PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi ASI Eksklusif
2) Untuk mengetahui penting dan manfaat pemberian ASI Eksklusif
3) Untuk mengetahui definisi Susu Formula.
4) Untuk mengetahu perbedaan ASI Eksklusif dengan Susu Formula.
2
BAB II
ASI EKSLUSIF DAN SUSU FORMULA
3
kesehatan kepada masyarakat, khususnya paraibu hamil, melahirkan, dan
menyusui, senantiasa berupaya memberikan penyuluhan mengenai pemberian
ASI ekslusif sejak pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller Internasional pada
tahun 2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi di indonesia hanya
mendapatkan ASI ekslusif selama 1,7 bula. Padahal kajian WHO yang
dituangkan dalam Kepmen No. 450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi
ASI ekslusif selama 6 bulan. Turunnya angka ini terkait pengaruh sosial budaya
di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan
sebelum berusia 6 bulan.
Sesungguhnya yang dimaksud dengan pemberian ASI selama 6 bulan
tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat. Selain itu,
pemberian ASI ekslusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI
kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makan dan minuman lain, kecuali sirop
obat.
Setelah 6 bulan, bayi boleh diberi makanan pendamping ASI (MPASI),
dan ASI masih diberikan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih. Sungguh, tidak
ada yang bisa menggantikan komposisi ASI, karena ASI didesain khusus untuk
bayi, sedangkan susu formula, memiliki komposisi yang jauh berbeda, yang
tidak dapat menggantikan fungsi ASI.
ASI mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk
tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa membantu bayi membangun
sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya.
Sesungguhnya, lebih dari 100 jenis zat gizi terdapat dalam ASI. Di
antaranya ialah AA, DHA, taurin, dan spingomyelin yang tidak terkandung
dalam susu sapi. Beberapa produsen susu formula mencoba menambahkan zat
gizi tersebut, tetapi hasilnya tetap tidak mampu menyamai kandungan gizi ASI.
Lagi pula, jika penambahan zat-zat gizi ini tidak dilakukan dalam jumlah dan
4
komposisi yang seimbang, maka akan menimbulkan terbentuknya zat yang
berbahaya bagi bayi.
5
3. Berbagai Faktor yang Terkait Pemberian ASI Ekslusif
Ibu perlu mengetahui berbagai aspek yang mengahruskannya untuk
memberikan ASI ekslusif kepada bayi sejak 6 bulan pertama kelahirannya.
Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1) Aspek Pemahaman dan Pola Pikir
Meskipun pemberian ASI ekslusif telah banyak disosialisasikan,
namun tidak sedikit ibu yang belum mengerti dan menganggap remeh hal
itu, terutama para ibu yang bekerja di luar rumah. Beberapa anggapan keliru
sering kali mengenyampingkan kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu,
keberhasilan media promosi dapat berpengaruh terhadap pola pikir para ibu
bahwa susu formula yang banyak mengandung DHA, AA, dan kandungan
lain lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi ketimbang ASI, yang
membuat mereka repot menyusui.
Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6
bulan pertama kelahiran bayi dikarenakan kurangnya informasi dan
pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi
dan manfaat yang terkandung dalam ASI.
2) Aspek Gizi
ASI pertama yang diberikan kepada bayi, yang sering disebut
kolostrum banyak mengandung zat kekebalan, terutama IgA yang berfungsi
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare. Bila kolostrum
terlambat diberikan kepada bayi, maka boleh jadi sistem kekebalan bayi
sedikit rapuh dan mudah terserang penyakit.
Walaupun jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung
dari isapan bayi pada hari hari pertama kelahirannya, namun kolostrum
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum
harus diberikan kepada bayi. Kolostrum mengandung 1 ` 10⁶ sampai 3 ` 10⁶
leukosit/ml, yang dibutuhkan untuk membangun sistem kekebalan tubuh.
Kolostrum juga mengandung protein, vitamin A, karbohidrat, dan lemak
rendah, sehingga sesuai kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
6
kelahiran. Kolostrum akan membantu mengeluarkan mekonium, yaitu tinja
bayi pertama yang baru lahir, yang berwarna hitam kehijauan.
Kolostrum (cairan bening kehijauan) sungguh tak ternilai harganya.
Meskipun hanya diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit, yakni sekitar
7,4 sendok the (36,23 ml) per hari, tetapi kandungan nutrisi yang ada dalam
kolostrum sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi pada hari-hari
pertama masa kehidupannya.
