Skripsi
Skripsi
SKRIPSI
Oleh
MUNIFAH
NIM: 010114a072
i
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TNGKAT DEPRESI
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
OLEH:
MUNIFAH
(010114A072)
ii
Universitas Ngudi Waluyo
Program Studi S1 Keperawatan
Skripsi, Maret 2018
Munifah
010114a072
ABSTRAK
Latar Belakang: Hemodialisa merupakan suatu metode terapi dialisis yang
digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika
secara akurat atau progresif ginjal tidak dapat melakukannya. Depresi merupakan
salah satu bentuk gangguan emosi bagi penderita gagal ginjal kronik yang ditandai
perasaan tertekan, sedih, tidak berharga, tidak berarti, dan tidak memiliki
semangat. Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan diterapkannya sistem
dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan informasi, penghargaan,
instrumental, dan emosional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Kabupaten Semarang.
Metode: Desain penelitian menggunakan desain korelasional dengan pendekatan
Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 82 responden dengan tehnik
pengambilan sampling menggunakan tehnik total sampling. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur tingkat depresi menggunakan Hamilton Depression
Rating Scale (HDRS) dan Instrumen Dukungan keluarga. Analisa data dilakukan
dengan analisis univariat dan uji bivariat dengan menggunakan Uji Chi-square.
Hasil: Responden mendapatkan dukungan keluarga kategori baik sebanyak 43
responden (52,4%), sebagian besar tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa dalam kategori ringan, yaitu sejumlah 36 responden
(43,9%). Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa (p value 0,008 < 0,05).
Simpulan: Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan/
pemulihan penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Orang yang
hidup dalam lingkungan yang supportif dengan adanya perhatian, kasih sayang,
motivasi kondisinya akan jauh lebih baik daripada mereka yang tidak
memilikinya. Saran: Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
dalam memberikan intervensi pencegahan depresi kepada penderita penyakit
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
Kata Kunci : dukungan keluarga, depresi, hemodialisis
Kepustakaan : 43 (2008-2017)
iii
S1 Nursing Study Program
Final Assignment, March 2018
Munifah
010114a072
ABSTRACT
iv
Skripsi berjudul :
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD KABUPATEN SEMARANG
disusun oleh:
MUNIFAH
NIM : 010114a072
telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan untuk diujikan
v
LEMBAR PENGESAHAN
skripsi berjudul :
disusun oleh :
MUNIFAH
NIM : 010114A072
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji
Ketua/Pembimbing Utama
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Munifah
Tempat,Tanggal Lahir : Rembang, 03 Juli 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Syayid Chamid No.23, RT04/RW02,
Tanjungsari Rembang Kab.Rembang
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Pendidikan Formal :
1. SD N 1 Tanjungsari Rembang tahun lulus 2008
2. SMP Negeri 4 Rembang lulus tahun 2011
3. SMA N 3 Rembang lulus tahun 2014
4. Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
sampai sekarang
vii
HALAMAN KESEDIAN PUBLIKASI
Nama : Munifah
Munifah
010114A072
viii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Munifah
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul, “Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa di RSUD Kabupaten Semarang” dapat terselesaikan. Kesempatan
dan ridho-Nya yang sangat berarti bagi peneliti, kasih sayang dari-Nya, tak ada
yang mampu menandingi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa kerja keras,
semangat dan do’a dari berbagai pihak. Dengan segenap ketulusan dan
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum, selaku Rektor Universitas Ngudi Waluyo.
2. Gipta Galih Widodo, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB, selaku Ketua Program Studi
S1 Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di
Universitas Ngudi Waluyo.
3. Ns. Faridah Aini, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di
Universitas Ngudi Waluyo.
4. Ns. Abdul Wahid, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Jiwa, selaku pembimbing I
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan
hingga skripsi ini selesai.
5. Ns. Heni Purwaningsih, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Universitas Ngudi Waluyo.
7. Kedua orang tua penulis tercinta Bapak Mustahal dan Ibu Hartutik yang telah
memberikan kasih sayang dan dukungan moral maupun materil serta doa
yang tiada henti dipanjatkan.
8. Kepada yang tersayang kakak Rofiqo dan Adik Akmal yang senantiasa
mendukung dan memberi dorongan untuk terus berjuang.
x
9. Spesial teruntuk Muhammad Nur Fatchi yang telah memberikan semangat
serta dukungannya yang selalu memberikan solusinya,
10. Teman-teman angakatan 2014 dan semua pihak yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu serta yang lainnya terima kasih atas kebersamaan,
bantuan, kritik, dan saran semoga tetap terjalin tali silaturrohim yang tak
pernah putus yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan skripsi ini dan diharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya
membangun untuk perbaikan yang lebih baik.
Munifah
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTRAK. ...................................................................................................... iii
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vii
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI ....................................................... viii
PERNYATAAN ORISINILITAS .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dukungan Keluarga ................................................................ 10
B. Depresi ................................................................................................. 19
C. Gagal Ginjal Kronik ............................................................................ 28
D. Hemodialisa ....................................................................................... 31
E. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa .............. 36
F. Kerangka Teori .................................................................................... 39
G. Kerangka Konsep ................................................................................ 40
H. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 40
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 41
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 41
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 41
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 42
E. Definisi Operasional ............................................................................ 43
F. Alat Pengumpul Data .......................................................................... 43
G. Prosedur Pengambilan Data ................................................................. 46
H. Validitas dan Realibilitas Data ............................................................ 49
I. Etika Penelitian .................................................................................... 51
J. Proses Pengolahan Data ....................................................................... 52
K. Analisa Data ......................................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden ...................................................................... 57
B. Analisis Univariat................................................................................. 58
C. Analisis Bivariat ................................................................................... 59
BAB V PEMBAHASAN
A. Gambaran Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisa di RSUD Kabupaten Semarang .................... 61
B. Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisa di RSUD Kabupaten Semarang ................... 66
C. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD
Kabupaten Semarang ......................................................................... 71
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 73
B. Saran .................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah),
serta masalah lain yang timbul yaitu ginjal tidak mampu untuk
pada kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-55 tahun (0,4%),
dan umur 55-74 tahun (0,5%) dan tertinggi pada kelompok umur >75 tahun
DIY, Jawa Timur masing-masing (0,3%) dan Banten yaitu sebesar 0,2%
(Riskesdas, 2013).
bulan bahkan tahun dan sifatnya tidak dapat disembuhkan. Perburukan fungsi
xvii
Selama ini dikenal dua metode dalam penanganan gagal ginjal. Pertama
mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara
akurat atau progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut (Arif
& Kumala, 2011). Pasien harus mengalami dialisis sepanjang hidupnya atau
Madjid 2009).
semakin meningkat yaitu jumlah penderita sekitar empat kali lipat dalam 5
tahun terakhir. Saat ini diperkirakan gagal ginjal terminal di Indonesia yang
penderita yang sudah mendapatkan terapi dialisis baru sekitar 100.000 orang.
terdapat 200.000 kasus baru gagal ginjal stadium akhir (Kemenkes RI, 2016).
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit gagal
ginjal stadium terminal (End Stage Renal Disease) yang membutuhkan terapi
jangka panjang atau terapi permanen. Bagi penderita gagal ginjal kronik,
xviii
ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas hidup
pasien, sedangkan lama pelaksanaan hemodialisa paling sedikit 3-4 jam tiap
adalah sering merasa khawatir akan kondisi sakitnya, depresi akibat sakit
yang kronis, frustasi, rasa bersalah, rasa putus asa, dan ketakutan terhadap
hidupnya membuat pasien gagal ginjal kronik mengalami depresi. Salah satu
masalah psikologis yang penting pada penderita ginjal kronik yang menjalani
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa adalah faktor biologik dan
kemandirian. Hal ini bisa menimbulkan gejala depresi yang nyata sampai
xix
dengan tindakan bunuh diri atau tidak mau melakukan terapi hemodialisis
(Kaplan, 2010).
pesimis dan putus asa. Jadi depresi lebih di dominasi oleh perasaan-perasaan
diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
depresi pada pasien dengan penyakit ginjal kronik di RSUP. Prof. Dr. R.D.
yang dimiliki pasien yang menjalani hemodialisa adalah depresi ringan. Hal
ini disebabkan faktor lama menjalani hemodialisis itu sendiri atau faktor lain
xx
Individu dengan hemodialisa jangka panjang sering merasa
yang menghilang serta impotensi, depresi akibat sakit yang kronis dan
terhadap penderita yang sakit. Dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal
tempat yang aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan dan membantu
tersebut harus sepanjang hidup pasien. Apabila dukungan semacam ini tidak
xxi
ada, maka keberhasilan penyembuhan / pemulihan (rehabilitasi) sangat
dan tidak mudah depresi. Terdapat dukungan yang kuat antara keluarga dan
dukungan keluarga yang baik dapat dipengaruhi oleh presepsi dan keyakinan
tekanan psikologisnya.
xxii
merasa dikucilkan dan kecewa dari penderita, sekaligus dapat mengurangi
keluarga kurang memperhatikan mereka karena merasa sendiri tidak ada yang
keluarga dan keluarga mereka peduli dan selalu memberi semangat untuk
jangan menyerah walaupun penderita merasa sudah tidak ada harapan lagi
nasehat serta pengarahan, 1 pasien datang sendiri dan tidak ada yang
dirinya karena suami sudah meninggal dan anaknya sibuk dengan pekerjaan
xxiii
Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa di RSUD Kabupaten
Semarang
B. Rumusan Masalah
positif untuk mengurangi depresi. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Semarang
2. Tujuan Khusus
xxiv
b. Mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien
yang dapat lebih berkontribusi positif pada pasien yang menjalani terapi
xxv
3. Bagi institusi pendidikan
4. Bagi peneliti
xxvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian keluarga
tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat
lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang
2. Struktur keluarga
b. Struktur peran
xxvii
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
c. Struktur kekuatan
d. Nilai-nilai keluarga
3. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
xxviii
memastikan pengaruh positif kepribadian yang sehat dan ikatan
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
kesehatan klien.
fokus sentral dalam keluarga yang berfungsi dengan baik dan sehat.
xxix
kesulitan memberikan perawatan keluarga bagi anggota mereka
terletak pada (a) struktur keluarga dan (b) sistem pelayanan kesehatan.
kesehatan.
xxx
dikurangi atau bahkan teatasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
xxxi
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
a. Dukungan informasional
masalah.
penghargaan, perhatian.
