Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada

saat ini dan waktu sebelumnya (Potter dan Perry. 2009).

Menurut muwarni (2011), penyakit hipertensi merupakan suatu

keadaan dimana tekanan sistol mengalami kenaikan yang melebihi batas

normal (tekanan sistol 140 sampai 90 mmHg) berdasarkan tinggi

rendahnya diastol maka dapat beberapa gradasi tekanan darah tinggi,

meliputi , hipertensi berat apabila tekanan diastol lebih besar dari 130

mmHg, hipertensi sedang apabila diastol 105 mmHg sampai 129 mmHg.

Hipertesi ringan apabila tekanan diastol 90 sampai 104 mmHG, dan

hipertensi borderline bila tekanan darah yang normal dan tak terdapat

kelainan organ – organ, dan hipertensi malingna adalah tekanan diastol

lebih dari 120 mmHg. Nilai normal WHO 120/80 mmHg sampai 140/90

mmHg.

Tanda dan gejala hipertensi yaitu nyeri kepala saat terjaga,

terkadang disertai mual dan muntah akibat penigkatan tekanan darah,

penglihatan kabur karena kerusakan retina sebagai dampak dari

hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena terjadi kerusakan

susunan saraf pusat, nukturia karena adanya tekanan darah ginjal dan

filtrasi glomerulus, edema dependen, telinga berdengung, edema

dependen dan pembengkakan akibat peningkatan kapiler.


(Ardiyansah.2012). berdasarkan teori tersebut dilihat dari tanda dan

gejala hipertensi sesuai dengan yang dirasakan Bapak S seperti sakit

kepala dan penglihatan berkunang-kunang. Selain gejala dan tanda yang

ada, penyakit hipertensi yang dialami klien ini diperparah dengan kurang

pengetahuan klien mengenai makanan yang harus dihindari bagi

penderita hipertensi.

Dalam melakukan perumusan masalah, penulis mendasarkan

perumusan masalah pada konsep, analisa dan standar yang dapat

dijadikan acuan dalam menganalisa. Sebelum memutuskan tentang

masalah kesehatan dan masalah keperawatan pada keluarga Bapak S.

Masalah kesehatan yang dilakukan ialah kurang pengetahuan

mengenai penyakit yang diderita, Hal ini disebabkan karena faktor

pendidikan, sekalipun menyadari bahwa memiliki berbagai pantangan

dalam mengkomsumsi makanan akan tetapi akibat kurangnya

pengetahuan mengakibatkan pemahaman akan hipertensi sangat kurang

sehingga menimbulkan ny. R masih saja mengkomsumsi makanan yang

menjadi risiko terjadinya hipertensi. Salah satu cara yang dilakukan

dalam mengatasi hal ini adalah dengan memberikan pendidikan

kesehatan kepada Bapak S dan keluarga mengenai penyakit yang

dideritanya, serta menjelsakan akibat dari pola hidup yang tidak sehat

yang dapat mengakibatkan hipertensi.


4.2 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencaaan, penulis dan keluarga Bapak S

mendiskusikan dan merencanakan tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan yang teridentifikasi pada

saat pengkajian dilakukan. Adapun sasaran dari pembuatan perencanaan

ini adalah Bapak S sebagai klien. Pada tahap ini, diharapkan agar seluruh

anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam tindakan keperawatan yang

akan dilakukan. Setelah mendiskusikan dan merencanakan tindakan yang

akan dilakukan bersama keluarga Bapak S maka penulis membuat Satuan

Acara Penyuluhan (SAP) mengenai hipertensi beserta leaflet.. Kemudian

penulis membuat kontrak berikutnya kepada keluarga Bapak S untuk

mengadakan pertemuan kembali untuk melaksanakan kegiatan yang

sudah direncanakan yaitu pada tanggal 25 November 2014.

4.3 Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan hasil dari perencanaan dengan keluarga Bapak S,

maka dalam tahap pelaksanaan tindakan perawatan, penulis lebih

menekankan pada dua faktor yakni : sifat masalah dan proses pencegahan

masalah sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan sesuai

perencanaan.. Kemudian melakukan tindakan keperawatan yang sudah

direncanakan dengan dibantu oleh sumber daya yang tersedia pada

keluarga terutama peran aktif dari seluruh anggota keluarga klien. Dari

hasil observasi yang dilakukan penulis saat pelaksanaan kegiatan, Bapak

S dan keluarga yang lainnya sangat antusias untuk mendengarkan materi

mengenai hipertensi yang disampaikan dan terlihat banyak bertanya


terutama jenis-jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi

bagi penderita darah tinggi. Pada kesempatan itu pula dijelaskan cara

penanganan hipertensi secara non-farmakologis kepada Bapak S yaitu

dengan pemanfaatan tanaman apotik hidup yang nantinya dapat

dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah tinggi (tanpa

menggunakan obat-obatan).

4.4 Evaluasi

Adapun tolak ukur yang digunakan penulis dalam mengevaluasi

asuhan keperawatan pada Bapak S adalah standar keperawatan,

perubahan perilaku dan teori keperawatan. Penyuluhan kesehatan tentang

penyakit Hipertensi dapat menambah pengetahuan keluarga dan keluarga

mampu menyadari masalah yang dihadapi. Standar keperawatan yang

diberikan pada bapak S dan keluarga mampu membuka wawasan berpikir

yang luas terutama berkaitan dengan penyakit yang diderita Bapak S

sekarang.

Metode yang telah dilakukan penulis dalam mengevaluasi adalah

wawancara langsung kepada klien dan keluarga, pengkajian fisik kepada

klien, observasi dengan melihat langsung keadaan klien, keluarga dan

sanitrasi rumah serta kunjungan rumah. Sedangkan sasaran yang telah

dicapai adalah Bapak S dan keluarga telah memahami akan pentingnya

arti pemeliharaan kesehatan, mengerti tentang tanda dan gejala, faktor

pencerus dan risiko, komplikasi, penanganan dan perawatan hipertensi di

rumah serta bersedia memeriksakan kesehatan pada petugas kesehatan

bila ada keluhan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 25 November 2014, didapatkan

masalah kesehatan yang menjadi prioritas utama yang dialami Bapak S yaitu

hipertensi dengan tanda dan gejala yang sering dialaminya seperti sering

merasa pusing, bila berdiri tiba-tiba dan bekerja yang terlalu berat, mata

terasa berkunang-kunang, bahkan terkadang penglihatan terasa gelap.

Masalah keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian yaitu

kurangnya pengetahuan dari Bapak S dan anggota keluarga lainnya dalam

mengetahui penyakit yang dialaminya serta tidak mampu mengenal masalah

kesehatan terhadap keluarganya karena menganggap penyakit hipertensi yang

diderita jika sudah minum obat akan hilang dengan sendirinya.

Sebagai seorang perawat kita mempunyai peran dan tanggung jawab

dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anggota

keluarga yang menderita hipertensi. Peran perawat disini yaitu memberikan

penyuluhan pendidikan kesehatan baik pada keluarga maupun pada penderita

itu sendiri, mengobservasi tekanan darah penderita setiap kali kunjungan,

memotivasi keluarga dan menganjurkan penderita untuk mengontrol dirinya

ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.


5.2 Saran

- Bagi Klien

- Diharapkan agar Bapak S dapat melaksanakan dan patuh terhadap

pantangan yang mencetuskan terjadinya peningkatan tekanan

darah/Hipertensi.

- Diharapkan agar Bapak S dapat memeriksakan kondisi kesehatan secara

teratur sesuai dengan kemampuan

- Diharapkan agar Bapak S dan keluarga dapat menyadari pola perilaku

hidup sehat dan memelihara kesehatan anggota keluarga lain.

- Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil studi kasus ini dapat meningkatkan mutu pelayanan

pendidikan kesehatan keluarga sehingga dapat tercipta perawatan

profesional, terampil, inovatif, dan bermutu, sehingga mampu memberikan

asuhan keperawatan keluarga secara menyeluruh berdasarkan kode ethik

keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai