Anda di halaman 1dari 14

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN

PENDAHULUAN

Tinjauan Pustaka
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk
batang. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun
sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya padaanafilaksis) yang
pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi. Morfologi Salmonella
typhosa. Kuman berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel
feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2-4 mikrometer x 0.5 -
0.8 mikrometer dan bergerak, pada biakan agar darah, koloninya besar bergaris tengah 2
sampai 3 millimeter, bulat, agak cembung, jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis
(Gupte, 1990). Tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15 - 41oC (suhu
pertumbuhan optimum 37 oC) dan pH pertumbuhan 6 - 8. Pada umumnya isolat kuman
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan
KCN. Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S.
Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase
glukosa. Pada agar SS, Endo, EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan
tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam akibat
pembentukan H2S. Kuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu
60o C selama 15 sampai 20 menit, juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi, pendidihan
dan klorinasi serta pada keadaan kering. Dapat bertahan hidup pada es, salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan. Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil, tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat. Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan kuman
koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk isolasi
Salmonella dari tinja (Gupte, 1990).
Salmonellosis disebabkan oleh infeksi dengan bakteri yang dikenal sebagai Salmonella. Orang
yang terinfeksi Salmonella sering mengalami sakit kepala, demam, kekejangan perut, diare,
mual dan muntah. Gejala sering mulai timbul 6-72 jam setelah infeksi. Gejala biasanya
berlanjut selama 4-7 hari, adakalanya jauh lebih lama. Salmonella ditularkan kepada manusia
terutama sewaktu makan makanan yang tidak cukup matang dari binatang yang terinfeksi
(yaitu daging, ayam, telur dan produknya). Penularan melalui ‘pencemaran silang’ terjadi
apabila Salmonella mencemari makanan yang siap dimakan: misalnya, apabila makanan yang
tidak akan dimasak lagi dipotong dengan pisau tercemar atau melalui tangan pengendali
makanan yang terinfeksi. Salmonella dapat menular dari orang ke orang melalui tangan orang
yang terinfeksi. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari binatang kepada manusia.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab utama mastitis pada sapi
dankejadian mastitis sering diasosiasikan dengan infeksi Staphylococcus aureus (Swart et
al.,1984; Shah et al., 1985). Watts et al. (1986) melaporkan bahwa S. aureus merupakan
patogen utama yang sering menyebabkan mastitis subklinis dan kronis
Patogenisitas dan virulensi Staphylococcus sp. ditentukan oleh substansi substansi yang
diproduksi oleh organisme ini antara lain adalah enzim ekstraseluler yang dikenal dengan
eksoprotein. Staphylococcus aureus memproduksi eksoprotein yang dibagi menjadi 2
kelompok utama yaitu, kelompok enzim antara lain koagulase, lipase, hialuronidase,
stafilokinase (fibrinolisin) dan nuklease serta kelompok eksotoksin misalnya leukosidin,
eksfoliatif toksin, enterotoksin dan toxic schock syndrome toxin-1 (TSST-1). Hemolisin
merupakan eksoprotein yang mempunyai aktivitas baik enzimatis maupun toksin sehingga
tidak termasuk dalam klasifikasi ini (Williams et al., 2000). Sitolitik toksin yang dihasilkan
oleh S. aureus adalah α, β, δ, dan γ-hemolisin (Joklik et al., 1992; Brückler et al., 1994).
Eksoprotein enzimatis ini kemungkinan mempunyai fungsi utama dalam menyokong nutrisi
untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan eksotoksin berperan dalam menimbulkan berbagai
penyakit (Williams et al., 2000). Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen utama
pada manusia yang menyebabkan berbagai penyakit secara luas yang berhubungan
dengan toxic schock syndrome sebagai akibat dari keracunan pangan. Disamping itu S.
aureus bertanggung jawab atas 80% penyakit supuratif, dengan permukaan kulit sebagai
habitat alaminya. Manifestasi klinisStaphylococcus aureus pada manusia antara lain adalah
impetigo, scalded skin syndrome, pneumonia, osteomielitis, pioartrosis,
endokarditis, metastasis staphylococcal, keracunan makanan, toxic schock syndrome (TSS),
meningitis dan sepsis (Joklik et al., 1992; Emmerson, 1994; Ena et al., 1994).

