Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN

KESELAMATAN PASIEN
UPTD PUSKESMAS PLOSOKLATEN

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PLOSOKLATEN
Jl. Raya Brenggolo No.204 Kec.Plosoklaten Kediri 64175
Phone (0354) 7419013 Email :uptdpkmplosoklaten@gmail.com

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri
pada Tahun 2018 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri maka
diperlukan pedoman keselamatan pasien di Puskesmas Plosoklaten.
Harapan kami mudah mudahan pedoman keselamatan pasien ini dapat memberi
manfaat dan bagi Puskesmas Plosoklaten, sehingga akreditasi di Puskesmas
Plosoklaten Kabupaten Kediri berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala Puskesmas Plosoklaten

drg. Dyah Arifianti


NIP.

BAB I
Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 2
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global. Ada lima isu penting yang terkait
dengan keselamatan (safety) yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan
di Puskesmas yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan ”bisnis” yang terkait dengan kelangsungan hidup
Puskesmas. Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk
dilaksanakan. Namun harus diakui kegiatan institusi kesehatan dapat berjalan
apabila ada pasien.Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra puskesmas. Harus
diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien
sesuai dengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu
Primum, non nocere (First, do no harm). Namun diakui dengan semakin
berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan menjadi semakin kompleks
dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan - KTD (Adverse event) apabila
tidak dilakukan dengan hati-hati. Di puskesmas terdapat ratusan macam obat,
ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus
menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik dapat terjadi KTD.Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi
tuntutan masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien perlu
dilakukan.Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan
pasien tersebut.

2. Tujuan Pedoman
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akutanbilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

3. Sasaran Keselamatan pasien


Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 3
1. Setiap Puskesmas wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan
Pasien.
2. Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:

a. Ketepatan identifikasi pasien;


Kepada petugas pelayanan yang terkait dengan pelayanan kepada
pasien/pelanggan diminta untuk melakukan identifikasi pasien dengan
menanyakan 2 hal yaitu :
1). nama pasien
2) tanggal lahir
Hal ini berlaku di poli : umum, gigi, yan 24 jam , rumah bersali, ruang tindakan,
poli PTM, KKR, Gizi, MTBS, Lansia, Paru, IMS, KIA dan KB
Selain itu di laboratorium karena data tanggal lahir belum ada, sambil merevis
surat rujukan, maka digunakan : minimal nama pasien, dirujuk dari poli/unit
mana? Dan alamat pasien. Hal ini berlaku di pelayanan obat, laborat, radiologi
, hal ini mengingat lembaran resep belum mencantumkan tanggal lahir pasein,
maka diganti dengan asal berobat dari poli mana?

b. Peningkatan komunikasi yang efektif;


Dalam melakukan komunikasi antara perawat/perawat gigi, dokter/dokter gigi,
dokter spesialis dalam melakukan konsultasi
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.

4. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan keselamatan pasien meliputi pelayanan rawat jalan di
puskesmas Plosoklaten, dari pasien datang sampai pasien pulang.

5. Batasan Operasional
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 4


implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

BAB II STANDAR KETENAGAAN


Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 5
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Tim Keselamatan pasien puskesmas terdiri dari:
1. Pimpinan puskesmas/kepala puskesmas
2. Ketua Tim : Dokter Umum
3. Anggota Tim: Dokter Umum
Dokter gigi
Petugas Pendaftaran
Bidan
Perawat umum dan perawat gigi
Apoteker
Asisten apoteker (petugas obat)
Petugas laboratorium (analis laborat)

B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan Pendaftaran buka setiap hari kerja sesuai jam pelayanan sebagai berikut
:
- Senin s/d Kamis : 07.30 – 12.00
- Jumat : 07.15 – 10.00
- Sabtu : 07.30 – 10.30
 Pendaftaran: 4 petugas
 BP Umum: 1 dokter, 1 perawat,
 Lansia : 1 Dokter 1 perawat.
 Tindakan : 1 Perawat, Konsul ke dokter.
 Gigi: 1 dokter gigi, 1 perawat gigi
 KIA: 2 – 3 Bidan
 Laboratorium: 1 petugas Laboratorium
 Farmasi: 2 petugas .
 Gizi : 1 Petugas.

