Anda di halaman 1dari 3

A.

Topik
Uji Kualitas Mikrobiologi Makanan Berdasarkan Angka Lempeng Total Koloni Bakteri
B. Hari dan Tanggal
Rabu, 21 Maret 2018
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) koloni bakteri yang terdapat dalam
sampel bahan makanan padat dan bahan makanan cair.
2. Untuk menentukan kealitas mikrobiologi sampel makanan diperiksa berdasarkan ALT
koloni bakteri.
D. Dasar Teori
Menghitung jumlah spesies atau kelompok mikroorganisme per gram atau per mili
sebagai bahan biakan biasanya mengunakan teknik enumerisasi. (Waluyo, 2004). Untuk
menentukan jumlah bakteri dapat digunakan beberapa cara: (1) Jumlah bakteri secara
keseluruhan (total cell count). Pada cara ini dihitung semua bakteri baik yang hidup maupun
yang mati. Disebut juga Angka Lempeng Total (ALT). (2) Jumlah bakteri yang hidup (viable
count). Cara ini menggambarkan jumlah sel yang hidup, sehingga lebih tepat bila dibandingkan
teknik pada butir 1 (Waluyo, 2004).
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari 1 (satu) sel mikroorganisme, karena
beberapa mikroorganisme tertentu cenderung untuk berkelompok atau berantai. Bila
ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini hanya akan
menghasilkan 1 (satu) koloni. Berdasarkan hal tersebut seringkali digunakan istilah
colonyforming units (CFU/ml) untuk perhitungan jumlah mikroorganisme hidup. Sebaiknya
hanya lempengan agar yang mengandung 30-300 koloni saja yang digunakan dalam perhitungan.
Lempengan agar dengan jumlah koloni tinggi (>300 koloni) sulit untuk dihitung sehingga
kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar (Lay, 1994).
Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil
menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual
berupa angka dalam koloni(cfu) per ml/g atau koloni/100ml. Prinsip pengujian Angka Lempeng
Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil
setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada
suhu yang sesuai.
Pengenceran sampel membantu untuk memperoleh penghitungan jumlah yang benar,
namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah
koloni yang rendah (<30 koloni). Lempengan demikian tidak absah secara statistik untuk
digunakan dalam penghitungan (Waluyo, 2004).
Dalam penghitungan mikroorganisme seringkali digunakan pengenceran. Di laboratorium
pengenceran dilakukan dengan botol pengencer, namun dapat pula menggunakan tabung.
Lempengan yang dapat digunakan dalam penghitungan bakteri ialah lempengan yang
mengandung 30-300 koloni. Jumlah bakteri permiliter ialah jumlah koloni dikalikan faktor
pengencer (Lay, 1994).
Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total adalah
dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya
mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh. Adapun kelemahan dari metode ini adalah :
1. Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba seperti pada
mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel. Kemungkinan ini akan
memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.
2. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis
media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
3. Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan
media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba
lain tersebut tidak terhitung.
4. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30 –
300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan
yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan
hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya
membutuhkan waktu 24 jam atau lebih (Buckle, 1987).
Daftar rujukan
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia press. Jakarta.

Lay, Bibiana W. 1993. Analisis mikroba di laboratorium. PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.

Anda mungkin juga menyukai