Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH

Lobachevsky Lahir di Nizhny Novgorad, Rusia.


orangtuanya bernama Ivan Maksimovich Lobachevsky dan
Praskovia Alexan drovina Lobachevsky.Pada tahun
1800 ayahnya meninggal dan ibunya pindah ke
Kazan. Di Kazan, Nikola Ivanovich Lobachevsky
mengikuti Kazan Gymnasium pada tahun 1802. dan lulus
tahun 1807. Manfaat utama teori yang ditemukan
Lobachevsky adalah perkembangan geometri Non-Euclide
yang tidak berbeda dari Janos Bulyai. Sebelumnya para
matematikawan mencoba membuat kesimpulan 5 postulat euclide dari aksioma-aksioma
lain.kelima postulat euclide adalah postulat kesejajaran euclide biasanya diganti dengan
postulat John Playfair yang mengatakan bahwa “ diberikan sebuah garis dan sebuah titik di
luar garis, hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis tersebut yang melalui sebuah titik
diluar garis tersebut”. geometri Lobachevsky menerima semua postulat geometri
euclidedengan membuang postulat kesejajarannya. Lobachevsky mengganti postulat
kesejajaran euclide dengan suatu postulat bahwa ada lebih dari satu garis yang sejajar
dengan suatu garis tertentu yang melalui suatu titik diluar garis tersebut.geometri
lobachevsky memandang bahwa setiap segitiga jumlah besar sudutnya kurang dari 180
derajat. perkembangan geometri non-euclide Lobachevsky disebut geometri hiperbolik.

DEFINISI, POSTULAT, DAN TEOREMA


1
Pada Geometri Terurut ditentukan titik-titik A, B, C..... sebagai unsur yang tidak didefinisikan
dan relasi keantaraan sebagai relasi yang tidak didefinisikan. Relasi ini dinyatakan dengan [A
B C], yang berarti B terletak antara A dan C. Jika B tidak terletak antara A dan C, maka
dikatakan “tidak [ABC]”.

Aksioma-aksioma pada Geometri Terurut:

Aksioma 3.1
Ada paling sedikit dua titik
Aksioma 3.2
Jika A dan B dua titik berlainan, maka ada satu titik C yang memenuhi [A B C].
Aksioma 3.3
Jika [A B C], maka A dan C berlainan A  C
Aksioma 3.4.
Jika [A B C], maka [C B A] tetapi tidak [B C A]

Dari aksioma-aksioma di atas diturunkan teorema-teorema seperti berikut.


Teorema 3.1
Jika [A B C], maka tidak [C A B]
Bukti:
Menurut Aksioma 3.4 Jika [C A B], maka tidak [A B C]
Ini ekuivalen dengan jika [A B C], maka tidak [CAB]
Teorema 3.2
Jika [A B C], maka A, B dan C berlainan atau A ≠ B ≠ C
Bukti:
Andaikan B = C, maka [A B B]
Jika [A B B] maka [B B A] (aksioma 3.4)
Jika [A B B] maka tidak [B B A] (aksioma 3.4). Kontradiksi
Jadi BC
Andaikan A = B, maka [A A C]
Jika [A A C], maka [C A A] (menurut Aksioma 3. 4)
Jika [A A C], maka tidak [C A A] (menurut Teorema 3.1) terdapat kontradiksi, jadi A  B.
Aksioma 3.3 didapat A  C Terbukti, bahwa A  B  C

Definisi 3.1
Jika A dan B dua titik berlainan, maka segmen AB atau ruas garis AB ialah himpunan titik
P yang memenuhi [A P B]. Dikatakan titik P terletak pada segmen AB.

Teorema 3.3
Titik A maupun titik B tidak terletak pada segmen AB.

Bukti :
Andaikan A atau B terletak pada segmen AB maka terdapat [AAB] atau [A B B]. Ini
bertentangan dengan Teorema 3.2. Jadi A maupun B tidak terletak pada segmen AB.
Teorema 3.4
Segmen AB = segmen BA

Bukti
Segmen AB = himpunan titik P sedemikian hingga [APB] (definisi)
2
= himpunan titik P sedemikian hingga [BPA] (aksioma 3.4)
= segmen BA (definisi)

Definisi 3.2
 Interval AB ialah segmen AB ditambah ujung-ujungnya yaitu A dan B.
Jadi AB = A + AB + B
Sinar A/B (dari A menjauhi B) ialah himpunan titik-titik P yang memenuhi [P A B].
Garis AB ialah interval AB ditambah sinar-sinar
A/B dan B/A. Jadi garis AB = A/B + AB + B/A
Akibat :
 Interval AB = interval BA
 Garis AB = garis BA,

Bukti
Interval AB = segmen AB ditambah A dan B
= segmen AB ditambah B dan A
= segmen BA ditambah B dan A
= interval BA

Aksioma 3.5
Jika C dan D titik-titik berlainan pada garis AB, maka A pada garis CD.

