Anda di halaman 1dari 9

Psikologi Pendidikan

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Disusun Oleh:

Yona Riska Amalia Ritonga ( 4151121077 )

Kelas: Fisika Reguler E 2015

Dosen Pengampu:

Dra. Nurmania, M.Pd

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
REVIEW JURNAL I

1 Judul A Constructivist Perspective on Teaching and Learning:


A Conceptual Framework (Sebuah Perspektif
konstruktivis pada Belajar Mengajar: Sebuah Kerangka
Konseptual )
2 Jurnal International Research Journal of Social Sciences
3 Download http://www.isca.in/IJSS/Archive/v3/i1/6.ISCA-IRJSS-
2013-186.pdf
4 Volume dan Volume 3 dan Halaman 27-29
Halaman
5 Tahun 2014
6 Penulis Thakur Kalpana
7 Reviewer Yona Riska Amalia Ritonga (4151121077)
8 Tanggal 03 April 2018
9 Abtark
Penelitian
Tujuan i.Untuk memberikan gambaran tentang teori
Penelitian konstruktivis.
ii. Untuk memberikan gambaran tentang bagaimana
konstruktivisme dapat dimasukkan dalam proses belajar
mengajar.
Subjek Piaget dan Vygotsky
Penelitian
Assesment Data Mengumpulkan data data yang paling relevan dari
berbagai informasi.
Kata Kunci Teori konstruktivis, konstruktivisme psikologis,
konstruktivismesosial, model pembelajaran.
10 Pendahuluan
Latar Belakang Konstruktivis Teori: behavioris model pembelajaran
dan Teori dapat membantu dalam memahami dan mempengaruhi
apa yang siswa lakukan, tetapi guru biasanya ingin tahu
tentang proses pemikiran yang siswa sedang jalani dan
ingin memperkaya proses berpikir mereka. Untuk aspek
pengajaran, bantuan terbaik berasal dari
konstruktivisme. "Inti dari konstruktivisme adalah
bahwa peserta didik secara aktif membangun
pengetahuan dari pengalaman mereka" dengan
mengamati berbagai hal di sekitar mereka dan membuat
benda-benda dalam situasi belajar tertentu.
Pembelajaran adaptif karena mengintegrasikan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang ada dan
memungkinkan untuk generasi ide inovatif atau bekerja;
melibatkan lebih dari eksplorasi dan penemuan. Model
konstruktivis pembelajaran berbeda di antara mereka
sendiri dan salah satu perbedaan yang paling penting
adalah tentang berapa banyak model berfokus pada
peserta didik sebagai individu yang independen
(psikologis), dibandingkan dengan hubungan social
antara individu dan orang-orang yang mungkin lebih
ahli dan yang dapat membantu individu untuk belajar
(sosial)
11 Metode
Penelitian
Langkah Koperasi pembelajaran: Arrangement dimana siswa
Penelitian bekerja dalam kelompok campuran dan dihargai atas
dasar keberhasilan kelompok. Ini menghasilkan hasil
yang efektif jika unsur "saling ketergantungan positif",
"akuntabilitas individu" dan "keterampilan sosial" yang
dilembagakan di antara anggota kelompok. Jigsaw,
pertanyaan timbale balik, STAD, belajar bersama
adalah strategi yang mendukung pembelajaran kognitif
dan sosial. Pembelajaran dimulai ketika guru
menyajikan pertanyaan membingungkan. Para siswa
kemudian merumuskan hipotesis untuk menjelaskan:
mengumpulkan data yang relevan untuk menguji
hipotesis dan menarik kesimpulan.
pembelajaran berbasis masalah: mengikuti prosedur
yang sama seperti pembelajaran berbasis inquiry tetapi
siswa dihadapkan dengan masalah nyata yang memiliki
makna bagi mereka. Masalah ini meluncurkan
penyelidikan mereka karena mereka bekerja sama untuk
menemukan solusi.
Hasil penelitian Langkah penelitian diatas mengajarkan siswa untuk
mempertimbangkan berbagai perspektif pada situasi
atau fenomena tertentu. Ini mengembangkan
fleksibilitas dalam kemampuan berpikir dan penalaran,
sebagai siswa membandingkan memungkinkan untuk
menarik kesimpulan.

12 Analisi Jurnal
Kekuatan Penelitian ini sangat baik untuk diterapkan dalam
Penelitian pembelajaran untuk siswa-siswa didalam kelas, karna
Anak-anak belajar lebih banyak dan menikmati belajar
ketika mereka secara aktif terlibat. Dalam kelas
konstruktivis siswa terlibat secara aktif, lingkungan
demokratis, kegiatan interaktif dan berpusat pada siswa
dan guru memfasilitasi proses pembelajaran di mana
siswa didorong untuk bertanggungjawab.

