Resume Biokim Pertemuan Ke 5
Resume Biokim Pertemuan Ke 5
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan proses sintesis dari piruvat menjadi glukosa. Bahan yang
digunakan untuk membuat glukosa adalah bahan yang bukan dari karbohidrat melainkan
bahan baru, misalnya laktat, piruvat, gliserol, propionat, asam amino glikogenik (Ala, Arg,
Sis, Glu, Gli, His, dll). Glukoneogenesis terjadi di dalam mitokondria. Terjadi pada saat
puasa (tidak mengonsumsi karbohidrat). Terjadi pada hewan memamahbiak (laktat, asetat,
butirat, propionate/suksinil Ko-A yang berasal dari proses fermentasi serat). Terjadi pada
saat normalisasi gerakan maskular (otot) intensif (Siklus Cori), laktat diubah menjadi
glukosa. Selain itu, terjadi pada saat stress pada otak maupun otot dan diet tinggi protein
(Siklus Alanin).
Ada 8 enzim dalam siklus asam sitrat yang mengkatalisis serangkaian reaksi yang secara
keseluruhan adalah oksidasi gugus asetil menjadi 2 mol CO2 diikuti dengan pembentukan 3
NADH, 1 FADH dan GTP. Reaksi tersebut adalah:
1. Kondensasi asetil CoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, sesuai dengan nama
siklusnya. Reaksi ini dikatalisis enzim citrate synthase.
2. Pengaturan kembali sitrat menjadi bentuk isomernya supaya lebih mudah untuk
dioksidasi nantinya. Aconitase mengubah sitrat, alcohol tersier yang tidak siap untuk
dioksidasi, menjadi senyawa alkohol oleh enzim aconitase
3. Oksidasi isositrat membentuk asam keto intermedier, oksalosuksinat disertai dengan
reduksi NAD+ menjadi NADH. Oksalosuksinat selanjunya didekarboksilasi
menghasilkan a ketoglutarat. Ini merupakan tahap pertama dimana oksidasi diiringi
dengan terbentuknya NADH dan pembebasan CO2. Reaksi ini dikatalisis enzim
isositrat dehidrogenase.
4. α-ketoglutarat selanjutnya didekarboksilasi membentuk suksinil CoA oleh multienzim
α-ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini melibatkan reduksi kedua NAD+ menjadi
NADH dan membebaskan molekul CO2 kedua..
5. Suksinil CoA selanjutnya diubah menjadi suksinat oleh suksinil CoA sinthetase.
Energi bebas dari ikatan thioester ini disimpan dalam bentuk senyawa berenergi tinggi
GTP dari GDP dan Pi.
6. Reaksi selanjutnya dalam siklus ini adalah oksidasi suksinat menjadi oksaloasetat
kembali untuk persiapan putaran berikutnya dalam siklus. Suksinat dehidrogenase
mengkatalisis oksidasi suksinat mennjadi fumarat diiringi oleh reduksi FAD menjadi
FADH2.
7. Fumarase selanjutnya mengkatalisis hidrasi ikatan rangkap fumarat menjadi malat
8. Tahapan terakhir adalah membentuk kembali oxaloasetat melalui moksidasi malat
oleh enzim malat dehidrogenase. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH ketiga dari
NAD+
Perhitungan Energi Total Oksidasi Aerob
• Glukosa + 2 Pi + 2 ADP + 2 NAD+ 2 piruvat + 2 ATP + 2 NADH + 2 H+ + 2 H2O atau
• Glukosa + 8 ADP + 6 H+ + 8Pi + O2 2 Piruvat + 8 ATP + 10 H2O
• 2 piruvat + 2 KoA + 2 NAD+ 2 Asetil KoA + 2 CO2 + 2 NADH + 2 H+
• 2 (Asetil KoA + 2 H2O + 3 NAD+ + FAD + GDP + Pi 2 CO2 + 3 NADH + FADH2 +
KoA + GTP + 2 H+ ) / 12 ATP
• Total : 8 + 6 + 24 ATP = 38 ATP
(Misalnya pada sistem ulang malat aspartat dengan total + 38 ATP yang terdapat pada
hati, ginjal dan jantung)
• Siklus Krebs menghasilkan 24 ATP dibandingkan dengan glikolisis. Jadi dapat dikatakan
siklus kreb itu pusat penghasil energi.
CoA-SH
Jalur pentosa fosfat mengubah glukosa menjadi berbagai macam gula lain, yang dapat
digunakan untuk energi. Pada jalur ini menghasilkan produk yang sangaaat penting yaitu
NADPH dan gula ribose-5-fosfat. Jalur pertama merupakan fase oksidatif, yaitu glukosa-6-
fosfat dioksidasi menjadi ribulosa-5-fosfat dan karbon dioksida (CO2), dan juga
menghasilkan NADPH. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Reaksi pertama pada jalur ini dikatalis oleh enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase, yaitu
mengoksidasi glukosa-6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonolakton, yang mirip dengan lakton. 6-
fosfoglukonolakton dihidrolisis oleh enzim laktonase yang spesifik menjadi 6-
fosfoglukonat, yang mengalami dekarboksilasi oksidatif yang menghasilkan 1 karbon yaitu
CO2, 2 mol NADPH, dan 1 mol ribulosa-5-fosfat (sebuah pentose fosfat). Hasil dari fase
oksidatif ini
Jalur kedua merupakan fase nonoksidatif, beberapa ribulosa-5-fosfat diubah menjadi
gula berkarbon-5 yaitu ribosa-5-fosfat. Ribosa fosfat digunakan dalam sintesis nukleotida
yang merupakan kegunaan utama ribosa fosfat atau digunakan dalam jalur pentosa fosfat
yang selanjutnya. Dalam fase nonoksidatif, beberapa ribulosa-5fosfat yang diproduksi
dalam fase oksidatif diubah menjadi ribosa-5-fosfat oleh enzim fosfopentosa isomerase.
Pada jalur ketiga, sebuah rangakain reaksi yang mengubah tiga molekul gula
berkarbon-5 menjadi dua molekul gula berkarbon-6 dan satu gula berkarbon tiga. Jalur ini
dimulai dengan ribulosa-5-fosfat dan ribose-5-fosfat dibentuk oleh enzim fosfopentosa
epimerase. Fosfopentosa epimerase mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi epimernya yaitu
silulosa-5-fosfat.
Kemudian 1 mol silulosa-5-fosfat bereaski dengan 1 mol ribosa-5-fosfat yang dikatalis oleh
enzim transketolase,yang mentransfer 2 karbon dari silulosa-5-fosfat ke ribose-5-fosfat
diubah menjadi triosa fosfat, gliseraldehid-3-fosfat, dan gula berkarbon-7 yaitu
sedoheptulosa-7-fosfat.
Pada jalur keempat, beberapa gula yang terbentuk dari jalur ketiga diubah menjadi
glukosa-6-fosfat, dan siklus berulang kembali. Reaksi total yang terjadi dalam jalur pentosa
fosfat atau HMP Shunt yaitu sebagai berikut:
3 Glukosa-6-fosfat + 6 NADP+ + 3 H2O → 3 Pentosa-5-fosfat + 6 NADPH + H+ + 3 CO2
Glukosa-6-fosfat + 12 NADP+ + 7 H2O → 6 CO2 + 12 NADPH + 12 H+ + Pi