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan emosional
xxxii
terhadap emosi. Dukungan emosional meliputi dukungan yang
dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati,
dihadapinya.
xxxiii
peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat
yang positif.
keluarga adalah:
a. Faktor internal
1) Tahap perkembangan
xxxiv
menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga
kesehatan dirinya.
3) Faktor emosional
pengobatan.
4) Spiritual
b. Faktor eksternal
1) Praktik di keluarga
xxxv
Misalnya : klien juga akan melakukan tindakan pencegahan jika
2) Faktor sosioekonomi
B. Depresi
1. Pengertian
Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasya akan
menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan
bunuh diri, dan tindakan ini menduduki urutan ke-6 dari penyebab
sangat, perasaan bersalah dan tidak berharga, menarik diri dari orang lain,
xxxvi
serta kehilangan minat untuk tidur dan melakukan hubungan seks juga hal-
seperti genetik, usia, gender, gaya hidup serta penyakit fisik lainnya. faktor
neurologi dan faktor psikologi seperti kepribadian, harga diri, stress, serta
sebagainya, serta faktor psikis seperti kehilangan kasih sayang atau harga
dipelajari, berpikir negatif, dan regulasi diri yang tidak adekuat. Penyebab
tersebut bisa tunggal atau satu penyebab dan bisa beberapa penyebab.
3. Gejala-gejala depresi
a. Gejala fisik
rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi
dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum
xxxvii
yang relatif mudah dideteksi (Hawari, 2011). Adapun gejalanya
adalah:
tidak lagi bisa menikmati dan merasakan ke puasan atas apa yang
perasaannya.
b. Gejala psikis
xxxviii
2) Sensitif. Orang dengan depresi suka mengaitkan sesuatu dengan
menyendiri.
dilaksanakan.
c. Gejala sosial
4. Tingkatan depresi
xxxix
Ada beberapa tingkatan depresi menurut Kusumanto (2010) diantaranya:
a. Depresi ringan
b. Depresi sedang
tersinggung
c. Depresi berat
inisiatif berkurang
Scale, adalah tes yang mengukur tingkat keberatan dari gejala depresi
xl
pada individu. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat keberatan dari
untuk menilai ada depresi atau tidak depresi (Bornivelli et al., 2012;
Hamilton yang original dipublikasikan pada tahun 1960 yang terdiri dari
depresi meliputi suasana hati, perasaan bersalah, ide bunuh diri, insomnia,
gangguan pola tidur (initial insomnia); (5) gangguan pola tidur (middle
insomnia); (6) gangguan pola tidur (Late insomnia); (7) pekerjaan dan
(Insigh).
xli
Penilaian masing-masing gejala depresi adalah sebagai berikut untuk
yang jumlah pilihan 3 maka penilaiannya: 0 tidak ada, 1 sedikit atau ragu-
rating scale yaitu normal/tidak ada depresi: 0-7, depresi ringan: 8-13,
6. Penatalaksanaan depresi
yaitu diantaranya:
a. Terapi psikofarmaka
Pengobatan untuk stress, cemas dan tau depresi dengan memakai obat-
perasaan dan perilaku atau dengan kata lain mengatur fungsi psikis
tubuh lainnya.
b. Terapi somatik
xlii
Sering dijumpai gejala atau keluhan fisik (somatik) sebagai gejala
(fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh
c. Psikoterapi
Pada pasien yang mengalami stress, kecemasan dana tau depresi selain
diberikan terapi psikofaramaka (anti cemas dan anti depresi) dan terapi
1) Psikoterapi suportif
dihadapinya.
2) Psikoterapi re-edukatif
xliii
Dengan terapi ini dimaksudkan memberikan pendidikan ulang dan
3) Psikoterapi re-konstruktif
yang bersangkutan.
4) Psikoterapi kognitif
nilai-nilai moral etika mana yang baik dan buruk, mana yangboleh
5) Psikoterapi psiko-dinamik
xliv
6) Psikoterapi perilaku
sehari-harinya.
7) Psikoterapi keluarga
Dengan demikian pada terapi ini tidak hanya ditujukan pada pasien
lainnya.
8) Terapi psikorelegius
9) Terapi psikososial
xlv
Terapi ini adalah untuk memulihkan kembali kemampuan adaptasi
1. Pengertian
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Suharyanto, dkk,
2009).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (End Stage Renal
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer & Bare,
2013).
