KMB Bu Nelly
KMB Bu Nelly
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama
organ endokrin, sebabsekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui suatu
saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar.
Kata “endokrin” berasal dari bahasa yunani yang berarti “sekresi ke dalam” : zat aktif utama
dari sekresi interna ini disebut hormon, dari kata yunani yang berarti “merangsang”.
Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi
dua atau beberapa jenis hormon. Misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis
hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain. Karena itulah maka kelenjar
hipofisis dilukiskan sebagai “kelenjar pimpinan tubuh”.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ dan
kelenjar lain, seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas, gastrin di dalam
lambung, ustrogen dan progesteron di dalam ovarium dan testosteron di dalam testes.
Pengetahuan tentang fungsi kelenjar-kelenjar didapati dengan mempelajari efek dari
penyakit yang ada di dalamnya dan hal ini biasanya dapat diterangkan sebagai akibat
produksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon yang diperlukan.
1
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan
metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari pustaka yang berhubungan dengan judul makalah kami yaitu “Konsep dasar
Sistem Endokrin”, baik berupa buku maupun informasi di internet.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kelompok ini adalah sebagai berikut:
BAB I berisi Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II berisi Pembahasan yang terdiri dari tinjauan teori tentang Pengertian Sistem
Endokrin, karakteristik Kelenjar endokrin, Macam-Macam Kelenjar Endokrin, dan
Penyakit Sistem Endokrin.
BAB III berisi Penutup terdiri dari kesimpulan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-
kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin juga disebut kelenjar buatan . Karena kelenjar endokrin tidak
mempunyai saluran khusus tetapi langsung ke pembuluh darah, tidak ke dalam rongga
tubuh. Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut
endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas dibandingkan
dengan penyakit dalam.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi
sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
3
B. Karakteristik Kelenjar Endokrin
1. Merupakan kelenjar buntu, karena tidak memiliki saluran (duktus) dan
mensekresikan hormon langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel.
2. Pada umumnya mensekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar
paratiroid yang hanya mensekresi hormon paratiroid.
3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan
ditopang oleh jaringan ikat.
4. Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda,
ada yang seumur hidup (contohnya hormon metabolisme), dimulai pada masa
tertentu (contohnya hormon kelamin), atau bekerja sampai masa tertentu
(contohnya hormon perumbuhan).
5. Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya dan
senyawa nonhormon (misalnya glukosa dan kalsium) dalam darah, serta impiuls
saraf.
4
1. Kelenjar Hipofisis
Lobus ini berasal dari kantong rathke (Dua Tulang Rawan) yang menempel
pada jaringan otak lobus posterior dan menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja
sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain. Menghasilkan
bemacam-macam hormon pengatur dan beberapa hormon yang lain yaitu :
5
1) Hormon somatotropin (growth hormon /GH)
4) Hormon gonadotropin
Hormon gonadrotropin menghasilkan follicle stimulating hormone dan
lutenizing hormone.
Follicle stimulating hormone (FSH). Pada wanita, berfungsi
merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen.
Sedangkan pada pria, berfungsi menstimulasi testis untuk
menghasilkan sperma.
Lutenizing hormone (LH). Pada wanita, bersama dengan estrogen
berfungsi menstimulasi ovulasi dan pembentukan progesteron oleh
korpus luteum pada ovarium. Sedangkan pada pria, berfungsi
6
menstimlasi sel-sel interstisial pada testis untuk berkembang dan
menghasilkan testosteron.
7
2. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
8
menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu badan dibawah normal dan denyut
nadi perlahan.
9
Hipoparatiroidisme mengakibatkan terjadinya kekurangan kalsium di dalam
darah atau hipokalsemia yang ditandai dengan keadaan yang disebut tetani, dengan
gejala khas kejang khususnya pada tangan dan kaki yang disebut parpopedal
spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperparatirodisme biasanya berhubungan dengan pembesaran (tumor)
kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali
dari tulang dan dimasukan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit
tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian keropos, disebut osteomilitis
fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam
ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
4. Kelenjar Epifisis
5. Kelenjar Timus
10
Adapun fungsi kelenjar timus,yaitu:
a. Mengaktifkan pertumbuhan badan,
b. Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin,
c. Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
Timus memainkan peran penting dalam fungsi sistem kekebalan tubuh.
Struktur kelenjar ini rentan terhadap sejumlah penyakit ringan dan fatal. Ada
dua kategori yang lebih luas dari gangguan imunologi yang berhubungan
dengan kelenjar timus, yaitu. imunodefisiensi (atau penyakit autoimun) dan
alergi (atau hipersensitivitas).
6. Kelenjar Pankreas
11
7. Kelenjar Adrenal
8. Kelenjar Kelamin
12
Kelenjar kelamin dibedakan menjadi:
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan
hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem
persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan
seksual dan reproduksi.
B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.
Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Diah KD.Sansri, 2013, Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin.pptx , Bandung: Poltekkes Bandung
Ellyzar M. Adil, 2009, SISTEM ENDOKRIN.pptx BIOLOGI FMIPA UI, Jakarta: FMIPA UI
Gibson.John, 2003, Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2, alih bahasa
dr.Bertha Sugiarto, Jakarta: EGC
15