Tujuan
Tujuan dari praktikum satu adalah meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap
postulat Koch, melakukan pewarnaan gram, melatih mahasiswa menggunakan hewan percoban
serta melatih dan meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam melakukan isolasi dan
identifikasi agen penyebab penyakit. Pada praktikum kedua tujuannya adalah melatih
mahasiswa melakukan nekropsi bahan asal hewan yang terinfeksi olehPasteurella
multocida dan Salmonella Thypimurium dengan melihat perubahan patologi anatominya dan
melatih mahasiswa untuk melakaukan isolasi dan identifikasi penyebab penyakit. Untuk
praktikum ketiga adalah melatih mahasiswa melakukan identifikasi agen penyebab penyakit, ,
melakukan uji biokimiawi, dan melakukan evaluasi hasil uji biokimiawi.

Alat dan Bahan


Bahan-bahan yang digunakan antara lain biakan bakteri, alkohol 70%, perangkat
pewarnaan gram (aquades, kristal violet ,lugol, acetone alcohol, safranin), NaCl fisiologis,
ayam terinfeksi bakteri Pasteurella multocida dan Salmonella Thyphimurium, Media agar
darah dan Agar Mac Concey, media untuk uji biokimiawi (TSIA, Indol, Urea Agar, Sitrat Agar,
MR-VP, gula-gula)
Alat-alat yang biasa digunakan dalam praktikum adalah, Tabung reaksi, rak tabung
reaksi, Gelas Objek, Ose, Ose Neddle, Mikroskop serta peralatan nekropsi.
Metode
Pada praktikum pertama, dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis dengan
pewarnaan gram pada biakan Salmonella dan Pasteurella. Kemudian dibuat suspensi bakteri
dengan NaCl fisiologis. Percobaan kedua, melakukan nekropsi pada hewan yang disediakan
kemudian dilakukan pemeriksaan patologi anatomi khususnya pada bagian saluran pernapasan
meliputi trakhea, kantong hawa dan paru-paru serta organ lainnya, kemudian dilakukan
preparat sentuh dari organ yang dicurigai. Selanjutnya pembiakan dilakukan dengan
menggunakan media agar darah dan agar Mac Concey. Praktikum ketiga yaitu melakukan
pengamatan dari hasil isolasi bakteri kemudian dari isolasi bakteri tersebut dilakukan uji-uji
biokimia kemudian dilakukan evaluasi hasil biokimia.
Percobaan keempat yaitu melakukan pewarnaan gram pada sediaan susu yang
diindikasi terkena mastitis. Setelah itu dilakukan pembiakkan pada media agar darah, lalu
diamati jenis hemolisa yang terjadi akibat biakkan bakteri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Persiapan biakkan bakteri untuk Pasteurellosis dan Salmonellosis
Pasteurella multocida Salmonella thyphimurium

Kode biakkan : Kode biakkan :


Bentuk sel : batang Bentuk sel : batang
Susunan sel : batang Susunan sel : streptobacillus
Warna : merah Warna : merah
Sifat gram : negatif Sifat gram : negatif
Pasteurellosis
Perubahan Patologi Anatomi
Kantung Hawa Tidak ada perubahan yang terlihat
Trakhea Tidak ada perubahan yang terlihat
Bronkhus Terjadi penyemmpitan pada percabangan trakhea-bronkhus
Paru-paru Hemmoraghi
Organ Lain Limpa pucat, terdapat cairan empedu yang merembes
Hati pucat
Di daerah sternum berwarna lebih pucat

Pemeriksaan Mikroskopis Salmonella

Hati

Pewarnaan : Methylen blue Pewarnaan : gram (negatif)


Pembesaran : 100x Pembesaran : 100x
Bentuk : batang bipolar Bentuk : batang bipolar
Susunan : soliter Susunan : soliter

Cairan empedu

Pewarnaan : Methylen blue Pewarnaan : gram (negatif)


Pembesaran : 100x Pembesaran : 100x
Bentuk : batang bipolar Bentuk : batang bipolar
Susunan : soliter Susunan : soliter
Pemeriksaan Mikroskopis Pasteurella

Hati

Pewarnaan : Metilen blue Pewarnaan : gram negatif


Pembesaran : 100x Pembesaran : 100x
Bentuk : batang Bentuk : batang
Susunan : soliter Susunan : soliter