2. Etiologi
a. Glomerulonefritis
xlvi
Glomerulonefritis adalah penyakit parenkim ginjal progesif dan
oleh respon imunologik dan hanya jenis tertentu saja yang secara pasti
b. Hipertensi
xlvii
penyebab lain penyakit ginjal kronik seperti kista dan penyakit bawaan
penyakit lainya.
3. Penatalaksanaan
xlviii
Tahap kedua dilakukan ketika tindakan konservatif tidak lagi efektif,
D. Hemodialisa
1. Pengertian
darah dan cairan dialisat yang sengaja dibuat dalam dialiser. Membran
dengan berat molekul rendah seperti urea, keratin, dan asam urat
berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui
dalam keadaan sakit akut dan memerukan terapi dialysis jangka pendek
(beberapa hari hingga minggu) atau pasien dengan penyakit gagal ginjal
terapi jangka panjang atau terapi permanen (Smletzer & Bare, 2013).
2. Proses hemodialisa
xlix
Proses hemodialisis yang terjadi didalam membran semipermiabel
terbagi menjadi tiga proses yaitu osmosis, difusi dan ultrafiltrasi (Curtis
& Roshto, 2008). Osmosis adalah proses perpindahan zat terlarut dari
dari tekanan tinggi kearah yang lebih rendah (Curtis & Roshto, 2008)
keuangan harus dilakukan dikit demi sedikit dan juga harus tersedia
4. Pertimbangan fisik
l
hormon yang penting untuk produksi sel darah merah. Jika tidak segera
dengan (End Stage Renal Disease/ ESRD). Kulit sering kali sangat
memar, petekie, dan purpura. Hal ini tidak menyebabkan masalah tetapi
5. Pertimbangan psikologis
termasuk perasaan tidak bertenaga dan kurang control atas penyakit dan
li
seksualitas. Pasien umumnya mengalami perubahan peran, kehilangan
hidup.
akibat sakit yang kronis dan ketakutan terhadap kematian. Gaya hidup
sumber yang ada untuk mendapatkan bantuan serta dukungan (Brunner &
Suddart, 2013).
lii
pekerja, rasa sakit dan gangguan rasa nyaman yang mungkin timbul.
6. Komplikasi hemodialisa
jelas, tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal
arteriosklerotik.
Masing – masing dari point tersebut (hipotensi, emboli udara, nyeri dada,
otonomik, dan kelebihan berat cairan. Emboli udara terjadi jika udara
liii
memasuki sistem vaskuler pasien (Smeltzer & Bare, 2013). Nyeri dada
gejala uremia yang berat. Pruritus terjadi selama terapi dialisis ketika
RSD dr. Soebandi Jember bahwa ada pengaruh hubungan dukungan keluarga
terhadap tingkat depresi pasien gagal ginjal kronis stadium 5 yang menjalani
baik (46,7%), sedangkan mayoritas pasien dengan depresi sedang dan berat
liv
mendapatkan dukungan keluarga buruk. Dari hasil penelitian bahwa keluarga
menghadapi keadaan dirinya dengan baik. Hal ini dapat menurunkan tingkat
depresi pasien.
Hal ini sesuai dengan penelitian Vasilios & Vasilios (2012) yang
gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis adalah depresi. Hal ini
dengan keadaan dirinya saat ini. Namun, tidak semua individu mampu
lv
untuk terapi akan mengurangi waktu yang tersedia untuk melakukan aktivitas
sosial dan dapat menciptakan konflik, frustasi, rasa bersalah serta depresi.
Maka dari itu peran keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkat depresi
dukungan penghargaan.
1. Kerangka Teori
Hemodialisa
Penatalaksanaan depresi :
Depresi
1.Terapi psikofarmaka
2.Terapi somatik
3.Psikoterapi :
Faktor penyebab depresi: a. Psikoterapi suportif
b.Psikoterapi re-edukatif
1.Faktor fisik: c. Psikoterapi re-konstruktif
a. Genetik d.Psikoterapi kognitif
b. Usia e. Psikoterapi psiko-dinamik
c. Gender f. Psikoterapi perilaku
d. Gaya hidup g. Dukungan Keluarga
e. Penyakit fisik h.Terapi psikorelegius
2.Faktor Psikologis: i. Terapi psikososial
a. Kepribadian
b. Harga diri Keterangan :
c. Stress
d. Penyakit jangka panjang
lvi
: Diteliti
: Tidak diteliti
G. Hipotesis penelitian
tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di
lvii
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu suatu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran data variabel
(Notoatmodjo, S, 2010).
RSUD Ungaran pada tanggal 19-22 Februari 2018 dan RSUD Ambarawa pada
1. Populasi
lviii
Semarang yaitu di RSUD Ambarawa pada bulan November 2017
sebanyak 88 pasien.
2. Sampel
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dikarenakan populasi yang digunakan pada penelitian ini relatif kecil yaitu
88 orang.
