Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN KANKER VULVA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Kanker Vulva adalah tumor ganas di dalam Vulva, yang merupakan
bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang
vagina, lubang uretra dan klitoris. Kanker vulva mewakili 3% sampai 5%
dari semua malignansi ginekologi dan tampak hampir selalu pada wanita
pascamenopause meski angka kejadiannya pada wanita yang lebih muda
meningkat. (Smeltzer, 2004).
Karsinoma vulva adalah suatu keganasan pada pertumbuhan sel pada
area vulva yang menyerang wanita berusia berkisar antara 50 – 70 tahun,
umum ditemukan pada penderita golongan social ekonomi rendah.
Penyebab 3% sampai 4% dari semua kanker genetalia primer pada
perempuan. (Price, 2005).
Stadium kanker vulva
Stadium Karakteristik
0 Kanker hanya ditemukan di permukaan vulva
I Kanker ditemukan di vulva dan / atau perineum
(daerah antara rektum dan vagina). Ukuran tumor
sebesar 2 cm atau kurang dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening
IA Kanker stadium I yang telah menyusup sampai
kedalaman kurang dari 1 mm
IB Kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam
dari 1 mm
II Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineu,
dengan ukuran lebih besar dari 2 cm tetapi belum
menyebar ke kelenjar getah bening
III Kanker ditemukan di vulva dan / atau perineum
serta telah menyebar ke jaringan terdekat (misalnya
uretra, vagina, anus) dan / atau telah menyebar ke
kelenjar getah bening selangkangan terdekat.
IVA Kanker telah menyebar keluar jaringan terdekat,
yaitu ke uretra bagian atas, kandung kemih, rektum
atau tulang panggul, atau telah menyebar ke
kelenjar getah bening kiri dan kanan
IVB Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di
dalam panggul dan / atau ke organ tubuh yang jauh.

2. Etiologi
Etiologi terjadinya kanker vulva belum diketahui secara pasti, namun yang
menjadi faktor terjadinya kanker vulva adalah penyakit menular seksual,
diantaranya :
a. Penyakit menular seksual granulomatosa
b. Sifilis
c. Herpes hominis tipe II
d. Kondiloma akuminata
e. Infeksi dari HPV (virus yang menyebabkan kutil genetalia dan
ditularkan melalui hubungan seksual
f. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
g. Diabetes
h. Faktor Usia Tiga perempat penderita kanker vulva berusia diatas 50
tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama
kali terdiagnosis. Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70
tahun
i. Hubungan seksual pada usia dini
j. Berganti-ganti pasangan seksual
k. Merokok
l. Virus HIV menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh
sehingga lebih mudah mengalami infeksi HPV menahun
m. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
n. Liken sklerosus. Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan
gatal.
o. eradangan vulva menahun
p. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
(Price, 2005)
3. Manifestasi Klinik
Gejala klinis dari kanker vulva adalah :
a. Pruritus lama (gejala utama kanker vulva)
b. Perdarahan
c. Rabas berbau busuk
d. Timbul rasa nyeri
e. Terdapat lesi awal yang tampak sebagai dermatitis kronis kemudian
dapat ditemukan pertumbuhan benjolan yang terus tumbuh dan menjadi
keras, mengalami ulserasi seperti bunga kol (Smeltzer, 2002)
f. Bagian yang paling sering terkena karsinoma adalah labia, dimana labia
mayora tiga kali lebih sering terkena daripada labia minora dan klitoris.
Gambaran keseluruhan lesi kanker vulva adalah datar atau timbul dan
berbentuk makulopapular atau verukosa. Lesi dapat hiperpigmentasi
(coklat), merah atau putih. (Price, 2005)

