴 (matriks segitiga) atas
suatu ring komutatif 𝑅 dapat didiagonalisasikan jika dan hanya jika
gabungan semua ruang eigen memuat suatu basis dari 𝑅-modul bebas.
Adapun langkah-langkah untuk mencari matriks atas ring
komutatif, yaitu:
1. Polinomial karakteristik dari matriks 𝐴 sebagai berikut:
𝐶𝐴 (𝜆) = |𝜆𝐼 − 𝐴| = 0, maka:
𝐶𝐴 (𝜆) = |𝜆𝐼 − 𝐴| = (𝜆 − 𝑎11 )(𝜆 − 𝑎22 )(𝜆 − 𝑎33 ) … (𝜆 − 𝑎𝑛𝑛 )
2. Tentukan nilai eigen dari persamaan polinomial karakteristiknya
Karena 𝐶𝐴 (𝜆) = 0, maka akan diperoleh:
ℛ(𝜆) = {𝜆𝑖 |𝐶𝐴 (𝜆𝑖 = 0} dan 𝒮(𝜆) = {𝜆𝑖 ∈ 𝑅|𝐶𝐴 (𝜆𝑖 ) ∈ 𝑍(𝑅)}
3. Tentukan ruang eigen dengan menggunakan nilai eigen (𝐸(𝜆) =
𝑁𝑆[𝜆𝐼 − 𝐴]) dari 𝜆𝑖 ∈ ℛ(𝐴) sebagai berikut:
(𝐸(𝜆) = 𝑁𝑆[𝜆𝐼 − 𝐴])
NS (Nullspace) dari matriks tersebut diperoleh dengan
menyelesaikan SPL homogen.
[𝜆𝐼 − 𝐴][𝑥] = [0]
4. Gabungkan semua ruang eigen dan selidiki basis 𝑅- modul bebas
dari setiap ruang eigennya, yaitu ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆).
5. Terdapat basis 𝑅-modul bebas dari ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) yaitu vektor-
vektor yang bebas linier dan membangun di ⋃𝜆∈ℛ(𝐴) 𝐸(𝜆) tersebut.
Vektor-vektor tersebut dapat ditulis sebagai vektor-vektor kolom
pada matriks 𝑃. Matriks 𝑃 tersebut tidak tunggal. Selanjutnya
dapat ditemukan invers dari matriks 𝑃 dengan melakukan operasi

23
baris elementer (OBE) untuk mereduksi matriks 𝑃 menjadi matriks
𝐼 dan juga lakukan operasi baris elementer yang sama pada matriks
𝐼 untuk menemukan 𝑃−1 .
6. Diperoleh matriks diagonal 𝐷 sedemikian sehingga 𝑃 −1 𝐴𝑃 = 𝐷.
Sehingga diperoleh matriks 𝐷 yang similar terhadap matriks 𝐴.

B. Saran
Seminar ini menjelaskan tentang pendiagonalisasian matriks
segitiga atas ring komutatif 𝑀𝑛×𝑛 (𝑅) dengan elemen satuan. Penulis
menyarankan untuk mencari diagonalisai pada matriks bujur sangkar
atas field 𝑀𝑛×𝑛 (𝐹).

24
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anton, Howard. 2002. Dasar-Dasar Aljabar Linear. Jilid Satu. Jakarta.
Penerbit: Binarupa Aksara Publisher.
[2] Brown, C. William. 1993. Matrices Over Commutative Rings. New York:
Marcel Dekker, Inc. Dalam http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/SNTIKI/article/viewFile/3301/2182 diakses
pada tanggal 13 Oktober 2017.
[3] Connel, E. H. 1991. Elemen of Abstarctand Linier Algebra. Department of
Mathematics University of Miami. Dalam http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/SNTIKI/article/viewFile/3301/2182 diakses
pada tanggal 13 Oktober 2017.
[4] Gilbert, Jimmie. 1992. Element of Modern Algebra. Boston: Kent Publishing
Company. Dalam http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/SNTIKI/article/viewFile/3301/2182 diakses
pada tanggal 13 Oktober 2017.
[5] Aryani, Fitri dan Rahmadani. “Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring
komutatif dengan Elemen Satuan,” Seminar Nasional Teknologi
Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 9., Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, 2017,
issn. 2579-5406, (http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/SNTIKI/article/viewFile/3301/2182 ,
diakses pada tanggal 13 Oktober 2017).

[6] Mas’Oed, Fadli. 2013. Struktur Aljabar. Jakarta. Penerbit: Akademia Permata.
[7] Santosa, R. Gunawan. 2008. Aljabar Linier Dasar. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
[8] Setiadji. 2008. Aljabar Linear. Yogyakarta: Graha Ilmu.

25
Jurnal yang relevan:
Harianto, Joko dkk. “Diagonalisasi Mtariks Atas Ring Komutatif,” Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika., Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY, Yogyakarta, 2011, isbn. 978 – 979 – 16353 – 6 – 3,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=130377&val=2316,
diakses pada tanggal 13 oktober 2017).

Kinanti, Fidiah, dkk. Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif dengan Elemen
Satuan. Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster). vol. 02, no. 3,
pp. 183-190, 2013,
(https://www.researchgate.net/profile/Puguh_Prasetyo2/publication/30606524
2_A_-
_10_Diagonalisasi_Matriks_Atas_Ring_Komutatif/links/57ad7d6408ae7a642
0c375a7/A-10-Diagonalisasi-Matriks-Atas-Ring-Komutatif.pdf, diakses pada
tanggal 13 oktober 2017).

26

Anda mungkin juga menyukai