Pendahuluan
penyakit NTD yang berasal dari 4 jenis agen/penyebab penyakit yang berbeda yaitu
virus, bakteri, cacing, maupun protozoa. Salah satu penyakit NTD yang disebabkan
oleh cacing dan saat ini masih ditemukan di Indonesia adalah lymphatic filariasis.
pada 90% kasus filariasis di dunia),Brugia malayi, dan Brugia timori Semua spesies
tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia
menyebabkan kerusakan dan penyumbatan pada saluran limfatik dan pada stadium
akhir dari kasus kronis sering ditemukan pembengkakan (kecacatan) pada kaki,
tangan, maupun organ genital. Upaya pencegahan dan infeksi awal dapat dilakukan
dengan pemberian obat anti-filaria. Namun pada kondisi yang sudah terjadi
pembengkakan diperlukan langkah dan tata laksana kasus yang berbeda. Pada
Filariasis (GPELF) dengan maksud untuk mengeliminasi penyakit ini pada 2020.
sampel darah dilakukan pada pukul 22.00 malam sampai 02.00 dini hari sesuai
periodisitas dari spesies cacing filaria. Namun saat ini di pasaran telah tersedia kit
yang tinggi. Teknik ini untuk mendeteksi adanya antigen dari W. bancrofti dari
sampel dengan membutuhkan 100 uL darah. Ada pula uji cepat untuk mendeteksi
antibodi terhadap Brugia spesies (Brugia Rapid Test). Pengambilan sampel darah
dapat dilakukan pada siang maupun malam hari. Teknik pemeriksaan filaria pada
A. Pembuatan Sediaan Darah Jari untuk Pemeriksaan Mikrofilaria dalam Darah Tepi
2. Siapkan kaca slide berlabel yang bersih dan bebas lemak, beri label/kode.
3. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya (jari tengah atau jari manis)
dengan kapas alkohol dan keringkan dengan kapas atau tisu yang bersih.
4. Tusuk sisi bagian dalam jari dengan menggunakan jarum penusuk yang steril.
5. Tekan jari tersebut dengan lembut dan kumpulkan 60 uL darah ke dalam tabung
7. Bersihkan sisa darah pada ujung jari dengan kapas dan pasien diminta
8. Teteskan darah dalam tabung kapiler di tiga titik pada permukaan kaca slide
pada posisi horizontal di tempat yang aman sampai proses pengumpulan darah
selesai.
GAMBAR 1.1
GAMBAR 1.2
2. Dehemoglobinasi sediaan darah menggunakan air suling atau air kemasan botol
merek tertentu yang memiliki pH 7,2 dengan cara merendam sediaan darah di
dalam air sampai air berwarna merah dan jalur paralel darah pada slide berwarna
putih susu. Buang air dengan hati-hati, kemudian susun slide dalam rak
menit.
5. Bersihkan warna larutan Giemsa yang menempel pada kaca slide dengan
45 derajat agar air dapat mengalir turun. Apabila tidak dapat langsung diperiksa,
1. Larutan Giemsa adalah larutan yang digunakan untuk pewarnaan Sediaan Darah
Jari
2. Untuk membuat larutan Giemsa dibutuhkan cairan buffer pH 7,2.
3. Cairan buffer pH 7,2 dibuat dengan cara melarutkan 1 tablet buffer forte ke dalam
1000 ml air jernih dan bersih. Cairan buffer ini bisa juga diganti dengan air mineral
4 Larutan Giemsa dibuat dengan melarutkan cairan Giemsa dengan cairan buffer pH
5 Untuk mewarnai 500 Spesimen Darah Jari dibutuhkan larutan Giemsa kurang lebih
sebanyak 500 mL (25 mL cairan Giemsa dan 500 mL cairan buffer pH 7,2)
dimulai dari tepi kiri kemudian digeser ke kanan sampai tepi preparat. Dilanjutkan
lagi.
GAMBAR 1.4