Anda di halaman 1dari 2

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UTUH SARJANA ATAU PROFESIONAL

John J. Cogan, & Ray Derricott dalam buku Citizenship for the 21st Century:An International
Perspective on Education (1998) (Paristiyanti dkk., 2016) mengatakan bahwa:

A citizen was defined as a ‘constituent member of society’. Citizenship on the other hand, was
said to be a set of characteristics of being a citizen’. And finally, citizenship education the
underlying focal point of a study, was defined as ‘the contribution of education to the
development of those characteristics of a citizen’.

Yakni dalam artian warga negara merupakan anggota yang sah dari suatu masyarakat,
kewarganegaraan merupakan seperangkat karakteristik dari seorang warga negara, dan pendidikan
kewarganegaraan merupakan kontribusi pendidikan untuk mengembangkan karakteristik warga negara
tersebut.

Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik


menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan kewarganegaraan
menjadi sangat penting di berikan kepada setiap warga negara karna dengan pendidikan
kewarganegaraan, warga negara tersebut dapat menjadi warga negara yang baik, dengan demikian
setiap pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik.

Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dalam arti substansi sudah berlangsung sejak lama,
bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan, hal ini dapat dilihat dari berdirinya organisasi Boedi Oetomo
yang menandakan awal tumbuhnya kesadaran sebagai bangsa, tumbuhnya rasa kebangsaan dan cinta
tanah air, saat itu Pendidikan Kewarganegaraan diberikan oleh para pemimpin-pemimpin kepada
rakyatnya melalui pidato-pidatonya, diberikan para kiyai-kiyai kepada umatnya dengan tujuan
menanamkan rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan. Selama itu Pendidikan Kewarganegaraan belum
dilaksanakan di sekolah-sekolah, Pendidikan Kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah
sejak tahun 1957 dengan istilah “Kewarganegaraan”, didalamnya membahas cara pemerolehan
kewarganegaraan dan kehilangan kewarganegaraan, kemudian pada tahun 1961, istilah
“Kewarganegaraan” berganti jadi “Civics”, pada masa ini Pendidikan Kewarganegaraan lebih banyak
membahas tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD, serta pidato-pidato politik kenegaraan,
kemudian pada tahun 1968, Pendidikan Kewarganegaraan termuat dalam mata pelajaran “Pendidikan
Kewargaan Negara”, pada masa ini materi maupun metode yang bersifat Indoktrinatif dihilangkan dan
diubah dengan materi dan metode pembelajaran baru yang dikelompokan menjadi kelompok
Pembinaan Jiwa Pancasila.

Seiring dengan berjalannya waktu, Pendidikan Kewarganegaraan akan terus berubah, hal ini
dikarenakan Pendidikan Kewarganegaraan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan peraturan
perundangan, iptek, perubahan masyarakat dan tantangan global.
Seperti yang telah dibahas pada bagian awal, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang sesuai dengan seperangkat karakteristik
khusus yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Yang disebut warga negara ialah warga dari suatu
negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang didalamnya termasuk para
sarjana atau professional. Sarjana atau professional ialah orang-orang dengan keahlian tertentu dengan
kedudukan tertentu.

Pendidikan Kewarganegaraan berperan penting dalam menanamkan seperangkat karakteristik


yang harus dimiliki setiap warga negara termasuk sarjana atau professional, dengan Pendidikan
Kewarganegaraan, Mahasiswa akan dibentuk menjadi sarjana atau professional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Yang demikian itulah sarjana atau professional yang seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai