Anda di halaman 1dari 3

Nama : Retno Dasih Dwi Rury Sulistyo Arti

NIM : 05201211013
Prodi : S1 Keperawatan

Fenomena

Gaya hidup modern dengan banyak pilihan menu makanan dan cara hidup
yang kurang sehat yang semakin menyebar keseluruh lapisan masyarakat,
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degenerative.
Diabetes Melitus (yang selanjutnya disingkat DM) merupakan salah satu penyakit
degenerative tersebut (Krisnatuti, 2008).
Gaya hidup di perkotaan dengan pola makan yang tinggi lemak, garam,
dan gula, keseringan menghadiri resepsi/pesta, mengakibatkan masyarakat
cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan,selain itu pola makan
makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian
masyarakat, seperti gorengan jenis makanan mudah meriah dan mudah di dapat
karena banyak dijual dipinggir jalan ini rasanya memang enak,tetapi
mengakibatkan peningkatan kadar gula darah (Suiraoka, 2012).
Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang
teratur (makan pagi,makan siang, makan malam ) (Manganti,2012).
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol
kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah
mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat
menimbulkan komplikasi DM (soewondo,2006)
Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang mengalami peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan
hormon insulin secara absolut atau relatif (Rusimah, 2011).
Absolut artinya pankreas sama sekali tidak bisa menghasilkan insulin
sehingga harus mendapatkan insulin dari luar (melalui suntikan) dan relatif artinya
pankreas masih bisa menghasilkan insulin yang kadarnya berbeda pada setiap
orang (PERKENI, 2002).
Diabetes Mellitus adalah perubahan menetap dalam sistem kimiawi tubuh
yang mengakibatkan darah mengandung terlalu banyak gula (Dr. Rudy W. ,2008)

Estimasi terakhir Internasional Diabetes Federation (IDF), terdapat 378


juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035
jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang. Di
perkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis,
sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan
tanpa pencegahan.

Dari berbagai penelitian epidimiologis di Indonesia yang dilakukan oleh


pusat-pusat diabetes, sekitar tahun 1980 – an prevalensi diabetes mellitus pada
penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 1,5-2,3 % dengan prevalensi di daerah
rural/perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan.

Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) TAHUN 2007 dan 2013 melakukan


wawancara untuk menghitung proporsi diabetes mellitus pada usia 15 tahun ke
atas. Di definisikan sebagai diabetes mellitus jika pernah di diagnosis menderita
kencing manis oleh dokter tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala sering
lapar,sering haus , dan sering buang air kecil dalam jumlah banyak dan berat
badan turun. Hasil wawancara tersebut mendapatkan bahwa proporsi diabetes
mellitus pada riskesdas 2013 meningkat hamper dua kali lipat dibandingkan tahun
2007.proporsi penduduk yang mengalami gejala diabetes mellitus namun belum
terdiagnosis diabetes dapat menunjukkan besarnya jumlah penduduk Indonesia
yang mengalami gejala diabetes namun belum dipastikan/ diperiksa apakah
memang menderita diabetes atau tidak.

Penderita DM di Indonesia meningkat terutama diakibatkan oleh


perkembangan pola makan yang salah. Pada saat ini masih banyak penduduk yang
kurang menyediakan makanan berserat, santapan menu makanan yang kaya
kolesterol, lemak, natrium (dalam garam penyedap rasa) muncul sebagai
kecenderungan menu sehari – hari yang juga diperparah dengan meningkatnya
konsumsi makanan dan minuman yang kaya akan gula (Tara, 2002).
Prevalensi DM khususnya DM tipe 2 akan meningkat apabila tidak
dilakukan intervensi yang efektif, hal ini disebabkan oleh berbagai hal seperti
bertambahnya umur, meningkatnya kematian akibat infeksi serta meningkatnya
faktor resiko seperti kegemukan, kurang gerak/kegiatan fisik dan pola makan yang
tidak baik (Suyono, 1993; Darmono,2002).
Salah satu hal yang terpenting bagi penderita DM adalah pengendalian
kadar gula darah, maka pasien perlu memahami mengenai hal-hal yang
mempengaruhi pengendalian kadar gula darah. Pengendalian kadar gula darah
pada penderita DM berhubungan dengan faktor diet atau perencanaan makan,
karena gizi mempunyai kaitan dengan penyakit DM. Hal ini disebabkan karena
penyakit DM merupakan gangguan kronis metabolisme zat-zat gizi makro yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak dengan ciri-ciri tingginya konsentrasi gula dalam
darah walaupun perut dalam keadaan kosong, serta sangat tinggi resikonya
terhadap arteriosklerosis atau penebalan dinding pembuluh nadi dengan timbunan
zat lemak, dan kemerosotan fungsi syaraf (Qurratuaeni, 2009).

Dari fenomena di atas muncul beberapa masalah diantaranya :


1. Pola makan pasien diabetes mellitus tipe 2
2. Gaya hidup di perkotaan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2
3. Factor pola makan yang mempengaruhi kejadian diabetes mellitus tipe 2
4. Kurangnya pengetahuan pasien diabetes mellitus sehingga menimbulkan
komplikasi pada penderita diabetes mellitus tipe 2

Anda mungkin juga menyukai