Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR TUGAS MANDIRI

Nama : Adian Tampubolon Dikumpulkan tanggal : 1 Maret 2018


NPM : 1606884003 Paraf Asisten :
Program Studi : Teknologi Bioproses
Kelompok :6 Pemicu :1

1. Outline
1.1.Konduksi pada Dinding Datar
1.2.Konduksi pada Silinder Radial
1.3.Konduksi pada Dinding Datar dengan Sumber Panas
1.4.Konduksi pada Silinder Radial dengan Sumber Panas

2. Pembahasan
2.1.Konduksi pada Dinding Datar
Dinding datar yang dimaksud adalah dinding datar yang dapat diterapkan
hukum Fourier secara langsung. Hasil integrasi dari hukum Fourier :
q
kA
T2  T1  (1)
X
Jika konduktivitas termal bervariasi dengan suhu menurut beberapa hubungan
linear k = k0 (1+ βT), maka persamaan yang dihasilkan untuk aliran panas
adalah:
kA b
q=- [(T2 - T1 ) + (T2 - T1 ) (2)
DX 2
Kemudian untuk besaran lainnya, seperti distribusi temperaturnya adalah:
𝑑 𝑑𝑇 (3)
𝑘 =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Apabila k dianggap konstan, maka persamaan dapat diintegrasikan dua kali
untuk mendapat persamaan:
T(x) = C1x + C2 (4)
Kemudian dengan memasukkan Boundary Conditions, dimana x = 0 dan x =
L, maka T(0) = Ts1= C2, sedangkan T(L) = Ts2 = C1L + C2, sehingga:
𝑇𝑠2 − 𝑇𝑠1 (5)
𝑇(𝑥) = ( ) 𝑥 + 𝑇𝑠1
𝐿
Fluks Panas (Watt/m2 atau Joule/m2) dapat dirumuskan sebagai:
(𝑇𝑠1 − 𝑇𝑠2 ) (6)
𝑞 = −𝑘𝐴
𝐿
𝑞 ∆𝑇
= 𝑘 (7)
𝐴 𝐿
Resistensi Termal dapat dirumuskan sebagai:
𝑇𝑠1 − 𝑇𝑠2 𝐿
𝑅𝑡,𝑐𝑜𝑛𝑑 = = (8)
𝑞𝑥 𝑘𝐴
2.2.Konduksi pada Silinder Radial
Untuk silinder dengan panjang yang sangat besar dibandingkan dengan
diameter, itu dapat diasumsikan bahwa arus panas hanya dalam arah radial,
sehingga satu-satunya ruang koordinat diperlukan untuk menentukan sistem ini
r. Sekali lagi, hukum Fourier digunakan dengan memasukkan hubungan daerah
yang tepat. Daerah untuk aliran panas dalam sistem silinder adalah:
A = 2p rL (9)
sehingga Hukum Fourier menjadi:
dT (10)
qr   kA
dr
Atau:
dT
qr =- k2p rL (11)
dr
Dimana resistensi termal (Rth) dalam hal ini dapat dirumuskan sebagai:
−2𝜋𝑘𝐿(𝑇𝑠1 − 𝑇𝑠2 ) (12)
𝑞= 𝑟
ln( 2⁄𝑟1 )
𝑟
∆𝑇 ln( 2⁄𝑟1 )
𝑅𝑡,𝑐𝑜𝑛𝑑 = = (13)
𝑞 2𝜋𝑘𝐿

2.3.Konduksi pada Dinding Datar dengan Sumber Panas


Suatu bidang datar dengan sumber panas mempunyai ketebalan 2L pada
arah x dan diasumsikan dimensi di kedua arah yang lain cukup besar sehingga
aliran panas dianggap satu dimensi. Panas yang tergenerasi per unit volume
adalah q dan konduktivitas termal tidak berubah tehadap suhu.
Persamaan aliran panas pada keadaan tunak, adalah:
𝑑2 𝑇 𝑞
+ =0 (14)
𝑑𝑥 2 𝑘
dengan kondisi batas:
T = To pada x = 0 T = Tw pada x = ± L
Penyelesaian persamaan aliran kalor dengan kondisi batas di atas akan
menghasilkan persamaan distribusi suhu sepanjang arah x, yaitu:
𝑞 (15)
𝑇 − 𝑇𝑜 = − + 𝑇𝑤
2𝑘
T = Tw pada x = L, maka:
𝑞𝐿2
𝑇𝑜 = + 𝑇𝑤 (16)
2𝑘
Dimana suhu di dinding adalah:
𝑞𝐿2
𝑇𝑤 − 𝑇0 = − (17)
2𝑘

2.4.Konduksi pada Silinder Radial dengan Sumber Panas


Suatu silinder pejal dengan jari – jari R dengan sumber panas terbagi
rata dan konduktivitas termal tetap. Silinder cukup panjang sehingga suhu
hanya merupakan fungsi jari–jari. Persamaan aliran panas pada keadaan tunak,
adalah:
𝑑 2 𝑇 1 𝑑𝑇 𝑞
+ + =0 (18)
𝑑𝑥 2 𝑟 𝑑𝑟 𝑘
Dengan kondisi batas:
𝑑𝑇
= 0 pada r = 0 𝑇 = 𝑇𝑤 pada r = R
𝑑𝑟
Sehingga menghasilkan persamaan distribusi suhu sepanjang arah radial:
𝑞
𝑇 = 𝑇𝑤 + (𝑅 2 − 𝑟 2 ) (19)
4𝑘
Suhu maksimal tercapai di pusat silinder pada saat r = 0.
𝑞𝑅 2
𝑇𝑜 = 𝑇𝑤 + (20)
4𝑘

3. Daftar Pustaka
Holman, J. P. (2010). Heat Transfer, 10th ed, New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Bird, R., B., Stewart, W., E., dan Lightfoot, E., N., (1960). Transport
Phenomena. 2nd ed. Wisconsin: John Wiley& Sons, Inc.
Cengel, Y. A. 2003. Heat Transfer: Practical Approach. Second Edition. New
York: Mc-Graw Hill Companies, Inc

Anda mungkin juga menyukai