Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANG
II.TUJUAN
III. TUJUAN RUANG LINGKUP PEDOMAN INDIKATOR UTU
BAB II MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN

I.PENGERTIAN MUTU
II.INDIKATOR KLINIK KEPERAWATAN

A.PENGERTIAN
B.KARAKTERISTIK
C.JENIS INDIKATOR
BABIII INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DISARANA KESEHATAN

I.KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY )

A. ANGKA KEJADIAN DEKUBITUS


B. ANGKA KEJADIAN KESALAHAN PADA PEMBERIAN OBAT OLEH PERAWAT

C.ANGKA KEJADIAN PASIEN JATUH

D .ANGKA KEJADIAN CIDERA AKIBAT RESTRAIN

II.ANGKA KETERBATASAN PERAWATAN DIRI

III. TINGKAT KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN

IV.KENYAMANAN

V. ANGKA KEJADIAN CEMAS

VI. PENGETAHUAN

A .PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN PENYAKITN YA

B .PERENCANAAN PASIEN PULANG

BABIV. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN:1. TEORI

2. FORMAT PENGUKURAN MUTU PELEYANAN KEPERAWATAN


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan
kesadaran,kemaun dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya Untuk mencapai tujuan tersebut departemen kesehatan RI telah
menyusun rencana strategis yang memuat program –program pembangunan kesehatan yang telah
di tetapkan melalui Mentri Kesehatan no.1274/MENKES/SK/VIII/2005 Tentang rencana strategis
Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009.

Salah satu program pembangunan kesehatan adalah program upaya Kesehatan Perorangan (UPK)
yang ber tujuan meningkatkan akses,keterjangkaun dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan kemampuan sumber daya
kesehatan yang harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga tercapai tujuan
secara optimal.

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan ,disamping berfungsi memberi tetapi juga
melakukan pendidikan dan penelitian .Dalam menjalankan fungsi yang kompleks ini rumah sakit
memerlukan sumber daya yang handal dan professional dengan melibatkan berbagai displin ilmu
dan kepakaran bekerja secara kolaborasi dan terpadu untuk mencapai pelayanan yang bermutu .

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan memegang penting
dalam menentukan mutu pelayanan rumah sakit .Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan
pelayanan keperawatan di berikan secara berkesinambungan selama 24 jam dan berada dalam
berbagai tatanan pelayanan kesehatan .Berdasarkan hal tersebut keperawatan mempunyai
kontribusi yang cukup besar untuk mewujudkan terlaksananya program –program yang telah
ditetapkan oleh Mentri Kesehatan .

Pelayanan keperawatan bermutu merupakan keinginan dari setiap individu dan masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan ,perawat sebagai pemberi pelayanan perlu mengetahui ukuran dari
suatu pelayanan yang di katakana bermutu .DONABEDIAN (1992) menyatakan bahwa peningkatan
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit akan merupakan hal yang sangat penting ,yang dapat
diukur dengan menggun akan 3 variabel yaitu input,proses dan out put/out come.

Evaluasi mutu pelayanan keperawatan selama ini dilaksanakan melalui survey akreditasi rumah sakit
.Dari jumlah 1292 RS di Indonesia sampai dengan Juni 2007,sebanyak 641(49,6%) Rumah Sakit gagal
terakreditasi . Namun demikian ,hasil survey akreditasi belum dapat memberi gambaran pelayanan
keperawatan bermutu secara keseluruhan karena survey hanya berfokus pada evaluasi input dan
proses .Dalam upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
keperawatan,Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan merasa perlu untuk menyusun pedoman
pengukuran indicator klinik mutu pelayanan keperawatan rumah sakit .Penyusunan dilakukan
berdasarkan prioritas masalah yang menjadi isu dan sering terjadi dalam pelayanan keperawatan.

Indikator klinik keperawatan yang disusun merupakan indicator mutu minimal yang dapat
dilaksanakan oleh perawat rumah sakit .Penyusunan dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang
terjadi dalam pelayanan keperawatan .