Kelemahan Kelemahannya penelitian ini adalah membutuhkan


Penelitian proses yang lama, jangka waktu yang panjang, dan
fasilitas yang kurang mendukung.
13 Kesimpulan Anak-anak belajar lebih banyak dan menikmati belajar
lebih banyak ketika mereka secara aktif terlibat dalam
kelas konstruktivis siswa terlibat secara aktif,
lingkungan demokratis, kegiatan interaktif dan berpusat
pada siswa dan guru memfasilitasi proses pembelajaran
dimana siswa didorong untuk bertanggungjawab.
14 Saran Alat berbasis web harus digunakan dalam kurikulum
untuk mempersiapkan masa depan peserta didik harus
dilibatkan dalam analisis sistem dan proses desain yang
mendukung setiap inisiatif pembelajaran sehingga dapat
memenuhi harapan peserta didik dengan konten
kurikulum
15 Referensi 1. Enonbun O., Konstruktivis medan Web 2.0 di Era
Berkembang: Sebuah perspektif global. Jurnal Inovasi
Strategis dan Keberlanjutan, 6 (4), 17-27 (2010)
2. Undang-Undang N., Pelgrum W.J. danPlomp T.,
Pedagogidan ICT Gunakan di Sekolah di SeluruhDunia:
Temuan dari IEA SITUS 2006 Study. Hong Kong:
Springer (2008)
3. Arnett JJ, The Psychology of Globalisasi, Amerika
Psikolog, 57 (10), 774-783 (2002)
4. Williams J. dan Chinn S., Menggunakan 2.0 untuk
Mendukung Pengalaman Pembelajaran Aktif, jurnal
sistem Informasi Pendidikan, 20 (2), 165-174 (2009)
5. Fosnot CT, Konstruktivisme: Teori, Perspektif dan
Praktik (2nd ed.). New York: Teachers College tekan
(2005)
6. Piaget J., The Psychology of Intelligence. London:
Routledge (2001)
REVIEW JURNAL II

1 Judul Penerapan Konseling Kelompok Realitas Untuk


Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Smk Negeri
3 Makassar
2 Jurnal Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling

3 Download http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
4 Volume dan Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Hal 125-132
Halaman
5 Tahun 2015
6 Penulis Nasratul Khumaerah
7 Reviewer Yona Riska Amalia Ritonga (4151121077)
8 Tanggal 03 April 2018
9 Abtark
Penelitian
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk:
Penelitian 1. 1. Mengetahui gambaran kemandirian belajar siswa
sebelum Penerapan Konseling Kelompok Realitas di
SMK Negeri 3 Makassar
2. 2. Mengetahui gambaran kemandirian belajar siswa
sesudah Penerapan Konseling Kelompok Realitas di
SMK Negeri 3 Makassar
3. 3. Mengetahui apakah ada pengaruh positif terhadap
penerapan Konseling Kelompok Realitas untuk
meningkatkan kemandirian belajar siswa di SMK
Negeri 3 Makassar.

Subjek Penelitian Pre-Eksperimen ini dilakukan di SMK


Penelitian Negeri 3 Makassar dengan subjek penelitian adalah
siswa kelas XI Listrik dengan jumlah 10 orang.
Assesment Data Assesment data menggunakan analisis persentase dan
analisis statistik inferensial, yaitu test.
Kata Kunci Konseling, Kemandirian belajar, model pembelajaran.
10 Pendahuluan
Latar Belakang Di dalam bangku sekolah siswa dituntut untuk lebih
dan Teori mandiri. Untuk itu Sekolah Menengah Atas diharapkan
mampu mengembangkan sikap mandiri bagi siswanya,
sehingga tidak canggung dalam menapaki bangku
kuliah. Kemandirian akan membentuk rasa percaya diri,
berani, tanggung jawab, dan kreatif pada diri siswa.
Kemandirian belajar merupakan hal yang integral dari
keseluruhan proses belajar. Berhasil tidaknya siswa
dalam belajar sering kali dapat terlihat pada apakah
siswa tersebut memiliki kemandirian belajar atau tidak.
Siswa dikatakan telah memiliki kemandirian belajar
apabila ia telah mampu melakukan tugas belajar tanpa
ketergantungan pada orang lain dan bertanggung jawab
atas pilihannya.
Kemandirian belajar merupakan aktifitas belajar yang
didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
mampu mengatur diri untuk mencapai hasil belajar yang
optimal serta mampu mempertanggung jawabkan
tindakannya. Siswa dapat dikatakan memiliki
kemandirian belajar jika memiliki ciri-ciri di antaranya;
mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif, tidak mudah
terpengaruh oleh pendapat orang lain, tidak merasa
rendah diri, terus bekerja dengan penuh ketekunan dan
kedisiplinan, serta mampu mempertanggungjawabkan
tindakannya sendiri.