Kadar protein yang dikandung dalam kolostrum lebih tinggi
ketimbang ASI matang atau mature. Adapun kandungan lemak dan
laktosanya (gula darah) lebih rendah daripada ASI mature. Kolostrum juga
mengandung vitamin, seperti vitamin A, B₆, B₁₂, C, D, dan K, serta mineral,
terutama zat besi dan kalsium sebagai zat pembentukan tulang. Inilah
komposisi yang sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang baru
lahir. Sama halnya dengan ASI mature, kolostrum juga mengandung enzim-
enzim pencernaan yang belum mampu diproduksi oleh tubuh bayi, seperti
protease (untuk menguraikan protein), lipase (untuk menguraikan lemak),
dan amilase (untuk menguraikan karbohidrat). Itulah yang membuat
kolostrum mudah sekali dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum
sempurna.
3) Aspek Pendidikan
Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai
makanan utama bayi. Mereka hanya mengetahui bahwa ASI adalah
makanan yang diperlukan bayi tanpa memperhatikan aspek lainnya. Waktu
yang lama bersama bayi tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga para
ibu tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi. Kegiatan atau pekerjaan
ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI ekslusif.
Meberikan ASI ekslusif kepada bayi pada awal kehidupannya
(ketika otaknya masih bersifat plastis) merupakan hal yang sangat penting.
Komposisi ASI yang sarat nutrisi lengkap, termasuk DHA dan AA, harus
diketahui oleh semua ibu hamil dan menyusui, sehingga bayi mendapatkan
nutrisi terbaik sejak awal kehidupannya.
7
Terkait hal itu, perlu diketahui bahwa 80% kecerdasan anak
ditentukan saat anak berumur 0-6 bulan dengan pemberian ASI guna
membangun sel-sel saraf. Kecerdasan anak bukanlah kontribusi sang ayah,
melainkan seberapa banyak ASI ekslusif yang diberikan kepada bayi selama
masa menyusui.
4) Aspek Kecerdasan
Para ahli gizi sependapat bahwa ASI mengandung DHA dan AA
yang dibutuhkan bagi perkembangan otak. Pemberian ASI ekslusif selama
6 bulan pertama setelah kelahiran bayi mempunyai dua dampak positif.
Pertama, proses pemberia ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi
menadi lebih maksimal. Dengan asupan gizi yang optimal, ASI dapat
membantu perkembangan sistem saraf otak yang berperan meningkatkan
kecerdaan bayi.
Kedua, berdasarkan hasil penelitian di Denmark, diketahui bahwa bayi yang
diberi ASI hingga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas. Hal tersebut
dikarenakan ASI mengandung DHA dan AA. Sementara itu, bayi yang tidak
diberi ASI mempunyai IQ (Intellectual Quotient) yang lebih rendah tujuh
sampai delapan poin dibandingkan bayi yang diberi ASI secara ekslusif.
Inilah yang diungkapkan oleh seorang konsultan neonatology RSCM
Jakarta, Prof. Rulina Suradi, Sp.A (K) IBCLC.
5) Aspek Neurologis
Dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait
aktivitas menelan, mengisap, dan bernapas semakin sempurna. Hal ini akan
mengurangi risiko gangguan sesak napas pada bayi yang baru lahir, atau
terjadinya asma pada anak prasekolah. Tindakan tersebut juga mencegah
gejala hipersekresi bronkus atau suara napas yang tidak beraturan pada bayi,
yang mengarah pada gangguan sensitif di saluran pernapasan. Selain itu,
bayi pun tidak mudah batuk, dan mencegah terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
8
4. Manfaat Pemberian ASI
Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu
minimal sampai bayi berusia 2 tahun. Adapun manfaat pemberian ASI adalah :
a) Bagi bayi
Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang
baik setelah lahir, pertumbuhan yang baik dan mengurangi
kemungkinan obesitas, dengan ibu yang sering memberikan ASI
kepada bayi akan membuat berat badan bayi yang terus meningkat jauh
dari kata untuk penurunan berat badan bayi.
Mengandung antibodi
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah apabila ibu
mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan akan
disalurkan dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di payudara
disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tisue
(MALT) kekebalan terhadap penyakit saluran pernapasan yang di
transfer yang disebut bronchus associated immunocompetent lymphoid
tissue (BALT) dan untuk saluran pencernaan di transfer melalui Gut
associated immunocompetent lympoid tisue (GALT). Di dalam tinja
bayi juga mengndung bakteri E.coli yang rendah.
