Anda di halaman 1dari 4

BA BAB III

METODE PENELITIAN
III.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2018
bertempat di Laboratorium Analisis Balai Riset dan Standarisasi Industri
Manado.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
1. Batang pengaduk
2. Corong
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Kertas saring
6. Labu Erlenmeyer
7. Neraca analitik
8. Penangas listrik
9. Pipet volume
10. Spektrofotometer Serapan Atom
III.2.2 Bahan
1. Akuades
2. Asam klorida
3. Asam nitrat
4. Kalium iodide
5. Krim pemutih yang terdiri dari faair cheek
III. 3 Cara Kerja
a. Pembuatan Larutan Uji
1. Ditimbang sampel krim 2 gram menggunakan neraca analitik
2. Ditambahkan air 25 ml
3. Ditambahkan campuran larutan asam klorida dan asam nitrat
sebanyak 10 ml
4. Diuapkan sampai larutan hampir kering
5. Ditambahkan sisa penguapan dengan akuades sebanyak 10 ml
6. Dipanaskan selama 2 menit kemudian didinginkan dan disaring
b. Analisis Kualitatif
1. Diambil larutan uji sebanyak 1 ml
2. Ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N
3. Diperhatikan dengan seksama
4. Diperoleh hasil positif, jika terjadi endapan berwarna merah orange
c. Analisis Kuantitatif
a) Pembuatan Larutan Induk/Baku Merkuri (Hg)
1. Ditimbang 1000 mg Hg
2. Dilarutkan dalam 1 L akuades sehingga konsentrasinya 1000 mg
Hg/L
3. Diambil 10 ml dari 1000 mg Hg/L, diencerkan pada labu gelas
kimia 100 ml
4. Dipipet 10 ml dari 100 mg Hg/L, diencerkan pada gelas kimia
100 ml sehingga menjadi 10 mg Hg/L
b) Pembuatan Kurva Kalibrasi Merkuri
1. Dipipet 1 ml, 2 ml, 3 ml, 7 ml dan 10 ml dan diencerkan pada
gelas kimia 100 ml sehingga konsentrasinya adalah 0,1 mg Hg/L,
0,2 mg Hg/L, 0,3 mg Hg/L, 0,7 mg Hg/L dan 1 mg Hg/L
2. Diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom kemudian dibaca
absorbansi dengan panjang gelombang 253,75 nm
c) Preparasi Sampel dan Prosedur Pengukuran
1. Ditimbang sampel 2 gram dalam bentuk padatan, kemudian
larutkan dengan asam nitrat pekat sebanyak 5-10 ml dalam
enlenmeyer
2. Ditambahkan volume larutan menjadi 100 ml dengan akuades.
Setelah semua logam larut, masukkan larutan tersebut kedalam
gelas kimia 100 ml
3. Dipipet larutan tersebut sebanyak 10 ml dan masukan kedalam
gelas ukur yang lain. Kemudian ditambahkan volumenya hingga
100 ml dengan larutan HNO3 0,1 N
4. Dipipet larutan sebanyak 0,1 ml dan masukan ke dalam gelas
kimia
5. Ditambahkan larutan HNO3 0,1 N hingga volume 100 ml
6. Ditambahkan larutan HCL sampai menghasilkan pH 2-3
7. Dinyalakan instrument pengukur Spektrofotometer Serapan
Atom dan selanjutnya diatur panjang gelombang resonansi
merkuri yaitu 253,75 nm
8. Dituangkan sejumlah larutan sampel yang telah diberi perlakuan
di dalam wadah reaksi
9. Dimasukkan sampel ke dalam wadah (tungku) alat
Spektrofotometer Serapan Atom, lalu letakkan pipa di atas
wadah yang telah berisi sampel
10. Dicatat hasil pengukuran larutan sampel tersebut
11. Dihitungan pengukuran
BI
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Produk pemutih wajah ramai dicangkan, bukan hanyua produk
pemutih wajah yang beredar aman untuk digunakan. Penelitian yang
dilakukan YPKKI (Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan
Indonesia) pada bulan April tahun 2002 terhadap 27 produk pemutih wajah
dan anti kerut yang berdar di pasaran, ternyata kebanyakan dari produk
tersebut masih dalam kategori obat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dari 20 merk yang
dijadikan sampel yang diteliti menunjukkan ada lima merek kosmetik
pemutih wajah yang telah terdaftar tetapi masih mengandung merkuri,
meskipun kadarnya kecil. Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Kesehatan RI (BALITBANG DEPKES RI) telah melakukan
penelitian kandungan merkuri dalam rambut pemakai krim pemutih kulit
dan diperoleh kadar merkuri dengan jumlah relatif tinggi (Rina.M,2007;
96-97).
Merkuri merupakan bahan aktif yang ditambahkan dalam krim
pemutih yang dapat menghambat pembentukan melanin pada kulit. Tetapi
berdasarkan hasil penelitian, bahan tersebut memiliki efek toksik yang
berbahaya. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat
menimbulkan berbagai hal (reaksi negatif), mulai dari perubahan warna
kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada
kulit, alergi, iritasi pada kulit, serta pemakaian dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan kelainan pada ginjal, kerusakan permanen pada otak dan
gangguan perkembangan janin (Rina.M,2007;97).
Penggunaan merkuri pada produk krim pemutih wajah dapat
membahayakan kesehatan penggunanya. Logam ini dapat terakumulasi
pada organ tubuh, dan merupakan salah satu logam berat yang sangat
beracun. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri ng dalam krim
pemutih dapat masuk ke dalam tubuh dengan jalan terserap melalui kulit.
Pemakaian krim pemutih yang mengandung merkuri akan menjadikan
kulit putih mulus, namun kemudian akan mengendap di bawah kulit dan
setelah bertahun-tahun kulit akan menjadi biru kehitaman bahkan dapat
memicu timbulnya kanker. Mengingat bahaya logam toksik dalam tubuh
maka perlu dilakukan penelitian logam toksik dalam krim pemutih wajah.
Krim yang banyak beredar dipasaran dijual d

Anda mungkin juga menyukai