4. Patofisiologi dan Pathway


Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali
dengan adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif.
Displasia tidak melibatkan seluruh lapisan epitel serviks, yang dibagi
menjadi displasia ringan, sedang dan berat. Displasia ini dapat muncul bila
ada aktivitas regresi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik
atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan
hormon. Displasia adalah neoplasma serviks intraepitel (CIN). Tingkatan
adalah CIN 1 (displasia ringan), CIN 2 (displasia sedang), CIN 3 (displasia
berat dan insitu).
Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun, perkembangan tersebut menjadi
bentuk invasi pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan.
Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, perkembangan tersebut
menjadi bentuk preinvasif, carsinoma insitu yang diawali fase statis dalam
waktu 10 – 12 bulan berkembang menjadi bentuk invasi pada stroma serviks
dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat
menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofilik atau dapat berinfiltrasi ke
kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks. Para
metrium dan pada akhirnya dapat meluas ke arah segmen bawah uterus dan
cavum uterus. Penyebab kanker ditentukan oleh stadium dan ukuran tumor,
jenis histologik dan ada tidaknya invasi ke pembuluh darah, anemis,
hipertensi dan adanya demam.
5. Komplikasi
a. Infeksi luka dan sepsis
b. Trombosis vena profunda
c. Hemoragic
(Smeltzer, 2004)
6. Penatalaksanaan
a. Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva:
1. Pembedahan
a) Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah
besar jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai
dengan pengangkatan kelenjar getah bening
b) Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel
kanker
c) Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang
mengandung kanker
d) Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva
e) Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva
f) Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan
kelenjar getah bening di sekitarnya.
g) Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan
organ wanita lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang
terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung kemih) bersamaan
dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina. Untuk
membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan
pencangkokan kulit dari bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.
2. Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi
tinggi lainnya utnuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil
ukuran tumor.
Pada radiasi eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber
penyinaran; sedangkan pada radiasi internal, ke dalam tubuh penderita
dimasukkan suatu kapsul atau tabung plastik yang mengandung bahan
radioaktif.
3. Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Obat tersedia dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan
(melalui pembuluh darah atau otot). Kemoterapi merupakan
pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam aliran darah
sehingga sampai ke seluruh tubuh dan bisa membunuh sel-sel kanker
di seluruh tubuh.
b. Penatalaksanaan menurut stadium kanker vulva yaitu :
Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit
serta usia dan keadaan umum penderita.
1. Kanker vulva stadium 0
a. Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya
b. Vulvektomi skinning
c. Salep yang mengandung obat kemoterapi
2. Kanker vulva stadium I
a. Eksisi lokal luas
b. Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar
getah bening selangkangan dan paha bagian atas terdekat pada
sisi yang sama dengan kanker.
c. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan pada salah satu atau kedua sisi tubuh.
d. Terapi penyinaran saja.
3. Kanker vulva stadium II
a. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan kiri dan kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam
kelenjar getah bening, maka dilakukan setelah pembedahan
dilakukan penyinaran yang diarahkan ke panggul
b. Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu).
4. Kanker vulva stadium III
a. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan dan kelenjar getah bening paha bagian atas kiri dan
kanan. Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel
kanker atau jika sel-sel kanker hanya ditemukan di dalam vulva
dan tumornya besar tetapi belum menyebar, setelah pembedahan
dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan lipat paha.
b. Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan
pengangkatan kelenjar getah bening kiri dan kanan.
c. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa
kemoterapi.
5. Kanker vulva stadium IV
a. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum
atau kandung kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran
kanker) disertai pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina
(eksenterasi panggul)
b. Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran
c. Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal
d. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa
kemoterapi dan mungkin juga diikuti oleh pembedahan.
6. Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali)
a. Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran
b. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung
kemih (tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai
dengan pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi
panggul)
c. Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa
pembedahan
d. Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi
gejala nyeri, mual atau kelainan fungsi tubuh.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
- Status kesehatan saat ini
- Status kesehatan masa lalu
- Riwayat penyakit keluarga
d. Pola fungsi kesehatan Gordon
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau
dapat disebabkan oleh berganti-ganti pasangan serta melakukan
hubungan seksual terlalu dini.

2) Pola istirahat dan tidur.Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu
akibat dari nyeri akibat progresivitas dari kanker vulva ataupun karena
gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang
dialami oleh wanita.
3) Pola eliminasi : Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4) Pola nutrisi dan metabolik :Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker
vulva harus lebih banyak karena dapat terjadi mual dan muntah. Kaji
jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat badan
karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya mengalami
penurunan nafsu makan.
5) Pola kognitif – perseptual : Pada wanita dengan kanker vulva biasanya
tidak terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6) Pola persepsi dan konsep diri : Pasien kadang merasa malu terhadap
orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker vulva, akibat dari
persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari
kanker vulva adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan
seksual.
7) Pola aktivitas dan latihan : Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien
mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan
perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3=
dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Pasien wajar jika
mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang
berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa
sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat
melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker
vulva sehingga harus beristirahat total.
8) Pola seksualitas dan reproduksi : Kaji apakah terdapat perubahan pola
seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita penyakit ini.
Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang
selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni)
serta adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer
(keputihan) yang berbau busuk dari vagina.
9) Pola manajemen koping stress : Kaji bagaimana pasien mengatasi
masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah
pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker
vulva biasanya mengalami gangguan dalam manajemen koping stres
yang diakibatkan dari cemas yang berlebihan terhadap risiko terjadinya
keselamatan dirinya sendiri.
10) Pola peran – hubungan : Bagaimana pola peran hubungan pasien
dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat
mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita dengan kanker
vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang
terdekatnya karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota
keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.
11) Pola keyakinan dan nilai : Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi
pola keyakinan dan nilai yang diyakini.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :

a. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara


aktif akibat pendarahan.
b. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker
vulva.
c. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit
kanker vulva.
d. Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun
e. Ansietas b/d krisis situasional
f. Defisit perawatan diri b/d kelemahan
g. Kerusakan integritas kulit b/d kemoterapi
h. Gangguan citra tubuh b/d proses penyakit
i. Risiko cedera b/d kelemahan
j. Risiko infeksi b/d penyakit kronis (metastase sel kanker)
3. Intervensi Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara
aktif akibat pendarahan
Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan catatan intake dan
keperawatan selama 1x24 jam output yang akurat
defisit volume cairan teratasi 2. Monitor status hidrasi
dengan kriteria hasil: (kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan
1. Mempertahankan urine darah ortostatik ), jika
output sesuai dengan usia dan diperlukan
BB, BJ urine normal. 3. Monitor hasil lab yang sesuai
2. Tekanan darah, nadi, suhu dengan retensi cairan (BUN ,
tubuh dalam batas normal Hematokrit , osmolaritas urin,
3. Tidak ada tanda tanda albumin, total protein)
dehidrasi, Elastisitas turgor 4. Monitor vital sign
kulit baik, membran mukosa 5. Kolaborasi pemberian cairan
lembab, tidak ada rasa haus IV
yang berlebihan 6. Monitor status nutrisi
4. Orientasi terhadap waktu dan 7. Berikan cairan oral
tempat baik 8. Berikan penggantian
5. Jumlah dan irama pernapasan nasogatrik sesuai output (50 –
dalam batas normal 100cc/jam)
6. Elektrolit, Hb, Hmt dalam 9. Kolaborasi dokter jika tanda
batas normal cairan berlebih muncul
7. pH urin dalam batas normal memburuk
8. Intake oral dan intravena 10. Monitor intake dan urin output
adekuat setiap 8 jam

b. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker
vulva.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
NOC NIC
Tujuan : Pasien menunjukkan 1. Pengelolaan nyeri
tingkat kenyamanan  Kaji secara komprehensif
Kriteria hasil : tentang nyeri, meliputi
 Mampu mengontrol nyeri lokasi, karakteristik, dan
(ampu menggunakan teknik onset, durasi, frekuensi,
nonfarmakologi untuk kualitas, intensitas/ beratnya
mengurangi nyeri, mencari nyeri dan faktor-faktor
bantuan) presipitasi.
 Melaporkan bahwa nyeri  Observasi isyarat-isyarat
berkurang dengan nonverbal dari
menggunakan manajemen ketidaknyamanan, khususnya
nyeri dalam ketidakmampuan
 Mampu mengenal nyeri (skala, dalam berkomunikaksi
intensitas, frekuensi dan tanda secara efektif.
nyeri)  Gunakan terapi terapeutik
 Menyatakan rasa nyaman agar pasien dapat
setelah nyeri berkurang mengekspresikan nyeri
 Tanda-tanda vital dalam  Kaji latar belakang budaya
rentang normal tekanan darah pasien.
(120/80 – 140/90 mmHg), nadi  Kaji pengalaman individu
(60 – 100x/menit), pernapasan terhadap nyeri, keluarga
(18 – 24x/menit). dengan nyeri kronis.
 Evaluasi tentang keefektifan
tentang tindakan mengontrol
nyeri yang telah digunakan.
 Ajarkan tehnik pengontrol
nyeri secara non farmakologi
(relaksasi nafas dalam atau
distraksi).
2. Kolaborasi pemberian
analgetik
 Cek intruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan
frekuensi.
 Cek riwayat alergi.
 Pilih analgetika yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetika ketika
pemberian lebih dari satu,
tentukan pilihan analgetika;
tergantung type dan beratnya
nyeri.
 Tentukan analgetika pilihan,
rute pemberian dan dosis
optimal.
 Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri
 Monitor tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian
anlgetika pertama kali.
 Berikan analgetika tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi aktifitas analgetika,
tanda dan gejala efek
samping

c. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit


kanker vulva.

d. Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun


Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya pembatasan
keperawatan selama 1x24 Jam dalam melakukan aktivitas
Pasien bertoleransi terhadap 2. Kaji adanya faktor yang
aktivitas dengan Kriteria Hasil : menyebabkan kelelahan
1. Berpartisipasi dalam aktivitas 3. Monitor nutrisi dan sumber
fisik tanpa disertai peningkatan energi yang adekuat
tekanan darah, nadi dan RR 4. Monitor pasien akan adanya
2. Mampu melakukan aktivitas kelelahan fisik dan emosi
sehari hari (ADL) secara secara berlebihan
mandiri 5. Monitor respon
3. Keseimbangan aktivitas dan kardivaskuler terhadap
istirahat aktivitas (takikardi, disritmia,
sesak nafas, diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
6. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat pasien
7. Kolaborasi dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi
yang tepat.
8. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
9. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
dan sosial
10. Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
11. Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
12. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
13. Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual

e. Ansietas b/d krisis situasional


f. Defisit perawatan diri b/d kelemahan
g. Kerusakan integritas kulit b/d kemoterapi
h. Gangguan citra tubuh b/d proses penyakit
i. Risiko cedera b/d kelemahan
j. Risiko infeksi b/d penyakit kronis (metastase sel kanker)

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN KANKER VULVA
OLEH
PITRIONO
SN14031

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Jakarta : EGC
Doengoes, Marylynn, dkk. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6,
Volume 2. Jakarta : EGC

Smeltzer. 2004. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta : EGC

Loeni, Rapani. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker Vulva
(online). (http://www.rafani.co.cc/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html). Diakses pada tanggal 6 Mei 2010

Anda mungkin juga menyukai