Teorema 3.5
Jika C dan D titik-titik berlainan pada garis AB, maka garis AB = garis CD.

Bukti :
Jika A, B, C dan D tidak semuanya berlainan, maka dapat dimisalkan B = D dan akan
dibuktikan, bahwa garis AB = garis BC.
Untuk membuktikan, bahwa garis AB = garis BC, kita tunjukkan, bahwa setiap titik pada
garis BC adalah juga titik pada garis AB dan sebaliknya.
i) C pada garis AB (premis)
Misalkan X pada garis AB. maka menurut Aksioma 3.5, B pada garis CX B pada garis
CX
C pada garis CX (C ujung CX)
Maka menurut aksioma 3.5, X pada garis BC.
Jadi, jika X pada garis AB, maka X pada garis BC.
Kesimpulan garis AB himpunan bagian dari garis BC
ii) Misalkan Y pada garis BC,
C pada AB (premis)
B pada AB (B ujung AB)
maka menurut Aksioma 3.5, A pada garis BC.
Y pada garis BC
A pada garis BC
menurut Aksioma 3.5, maka B pada garis AY
B pada garis AY
A pada garis AY (A ujung AY)
Jadi menurut Aksioma 3.5, Y pada garis AB.
Jika Y pada garis BC, maka Y pada garis AB.
Kesimpulan garis BC himpunan bagian dari garis AB

3
Dari i) dan ii) terbukti bahwa garis AB = garis BC. Jika D  B, maka dengan jalan yang
sama dapat dibuktikan, bahwa garis BC sama dengan garis CD, sehingga garis AB = garis
BC = garis CD. Jadi jika A, B, C dan D semua berlainan garis AB = garis CD.

Akibat 1: Dua titik berlainan terletak tepat pada satu garis. Dua garis berlainan (jika ada)
mempunyai paling banyak 1 titik persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik
potong kedua garis itu.
Akibat 2: Tiga titik berlainan A, B dan C pada suatu garis memenuhi tepat hanya salah satu
dari relasi-relasi [A B C], [B C A], atau [C A B].

Aksioma 3.6
Jika AB suatu garis, ada suatu titik C tidak pada garis ini.

Teorema 3.6
Jika C tidak pada garis AB, maka A tidak pada BC, juga B tidak pada AC. Garis-garis BC, CA
dan AB berlainan.
Bukti :
Andaikan A pada garis BC
B pada garis BC (B ujung BC)
Jadi C pada garis AB, kontradiksi dengan C tidak pada garis AB.
Kesimpulan A tidak pada garis BC Dengan cara yang sama untuk yang lain

Definisi 3.3
1. Titik-titik yang terletak pada garis yang sama disebut “Collinear” (kolinier atau
segaris).
2. Tiga titik noncollinear A, B, C menentukan suatu segitiga ABC yang memuat tiga titik
ini, yang disebut titik-titik sudut, dan tiga segmen AB, BC, CA yang disebut sisi-sisi.

Aksioma 3.7
Jika A B C suatu segitiga, [B C D] dan [C E A], maka pada garis DE, ada suatu titik F
yang memenuhi [A F B].

Teorema 3.7
Antara dua titik berlainan ada suatu titik lain.

Bukti :
Misalkan A dan B kedua titik itu seperti pada gambar berikut.
F
C
E

A F B
 Menurut Aksioma 3.6 ada suatu titik E tidak pada AB.
 Menurut Aksioma 3.2 ada suatu titik C memenuhi [A E C].
 Mengingat Teorema 3.5 maka garis AC sama dengan garis AE, B tidak terletak
pada garis ini, maka ABC suatu segitiga.
 Menurut Aksioma 3.2 ada suatu titik D yang memenuhi [B C D].
 Menurut Aksioma 3.7 ada titik F antara A dan B. terbukti.