ASI mengandung komposisi yang tepat
Terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi
yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui
dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur gigi lebih lama
kontak dengan gigi sehingga akan merusak gigi.
Memberi rasa nyaman dan amn pada bayi dan adanya ikatan antara ibu
dan bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,
9
konyak ini mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun social
yang lebih baik.
Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Susu formula akan
menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini pemeberian
protein asing akan mengurangi kemungkinan alergi.
ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi.
Lemak pada ASI adlh lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang
mendapat asi eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang sehingga anak jauh lebih cerdas.
b) Bagi ibu
Aspek kontrasepsi.
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung saraf
sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin masuk
ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Pemerian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama
6 bulan pertama sesudah kelahiran.
Aspek kesehatan ibu.
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya
perdarahan pasca persalinan. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh
ibuyang menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu
yang memberikan ASI memiliki resiko kanker payudara dan kanker
ovarium 25% lebih kecil dari pada yang tidak menyusui.
Aspek perununan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil.
10
c) Bagi keluarga
Aspek ekonomi.
ASI tidak perlu dibeli sehingga dana yang seharusnya dibelikan untuk susu
formula dapat dibelikan untuk kepentingan lain. Bayi yang mendapat ASI
lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
Aspek psikologis.
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga
kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan ibu dengan bayi dan keluarga.
Aspek kemudahan.
Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang
harus dibersihkan.
11
Ibu yang mengalami banyak tekanan atau fikiran akan
mempengaruhi penurunan volume ASI bahkan tidak akan terjadi
produksi ASI.
c) Anatomis buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang lobulus pun
berkurang dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-
sel acini yang meghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan
berkurang.
d) Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam
menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluara
ASI berkurang.
e) Faktor obat-obatan.
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon prolaktin dan
oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI.
Apabila homon-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan
mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.
12
Adapun beberapa kandungan gizi yang terdapat dalam susu formula:
a. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang paling banyak diperlukan oleh tubuh.
Kalsium sendiri memiki manfaat sebagai pembentuk dan pemeliharaan tulang
dan gigi, mencegah oesteoporosis, serta melancarkan fungsi otot, otak dan
sistem syaraf.
b. AA, dan DHA
AA adalah singkatan dari Arachidonic Acid. Asam arachidonat adalah
salah satu jenis asam lemak omega 6, yang banyak dijumpai dengan membran
sel dan merupakan senyawa yang penting dalam komunikasi antar sel dan
menjadi senyawa prekursor (penyusun) bagi senyawa-senyawa penting
lainnya dalam tubuh.
DHA adalah komponen terbesar dari long-chain polyunsaturated fatty
acids (LCPUFA), senyawa ini merupakan asam lemak tak jenuh rantai
panjang golongan omega 3 yang paling banyak dijumpai di otak dan retina
mata.
c. Prebiotik
Prebiotik adalah bakteri menguntungkan bagi saluran pencernaan.
Prebiotik mempunyai manfaat untuk memperbaiki fungsi saluran pencernaan,
dan memodulasi sistem imun.
d. Laktosa
Laktosa sering juga disebut sebagai gula susu, yaitu bagian dari susu
yang memberikan rasa manis dengan tingkat kemanisan lebih rendah dari
sukrosa. Laktosa berfungsi untuk membantu penyerapan natrium dan
kalsium.
e. Sukrosa
Sukrosa termasuk dalam jenis gula alamiah yang terdapat dalam
makanan alam tanpa hasil proses pengolahan buatan. Sukrosa adalah
penambah energi bagi si kecil. Namun, susu formula yang kandungan sukrosa
atau laktosanya tinggi akan berdampak negatif bagi si kecil. Oleh karena itu,
pilih susu formula yang kandungan laktosa dan sukrosanya rendah.
13
f. Omega 3
Omega 3 merupakan salah satu jenis lemak tidak jenuh yang
dibutuhkan oleh tubuh. Secara umum omega 3 bermanfaat bagi pertumbuhan
sel otak, organ penglihatan dan tulang, serta menjaga sel-sel pembuluh darah
dan jantung agar tetap sehat.
g. Omega 6
Omega 6 merupakan lemak tak jenuh ganda dan tidak dapat
diproduksi oleh tubuh. Omega 3 dan omega 6 memiliki fungsi yang saling
berkaitan, keduanya bekerja bersinergi memelihara kesehatan kulit, kuku,
rambut, hormon dan mencegah kerusakan sel pada pengidap kanker.
