Anda di halaman 1dari 2

Menurut Kadarman & Udaya Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan

kelebihannya untuk menaklukkan orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong
bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada.
1. Swanburg (2000) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai
berikut:
a. Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)
b. Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang baik,
keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)
c. Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).
2. Fiedler (1977), dikutip dari Gillies (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat berjalan
efektif bila:
a. Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari satu gaya ke gaya
lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi kerja.
b. Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal situasi kerja dan memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok kerja lainnya.
3. Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
a. Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia.
b. Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
c. Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia.
d. Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan untuk mengenal orang lain
dengan baik.
4. Merton, menguraikan kepemimpinan yang efekti dapat memenuhi 4 keadaan yaitu :
a. Seseorang akan mengerti apabila menerima auatu komunikasi,
b. Mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh komunikasi tadi,
c. Percaya bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai dengan kehendak perorangan dengan nilai
yang baik,
d. Sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi.

F. Peran Dan Fungsi Kepala Ruang Sebagai Pemimpin


Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional
yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di
satu ruang rawat.”
1. Peran Kepala Ruang
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala
ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan,
bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan menghindari
terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar
kesalahan.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
a. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan
tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
b. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam
pelayanan keperawatan.
c. Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program
kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
d. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
2. Fungsi Kepala Ruang
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan
– peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan
dan pengelola rencana perubahan.
b. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, dan
menetapkan metode
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan
meliputi:
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja.

Anda mungkin juga menyukai