4
Contoh 3.1
Didefinisikan, bahwa suatu segmen ialah himpunan titik-titik. Apakah himpunan ini dapat
berupa himpunan kosong?
Jawab:
Jika A dan B dua titik berlainan, maka segmen AB ialah himpunan titik P yang memenuhi
[A P B]. Dikatakan titik P terletak pada segmen AB. Menurut Teorema 3.7 yang
mengatakan, bahwa antara dua titik berlainan ada suatu titik lain, maka himpunan titik P
tersebut tidak mungkin berupa himpunan kosong.
Teorema 3.8
Jika ABC suatu segitiga dan [B C D] dan [C E A], maka pada garis DE ada suatu titik F
yang memenuhi [A F B ] dan [D E F].
Bukti :
Karena F terletak pada garis DE, maka ada 5 kemungkinan:
a) F = D;
b) F = E;
c) [E F D];
d) [F D E]’
e) [D E F]
Kemungkinan:
a) Jika F = D, maka [B C D] dan [A D B], jadi A, B dan C collinear. Kontradiksi
dengan ABC suatu segitiga.
Jadi F≠D.
b) Jika F = E, maka [C E A] dan [A E B], jadi A, B dan C collinear. Kontradiksi dengan
ABC suatu segitiga.
Jadi F≠E
c) Jika [E F D], maka perhatikan gambar berikut.

Dalam segitiga D C E dengan [C E A] dan [E F D]


 Menurut Aksioma 3.2 pada A F ada X yang memenuhi [D X C].
 Karena AF dan CD tidak mungkin berpotongan lebih dari satu kali, maka X = B,
sehingga terdapat [D B C].
 Kontradiksi dengan ketentuan [B C D]. Jadi tidak mungkin [E F D]

d) Jika [F D E], maka gambarnya adalah sebagai berikut.

5
 Dalam segitiga AFE dengan [A F B], maka menurut Aksioma 3.7 pada garis BD ada
suatu titik X sedemikian, sehingga [A X E].
 Karena BD dan AE tidak berpotongan di lebih dari satu titik, maka X = C, sehingga
terdapat [A C E]. Ini bertentangan dengan ketentuan [A E C].
Jadi tidak mungkin [F D E].
Jadi kemungkinan hanya [D E F].

Contoh 1.2
Tunjukkan bahwa suatu garis mempunyai titik yang tidak terhingga banyaknya.
Jawab:
 Menurut definisi garis AB ialah interval AB ditambah sinar-sinar A/B dan B/A. Jadi
garis AB = A/B + AB + B/A.
 Garis AB ialah himpunan titik P yang memenuhi [P A B] digabung dengan himpunan
titik P yang memenuhi [A P B] dan digabung lagi dengan himpunan titik P yang
memenuhi [A B P] dan ditambah titik-titik A dan B.
 Sehingga banyaknya titik pada garis AB tidak terhingga (Aksioma 3.2 dan Teorema
3.8).

Teorema 3.9
Suatu garis tidak mungkin memotong ketiga sisi suatu segitiga (sisi berupa segmen)

Teorema 3.10
Jika [A B C] dan [B C D], maka [A B D]

B C D
A
Teorema 3.11
Jika [A B C] dan [A B D] serta C  D, maka:
1) [B C D] atau [B D C], dan
2) [A C D] atau [A D C] lihat gambar a), b)

Teorema 3.12
Jika [A B D] dan [A C D] dan B  C, maka [A B C] atau [A C B] lihat gambar c), d)

Teorema 3.13
Jika [A B C] dan [A C D], maka [B C D] dan [A B D] lihat gambar e)

a) B C D
A

b) B D C
A

c) B C D
A
6
d) C B D
A

e) B C D
A

Definisi 3.3
Jika [A B C] dan [A C D], kita tulis [A B C D]
Urutan 4 titik ini mempunyai sifat, jika [A B C D], maka [D C B A].
Urutan titik-titik ini dapat diperluas sebagai berikut.
Seperti telah kita ketahui sebarang titik O pada segmen AB membagi segmen itu dalam
dua segmen, AO dan OB.

O B
A

Sebarang titk O pada sinar dari A membagi sinar dalam suatu segmen dan suatu sinar, A O
dan O/A.

A O

Sebarang titik pada garis membagi garis dalam dua sinar berlawanan, jika [A O B], maka
sinar-sinar itu ialah O/A dan O/B, sinar O/A yang memuat titik B, kadang-kadang lebih
mudah disebut sinar OB.