Omega 6 juga memiliki fungsi untuk pengembangan dan fungsi otak,
sistem reproduksi, dan metabolisme serta menjaga kesehatan kulit dan
rambut.
h. Omega 9
Omega 9 lebih dikenal dengan asam oleat. Makanan yang banyak
mengandung omega 9 adalah minyak canola, minyak bunga matahari, almond
dan alpukat.
i. FOS dan GOS
14
-Hampir seluruh zat dapat -Tidak seluruh zat dapat
diserap oleh tubuh bayi diserap oleh tubuh
15
Antibo -Kaya kandungan sel darah -Tidak ada sel darah putih -Apabila si ibu
di putih dalam jumlah hidup. Kalaupun ada apapun diserang sejenis
berjuta-juta setiap kali jenisnya semua dalam kuman penyakit,
menyusui keadaan mati tubuhnya akan
-Hanya sedikit membentuk
-Kaya kandungan kandungannya, sebagian antibodi untuk
imunoglobulin besar merupakan jenis untuk melawannya dan
anak sapi antibodi itu akan
diberikan melalui
air susunya
16
2.3. Perbedaan Asi dan Susu Formula
Salah satu peran serta tanggung jawab seorang ibu adalah memberikan ASI
(Air Susu Ibu). Karena besar manfaat pemberian ASI ini bagi sang bayi untuk
menjaga kesehatan dan menunjang perkembangan serta pertumbuhan sang bayi
sendiri. Sang ibu yang menyusui juga akan memperoleh manfaat dari proses
menyusui ini sendiri. Hanya terkadang dalam masa sekarang ini ada juga ibu yang
memberikan susu formula. Susu ASI dan susu formula jelas berbeda. Lalu dimana
letak perbedaan kedua susu ini?
ASI merupakan satu-satunya susu yang ideal dan dibutuhkan oleh anak
anda. Kandungan nutrisi di dalam ASI, baik dalam jumlah maupun bentuk,
merupakan satu-satunya sumber nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak anda.
Kandungan antibodi yang tidak bisa anda dapatkan dari susu formula dapat
membantu melindungi anak anda dari berbagai macam penyakit, diantaranya
adalah infeksi telinga, alergi, infeksi saluran nafas dan saluran kemih, termasuk
diare dan pneumonia, dua penyebab utama kematian anak dan bayi di dunia. ASI
juga memiliki keuntungan ekonomis karena anda tidak perlu membelinya, selain
itu juga menghemat waktu dan siap pakai karena anda tidak perlu repot
membuatnya. Sedangkan Susu formula ini adalah susu selain ASI yang juga biasa
diberikan kepada bayi pada umumnya dan bahan dasar susu formula ini adalah
dibuat dari susu sapi, atau pun kita mengenal akan susu kambing dan susu kedelai
juga. Inilah yang dimaksud dengan pengertian susu formula.
17
sesungguhnya. susu formula untuk bayi usia dibawah dua tahun tidak memiliki
kandungan antibodi seperti yang dimiliki ASI. Selain anak anda akan kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan antibodi protektif, pemberian susu formula yang
asal-asalan juga meningkatkan resiko infeksi akibat botol, alat-alat untuk
menyiapkan susu, susu formula yang tidak disimpan dengan baik, serta air yang
tidak bisa dijamin kebersihannya. Ingat bahwa daya tahan anak anda di usia awal
kehidupan masih sangat rentan. Pemberian susu formula dengan takaran yang tidak
sesuai (terlalu encer) akan sangat beresiko menyebabkan malnutrisi.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ASI merupakan makan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suati hal yang
perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan
masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program
pemberian ASI ekslusif tidak berlangsung secara optimal.
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan kelenjar
susu mamalia dan manusia. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi
sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya
sapi) juga di olah sebagai produk yang sering kita sebut sebagai susu
formula yang bisa dikonsumsi oleh manusia.
3.2 Saran
Dari materi yang di mempelajari materi di atas, kita harus memberi ASI
Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan, karena didalamnya banyak sekali
manfaatya bagi sang ibu maupun bayi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sunar, Dwi. 2012. Buku Pintar Asi Ekslusif. Jogjakarta: DIVA Press
Ida dan Eko. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Ilmu Gizi. Jakarta:
BPPSDM.
Maryunani,Anik. 2012.”Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi”. Jakarta: CV Trans Info Media
Benih, Ade. 2014. “ASI dan Susu Formula”. Yogyakarta: Nuha Medika
Kristiyanasari, Weni. 2009.”ASI, Menyusui dan Sadari”. Yogakarta; Nuha
Medika
20