Paru

Pewarnaan : Metilen blue Pewarnaan : gram negatif


Pembesaran : 100x Pembesaran : 100x
Bentuk : batang Bentuk : batang
Susunan : soliter Susunan : soliter
Jantung

Pewarnaan : Metilen blue Pewarnaan : gram negatif


Pembesaran : 100x Pembesaran : 100x
Bentuk : batang Bentuk : batang
Susunan : soliter Susunan : soliter

Isolat
No. Pasteurella sp Salmonella sp
1. Pewarnaan Gram negatif Negative
2. Uji Biokimia
2.1 TSIA
- Slant A A
- Butt A K
- Gas - +
- H2S - +
2.2 Indole
- Motilitas Motil Non motil
- Pembentukkan Indole Cincin pink cincin pink
2.3 Ures Agar (-) (-)
2.4 Citrate Agar (-) (+)
2.5 Guma-Gula : Fermentasi Gas Fermentasi Gas
- Sukrosa + - - -
- Glukosa + - + +
- Maltosa + - + +
- Laktosa + - - -
- Manitol + - + +

Pembahasan
Dalam Postulat Koch dijelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab
penyakit bila memenuhi kriteria yaitu mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi
dengan gejala penyakit yang bersangkutan, mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat
diisolasi pada media buatan secar murni, mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi
harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila
diinokulasikan, dan mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala
yang timbul hasil lnokulasi Pada praktikum identifikasi secara mikroskopis terhadap bakteri
Salmonella dan Pasteurella dengan pewarnaan gram didapatkan bahwa kedua bakteri tersebut
bersifat gram negatif. Hal tersebut dikarenakan kompleks zat warna kristal violet-yodium
larut ketika pemberian larutan pemucat dan kemudian mengambil zat warna kedua yang
berwarna merah.
Pada ayam yang diinfeksi Pasteurella dan Salmonella menunjukkan perubahan
patologi anatomi pada traktus respiratori seperti terjadi hemmoraghi, penyemmpitan
bronchus, dan organ seperti hati mengalami kepucatan. Dari organ-organ tersebut dibuat
preparat sentuh yang menunjukkan adanya koloni dan bentuk bakteri seperti pada praktikum
pertama. Pada praktikum ketiga dilakukan uji biokima untuk mengidentifikasi jenis bakteri
seperti uji TSIA, Indole, Urea, Citrate, dan Gula-gula.
Uji TSIA pada P. mulcotida diperoleh hasil A/A/-/-. Hal ini menunjukkan bakteri dapat
memfermentasikan laktosa dan glukosa. Konsentrasi laktosa pada media ini 10 kali kosentrasi
glukosa. Jika laktosa dapat digunakan sebagai substrat dalam reaksi fermentasi, maka
kosentrasinya yang tinggi menyebabkan reaksi fermentasi ini dapat terus berlanjut dan
terbentuk asam yang sangat banyak. Pada Uji TSIA terdapat pembentukkan gas (H2dan CO2)
sebagai hasil fermentasi dan tidak terjadi pembentukkan H2S. Pada S. thypimurium diperoleh
hasil A/K/+/+. Sehingga bakteri tersebut dapat memfermentasikan glukosa, terjadi
pembentukkan H2S dan gas.
Motilitas adalah salah satu dari ciri mahluk hidup, begitu pula dengan mikroorganisme,
namun alat geraknya masih sederhana berupa flagella atau cilia. Bakteri melakukan motilitas
dengan menggunakan energi yang diperoleh dari ATP yang diuraikan oleh koenzim ATP-ase
membentuk fosfo anorganik. Beberapa protein kaya akan asam amino yang mengandung gugus
sulfur seperti sistein. Jika protein ini dihidrolisis oleh bakteri, asam amino akan dilepaskan.
Sistein dengan adanya sistein desulfurase, ahan melepaskan atom sulfur yang dengan adanya
hidrogen dari air akanme mbentuk gas hydrogen sulfide. gas ini juga dapat diproduksi dengan
reduksi senyawa anorganik yang mengandung sulfur seperti tiosulfat, sulfat atau sulfit. Pada
percobaan ini, sebagai petunjuk adanya aktivitas motilitas ini dapat diamati daerah bekas
tusukan dari medium yang telah diinokulasikan oleh biakan dan diinkubasikan. Medium ini
