2. Etiologi
Etiologi terjadinya kanker vulva belum diketahui secara pasti, namun yang
menjadi faktor terjadinya kanker vulva adalah penyakit menular seksual,
diantaranya :
a. Penyakit menular seksual granulomatosa
b. Sifilis
c. Herpes hominis tipe II
d. Kondiloma akuminata
e. Infeksi dari HPV (virus yang menyebabkan kutil genetalia dan
ditularkan melalui hubungan seksual
f. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
g. Diabetes
h. Faktor Usia Tiga perempat penderita kanker vulva berusia diatas 50
tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama
kali terdiagnosis. Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70
tahun
i. Hubungan seksual pada usia dini
j. Berganti-ganti pasangan seksual
k. Merokok
l. Virus HIV menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh
sehingga lebih mudah mengalami infeksi HPV menahun
m. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
n. Liken sklerosus. Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan
gatal.
o. eradangan vulva menahun
p. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
(Price, 2005)
3. Manifestasi Klinik
Gejala klinis dari kanker vulva adalah :
a. Pruritus lama (gejala utama kanker vulva)
b. Perdarahan
c. Rabas berbau busuk
d. Timbul rasa nyeri
e. Terdapat lesi awal yang tampak sebagai dermatitis kronis kemudian
dapat ditemukan pertumbuhan benjolan yang terus tumbuh dan menjadi
keras, mengalami ulserasi seperti bunga kol (Smeltzer, 2002)
f. Bagian yang paling sering terkena karsinoma adalah labia, dimana labia
mayora tiga kali lebih sering terkena daripada labia minora dan klitoris.
Gambaran keseluruhan lesi kanker vulva adalah datar atau timbul dan
berbentuk makulopapular atau verukosa. Lesi dapat hiperpigmentasi
(coklat), merah atau putih. (Price, 2005)
2) Pola istirahat dan tidur.Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu
akibat dari nyeri akibat progresivitas dari kanker vulva ataupun karena
gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang
dialami oleh wanita.
3) Pola eliminasi : Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4) Pola nutrisi dan metabolik :Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker
vulva harus lebih banyak karena dapat terjadi mual dan muntah. Kaji
jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta pantau berat badan
karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya mengalami
penurunan nafsu makan.
5) Pola kognitif – perseptual : Pada wanita dengan kanker vulva biasanya
tidak terjadi gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
6) Pola persepsi dan konsep diri : Pasien kadang merasa malu terhadap
orang sekitar karena mempunyai penyakit kanker vulva, akibat dari
persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari
kanker vulva adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan
seksual.
7) Pola aktivitas dan latihan : Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien
mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan
perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3=
dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Pasien wajar jika
mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang
berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa
sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat
melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker
vulva sehingga harus beristirahat total.
8) Pola seksualitas dan reproduksi : Kaji apakah terdapat perubahan pola
seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien menderita penyakit ini.
Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang
selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni)
serta adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer
(keputihan) yang berbau busuk dari vagina.
9) Pola manajemen koping stress : Kaji bagaimana pasien mengatasi
masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah
pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker
vulva biasanya mengalami gangguan dalam manajemen koping stres
yang diakibatkan dari cemas yang berlebihan terhadap risiko terjadinya
keselamatan dirinya sendiri.
10) Pola peran – hubungan : Bagaimana pola peran hubungan pasien
dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat
mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita dengan kanker
vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang
terdekatnya karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Biasanya koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota
keluarganya ada yang menderita penyakit kanker vulva.
11) Pola keyakinan dan nilai : Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi
pola keyakinan dan nilai yang diyakini.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :
b. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker
vulva.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
NOC NIC
Tujuan : Pasien menunjukkan 1. Pengelolaan nyeri
tingkat kenyamanan Kaji secara komprehensif
Kriteria hasil : tentang nyeri, meliputi
Mampu mengontrol nyeri lokasi, karakteristik, dan
(ampu menggunakan teknik onset, durasi, frekuensi,
nonfarmakologi untuk kualitas, intensitas/ beratnya
mengurangi nyeri, mencari nyeri dan faktor-faktor
bantuan) presipitasi.
Melaporkan bahwa nyeri Observasi isyarat-isyarat
berkurang dengan nonverbal dari
menggunakan manajemen ketidaknyamanan, khususnya
nyeri dalam ketidakmampuan
Mampu mengenal nyeri (skala, dalam berkomunikaksi
intensitas, frekuensi dan tanda secara efektif.
nyeri) Gunakan terapi terapeutik
Menyatakan rasa nyaman agar pasien dapat
setelah nyeri berkurang mengekspresikan nyeri
Tanda-tanda vital dalam Kaji latar belakang budaya
rentang normal tekanan darah pasien.
(120/80 – 140/90 mmHg), nadi Kaji pengalaman individu
(60 – 100x/menit), pernapasan terhadap nyeri, keluarga
(18 – 24x/menit). dengan nyeri kronis.
Evaluasi tentang keefektifan
tentang tindakan mengontrol
nyeri yang telah digunakan.
Ajarkan tehnik pengontrol
nyeri secara non farmakologi
(relaksasi nafas dalam atau
distraksi).
2. Kolaborasi pemberian
analgetik
Cek intruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan
frekuensi.
Cek riwayat alergi.
Pilih analgetika yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetika ketika
pemberian lebih dari satu,
tentukan pilihan analgetika;
tergantung type dan beratnya
nyeri.
Tentukan analgetika pilihan,
rute pemberian dan dosis
optimal.
Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri
Monitor tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian
anlgetika pertama kali.
Berikan analgetika tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi aktifitas analgetika,
tanda dan gejala efek
samping
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN KANKER VULVA
OLEH
PITRIONO
SN14031
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Jakarta : EGC
Doengoes, Marylynn, dkk. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6,
Volume 2. Jakarta : EGC
Smeltzer. 2004. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta : EGC
Loeni, Rapani. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker Vulva
(online). (http://www.rafani.co.cc/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html). Diakses pada tanggal 6 Mei 2010