Anda di halaman 1dari 2

INFERIORITY COMPLEX, NGGAK PE-DE

Kita semua adalah orang yang selalu salah, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah
orang-orang yang bertaubat. Karenanya, pintu taubat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat.

Banyak di antara pemuda yang mendapat hidayah, padahal dahulunya berbuat kemaksiatan. Pemuda
yang mendapat hidayah ini dulunya selalu melakukan hal-hal negatif. Mulai mencambuk dirinya sendiri
dan mengkhawatirkannya, merasa dirinya hina dan tidak pantas berbuat kebaikan apapun.

Apabila Anda katakana kepadanya, “Mengapa kamu tidak menjadi dai, khatib, atau penceramah ?” Ia
berkata, “Saya? Setelah melakukan perbuatan-perbuatan criminal dan melalui masa lalu yang buruk itu
saya memimpi umat ? Saya tidak sanggup. Carilah orag selain saya !”

Pemuda ini masih saja membenturkan dirinya sampai rela terhina dan rela dengan hasil yang sedikit.
Sehingga ia berada dalam peran negatif dalam kehidupan dakwah dan sikap komitmen disebabkan oleh
kekhawatiran tersebut.

Mestinya, seorang pemuda harus berani melakukan kebaikan dan memotivasi dirinya untuk mendobrak
berbagai kesulitan. Ia harus menunjukkan bahwa dia mampu melakukannya dengan bantuan kekuatan
dan kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Ia mestinya ingat bahwa sahabat-sahabat Nabi yang senior seperti Umar dulu pernah menyembah berhala
dan melakukan dosa-dosa besar. Namun setelah bertaubat, mereka pun benar-benar berpindah menuju
posisi-posisi yang tinggi di alam ghaib dan di dalam tingkatan-tingkatan ibadah (penghambaan kepada
Allah).

Anda mestinya mengetahui bahwa Allah senang dengan taubat hamba-Nya. Ketika Anda datang kepada
Allah dengan membawa dosa-dosa sebesar bumi ini, kemudian Anda bertaubat, niscaya Allah datang
kepada Anda dengan ampunan sebesar itu juga.

Nabi Isa pernah melihat orang yang berbuat maksiat, lalu dibawanya orang itu ke Baitul Maqdis. Ketika
ereka berdua sampai, orang yang berbuat maksiat tadi berkata, “Wahai Isa, tinggalkan Aku. Aku takut
mengotori Baitul Maqdis ini.”
Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Isa, “Beritahukan kepada orang yang berbuat maksiat itu,
bahwa Aku telah mengampuninya. Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, di sisi-Ku ucapannya sungguh
lebih baik dari ibadah tujuh puluh tahun.”

Imam Ahmad pernah ditanya, “Apakah seorang hamba tetap begitu saja sampai merasa sempurna,
kemudian baru berdakwah ke jalan Allah ?” Ia jawab, “Wah … siapa orang yang sempurna ?”

Karenanya, ayo wahai pemuda Islam! Banyak bidang yang membutuhkan Anda sekalian. Jangan sampai
kalian mudah percaya dengan berbagai hasutan dan kesesatan.

Anda mungkin juga menyukai