ditambahkan senyawa anorganik yang mengandung sulfur, yaitu natrium tiosulfat. Natrium
tiosulfat ini akan bereaksi dengan ion hidrogen dari air, dan dengan adanya enzim tiosulfat
reduktase, maka akan dihasilkan ion sulfit dan gas H2S. Gas ini akan bereaksi dengan feri
ammonium sulfat yang ditambahkan (sebagai indicator untuk H2S) ke dalam media sehingga
terbentuk FeS yang berwarna hitam. Pembentukan FeS inilah yang diamati sebagai penunjuk
adanya aktivitas motil dari bakteri uji pada tabung yang berisi medium motility setelah
diinkubasikanPada Uji Indol Pasteurella didapatkan hasil motil dan tidak membentuk Indol.
Mikroorganisme menggunakan asam amino sebagai pemuka protein, komponen sel dan
kadang kala sebagai sumber energi. Asam amino ini dimodifikasikan dengan berbagai cara
sewaktu metabolisme. Dalam percobaan diperlihatkan berbagai cara mikroorganisme
memodifikasikan asam amino. Dimana modifikasi asam amino dapat digunakan untuk
pengidentifikasian untuk suatu jenis bakteri. Asam amino triptofan merupakan komponen asam
amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudahdapat
digunakan oleh mikroorganisme. Dimana asam amino triptofan apabila dihidrolisis oleh enzim
triptofamase akan menghasilkan indol dan asam pemuat. Untuk uji ini, digunakan medium cair
yang kaya akan triptofan yaitu dalam bentuk tripton 1% sebagai sumber karbon. Indol yang
terbentuk akan berwarna merah dengan penambahan reagen Kovach atau Erlich yang
mengandung p-dimetilbenzaldehid. Dikatakan positif apabila senyawa ini menghasilkan
senyawa para amino benzaldehid yang tidak larut dalam air dan membentuk warna merah pada
permukaan medium. Mekanisme terjadinya reaksi dapat digambarkan sebagai berikut
Reagen Kovac
HCl+ Amil alcohol Indole + p-dimetilamino benzldehid Rosindole dye (berwarna merah ceri)
Pada Uji Urea didaptkan hasil negative untuk bakteri Salmonella dan Pasteurella. Uji
Urea digunakan untuk mengidentifikasi bakteri penghasil urease yang dapat menghidrolisa
urea. Media yang digunakan mengandung urea dan indikator merah fenol. Bila urea
dihidrolisiskan, NH4+ terakumulasi dalam media biakkan dan menyebabkan pH media menjadi
basa. Perubahan warna dari merah-jingga menjadi merah ungu merupakan petunjuk terjadinya
hidrolisis urea.
Pada Uji Sitrat didaptakan hasil negative untuk kedua jenis bakteri. Uji Sitrat digunakan
untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber
karbon dan energi. Medium yang digunakan adalah agar miring berwarna kehijauan yang
mengandung sitrat, NH4+ sebagai sumber nitrogen dan brom thymol bluesebagai indikator pH.
Jika bakteri mampu menggunakan sitrat , maka asam akan dihilangkan dan dari medium
biakkan, sehingga pH meningkat dan mengubah warna hijau menjadi warna biru. Perubahan
warna ini menunjukkan bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sunber
karbon.
Pada Uji Fermentasi bakteri Pasteurella menunjukkan hasil yang positif, sedangkan
untuk bakteri Salmonella hanya pada sukrosa dan laktosa yang menunjukkan hasil yang
negatif. Pada hasil yang positif menunjukkan adanya pembentukkan gelembung gas sebagai
hasil akhir fermentasi yang terjadi. Uji fermentasi karbohidrat/Uji Gula-Gula digunakan untuk
mengetahui jenis-jenis karbohidrat yang difermentasikan oleh bakteri. Media yang digunakan
dalam pada uji ini berisi pepton, karbohidrat, dan merah fenol. Jenis-jenis karbohidrat yang
sering dipakai adalah glukosa, laktosa, sukrosa, maltose, dan manitol. Hasil proses fermentasi
berupa asam akan menurunkan pH media dan mengubah warna indikator merah fenol menjadi
kuning.
Isolat Isolat 1 Isolat 2
Pewarnaan Gram
Kokus Gram (+) Kokus Gram (-)
Uji Katalase + -
Uji Koagulasi + -