D. Variabel Penelitian
dalam penelitian ini adalah tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik
lix
E. Definisi Operasional
lx
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para
terdiri dari kuesioner untuk dukungan keluarga dan kuesioner untuk tingkat
Kabupaten Semarang.
1. Instrumen Penelitian
lxi
d. Bantuan material 9
4. Dukungan 3 1
informasional
a. Saran 13
b. Nasehat 14
c. Petunjuk 15
d. Ide 16
b. Kuesioner Depresi
yang dibuat oleh Max Hamilton pada tahun 1960 (Aspuah, 2013).
pilihan ganda yang fokus pada perasaan sedih, rasa bersalah, dan harga
diri. Isi dari alat ukur ini merupakan gambaran karakteristik dari depresi.
lxii
Skor yang diperoleh dalam skala ini adalah total nilai dari respon
1. Prosedur perijinan
Kabupaten Semarang.
Febuari 2018
lxiii
e) Peneliti kemudian mempersiapkan alat dan bahan penelitian dan akan
lxiv
RSUD Ambarawa pada tanggal 23-26 Februari 2018 sebanyak 39
responden.
1. Uji validitas
lxv
pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel. Setelah
semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-
korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel,
tersebut valid.
𝑛 (∑ 𝑥 𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
r=
√{𝑛 (∑𝑥 2)−(∑𝑥 )2}{𝑛 (𝑦 2 )−(∑𝑦)2}
Keterangan :
r : Koefisien korelasi
x : Skor pertanyaan
n : Jumlah responden
terkecil sebesar 0,598 dan r hitung terbesar sebesar 0,887. Itu artinya
semua nilai r hitung > 0,444 sehingga dapat disimpulkan semua item
lxvi
Kuesioner tingkat depresi tidak dilakukan uji validitas karena
2. Uji Reliabilitas
𝑘 ∑𝑎𝑏 2
r = [(𝑘−1)] . [1 − ]
𝜎2 𝑡
Keterangan :
r : reabilitas instrumen
𝜎 : varians total
lxvii
I. Etika Penelitian
dilakukan.
depresi.
atau tanda pada lembar kuesioner dan kode tersebut hanya diketahui oleh
tersebut.
lxviii
3. Confidentialy (kerahasiaan informasi)
dan itu dijamin oleh peneliti. Peneliti juga memperhatikan etika penelitian
bakar.
1. Editing
2. Scoring
a. Pertanyaan positif
lxix
Sering diberikan skor 3
b. Pertanyaan negatif
3. Coding
diberi kode sesuai dengan jumlah nilai masing-masing variabel. Hasil ukur
lxx
Pemberian kode untuk variabel tingkat depresi antara lain :
4. Tabulating
5. Entering
6. Transferring (pemindahan)
kedalam komputer suatu program atau system tertentu, dalam hal ini
7. Cleansing
pengolah data sesuai dengan sebenarnya atau mencari ada kesalahan pada
data entry.
lxxi
K. Analisa Data
1. Analisis Univariat
digunakan untuk:
Kabupaten Semarang
Semarang
(f/N) x 100 =
Keterangan:
F = frekuensi
2. Analisis Bivariat
lxxii
keluarga terhadap tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square
atau kai kuadrat pada setiap variabel, dengan menggunakan rumus Chi
Square yaitu:
∑(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)2
𝑋2 =
𝑓ℎ
Keterangan:
X2 : rata-rata
fo : frekuensi diobservasi
d. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan E < 5, lebih dari
ditolak, maka harga chi square tersebut perlu dibandingkan dengan Chi
keputusan berlaku ketentuan bila p value < 0,05, maka Ho ditolak yang
lxxiii
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa di RSUD
Kabupaten Semarang.
lxxiv
BAB IV
HASIL PENELITIAN
keluarga dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal Kronik yang menjalani
adalah para pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD
ini.
A. Karakteristik Responden
1. Umur Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pasien Gagal Ginjal
Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Kabupaten
Semarang
Umur Frekuensi Persentase (%)
Dewasa Awal (26-35 tahun) 2 2,4
Dewasa Akhir (36-46 tahun) 5 30,5
Lansia Awal (46-55 tahun) 30 36,6
Lansia Akhir (56-65 tahun) 25 30,5
Jumlah 82 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 82 pasien gagal
sebagian besar berumur 46-55 tahun (lansia awal), yaitu sejumlah 30 orang
(36,6%) dan didapatkan juga (lansia akhir) yang berumur 56-65 tahun,
lxxv
2. Jenis Kelamin
orang (58,5%).
B. Analisis Univariat
Hemodialisa
43 orang (52,5%).
lxxvi
2. Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa
orang (30,5%).
C. Analisis Bivariat
dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal Kronik
mengetahui hubungan ini, digunakan uji Chi Square, dan hasilnya disajikan
sebagai berikut.
lxxvii
Hasil pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pasien dengan dukungan
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2 hitung 13,679 dengan p-value
0,008 < α (0,05). Hal ini disimpulkan bahwa ada hubungan secara signifikan
antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal
lxxviii
BAB V
PEMBAHASAN
yang hidup dalam lingkungan yang supportif kondisinya jauh lebih baik
daripada mereka yang tidak memilikinya, karena keluarga adalah orang yang
diperoleh dukungan keluarga baik. Dapat dilihat pada tabel 4.3 yang
Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pasien
sumber coping yang mempengaruhi situasi yang dinilai stressful dan membuat
lxxix
orang yang mengalami depresi mampu mengubah situasi, mengubah arti situasi
diperhatikan, dan akan mendapat bantuan dari orang lain bila mereka
membutuhkannya.
Bentuk dukungan keluarga yang dapat diberikan untuk pasien gagal ginjal
masalahnya.
lxxx
keluarganya. Semakin baik dukunga emosional yang diperoleh penderita gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa akan semakin baik kualitas manusia,
berupa pemberian umpan balik dan mempengaruhi presepsi klien ke hal yang
perasaan sesorang.
kronik dan ahrus menjalani hemodialisa selama dua kali dalam seminggu yang
mana dalam sekali hemodialisa memakan waktu 4 jam. Dukungan informasi ini
dapat diberikan keluarga dalam bentuk memberikan saran, arahan, nasehat, dan
hemodialisa serta mendapatlan saran atau ide mengenai informasi dan fasilitas
lxxxi
Dukungan instrumental dari hasil penelitian diperoleh sebesar 52
dengan materi.
kesulitan yang dihadapi. Dengan adanya dukungan instrumental yang baik pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemdoialisa maka dapat menjaga
kuesioner yang telah diisi oleh responden, dimana dukungan emosional, dan
responden atau (20,7%). Berdasarkan kuesioner yang yang telah diisi oleh
lxxxii
yang tertinggi yaitu sebanyak 41,4% dan 34,1% responden juga memiliki
Dukungan keluarga kurang yang dialami responden dapat dilihat dari hasil
tidak menasihati jika responden tidak menaati diet. Kurangnya perhatian dan
responden.
menunjukkan gejala psikis, gejala fisik, dan sosial yang khas, seperti murung,
semangat, hilangnya rasa percaya diri dan menurunnya daya tahan tubuh
(Lubis, 2009).
Berdasarkan tabel 4.4 tentang tingkat depresi pada pasien gagal ginjal
lxxxiii
sebanyak 36 (43,9%), responden yang mengalami depresi sedang sebanyak 25
(25,6%).
Dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa depresi ringan memiliki
seperti ini. Mereka mengatakan pasrah walaupun memang berat awalnya yang
sedang, menurut asumsi peneliti dapat disebabkan karena usia responden yang
masih produktif dan tidak bekerja serta tidak dapat beraktivitas seperti
merupakan usia produktif bagi laki-laki yang dimana berperan sebagai kepala
penyakit gagal ginjal kronik yang menyebabkan responden tidak dapat lagi
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dlakukan Atikah
(2017) yang menyatakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi depresi
adalah pekerjaan dan jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi juga memainkan
lxxxiv
hemodialisis. Sedangkan kejadian depresi terbanyak dapat terjadi pada laki-laki
yang dikaitkan dengan peran laki-laki sebagai tulang punggung dan sumber
menurut asumsi peneliti responden yang tidak mengalami depresi karena sudah
mulai menerima segala kondisinya sekarang, mereka sudah pasrah dengan apa
yang dialami dan tidak takut untuk menjalani masa yang akan datang karena
mereka juga tidak bekerja dan tidak ada yang dipikirkan lagi karena usia sudah
tidak produktif. Mereka juga mengatakan jarang mengeluh dan bersedih hati
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2015)
responden yang baru menjalani hemodialisa, maka seseorang akan lebih adaptif
dengan alat maupun tindakan hemodialisis. Pasien yang sudah lama menjalani
panjang, pasien merasa khawatir atas kondisi sakit serta pengobatan jangka
panjangnya.
Hasil penelitian diatas juga sesuai dengan hasil penelitian Gusti (2015).
lxxxv
bahwa 83,7% reponden tidak depresi dengan dukungan keluarga baik dan
keluarga baik serta tidak ada responden yang mengalami depresi sedang dan
berat. Dari hasil penelitian Gusti (2015) sebagian besar responden tidak depresi
dan memiliki dukungan keluarga yang baik, tidak lepas dari faktor-faktor lain
selain keluarga seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan serta
memiliki dukungan keluarga baik dengan mayoritas tingkat depresi ringan dan
sering dialami pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa adalah
keharusan menjalani pengobatan secara rutin, perubahan pola makan dan gaya
lxxxvi
C. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Pasien
Semarang.
keluarga dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
Menurut Smith (2010), memiliki system dukungan keluarga yang kuat dan
kejadian dalam kehidupan. Sebab dukungan yang tepat dapat membantu pasien
lxxxvii
dapat menimbulkan depresi yang baru dan akan terakumulasi sehingga
memperburuk keadaan.
penyakitnya yang sekarang atau bahkan ada yang tidak bekerja. Serta sebagian
sesak nafas, dan hipertensi. Faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor
mampu bekerja.
kehadiran keluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian Yuliana (2015) yang
menyatakan bahwa keluarga sebagai orang terdekat pasien yang selalu siap
perhatian, bantuan nyata dan pujian bagi klien sehingga responden merasa
lxxxviii
keluarga baik, 12 responden (40%) pasien yang mengalami depresi sedang
D. Keterbatasan Penelitian
lxxxix
BAB VI
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
Kabupaten Semarang.
