Anda di halaman 1dari 4

Review Ekologi Terestrial

Judul : Karakteristik Habitat dan Keanekaragaman Jenis Mangrove Darat di Lompio,


Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah

Jurnal : Jurnal Kehutanan Unmul

Volume dan halaman jurnal : 2(1)

Tahun jurnal : 2006

Penulis jurnal : Bau Toknok, Achmad Ariffien Bratawinata dan Kadar Soetrisno

Reviewer (siapa) : Lilih Solihat

Tanggal ngereview : 26 Pebuari 2018

Tujuan peneltian : Untuk mengetahui jenis tanah, jenis vegetasi, struktur tegakan,
dan persepsi masyarakat

Subjek penelitian :

Metode penelitian dan prosedur penelitian :

Penelitian ini dilaksanakan di komunitas mangrove daratan daerah Lompio


yang terletak pada ketinggian rata-rata 70 mdpl, berjarak 22 km dari pantai (muara
Sungai Palu), dengan posisi geografis 119o53’30” BT dan 01o04’30” LS atau sekitar
20 km dari kota Palu ke arah selatan. Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan
April sampai Juli 2003, yang meliputi kegiatan orientasi lapangan, pembuatan plot
dan pengumpulan data. Objek yang diteliti adalah ekosistem mangrove daratan,
meliputi sejumlah aspek antara lain vegetasi, keadaan tanah dan air, serta persepsi
masyarakat sekitar dan unsur-unsur iklim. Khusus persepsi masyarakat sekitar dan
unsur-unsur iklim, datanya bersifat deskriptif kualitatif. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tali rafia, alkohol 70 %, karung goni, kertas koran, kertas karton,
lem kertas, kantong nener, kartu etiket gantung dan etiket tempel (label), buku
pengenalan jenis di lapangan. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
kompas, clinometer, gunting stek, parang, pita ukur (meteran), refractometer,
thermometer, pH meter, kamera, tape recorder, peta kerja, tally sheets, electric stavol,
buku catatan, mistar bor tanah, paralon dan alat-alat analisis tanah di laboratorium.
Orientasi lapangan dilakukan dengan melihat secara keseluruhan daerah yang
ditumbuhi mangrove serta mendatangi sejumlah narasumber untuk mendapatkan
gambaran secara umum kondisi ekosistem mangrove darat.

Variabel yg diukur : Metode analisis vegetasi yang digunakan adalah metode


jalur berpetak (nested sampling). Jalur pengamatan dibuat sepanjang kawasan dengan
lebar 10 m yaitu masing-masing 5 m sebelah kiri dan kanan sumbu jalur. Pada jalur
pertama (timurbarat) yang panjangnya 400 m dibuat 19 petak, yang mana petak
contoh dibuat pada setiap interval 10 m. Jalur kedua (utara-selatan) dengan panjang
200 m dibuat 20 petak dan jalur ketiga (utara-selatan) dengan panjang 130 m dibuat
13 petak, sehingga jumlah petak contoh yang dibuat pada 3 jalur sebanyak 52 petak.
Pada masing-masing jalur yang lebarnya 10 m dibuat petak yang lebih kecil secara
berselang-seling di sebelah kiri dan kanan sumbu jalur. Dari masing-masing jalur
dibuat potongan-potongan jalur berupa subplot dengan ukuran 10 x 10 m untuk
pengamatan tingkat pohon. Dalam plot pohon ini dibuat plot yang berukuran 5 x 5 m
untuk pengamatan tingkat pancang, kemudian di dalam plot pancang dibuat plot
berukuran lebih kecil lagi yakni 2 x 2 m untuk pengamatan tingkat semai.
Permudaan tingkat semai adalah tumbuhan yang mempunyai tinggi 1,5 m,
menyangkut nama jenis, jumlah individu tiap jenis dan tinggi anakan. Tingkat
pancang adalah tumbuhan yang berdiameter <10 cm dengan tinggi >1,5 m
menyangkut nama jenis, jumlah individu tiap jenis, diameter batang, tinggi bebas
cabang dan tinggi total. Tingkat pohon adalah tumbuhan yang mempunyai diameter
10 cm, menyangkut nama jenis, jumlah individu tiap jenis, diameter batang, tinggi
bebas cabang dan tinggi total. Pengamatan terhadap keadaan tanah dilakukan pada
dua lokasi, yakni daerah dekat air (becek) dengan menggunakan pipa paralon
2,5 inci dengan panjang 65 cm dan daratan menggunakan bor tanah dengan
kedalaman 0–20 cm dan 20–60 cm. Analisis kandungan kimianya dilakukan di
Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Untad Palu. Parameter keadaan air
diukur langsung di lapangan menggunakan refractometer untuk salinitas, pH meter
untuk mengetahui pH dan thermometer untuk suhu air.

Hasil : Hasil pengamatan karakter habitat komunitas mangrove pada lokasi penelitian
relatif berbeda dengan komunitas mangrove lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Karakter Habitat Mangrove Lompio dengan Komunitas Mangrove
Lainnya.

Komponen Mangrove pantai Mangrove sungai Mangrove Darat

A. Habitat

Tekstur tanah Berpasir Berlempung Lempung berdebu

Salinitas 30-32 % 17-21 % 3-5 %

Suhu air 30-31C 28-29,5 C 22-24 C

PH 7-7,5 6-7,5 6,5-7,5

B. Vegetasi

Rhizophora Rhizophora Sonneratia ovata,


apiculata, R. apiculata, S. caseolaris, Ficus
mucronata, Bruguiera sp., Pandanus
Bruguiera gymnorhiza, tectorius, Hibiscus
gymnorhiza, B. Sonneratia tiliaceus,
parviflora, Ceriops caseolaris, Terminalia catappa,
tagal, Sonneratia Xylocarpus Glochidion affinis,
alba, Avicennia granatum, X. Mallotus affinis,
alba, A. marina, moluccensis, Macaranga mappa,
Xylocarpus Lumnitzera littorea, Eugenia sp.,
granatum, X. Heritiera littoralis, Syzigium sp.,
moluccensis, Hibiscus tiliaceus, Nauclea cyrtopoda,
Scyphiphora Intsia bijuga, Nypa Ardisia sp.,
hydrophyllace, fruticans Diospyros sp.,
Lumnitzera littorea, Viburnum sp.
Hibiscus tiliaceus, Sumber
Intsia bijuga.

Kelebihan/kekuatan/kelemahan data penelitian: Secara umum komunitas


mangrove darat Lompio memiliki lapisan tajuk sempurna/ Indeks Keanekaragaman
Jenisnya sangat rendah/Keberadaan hutan mangrove tidak dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat sekitar, karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang
pengelolaan mangrove.

Anda mungkin juga menyukai