Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPA di SD
Diampu Oleh :
Ai Hayati Rahayu,M.Pd
Disusun Oleh :
Erzima Fikriah
Kiki Sopiyani
SUMEDANG 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Umumnya guru adalah sosok pendidik yang harus ditiru dan digugu oleh
Dimana Guru harus mencerminkan kepribadiannya yang baik di depan peserta didik
sekarang Guru hanya bertugas sebagai pengajar saja dan tidak disertai dengan Ilmu
paedagogienya.
pula akan kemajuan peserta Didik akan Belajarnya sehari-Hari di sekolah, khususnya
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Simpulan
1.2 Saran
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen, watak.
keterampilan (skill). Karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti to mark atau
tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku
jelek lainnya dikatakan orang yang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya
Pada usia sekolah Dasar, apabila dilihat dari segi pertumbuhan dan
perkembangan fisik merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif
seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, yakni kira-kira dua tahun
menjelang anak menjadi matang secara seksual pada saat pertumbuhan berkembang
pesat. Apabila diibaratkan bahwa masa ini dapat dikatakan sebagai periode tenang
sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja. Tetapi, hal ini tidak berarti
bahwa pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.
koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil,
kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
Pada anak usia sekolah Dasar Usia 8-9 tahun, terjadi perbaikan koordinasi
tubuh,ketahanan tubuh bertambah, anak laki-laki cenderung aktifitas yang ada kontak
fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem
peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dari
segi [sikologi anak wanita lebih maju satu tahun dari anak laki-laki.
Berdasarkan pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak PAUD dan SD masuk
yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada
berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Piaget menyatakan operasi adalah hubungan-
adalah aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata
operasional (anak SD) ini telah mampu menyadari konversi, yakni kemampuan anak
untuk berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak, karena pada
masa ini anak telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-
operasi yaitu : 1) negasi, ialah pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan
permulaan dan akhir dari deretan benda, dengan kata lain mereka hanya mengetahui
permulaan dan akhirnya saja tetapi belum memahami alur tengahnya. Tetapi pada masa
konkret operasional, anak memahami proses apa yang terjadi diantara kegiatan itu dan
balikyang dimana ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu diubah,
anak mengetahui bahwa deretan benda-benda bertambah panjang, tetapi tidak rapat lagi
dibandingkan dengan deretan lain. Karena anak mengetahui hubungan timbal balik antara
panjang dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka anak
tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua deretan itu sama. dan 3)
identitas, yaitu pada anak usia sekolah Dasar anak sudah mengetahui berbagai benda
yang berada dalam suatu deretan, bisa menghitun, sehingga meskipun susuna dalam deret
di pindah, anak tetap mengetahui jumlahnya sama (Gunaris dalam Desmita,2009). Jadi,
anak usia sekolah Dasar dapat mengetahui identitas berbagai benda dan mulai memahami
Dengan demikian, apabila seorang guru analisis bahwa usia sekolah dasar sudah
memiliki kemampuan untuk berfikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali
harus dibuktikan secara nyata dalam mengembangkan pengetahuan anak seperti : berpikir
pembelajaran atau yang kerap disebut dengan istilah pengajaran, secara garis besar
merupakan interaksi antara guru dan siswa. Mengenai perbedaan dan persamaan
keduanya. Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan
penyampaian materi ajar kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai,
dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Tyson dan caroll (1970) mengemukakan
bahwa belajar adalah a way working with student, the students do something in return.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu cara dan
sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif
melakukan kegiatan.
(guru) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (siswa) dalam melakukan
kegiatan belajar.
Sedangkan, Biggs (1991), seorang ahli psikologi, membagi konsep mengajar atau
Dalam konsep ini, guru dituntut untuk selalu siap menyesuaikan berbagai teknik
mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai type belajar, bakat, kemampuan,
dan kebutuhan.
learning) , yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa dalam mencari
terhadap efektivitas belajar mengajar di dalam kelas. Berbagai metode dapat dipilih
oleh guru untuk melangsungkan proses belajar mengajar bersama para siswa dengan
lebih efisiensi dan mengena. Metode pembelajaran yang tidak dapat berakibat pada
terhambatnya proses belajar siswa, bahkan gagalnya para siswa dalam menangkap
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Media Network,.
Komunika,.
Faizi, mastur. 2013. Ragam metode mengajarkan eksakta pada murid. DIVA
Press