Indikator klinik keperawatan dikembangkan dengan tahapan kajian lateratur dan informasi melalui
internet ,Delphi proces menetapkan indicator klinik ,ujicoba lapangan terhadap indicator yang
dipilih.Tahap selanjutya menyusun pedoman indicator klinik keperawatan ,ujicoba pedoman dan
konsinyasi pedoman tersebut.

II.TUJUAN

a.Tujuan umum

Terpantaunya praktek pelayanan keperawatan yang bermutu sesuai dengan standar yang
ditetapkan .

b. Tujuan khusus

1.Dipahaminya konsep mutu pelayanan keperawatan

2.Dipahaminya indicator klinik pelayanan keperawatan

3.Ditettapkan indicator klinik dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan

4.Dapat ditetapkan tingkat kualitas pelayanan keperawatan .

III.RUANG LINGKUP PEDOMAN INDIKATOR MUTU

Ruang lingkup pedoman indicator mutu pelayanan keperawatan klinik di sarana kesehatan meliputi :

Konsepmutu,indicator klinikmutu pelayanan keperawatan yang terdiri dari:keselamatan pasien


(decubitus,kesalahan pemberian obat,pasien jatuh,cidera pengikatan),keterbatasan perawatan
diri,kepuasan pasien,kenyamanan (nyeri),kecemasan dan pengetahuan serta cara pengukuranya.

Sebagai pemahaman yang melandasi ,pada lampiran diuraikan juga teori ringkas setiap indicator
klinik dan contoh-contoh pengukuran setiap indicator klinik.
BAB II

MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN

1. PENGERTIAN MUTU

Mutu pelayanan keperawatan merupakan komponem penting dalam system pelayanan kesehatan
yang berorientasi kepada klien.Penilaian terhadap kualitas keperawatan dimulai sejak era Fliorence
Nightingale (tokoh perawat).Beberapa tahun kemudian pengukuran terhadap kualitas pelayanan
terus berkembang .Pada tahun 1970 ANA (American Nurses Assoclation ) melakukan diseminasi
secara luas model penjaminan mutu terdiri dari komponem quality assurance (Rantz, 1995 )dan
mengenalkan model yang merupakan metode komprehensif untuk menilai mutu pelayanan
kesehatan.

Pada tahun 1994, ANA memperkenalkan keselamatan pasien dan inisiatif kualitas.Berbagai indicator
mutu telah diidentifikasi, akhirya di tetapkan 10 (sepuluh) indicator sensitive keperawatan yang
dipergunakan untuk menilai kualitas asuhan pasien .

a. Berdasarkan uraian singkat diatas ,sebenarnya perhatian terhadap mutu pelayanan


keperawatan sudah lama di mulai dan di terapkan di sarana pelayanan kesehatan .

Beberapa pengertian tentang mutu secara umum diuraikan sebagai berikut ,mutu adalah:

-Kesesuaian dengan kebutuhan konsumen (deming)

-Kepuasan pelanggan sepenuhya yaitu sesuai dengan apa yang di harapkan konsumen

-pemenuhan terhadap kebutuhan/keperluan sesuai dengan apa yang dipersyaratkan atau di

Distandarkan (Crosby).

-Produk yang berorientasi pada pelanggan

-Kemampuan dari suatau produk atau pelayanan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan

b. Pengertian mutu sangat luas ,tetapi mutu dapat diartikan dan diterapkan di keperawatan melalui
peryataan sebagai berikut ,mutu adalah :

-Caring ,yang merupakan focus /inti dari keperawatan

-Bersifat relative untuk setiap klien ,dinamis dan selalu berubah dari waktu ke waktu

Dengan kepuasan yang harus dicapai sesuai dengan standar propesional.