B. Saran
xc
1. Bagi pasien dan Masyarakat
menjalani hemodialisis.
dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa.
4. Bagi peneliti
lebih lengkap.
xci
DAFTAR PUSTAKA
Bohra, B. M. H., & Novak, M. 2015. Depression in Patients with Chronic Kidney
Disease, 25(3).
Curtis, J., Roshto, B., & Roshto, B. 2008. Principles Of Dialysis. Dalam Core
Curriculum For The Dialysis Technician (hal. 77-80). Medison: Medical
Education Institute inc.
Di, K., Prof, R., Manado, R. D. K., Sompie, E. M., & Kaunang, T. M. D. (2015).
Hubungan Antara Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Depresi Pada
Pasien Dengan Penyakit Ginjal, 3(April), 3–7.
Fitrianasari, D. L., Tyaswati, J. E., Srisurani, I., & Astuti, W. (2017). Pengaruh
Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pasien Chronic Kidney
Disease Stadium 5D yang Menjalani Hemodialisis di RSD dr . Soebandi
Jember Kidney Disease Stage 5D Patient ’ s during Hemodialysis at dr .
Soebandi Hospital Jember ), 5(1), 164–168.
Friedman, MM, Bowden, V.R, & Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: Riset, teori, dan praktik, alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid dkk;
Ed 5. Jakarta : EGC.
Friedman, M. 2014. Buku Ajar Keperawatan keluarga: Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Hawari, D. 2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Edisi Kedua. Jakarta.
Penerbit FKUI.
Ilmiah, J., Indonesia, K., Studi, P., Ners, P., Faletehan, S., Program, S., … Email,
B. (2017). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kejadian Depresi
pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa
xcii
di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang, 1(1), 1–12.
Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA. 2010. Kaplan -Sadock Sinopsis Psikiatri
Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara.
Revicki, Chen, Frank, Feltner, & Morlock, (2010)(Obeid, Abi Elias Hallit,
Haddad, Hany, & Hallit, 2018)Obeid, S., Abi Elias Hallit, C., Haddad, C.,
Hany, Z., & Hallit, S. (2018). Validation of the Hamilton Depression Rating
Scale (HDRS) and sociodemographic factors associated with Lebanese
depressed patients. Encephale. https://doi.org/10.1016/j.encep.2017.10.010
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
xciii
Ristiyowati. 2015. Hubungan Konsep Diri dengan Tingkat Depresi pada Pasien
Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Program Hemodialisa di RSUD
Tugurejo Semarang.
Santoso & Ismail, A. 2009. Memahami Krisis Bagi Lansia. BPK Gunung Mulia,
Jakarta.
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer & Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Smeltzer, S.C. Bare, B.G. Hinkle, J. L & Cheever, K. H. (2010), Brunner &
suddarth’s Textbook of medical surgical nursing. 11th edition. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Smith Melinda, dkk. 2010. Expert, Adfree Resource Help You Resolve health
challenges, (http:helpguide.org), diakses 3 Januari 2011
xciv
Wijaya. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika
Yosep I. 2014. Buku ajar keperawatan jiwa. Edisi Keenam. Bandung: Refika
Aditama.
xcv
LAMPIRAN
xcvi
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan Bulan
September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Proses bimbingan proposal
3 Acc proposal
4 Sidang proposal penelitian
5 Revisi proposal penelitian
6 Pelaksanaan penelitian
7 Pengolahan hasil penelitian
8 Sidang hasil penelitian
9 Perbaikan dan pengumpulan skripsi
97
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
Di tempat
( Munifah )
10
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Tanda tangan di bawah ini menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi
tentang penelitian ini. Saya mengerti bahwa catatan penelitian ini akan
dirahasiakan dan dijamin selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan
identitas dan semua jawaban yang berkaitan hanya digunakan untuk keperluan
pengolahan data.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap
diri saya, oleh karena itu secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak
manapun, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Responden
11
PEDOMAN KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD KABUPATEN SEMARANG
Petunjuk pengisian:
Mohon dijawab semua pertanyaan dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang
sesui dengan keadaan Saudara.
Bagian A
Karakteristik Responden:
Nama Responden :………………….
Umur Responden saat ini:………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Pendidikan Terakhir:
1. SD 3. SMA 5. SARJANA
2. SMP 4. Diploma
Status perkawinan:
1. Kawin 3. Janda
12
KUESIONER HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)
Petunjuk pengisian :
Untuk setiap nomor di bawah ini, pilihlah atau beri tanda (√) keadaan yang
paling tepat menggambarkan tentang anda
1. Saya merasa putus asa dan kecewa seperti depresi (Mood depresi )
0 = tidak ada
1 = kesedihan dan lain-lain
2 = kadang-kadang menangis
3 = sering menangis
4 = gejala ekstrim
5. Saya merasa tidak mampu untuk mempertahankan tidur atau bangun saat tidur
(Insomnia-pertengahan)
0 = tidak ada
1 = kadang-kadang
2 = sering
6. Saya merasa ada gangguan saat tidur seperti yang ditandai dengan bangun
secara awal dan tidak bisa tidur lagi (Insomnia-tertunda)
0 = tidak ada
1 = kadang-kadang
2 = sering
13
7. Saya merasa tidak mampu serta kehilangan minat dalam beraktivitas
0 = tidak ada kesulitan
1 = merasa tidak mampu, lelah, ragu-ragu dan fluktusi atau tidak stabil
2 = kehilangan minat pada hobi, penurunan aktifitas sosial
3 = penurunan produktifitas
4 = tidak dapat bekerja, berhenti bekerja karena penyakit yang sekarang
9. Saya merasa diri saya cepat tersinggung dan perasaan cepat dikejar (Agitasi)
0 = tidak ada
1 = kadang-kadang
2 = sering
10. Saya merasa ada gangguan kecemasan dalam diri saya (Anxiety-psikologis)
0 = tidak ada kesulitan
1 = tekanan dan temperamental/sensitif
2 = cemas terhadap permasalahan kecil
3 = perilaku cemas
4 = ketakutan
12. Saya merasa ada gejala nyeri seperti mual, muntah dan kembung dalam diri
saya (Gejala somatis-gastrointestinal)
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = berat
13. Saya merasa diri saya cepat lelah serta sakit kepala (Gejala somatis-umum)
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = berat
14
14. Saya merasa kesakitan seperti rasa sakit saat melakukan aktivitas seksual
(Gejala genetalia)
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = berat
15. Saya merasa ketakutan atau berkeyakinan bahwa saya memiliki penyakit yang
serius (Hipokondriasis)
0 = tidak ada
1 = orientasi dalam memperhatikan diri sendiri
2 = obsesi terhadap kesehatan
3 = perilaku agresif
4 = keterpakuan pada ketakutan terhadap penyakit yang dimiliki (delusi
hipokondriasis)
15
KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA
Nama Initial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Petunjuk pengisian :
Beri tanda () pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan situasi dan
kondisi yang anda alami, dimana:
TP : Tidak Pernah (Keluarga tidak pernah menemani atau memberikan
dukungan pada pasien)
KD : Kadang-Kadang (Keluarga kadang-kadang hanya menemani atau tidak
memberikan dukungan pada pasien)
SR : Sering ( Keluarga sering menemani saja atau memberikan dukungan
pada pasien selama tindakan hemodialisa 1x dalam 1 minggu)
SL : Selalu ( Keluarga selalu menemani atau memberikan dukungan pada
pasien selama tindakan hemodialisa 1-2x dalam 1 minggu
No Pertanyaan TP KD SR SL
1 Keluarga mau mendengarkan keluh kesah saya tentang
penyakit yang saya derita
2 Keluarga memberikan saya dukungan serta semangat untuk
terus berjuang dalam melawan penyakit yang saya derita
3 Keluarga memberikan semangat kepada saya untuk tetap
menjalani terapi hemodialisa secara teratur
4 Keluarga hanya mendengarkan keluh kesah saya tanpa
memberikan respon apapun untuk menyemangati saya
5 Keluarga mengatakan kepada saya kalau mereka bosan
mendengarkan keluh kesah saya
6 Keluarga memuji saya saat saya mampu mengatasi
keputusasaan yang saya alami
7 Keluarga memberikan saya semangat untuk terus minum obat
agar cepat sembuh
8 Keluarga membantu saya agar saya selalu berfikir ke hal-hal
yang positif
9 Keluarga memberikan dukungan untuk tetap berserah diri
kepada Tuhan
10 Keluarga menyediakan obat-obatan yang saya butuhkan
11 Keluarga mendampingi saya ketika saya sedang menjalani
program hemodialisa di rumah sakit
12 Keluarga tidak tahu jadwal hemodialisa saya kalau tidak saya
yang mengingatkan
13 Keluarga memberikan saya informasi kesehatan yang saya
butuhkan
16
14 Keluarga menasihati saya jika saya tidak minum obat dan
menaati diet
15 Saya berfikir sendiri dalam menangani masalah kesehatan
saya tanpa bantuan keluarga saya
16 Saya mendapatkan saran dan ide mengenai informasi dan
fasilitas yang saya butuhkan dari keluarga saya
17