Anda di halaman 1dari 5

DAKRIOSTITIS

Definisi
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di antara
sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Dakriosistitis biasanya disebabkan oleh
karena adanya blockade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke
hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis dapat berupa akut maupun
kronik. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi pada duktus lakrimalis, luka,
infeksi pada mata, maupun trauma
Insidensi
Infeksi pada sakkus lakrimalis umumnya ditemukan pada 2 kategori usia, pada
infant dan orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun. Dakriosistitis akut pada bayi
baru lahir jarang ditemukan, terjadi pada kurang dari 1% dari semua kelahiran.
Dakriosistitis didapat secara primer terjadi pada wanita dan lebih sering pada pasien
dengan usia di atas 40 tahun, dengan puncak insidensi pada usia 60 – 70 tahun. Kebanyakan
penelitian mendemonstrasikan sekitar 70 – 83% kasus dakriosistitis terjadi pada wanita,
sementara dakriosistitis congenital memiliki frekuensi yang sama antara pria dan wanita

Etiologi
Etiologi primer dakriosistitis adalah obstruksi nasolakrimal yang menyebabkan
mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus
nasolakrimal interosseus atau intramembranous. Dakriosistitis akut pada anak-anak
biasanya disebabkan oleh Haemophylus influenza. Pada orang dewasa, biasanya
disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus β hemoliticus sedangkan
dakriosistitis kronis disebabkan oleh Staphyloccus epidermidis, Streptococcus pneumoniae
dan jarang disebabkan oleh Candida albicans. Agen infeksi dapat ditemukan secara
miroskopik dengan apusan konjungtiva yang diambil setelah memeras sakkus lakrimalis.
Manifestasi Klinis
Dakriosistitis dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu : akut, kronik dan congenital.
Gejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. Pada
dakriosistitis berbentuk akut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit,
bengkak , nyeri tekan. Materi purulen dapat diperas dari sakkus. Peradangan berupa
pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre
aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. Kadang-kadang kelopak
mata dan daerah sisi hidung membengkak. Pada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi
berupa fistula. Pada dakriosistitis kronik , tanda satu-satunya adalah keluar air mata
berlebih.
Diagnosis
Untuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan :
• Inspeksi pada posisi pungtum
• Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah
• Irigasi melalui pungtum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga hidung ,
maka system eksresi berfungsi baik (tes anel).
• Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system eksresi
lakrimal. Tindakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatators.
Gambar : Pertama punctum dilatasi dengan memutar suatu probe berbentuk kerucut,
kemudian dibilas dengan larutan salin fisiologis

Tatalaksana
Penatalaksanaan dakriosistitis tergantung pada manifestasi klinik penyakit.
Antibiotic sistemik dengan regimen sebagai berikut :
o Anak-anak
Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan amoxicillin
clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral yang dibagi dalam tiga dosis.
Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan diterapi
dengan cefuroxime 50-100 mg/kg/hari iv dalam 3 dosis.
o Dewasa
- Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan cephalexin 500
mg peroral tiap 6 jam.
- Terapi alternative berupa amoxicillin /clavulanate 500 mg peroral tiap 8 jam.
- Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan cefazolin 1gr
iv tiap 8 jam.
Terapi antibiotik diberikan berdasarkan respon klinik dan hasil kultur dan sensitivitas.
Antibiotik intravena dapat diganti dengan antibiotik oral dengan dosis yang sebanding
tergantung dari tingkat perbaikan, tetapi terapi antibiotic harus tetap dilakukan selama 10-
14 hari.
- Antibiotik tetes topical seperti trimetorim/polymixin
- Kompres air hangat dan massase di bawah area kantus
- Pemberian analgesic seperti acetaminophen bila perlu
- Insisi dan drainase pada abses
- Koreksi dengan pembedahan dapat dipertimbangkan berupa
dacryocystorhinostomy setelah episode akut sembuh, khususnya pada pasien dengan
dakriosistitis kronik.
Gambar teknik dakriosistorinostomi

Diagnosis Banding
Dakriodesintis
Hordeolum

Komplikasi
Dakriosistorinostomi bila dilakukan dengan baik merupakan prosedur yang cukup
aman dan efektif. Namun, seperti pada semua prosedur pembedahan, komplikasi berat
dapat terjadi. Perdarahan merupakan komplikasi tersering dan dilaporkan terjadi pada 3%
pasien. Selain itu, infeksi juga merupakan komplikasi serius dakriosistorinostomi.
Beberapa ahli menyarankan pemberian antibiotic drop spray pada hidung setelah
pembedahan.
Kegagalan dakriosistorinostomi paling sering disebabkan oleh osteotomi atau penutupan
fibrosa pada pembedahan ostium yang tidak adekuat. Kebanyakan kasus kemudian diterapi
dengan dilatasi ostium menggunakan probing Bowman berturut-turut.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan higienitas pada palpebra
,termasuk melakukan kompres air hangat dan membersihkan silia. Selain itu, higienitas
nasal dengan spray salin dapat mencegah obstruksi aliran lakrimal bagian distal
Prognosis
Tingkat kesuksesan dakriosistorinostomi eksternal kira-kira 95%.
Dakriosistostorinostomi memiliki tingkat kesuksesan yang sedikit lebih rendah, diduga
oleh ketidakmampuan untuk membuat ostium yang lebih lebar.

Anda mungkin juga menyukai