-Berupa pengawasan dimana diperlukan dalam lingkungan yang kompetitif


-Merupakan tantangan yang harus diterima dan di penuhi oleh keperawatan

Ada 3 (tiga) area tanggung jawab mutu dalam pelayanan yang harus menjadi perhatian utama pada
setiap organisasi keperawatan yaitu:pasie, praktisi dan profit /pembiayan.Untuk area pasien mutu

Digambarkan dengan asuhan keperawatan ,praktisi penampilan kinerja perawat,serta profit


digambarkan dengan pembiayaan keperawatan.

II.INDIKATOR KLINIK KEPERAWATAN

A.Pengertian

Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu atau kondisi .Indikator juga mempunyai arti
variabel yang menunjukkan satu kecenderungan sistem yang dapat digunakan untuk mengukur
perubahan (Green,19920 dan WHO (1981) menguraikan indicator adalah variabel untuk mengukur

Suatu perubahan baik langsung maupuntidak langsung.

Sedangkan indicator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap pelayanan.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa indicator klinik keperawatan adalah
suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan dan berdampak
terhadap pelayanan kesehatan

B.Karakteristik(belum diuraikan)

Karekteristik darisuatu indicator adalah:

1.Sahih (valid)

2.Dapat di percaya

3.Peka (sensitive)

4.Spesipik

5.Berhubungan(relavan)

C.Jenis indicator

Pada tahap pertama ditetapkan indicator klinik sebagai berikut:

1.Keselamatan pasien (patient safety)

Pasien yang aman dari kejadian jatuh ,decubitus ,kesalahan pemberian obat dan cidera akibat.
restrain.

2.Keterbatasan perawatan diri

Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi

Agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan

Perawatan diri .

3.Kepuasan pasien

Tingginya kepuasan pasien taerhadap pelayanan keperawatan yang di harapkan.

4.Kecemasan

Cemas adalah perasaaan waswas ,kuatir atau tidak nyaman seakan –akan terjadi sesuatu yang
dirasakan sebagai ancaman .Cemas yang masih ada setelah intervensi menurunkan
kecemasan,yang di ukur menjadi indicator klinik.

5.Kenyamanan

Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.

6. Pengetahuan

suatu proses yang di pakai sebagai pengaambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan
pasien untuk kesempurnaan kehidupan pasien dari satu tempat perawatan ke tempat lainya .

BAB III

INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN.

1.KESELAMATAN PASIEN(PATIENT SAFETY)

A. Angka kejadian decubitus.

Dekubitus adalah istilah yang di gunakan untuk menggambarkan gangguan integrasi kulit .

Terjadi akibat tekanan ,gesekan dan atau kombinasi di daerah kulit dan jaringan di bawahnya .

Pasien yang beresiko decubitus ,adalah pasien baru setelah dilakukan pengkajian meiliki satu
Factor resiko sbb:

1. Ketidak mampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa bantuan ,seperti
pada cedera medula spinalis atau cidera kepala atau mengalami penyakit
neuromaskular.
2. Usai lanjut.
3. Malnutrisi/status gizi
4. Berbaring lama ,mengalami penekanan disalah satu /lebih area tubuh lebih dari 2jam di
tempat tidur /penggunaan kursi roda.
5. Mengalami kondisi kronik seperti DM,penyakit
6. Inkontinen urine dan feses,yang dapat menyebabkan iritasi kulit akibat kulit yang
lembab.

B.Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat.

Kejadian kesalahan pemberian obat adalah kesalahan yang terjadi dalam pengobatan pasien.

Kejadian kesalahan yang di rawat inap dapat mengakibatkan keadaan fatal atau kematian .

Kejadian nyaris cidera (KNC),kejadian ini sebagai tanda bahwa adanya kekurangan dalam

Sistem pengobatan pasien dan mengakibatkan kegagalan dalam keamanan pasien.

Kejadian tidak di harapkan (KTD) atau adverse event adalah : suatu kejadian salah pemberian

Obat yang mengakibatkan cidera tidak di harapkan ,karena suatu tindakan atau karena tidak

Bertindak.

Kejadian salah pemberian obat :sesuai dengan 6 benar:

1. Salah pasien

Dikarenakan salah nama dan tidak sesuai idantitas pada medical record

2. Salah waktu:

a.Terlambat obat (30 menit setelah jadwal )

b.Pemberian obat yang terlalu cepat ( 30 menit sesudah jadwal )

c. Obat stop tettap di lanjutkan.

3. Salah cara pemberian /route:

Adalah salah cara memberikan obat (Oral,Intravena,Intramusculer,subcutan,Intrcutan


Drip )misal: pemberian Intramusculer di berikan secara Intravena, dll.

4. Salah dosis:

- dosis berlebih:adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang di resepkan dokter.

- dosis kurang adalah jika dosis obat yang diberikan kurang dari dosis yang diresepkan dokter.

5. Salah obat

Adalah obat yang di berikan kepada pasien tidak sesuai dengan yang di resepkan dokter.

6. Salah dokumentasi

Adalah dokumantasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaan

C.Angka kejadian pasien jatuh.

Jatuh mengakibatkan cedera fisik,trauma psikologis dan kematian pada pasien usia sama dan

Lebih dari 65 tahun. Pasien jatuh adalah pasien diunit perawatan pada saat istirahat maupun
terjaga yang tidak disebabkan oleh serangan stroke,epilepsy,seizure,bahaya karna banyak

Aktivitas .

D. Angka kejadian cidera akibat restrain

Adalah cidera berupa lecet pada kulit ,terjatuh atau aspirasi yang diakibatkan oleh pemasangan

Restrain.

II. ANGKA KETERBATASAN PERAWATAN DIRI

Angka tidak terpenuhinya kebutuhan mandi ,berpakaian ,toileting(eliminasi) yang disebabkan

Oleh keterbatasan perawatan diri.pemenuhan perawatan diri pasien yang mengalami keter

Batasan diri untuk mandi,berpakaian ,dan toileting(eliminasi).

III. TINGKAT KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN.

Pelayanan keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan sehingga kepuasan

merupakan tujuan utama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.Kepuasan pasien


adalah :

1. Terpenuhinya kebutuhan pasien /keluarga terhadap pelayanan yang di harapkan


2. Persentase kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan .

Eleman indicator pada survey terdiri dari:

A.Kelengkapan dan ketepatan informasi

B. Penurunan kesadaran

C. Perawat trampil professional

D. Pasien merasa nyaman

E. Terhindar dari bahaya

F. Perawat ramah dan empati

IV. KENYAMANAN

A. Angka tatalaksana pasien nyeri

Tatalaksana nyeri adalah merupakan inti dari pelayanan keperawatan .Buruknya


pelayanan kepaerawatan dalam penatalaksanaan nyeri adalah merupakan indicator buruknya

KUALITAS pelayanan.

Nyeri adalah sensasi atau perasaaan tidak nyaman yang bersifat subjektif yang diutarakan /di

Gambarkan oleh pasien dan perlu ditangani /dilakukan tatalaksana nyeri.

B. Angka kenyamanan pasien

Nyeri mengakibatkan ketidaknyamanan pasien .Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari

Dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu.

V. ANGKA KEJADIAN CEMAS

Kejadian cemas dapat mempengaruhi status kesehatan pasien karena dapat menyebabkan

Ketidaknyamnan,bertambahnya hari rawat dan pasien dapat mencederai diri, orang lain dan

Lingkungan. Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan –akan terjadi

Suatu yang dirasakan sebagai ancaman.


VI. PENGETAHUAN

A. Pengetahuan tentang perawatan penyakitnya

Indikator ini menunjukkan kemungkinan masalah dalam memberikan informasi pengetahuan

Kepada pasien diruang perawatan .Pengetahuan adalah kemampuan pasien mengetahui


informasi tenteng perawatan penyakitnya.

B. Perencanaan pasien pulang

Waktu rawat pasien di ruang emergency menjadi lebih pendek berkaitan dengan pembiayaan

Meskipun demikian pasien tetap membutuhkan parawatan bila pulang kerumah.Perencanaan

Pemulangan di mulai sejak pasien masuk .

BAB IV

PENUTUP

Tuntunan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima ataau pelayanan yang
bermutu tinggi menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan .Pelayanan keperawatan

Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit di pengaruhi oleh mutu pelayanan

Keperawatan .Pelayanan keperawatan dikatakan bermutu apabila pelayanan keperawatan yang


diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan .

Keberadaan indicator klinik mutu pelayanan keperawatan bermanfaat untuk mengukur mutu

Pelayanan keperawatan di rumah sakit .

Dalam hal ini diperlukan komitmen pimpinan rumah sakit dan seluruh perawat serta karyawan
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu layanan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2001. Petunjuk pelayanan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jakarta.

Gillies, D.A 1996. Nursing management. 2nd Ed. W.B Saunders. New York.
Klik,Roey dan Hoesing Helen .1991.The Nurses,Guide to Common Sense Quality

Management. S-N Publications.Illinois.

WWW,qualitymeasures. Ahrq.gov
LAMPIRAN I

TEORI INDIKATOR KLINIK KEPERAWATAN

A. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

1.Dekubitus

Dekubitus adalah istilah yang di gunakan untuk menggambarakan gangguan integrasi kulit.

Klasifikasi decubitus di bagi 4 tingkat, yaitu:

A. Klasifikasi I,meliputi lapisan epidermis

B . Klasifikasi II, meliputi lapisan epidermis dan dermis .

C. Klasifikasi III,Meliputi lapisan lemak subcutan.

D. Klasifikasi IV, meliputi lapisan fascia dan otot dapat sampai tulang.

Pasien yang beresiko decubitus adalah pasien baru setelah dilakukan dilakukan pengkajian

Memiliki satu atau lebih factor resiko sebgai nberikut:

a. Usia lebih dari 75 tahun

b. Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa bantuan,seperti pada cidera

medulla spinalis atau cidera kepala atau mengalami penyakit neuromuscular.

c. Malnutrisi, obesitas

d. Berbaring lama di tempat tidur atau penggunaan kursi roda.

e. Mengalami kondisi kronik seperti DM,Penyakit vaskuler

f. Inkontinen urine dan feses yang dapat menyebabkan iritasi kulit akibat kulit yang lembab.

2. PASIEN JATUH

Pasien jbaatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur kelantai atau tempat lainya

Yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh

Penyakit stoke,epilepsy ,seizure, bahaya karna terlalu banyak aktivitas.

Pasien yang beresiko jatuh adalah pasien yang dikategorikan mempunyai satu atau lebih factor
Resiko jatuh pada saat pengkajian keperawatan sebagai berikut:

a. Pengkajian factor resiko intrinsic

1.Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum

2.Diagnosis /perubahan fisik

3.Medikasi dan interaksi obat

4.Kondisi mental/penggunaan alcohol

b. Pengkajian factor resiko ektrinsik

1.Karakteristik lingkungan

3. Restrain

Restrain adalah alat bantu yang digunakan untuk mabilisasi ,terutama untuk pasien bingung dan

Disorientasi.Restrain hanya di gunakan bila metode lain tidak efektif.

Tujuan dipasangnya restrain adalah;

- Mencegah terlepasnya IV line,balutan luka,atau kateter yang terpasang.


- Mencegah pasien jatuh dari tempat tidur

Saat terpasang retrain yang perlu diperhatikan adalah:

1.Sirkulasi ekstremitas adekuat atau tidak

2 Ada atau tidaknya gangguan ekstremitas kulit

3 Jangan pasang restrain pada ekstremitas yang tidak bisa bergerak

4 Cek posisi restrain.

4. Kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat

Kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat terjadi jika perawat melakukan kesalahan dalam

Pinsip 6benar dalam pemberian obat, yaitu:

1.Benar pasien

2. Benar obat

3. Benar waktu pemberian

4. Benar dosis obat


5. Benar cara pemberian

6.Benar dokumentasi

Kejadian kesalahan pengobatan pasien yang di rawat inap dapat mengakibatakn keadaan fatal

Atau kematian.