11 Metode
Penelitian
Langkah Langkah – langkah penelitian :
Penelitian 1. Observasi
2. Angket (Kuesioner)
a. Uji Validitas
b. Uji Realibilitas

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa:


1. Kemandirian belajar siswa di SMK Negeri 3 Makassar
sebelum diberi teknik Konseling Kelompok Realitas
berada pada kategori sedang, sedangkan tingkat
kemandirian belajar siswa di SMK Negeri 3 Makassar
sesudah diberi Teknik Konseling Kelompok Realitas
mengalami peningkatan atau berada pada kategori
tinggi. Terdapat perbedaan tingkat kemandirian belajar
di SMK Negeri 3 Makassar sebelum dan sesudah diberi
teknik Konseling Kelompok Realitas.

12 Analisi Jurnal
Kekuatan 1. 1. Dengan demikian kemandirian dalam belajar
Penelitian menarik dan actual untuk dikaji karena kemandirian
belajar merupakan hal yang integral dari keseluruhan
proses belajar, berhasil tidaknya siswa dalam belajar
sering kali dapat terlihat pada apakah siswa tersebut
memiliki kemandirian belajar atau tidak. Siswa
dikatakan telah memiliki kemandirian belajar apabila ia
telah mampu melakukan tugas belajar tanpa
ketergantungan pada orang lain.
2. 2.Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka teknik
konseling kelompok realitas mampu meningkatkan
kemandirian belajar siswa.

Kelemahan Yang menjadi kelemahan jurnal ini adalah Kepada


Penelitian Konselor hendaknya lebih intensif dalam melaksanakan
kegiatan ini dalam mengantisipasi kecenderungan siswa
dalam memandirikan belajarnya di SMK Negeri 3
Makassar.
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini
maka dapat disimpulkan bahawa:
1. 1. Tingkat kemandirian dalam belajar siswa di SMK
Negeri 3 Makassar sebelum diberikan perlakuan berupa
teknik konseling kelompok realitas berada dalam
kategori sedang.,
2. 2. Setelah diberikan perlakuan berupa teknik konseling
kelompok realitas tingkat kemandirian dalam belajar
siswa di SMK Negeri 3 Makassar berada pada kategori
tinggi.
3. 3. Konseling kelompok realitas berpengaruh positif
yang signifikan dalam meningkatnya kemandirian
dalam belajar siswa, sehingga terjadi peningkatan
kemandirian belajar siswa setelah memperoleh teknik
konseling kelompok realitas di SMK Negeri 3
Makassar.

14 Saran Lebih membahas bagaimana gambaran kemandirian


belajar siswa sebelum penerapan konseling kelompok
realitas, bagaimana gambaran kemandirian belajar
siswa sesudah penerapan konseling kelompok realitas,
apakah ada pengaruh positif terhadap penerapan
konseling kelompok realitasuntuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa.
Sebaiknya menggunakan grafik agar jurnal tersebut
semakin menarik dan mudah untuk dipahami oleh
15 Referensi 1. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling
Kelompok. Ghalia Indonesia
2. Rina Aristiani, 2006. Keefektifan Layanan
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 15
Semarang tahun ajaran 2005-2006.
Skripsi.Semarang:Unnes.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan jurnal utama
1. Pengujian disesuaikan dengan standard sni.
2. Data dalam jurnal ini lebih mengenai tentang mengetahui mengetahui bentuk
teori belajar konstruktivisme dalam belajar konseptual
3. Dalam jurnal ini juga membahas tentang penelitian tentang teori belajar
konstruktivisme dalam proses belajar konseptual siswa
Kelebihan jurnal pembanding

1. Kelebihan jurnal ini jika dibandingkan dengan jurnal utama memiliki


beberapa kelebihan. Adapun beberapa point yang menunjang kelebihan jurnal
utama ini adalah antara lain:
2. Pengujian disesuaikan dengan standard sni.
3. Data dalam jurnal ini lebih mengenai tentang mengenai potret mengetahui
apakah ada pengaruh positif terhadap penerapan konseling kelompok realitas
untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa
4. Dalam jurnal ini juga membahas tentang penelitian posttest untuk mengetahui
pengaruh penerapan konseling kelompok realitas dalam meningkatkan
kemandirian belajar.
5. Dalam jurnal ini juga membahas bagaimana gambaran kemandirian belajar
siswa sebelum penerapan konseling kelompok realitas, bagaimana gambaran
kemandirian belajar siswa sesudah penerapan konseling kelompok realitas,
apakah ada pengaruh positif terhadap penerapan konseling kelompok realitas
untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa
Kekurangan jurnal
Secara garis besar jurnal ini sudah bagus, namun ada beberapa hal juga yang
kadang luput dari perhatian penulis. Berikut saya memaparkan kekurangan jurnal
ini menurut saya:

1. Dalam jurnal utama dan kedua sebaiknya menggunakan grafik agar jurnal
tersebut semakin menarik dan mudah untuk dipahami oleh kalangan pelajar.
2. Dalam jurnal pertama lebih dominan membahas mengenai teori belajar
konstruktivisme dalam proses belahar siswa, sedangkan pada jurnal kedua
membahas pengaruh positif terhadap penerapan konseling kelompok realitas
untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa
3. Jurnal tersebut terlalu banyak pendapat para ahli.

Anda mungkin juga menyukai