Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembidaian merupakan proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan


dislokasi. Pembidaian harus memfixasi tulang yang patah dan persendian yang
berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi,
bidai harus memfixasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan
proximalnya. Tujuan pembidaian Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung
tulang yang patah Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang
yang patah. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah. Mengurangi rasa
nyeri. Mempercepat penyembuhan Beberapa macam jenis bidai : Bidai keras.
umumnya terbuat dari kayu alumunium karton plastik atau bahan lain yang kuat
dan ringan. "ada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna
dalam keadaan darurat. kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi
syarat di lapangan. contoh bidai kayubidai udara bidai & akum. Bidai
traksi.Bidai bentuk jadi dan ber&ariasi tergantung dari pembuatannya hanya
dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus! umumnya dipakai pada patah
tulang paha.contoh bidai traksi tulang paha Bidai impro&isasi.Bidai yang dibuat
dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. "embuatannya sangat
tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan impro&isasi si
penolong.contoh majalah koran karton dan lain'lain (endongan/Belat dan
bebat."embidaian dengan menggunakan pembalut! umumnya dipakai mitela )
kain segitiga dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cedera. ( Ramsi, 2013 )

1
1.2. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui definisi pembidaian


2. Untuk Mengetahui tujuan Pembidaian
3. Untuk Mengetahui macam- macam bidai
4. Untuk Mengetahui prinsip pembidaian
5. Untuk Mengetahui indikasi pembidaian
6. Untuk Mengetahui alat dan bahan pembidaian
7. Untuk Mengetahui fungsi masing-masing bidai
8. Untuk Mengetahui teknik penggunaan bidai
9. Untuk Mengetahui Prosedur pembidaian

1.3. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari tiga bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka,
penutup. Makalah ini terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pernyataan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran,
daftar pustaka, lampiran-lampiran. Berikut ini adalah penjelasan dari setiapbab:

BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini memuat tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan
penulisan, sistematika penulisan, manfaat penulisan
BAB II :Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang hasil materi Pembidaian, Tujuan Pembidaia,

Macam – Macam Pembidaian, Prinsip Pembidaian, Indikasi

Pembidaian, Alat dan Bahan Pembidaian, Fungsi Pembidaian,

Teknik Pembidaian, Prosedur Pembidaian

BAB III :Penutup

2
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari materi tersebut dan

berisikan saran bagi penulis dan p embaca.

1.4. Manfaat Penulisan

1 Mahasiswa dapat mengetahui segala hal tentang pembidaian

2 Mahasiswa dapat menyebarkan pengetahuan tentang pembidaian

3 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengaplikasian pembidaian

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada cedera/ trauma


sistem muskuloskeletal untuk mengistirahatkan ( immobilisasi) bagian tubuh
kita yang mengalami cedera dengan menggunakan suatu alat

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain
yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar
bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat
dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:

1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak
jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.

2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya
syok karena rasa nyeri yang hebat.

3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga
mencegah terjadinya indfeksi tulang.

Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah


tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi.
Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya
menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu
setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh
yangmengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku
maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator ( Pacana, 2013 )

2.2. Tujuan pembidaian

4
1. Untuk mencegah gerakan fragmen patah tulang atau sendi yang mengalami
dislokasi.

2. Untuk meminimalisasi / mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar


tulang yang patah.

3. Untuk mengurangi perdarahan & bengkak yang timbul.

4. Untuk mencegah terjadinya syok.

5. Untuk mengurangi nyeri.

6. Mempercepat penyembuhan.

2.3. macam jenis bidai

1. Bidai keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang
kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan
sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan
yang memenuhi syarat di lapangan.

Contoh: bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

2. Bidai traksi

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya


dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah
tulang paha.

Contoh: bidai traksi tulang paha

3. Bidai improvisasi

5
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.
Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.

Contoh: majalah, koran, karton dan lain-lain.

4. Gendongan/Belat dan bebat.

Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela(kain


segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cedera.

Contoh: gendongan lengan

2.4. Prinsip pembidaian

1. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban


jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih
aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan
perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.