B. KETERBATASAN PERAWATAN DIRI

Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar

Tidak timbil masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan

Perawatan diri.

Cara yang dilakukan perawat untuk membantu memenuhi perawatan diri pasien:

1. Melakukan tindakan keperawatan diri untuk pasien (makan ,mandi,,berpakaian,dan

Eliminasi sesuai pola normal)

2. Membingbing pasien melakukan sebagian perawatan

3. Memberikan dukungan dan anjuran

4. Memberikan lingkungan yang kondusif

5. Mengajarkan pasienpengetahuan atau keterampilan

Tindakan keperawatan :

1. Membantu keseluruhan kebutuhan perawatan diri

2. Membantu sebagian kebutuhan keperawatan

3. M embantu dalam bentuk pendidikan

Peran perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien:

1. Pemberi pelayan kesehatan

2. Mengelola perawatan

3. Sebagai anggota tim keperawatan.

C. KEPUASAN PASIEN

Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila terpenuhinya
Kebutuhan pasien /keluaraga terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan

Tingkat kepuasan pasien berdasarkan skala dikaitkan dengan efisiensi,efektifitas,biaya dan

Perilaku terdiri –dari :

a. Kelengkapan dan ketepatan informasi

b.Penurunan kecemasan

c. Perawat trampil professional

d.Pasien merasa nyaman

e.Terhindar dari bahaya

f.Privacy terjaga

g. Perawat ramah dan empati

D. KECEMASAN

Cemas adalah perasaan was-was , kuatir atau tidak nyaman seakan -akan terjadi suatu yang

Di rasakan sebagai ancaman.

Skala pasien cemas(1-10):

1. 8-10:Cemas ringan ,mampu memecahkan masalah sendiri

2. 6-7: Cemas sedang,mampu melakukan arahan

3. 3-5: Cemas berat,mampu berpikir untuk hal kecil

4. 1-2: Panik, kehilangan kendali diri,tidak mampu melakukan apapun

E. KENYAMANAN

Rasa nyaman ( comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.Rasa nyeri merupakan
sebuah rasa/emosi yang tidak menyenagkan .

Tiga factor yang dapt menyebabkan tidak adekuatnya manajemen nyeri, yaitu:

1. Tidak adekuatnya peng kajian nyeri

2. Potensial resiko dari pengobatan nyeri

3. Penggunaan yang terbatas /sedikit dari intervensi non-farmakologi dalam


Manajemen nyeri.

F.PENGETAHUAN

Indikator pengetahuan terdiri-dari pengetahuan tentang penyakitnya dan dischard planning.

Discharge planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal
memenuhi kebutuha pasien kesempurnaan perpindahan pasien dari satu tempat perawatan keTempat
yang lainnya,(dalam perencanaan pemulangan pasien)

Perencanaan pasien pulang :

1.Identifikasi mengenai indicator resiko tinggi yang mungkin terjadi pada perencanaan

Pemulangan pasien.

2.Kaji fungsi fisik dan mental yang di butuhkan untuk melaksanakan kegiatan sehari –har

3. Identifikasi kemungkinan lama perawatan

4. Kaji kondisi psien dan perubahan –perubahan yang mungkin terjadi

5. Cek jaminan biaya yang di gunakan oleh pasien

6. Identifikasikan transportasi yang akan di gunakan pulang oleh pasien

7. I dentifikasikan kebutuhan pasien tenteng program pengobatan,(dosis obat, lama therapy,dan

Efek sampingnya)
PEDOMAN
INDIKATOR MUTU PELAYANAN
KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT CITAMA

Anda mungkin juga menyukai