Pada praktikum mengenai biakkan bakteri dari susu dilakukan pewarnaan gram dan
menghasilkan warna ungu sehingga bakteri yang diisolasi bersifat gram positif, hal ini
dikarenakan kompleks zat warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberikan
larutan pemucat. Pada beberapa bakteri yang memiliki flavoprotein dapat mereduksi O2
dengan menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) atau superoksida (O2-). Kedua bahan ini
merupakan bahan yang toksik dan menghancurkan kompenen sel dengan sangat cepat. Bakteri
harus dapat mempertahankan diri seperti dengan produksi O2 atau akan terbunuh. Beberapa
bakteri dapat memproduksi enzim yang dapat mengkatalisis superoksids yaitu peroksida
dismutase, dan juga katalase atau peroksidase yang dapat mendekstruksi hidrogen peroksida
Setelah itu dilakukan uji katalase untuk mengetahui genus dari bakteri yang terdapat pada susu(
staphylokok atau Streptokok). Katalase adalah enzim yang mengkatalisasikan penguraian
hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. Hidrogen peroksidaterbentuk sewaktu
metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob dapat
menguarikan zat toksik tersebut. Uji katalase ini dilakukan untuk mengidentifikasi kelompok
bakteri bentuk kokkus, dalam membedakan Staphylococcus dan Streptococcus. Dimana
kelompok streptococcus bersifat katalase negative dan Staphylococcus bersifat katalase positif.
Penentuan adanya katalase ini terlihat dari pembentukan gelembung udara di sekitar koloni
setelah ditambahkan larutan H2O2 3%. Reaksi kimiawi yang dikatalisasikan oleh enzim
terlihat sebagai berikut :

H2O2 H2O + ½ O2
Katalase Gelembung udara

Daftar Pustaka
Katzung, Betram. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik..6th ed. Jakarta: EGC Mutschler,
Ernest. 1991. Dinamika Obat Edisi ke-5. Bandung: ITB
Rang, H.P, Dale M.M.. 1997. International Student Edition. Pharmacology.3rd ed
Churcill:Livingstone
Hitner, Henry and Nagle, Barbara.. 1999. Basic Pharmacology, edisi 4.
Pensylvania: Glencoe/McGraw hill companies.
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum melakukan pengamatan terhadap patogen baik berupa bakteri maupun jamur di
laboratorium, telebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan bakteri atau jamur
tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan
manusia.Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling
tepat dan paling baik untuk pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme.Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium.Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan.Setalah bakteri dan jamur yang akan diamati tumbuh
barulah kita dapat mengamatinya. Untuk mengamatinya dapat menggunakan mikroskop
untuk mengetahui struktur patogen tersebut. Hal tersebut sangat penting kita mengetahui
seperti apa bentuk fisik patogen tersebut karena pada mata kuliah ilmu penyakit tumbuhan
tidak hanya mengetahui nama patogennya tetapi harus mengetahui bentuk fisik patogen
tersebut agar dalam melakukan analisis patogen tidak terjadi kesalahan. Selain itu
dengan mengetahui bentuk fisiknya kita dapat mengetahui perbedaan tiap patogen yang
menyerang atau menginfeksi tanaman-tanaman apakah dengn patogen yang sama dapat
menyerang tanaman lain atau tidak.

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kaali ini adalah untuk:
1. Mengetahui berbagai teknik isolasi untuk bakteri
2. Mengetahui cara isolasi bakteri dari campurannya dan meremajakan kultur ke dalam media
baru.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Dua mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme; bakteri, protozoa, virus, sera algae dan
cendawan mikroskopis. Kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga
dinanamakan mikrobe atau protista): di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara
sesamanyaseperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengandaliannya, dan
peranannya dalam kesehatan serta kesejahtaraan kita. Mikroorganisme sangat erat
kaitannya dengan kehidupan kita (Ferdias, 1992).

Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya

untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting

dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian

sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan (Pelczar,1986).


Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri

pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini

didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi

yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara

(Talaro,1999).

Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang digunakan adalah metode streak plate,

karena hasil akhir metode ini adalah berupa kumpulan sel-sel yang semakin jarang pada ujung streak

sehingga dapat diambil bakteri pada jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat

seharusnya merupakan bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain

bukan bakteri kontaminan, sebab yang diambil/dicuplik adalah koloni bakteri yang berada di atass tr

eak yang dibuat dan bukan di luars tr eak. Kelebihan metode ini adalah dapat segera diketahui

adanya kontaminasi. Sedangkan kekurangannya metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat

digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob saja. (Burrrow,1959).


Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode. Isolasi
tersebut antara lain:
1. isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung
mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian
diteliti dibawah obyektif mikroskop.
2. isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung
jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar
secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. 3.
3. isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung
mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
4. isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel
5. campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam
suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
( Dwidjoseputro, 2003 )

III.METODELOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain cabai dan apel yang
terkena penyakit,media PDA, dan alkohol.Adapun alat yang digunakan antara lain jarum
ose,bunsen,cawan petri dan kertas label.
B. Cara kerja
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:
1. siapkan sampel dari tanaman sakit yang akan di ambil patogennya
2. Semprot tangan dengan alkohol
3. Siapakan cawan petri berisi media PDA.
4. panaskan diatas Bunsen
5. Masukkan sampel patogen dari tanaman sakit menggunakan jarum.
6. Panaskan kembali cawan petri diatas pembakar Bunsen
7. Beri label setiap cawan petri.
C. Identifikasi patogen
Langkah-langkah dalam mengidentifikasi patogen
1. Ambil contoh patogen yang akan diamati dari tanaman sakit.
2. Letakkan patogen yang akan diamati pada kaca preparat
3. Lakukan pencarian objek menggunakan mikroskop.

IV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Pengamatan pada tanaman yang terserang penyakit akibat patogen
Gambar Keterangan

Bitter rot pada buah apel.


Penyebannya adalah
Colletotrichum
gleosporioides.
Antrakrosa pada cabai yang
disebabkan
olehColletotrichum
gleosporioides.

Gambar Keterangan

Colletotrichum
gleosporioides.

B. Pembahasan
Isolasi patogen adalah suatu proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk
kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi
penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan
serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil
untukdilakukan.
Cara-cara atau teknik pengisolasiannya antara lain:
1. isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung
mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian
diteliti dibawah obyektif mikroskop.
2. isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung
jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar
secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. 3.
3. isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung
mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
4. isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran
bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu
medium dari kaldu dan gelatin encer.
• Identifikasi patogen
A. Colletotrichum gleosporioides.adalah parasit fakultatif dari ordo Melanconiales.Cendawan
ini memproduksi konidia hialin,bersel satu,membentuk ovid,sedikit melengkun dengan
panjang 10 sampai 15 µm dan lebar 5 sampai 7 µm.Acervuli berilin yang dihasilkan dalam
jaringan yang terinfeksi,adalah subepidermal,biasanay cendawan ini memiliki seta,dan
konidifior yang sedrhana,pendek dan tegak.
Penyakit antraknosa atau patek pada tanaman cabai disebabkan oleh cendawanColletotrichum
gloeosporioides Pens, penyakit antraknosa atau patek ini merupakan momok bagi para petani
cabai karena bisa menghancurkan panen hingga 20-90 % terutama pada saat musim hujan,
cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang dengan sangat pesat bila
kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 rH dengan suhu 32 derajat selsius
biasanya gejala serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk
berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang
terkadang ada jelaganya berwarna hitam. Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan
berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada
tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu
daun dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman. Cendawan
ini juga menyerang tanaman apel dengan gejala yang sama.

V.KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Isolasi bakteri dapat dilakukan untu memisahkan patogen dari lingkungan alami ke media
buatan.
2. Patogen yang ditemukan pada buah cabai adalah cendawan Colletotrichum gleosporioides.
3. Patogen yang ditemukan pada buah apel adalah cendawan Colletotrichum gleosporioides.
4. Identifikasi patogen dilakukan dengan cara mengamati struktur patogen menggunakan
mikroskop.

5.

DAFTAR PUSTAKA

Burrow,W.1959.Textbook of Microbiology.W.B. Saunders Company:Philadelpia


Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Dwidjoseputro.2003.dasar-dasar microbiologi.Djambatan:Malang
Pelczar,M.J.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan R.S Hadiotomo dkk.
UI Press:Jakarta
Talaro K.P.1999.Foundation Mikrobiologi third edition.MC Graw Hill
Company:Boston

Anda mungkin juga menyukai