O B
A

Untuk n > 1, maka n titik berlainan membagi garisnya dalam 2 sinar dan n-1 segmen.
Titik titiknya dapat T1, T2, ….Tn sedemikian hingga kedua sinar itu T1/Tn dan Tn/T1,

Tn
T1 T2 T3
sedang n -1 segmen itu T1T2, T2T3,….. Tn-1Tn, masing-masing tidak memuat titik itu. Kita
katakan, bahwa titik-titik itu dalam urutan T1T2…. Tn dan ditulis [T1T2, T2T3, ….., Tn].
Syarat perlu dan cukup untuk ini ialah : [T1T2T3], [T2 T3 T4], [T3 T4 T5], ….. [Tn-2 Tn-1 Tn].
Marilah kita perhatikan kembali Aksioma 3.8. Perkembangan logika yang terbaik
dari suatu subjek menggunakan himpunan aksioma yang paling sederhana atau yang
paling lemah. Pasch memberikan pernyataan yang lebih kuat tentang Aksioma 3.7 Ia
menyatakan :
“Jika sebuah garis dalam bidang suatu segitiga memotong satu sisi, maka ia juga akan
memotong sisi yang lain (atau melalui suatu titik sudut).”

7
Aksioma 3.7 yang kita pakai yaitu suatu aksioma dari Peano, lebih baik, karena
a. kata bidang tidak dipakai sama sekali
b. garis DE memasuki segitiga ABC dengan cara yang khusus, yaitu sebelum memotong
CA ia berasal dari titik D pada C/B
Aksioma ini cukup kuat dan dari ini dapat diturunkan Teorema 3.14. Jika Teorema
3.14 ini diambil sebagai aksioma, maka dari ini tidak dapat diturunkan Aksioma 3.7
sebagai Teorema.

Teorema 3.14
Jika ABC suatu segitiga dan [A F B] dan [B C D] maka pada garis DF, ada suatu titik E
yang memenuhi [C E A].
Bukti :
Diambil G pada B/F dan dipandang  BOF dengan [F B G] dan [B C D]. Maka menurut
aksioma VII pada garis GC ada titik H sedemikian, sehingga [D H F]. Menurut Teorema
3.8 [G C H]. D

H
C
E
G
A F B

enurut Teorema 3.10, karena [A F H] dan [F B G], maka [A F G]. Di pandang  AFD
dengan [A F G] dan [D H F]. Maka menurut Aksioma 3.7 pada garis GH ada suatu titik K
sedemikian, sehingga [D K A], dan menurut Teorema 3.8 [G H K]. Karena [G C H] dan
[G H K], maka [C H K]. Jadi ada segitiga ACK dengan [A K D] dan [K H C], maka
menurut Aksioma 3.7 pada garis DH (atau garis DF) ada suatu titik E yang memenuhi [C
E A] terbukti.

Contoh 3.3
Buktikan.bahwa jika ABC suatu segitiga dan [B L C], [C M A] dan [A N B], maka ada suatu
titik E yang memenuhi [A E L] dan [M E N].

L
M
E D

A B
N

Diketahui segitiga ABC, [B L C], [C M A] dan [A N B] Dibuktikan : ada titik E yang


memenuhi [A E L] dan [M E N].

Bukti :
Dipandang segitiga C N B dengan [B N A] (karena [A N B] dan [B L C]. Menurut
Teorema 3.14 pada garis A L ada titik D yang memenuhi [C D N]. Dipandang segitiga C
M N dengan [C D N] dan [C M A]. Maka menurut Teorema 3.14 pada garis AD ada titik E
8
yang memenuhi [M E N]. Karena [A D L], maka garis AD sama dengan garis AL. Jadi ada
titik E yang memenuhi [M E N] dan [A E L] Terbukti.

Contoh 3.4
Jika ABC suatu segitiga, maka ketiga sinar B/C, A/C, A/B mempunyai transversal (yaitu suatu
garis yang memotong ketiganya). Buktikan!

Diketahui segitiga ABC


Dibuktikan : B/C, A/C, A/B mempunyai transversal
Bukti :
Ambillah titik B’ pada B/C dan titik A’ pada A/B dan dipandang segitiga BA’B’. Dipenuhi
[B’BC] dan [BAA’].

A
A’ B

D B’
Maka menurut Aksioma 3.7 pada garis CA ada suatu titik D yang memenuhi [A’ D B’] dan
menurut Teorema 3.8 [C A D]. Jadi garis A’B’ merupakan transversal dari B/C, A/C dan
A/B Terbukti.