2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu
harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus
selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras.
Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur. (Hamidi, 2011 )

2.5. Indikasi Pembidaian

1. Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup

2. Adanya kecurigaan terjadinya fraktur

3. Dislokasi persendian

6
4. Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagian tubuh
ditemukan :

Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi krek,


Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami
angulasi abnormal, Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang
cedera, Posisi ekstremitas yang abnormal (Memar, Bengkak, Perubahan
bentuk, Nyeri gerak aktif dan pasif )

5. Perdarahan bisa ada atau tidak

6. Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera

2.6. Alat dan bahan

1. Papan kayu ( Bidai )

2. Mitela yaitu pembalut berbentuk segitiga

3. Mitela yang dibentuk seperti donat\ cincin

4. Kasa Gulung

5. Plester / elastic perban

6. Papan, bambu, dahan dsb

7. Bantal , selimut

8. Karton, majalah,kain

9. Kassa steril

10. Sarung tangan steril bila perlu.

7
2.7. Fungsi Bidai

Fungsi dari masing – masing bidai secara keseluruhan

1. Mencegah pergerakan / pergeseran antar tulang


2. Memberi istirahat
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan

2.8. Teknik Pembidaian

1. Gendong ( Fraktur humerus (patah tulang lengan atas))

Pertolongan :

1. Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap ke


dalam.

2. Pasang bidai dari siku sampai ke atas bahu.

3. Ikat pada daerah di atas dan di bawah tulang yang patah.

4. Lengan bawah digendong. Jika siku juga patah dan tangan tak dapat
dilipat, pasang spalk ke lengan bawah dan biarkan tangan tergantung
tidak usah digendong.

5. Bawa korban ke rumah sakit.

2. Bidai keras ( Fraktur Femur (patah tulang paha))

Pertolongan :

1. Pasang 2 bidai dari :

8
Ketiak sampai sedikit melewati mata kaki, Lipat paha sampai sedikit
melewati mata kaki.

2. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah.

3. Bila perlu ikat kedua kaki di atas lutut dengan pembalut untuk
mengurangi pergerakan.

4. Bawa korban ke rumah sakit.

2.9. Prosedur Pembidaian

1. Mempersiapkan penderita

a. Penanganan kegawatan (Basic Life Support)

b. Menenangkan penderita.Jelaskanlah bahwa akan memberikan


pertolongan kepada penderita

c. Pemeriksaan untuk mencari tanda fraktur atau dislokasi.

d. Menjelaskan secara singkat dan jelas kepada penderita tentang prosedur


tindakan yang akan dilakukan.

e. Meminimalkan gerakan daerah luka. Jangan menggerakkan


ataumemindahkan korban sampai daerah yang patah tulang distabilkan
kecuali jika keadaan mendesak (korban berada pada lokasi yang
berbahaya, bagi korban dan atau penolong)

f. Sebaiknya guntinglah bagian pakaian di sekitar area fraktur. Jika


diperlukan, kainnya dapat dimanfaatkan untuk proses pembidaian.

g. Jika ada luka terbuka maka tangani dulu luka dan perdarahan.
Bersihkanluka dengan cairan antiseptik dan tekan perdarahan dengan kasa
steril.Jika luka tersebut mendekati lokasi fraktur, maka sebaiknya

9
dianggap bahwa telah terjadi patah tulang terbuka. Balutlah luka terbuka
atau fragmen tulang yang menyembul dengan bahan yang se-steril
mungkin

h. Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk


menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal

i. Tindakan meluruskan ekstremitas yang mengalami deformitas yang berat


sebaiknya hanya dilakukan jika ditemukan adanya gangguan denyut
nadiatau sensasi raba sebelum dilakukannya pembidaian. Proses
pelurusan ini harus hati-hati agar tidak makin memperberat cedera.

2. periksalah sirkulasi distal dari lokasi fraktur

a. Periksa nadi di daerah distal dari fraktur, normal, melemah, ataukah


bahkan mungkin menghilang?

b. Periksa kecepatan pengisian kapiler. Tekanlah kuku jari pada ekstremitas


yang cedera dan ekstremitas

c. Pada fraktur terbuka, kecepatan penanganan merupakan hal yang


esensial.Jangan pernah menyentuh tulang yang tampak keluar, jangan
pernah pula mencoba untuk membersihkannya. Manipulasi terhadap
fraktur terbuka tanpa sterilitas hanya akan menambah masalah.

3. Persiapan alat

a. Bidai dapat menggunakan alat bidai standar telah dipersiapkan,


namunjuga bisa dibuat sendiri dari berbagai bahan sederhana, misalnya
ranting pohon, papan kayu, dll. Panjang bidai harus melebihi panjang
tulang dan sendi yang akan dibidai.

b. Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu,dll) sebaiknya


dibungkus/dibalut terlebih dahulu dengan bahan yang lebih lembut (kain,
kassa, dll)

10
c. Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat untuk pembidaianbisa
berasal dari pakaian atau bahan lainnya. Bahan yang digunakan untuk
membalut ini harus bisa membalut dengan sempurna mengelilingi
extremitas yang dibidai untuk mengamankan bidai yang digunakan,
namun tidak boleh terlalu ketat yang bisa menghambat sirkulasi

d. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang,
diukur dahulu pada sendi yang sehat.

e. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di


antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit,
pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang
ada tonjolan tulang.

f. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll)
dimulai dari sebelahatas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh
menyilang tepat di atas bagian fraktur.

g. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan


anggota tubuh yang dibidai. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor.
Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang
patah tidak bergerak.

h. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.


Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

hal-hal yang harus diperhatikan saat Pembidaian

a. Bebaskan area pembidaian dari benda-benda (baju, cincin, jam, gelang


dll)

b. Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah
pembidaian dan perhatikan warna kulit ditalnya.

11
c. Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur
maupun dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai
memaksakan gerakan. Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka
pembidaian dilakukan apa adanya. Pada trauma sekitar sendi, pembidaian
harus mencakup tulang di bagian proksimal dan distal.

d. Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu
dengan traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian. Jika saat dilakukan
tarikan terdapat tahanan yang kuat, krepitasi, atau pasien merasakan
peningkatan rasa nyeri, jangan mencoba untuk melakukan traksi. Jika
anda telah berhasil melakukan traksi, jangan melepaskan tarikan sebelum
ekstremitas yang mengalami fraktur telah terfiksasi dengan baik, karena
kedua ujung tulang yang terpisah dapat menyebabkan tambahan
kerusakan jaringan dan beresiko untuk mencederai saraf atau pembuluh
darah.

e. Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai
terutama pada daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang
sekaligus untuk mengisi sela antara ekstremitas dengan bidai.

f. Pastikan bahwa bidai telah rapat, namun jangan terlalu ketat sehingga
mengganggu sirkulasi pada ekstremitas yang dibidai. Pastikan bahwa
pemasangan bidai telah mampu mencegah pergerakan atau peregangan
pada bagian yang cedera.

BAB III
PENUTUP

12
3.1. Kesimpulan
Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan
dislokasi. Pembidaian harus memfixasi tulang yang patah dan persendian
yang berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah
sendi, bidai harus memfixasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan
proximalnya.

Tujuan pembidaian Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang


yang patah, Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang
patah,. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah, Mengurangi rasa
nyeri, Mempercepat penyembuhan. Beberapa macam jenis bidai : Bidai
keras. umumnya terbuat dari kayu alumunium karton plastik atau bahan lain
yang kuat dan ringan. "ada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan
sempurna dalam keadaan darurat. kesulitannya adalah mendapatkan bahan
yang memenuhi syarat di lapangan. contoh bidai kayubidai udara bidai &
akum, Bidai traksi.Bidai bentuk jadi dan ber&ariasi tergantung dari
pembuatannya hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus!
umumnya dipakai pada patah tulang paha.contoh bidai traksi tulang paha
Bidai impro&isasi.Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan
ringan untuk penopang. "embuatannya sangat tergantung dari bahan yang
tersedia dan kemampuan impro&isasi si penolong.contoh majalah koran
karton dan lain'lain (endongan/Belat dan bebat."embidaian dengan
menggunakan pembalut! umumnya dipakai mitela )kain segitiga dan
memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan
pergerakan daerah cedera.

3.2. Saran

13
Kami berharap para pembaca dapat memahami pembahasan makalah kami
tentang Pembidaian saran kami adalah agar setiap calon perawat dapat
memaksimalkan pengetahuanya dan tidak pernah berhenti untuk terus belajar dan
bekerja dengan kemampuan yang maksimal dan intergritas kerja yang baik.
Seorang yang melakukan pembidaian haruslah memahami bagian anatomi tubuh
yang mana saja yang bisa dilakukan sebuah pertolongan pembidaian jangan
sampai salah melakukan proses pembidian dibagian faktur yang terjadi dan juga
harus bisa menguasai pelaksanaan sebuah pembidaian yang benar jangan sampai
melakukan pembidaian pasien semakin kesakitan.

DAFTAR PUSTAKA

14
Ramsi, 2013. Pertolongan Pertama. Jakarta : Erlangga

Tim Bantuan Medis Panaca, 2013. Basic Life Support. Jakarta : EGC

Hamidi.2011.PertolonganPertama.UPI.URL:file.upi.edu/Direktori/pertolongan_pert
ama.pdf

Http://Www.Scribd.Com/Doc/188314275/Pembidaian.Scribd Di akses Tgl 5/03/2018


Jam 15.30

15
Alat dan Bahan

16
Teknik Pengunaan Bidai Keras

Teknik Penggunaan Bidai Gendong

17
Teknik Pengunaan Bidai Traksis

18
Teknik Pengunaan Bidai Improvisasi

19
20

Anda mungkin juga menyukai