Contoh 1.5
Jika ABC suatu segitiga, maka B/C, C/A dan A/B tidak mempunyai transversal.
Diketahui segitiga ABC
Buktikan ; B/A, C/A, A/B tidak mempunyai transversal.

Bukti :
Ambillah B’ pada B/C dan A’ pada A/B.

A
A’ B

B’

Telah terbukti (pada soal 4) bahwa A’B’ memotong A/C jadi tidak mungkin A’B’
memotong C/A. Maka B/C, C/A dan A/B tidak mempunyai transversal.
Terbukti.

Definisi 3.4
1. Jika A, B, C tiga titik noncolinier, bidang ABC adalah himpunan semua titik yang
colinier dengan pasangan titik-titik pada satu atau dua sisi dari segitiga ABC.

9
2. Suatu segmen, interval, garis atau sinar dikatakan terletak dalam bidang, jika semua
titiknya terletak dalam bidang itu.
Aksioma 3.1 sampai 3.7 dapat digunakan membuktikan letak dalam bidang. Aksioma lainnya
yang dapat digunakan adaladh aksioma yang dikemukakan Hilbert, yaitu:
1. Sekarang tiga titik noncolinier dalam bidang α menentukan dengan lengkap bidang
tersebut.
2. Jika dua titik berlainan pada suatu garis m terletak pada bidang α, maka setiap titik dari
m terletak dalam bidang α.

Definisi 3.5
Suatu sudut terdiri dari suatu titik O dan dua sinar yang noncoliner yang titik pangkalnya O.
Titik O disebut titik sudut dan sinar-sinar itu adalah sisi-sisi sudut.

Aksioma 3.8 (Dalam ruang dimensi dua)


Semua titik ada dalam satu bidang

Aksioma 3.9
Untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam dua himpunan yang tidak
kosong, sedemikian hingga tidak ada titik dari masing-masing himpunan yang terletak
antara dua titik dari himpunan lainnya, maka ada satu titik dari satu himpunan yang
terletak antara setiap titik dari himpunan itu dan setiap titik himpunan lainnya.

PERBANDINGAN GEOMETRI TERURUT DENGAN GEOMETRI EUCLIDE

Perbandingan :

Bahwa geometri terurut merupakan bagian dari geometri euclide.

Dasar (Landasan) :

10
Euclid ( dari Alexandria Mesir, adalah matematikawan kuno yang
menghasilakan karya monumental dalam geometri yaitu The Elements. Pada buku Euclid
dobedkan antara aksioma dan postulat. Postulat berlaku untuk sains tertentu sendangkan
aksioma berlaku umum.

Contoh definisi yang dikemukakan di antaranya “ suatu bidang adalah yangn hanya
mempunyai panjang dan lebar”. Definisi ini mempunyai kelemahan yaitu perlu adanya
penjelasan tentang panjang dan lebar, untuk itu perlu didefinisikan panjang dan lebar. Masih
banyak definisi yang dikemukakan Euclid yang masih perlu adanya definisi baru.

Euclid juga mengemukakan 5 aksioma dan 5 postulat. Aksioma yang dikemukakan


Euclid yaitu:

1. Benda – benda yang samaa dengan benda yang sama, satu dengan yang lain juga
sama .
2. Jika suatu yang sama ditambah dengan suatu yang sama, jumlahnya sama.
3. Jika suatu yang sama dikurangi dengan suatu yang sama sisanya sama.
4. Benda – benda yang berimpit satu sama lain, benda – benda tersebut sama.
5. Keseluruhan lebih besar dari sebagian.

Postulat – postulat yang dikemukakan Euclid yaitu:

1. Melalui dua titik sebarang dapat dibuat garis lurus.


2. Tuang garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis lurus.
3. Melalui sebarang titik dan sebarang jarak dapat dilukis lingkaran.
4. Semua sudut siku – siku sama.
5. Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut – sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku – siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak
terbatas, akan pertemu di pihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua
sudut siku – siku.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, M.Pd, Prof. Dr. Mega Teguh. 2015. Pengembangan Model Perangkat
Pembelajaran Sekolah Menengah dan di Jurusan Pendidikan Berbasis Rigorous
Mathematical Thinking. Surabaya : Unesa University.

11

Anda mungkin juga menyukai