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-
sama dan di pertanggung jawabkan oleh Kordinator Klinis, Kordinator
Bidan dan Kordinator Perawat.
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada
akhir bulan sebelum pelaksanaan jadwal.

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 6


3. Untuk tenaga dokter, bidan maupun perawat yang memiliki keperluan
penting pada hari tertentu, maka petugas perawat tersebut dapat
bertukar jadwal dengan sejawatnya dan mencatatakan perubahan
jaga tersebut di lembar jadwal jaga.

BAB III
STANDAR FASILITAS

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 7


A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan kepada pasien pada umumnya berlokasi saling
berdekatan antara poli layanan di puskesmas untuk mempermudah akses pasien
dan antar ruang pelayanan.

BP umum merupakan ruangan dengan 2 meja pemeriksaan dokter dengan


bed periksa masing-masing. Di bagian depan ruangan ini di sisi pintu masuk adalah
meja anamnese sekaligus pemeriksaan awal oleh perawat. Ruangan ini memiliki
wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas setelah melakukan tindakan
kepada pasien.Disamping itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai
salah satu client dari sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan server
untuk memasukkan data pasien pada sistem informasi dan untuk membuat
rujukan.

Ruang BP gigi memiliki satu unit kursi gigi beserta peralatannya, 1 meja
periksa dokter, 1 lemari peralatan dan wastafel.Ruangan ini juga diperlengkapi
komputer sebagai sarana sistem informasi puskesmas.

Ruang KIA terhubung langsung dengan ruang KB dan dekat dengan ruang
Immunisasi, sehingga memudahkan pemberian pelayanan KIA berupa
pemeriksaan ibu hamil, pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin serta
pemberian immunisasi pada balita.Ruangan KIA memiliki meja administrasi, bed
pemeriksaan, bed ginekologi, wastafel, lemari peralatan dan perangkat komputer
pendukung sistem informasi puskesmas.

Ruang laboratorium mempunyai meja administrasi, meja kerja sekaligus


meja peralatan, lemari reagen, kulkas, tempat cuci peralatan.

Ruang farmasi memiliki sarana meja kerja, meja tempat menyiapkan resep,
lemari obat, kulkas, wastafel dan perangkat komputer.

Bagian pendaftaran terletak di bagian depan gedung, berdekatan dengan


pintu masuk pengunjung, sehingga mudah diakses. Di ruangan ini terdapat meja
resepsionis ,dan perangkat computer serta dekat dengan ruang rekam medis untuk
menyimpan arsip.

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 8


II. Peralatan
Laboratoriu Pendaftara
BP Umum BP Gigi KIA Farmasi
m n
 tensimeter  tensimet  tensimeter  Centrifug  Timbanga  alat tulis
 stetoskop er  stetoskop e darah n obat  buku
 termomet  stetoskop  stetoskop  Centrifug  Blender register
er  tang laennec e urine  Laminator  rak
 hammer rahang  termomet  Box  Kalkulator status
 senter dewasa er fiksasi  Plastik  komput
 diagnostik  tang  doppler  Lampu obat er
set rahang  KB set spiritus  Mesin  mesin
 timbangan anak  Partus set  Objek puyer antrian
 pengukur  bor gigi  Kulkas glass  Kertas  nomor
tinggi  scaling vaksin  Deck puyer antrian
badan set  Spuit galass  Label
 pita  spuit  Pita  Tabung obat
pengukur pengukur  Mikrosko  Sendok
p obat
 Spuit

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 9


1. Lingkup Kegiatan
Tentang Standar keselamatan pasien terdiri dari tujuh standar yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4.Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

2. Langkah Kegiatan

Standar I. Hak pasien


Standar :
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
Kriteria :
1.1. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
1.2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
1.3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.

Standar II. Mendidik pasien dan keluarga


Standar :
Puskesmas harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang
merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di puskesmas harus ada
sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut
diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1). Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 10
2). Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4). Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5). Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan puskesmas.
6). Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7). Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Standar :
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria :
3.1. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari Puskesmas.
3.2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan
lancar.
3.3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
3.4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga
dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.

Standar IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk


melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
Standar :
Puskesmas harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria :
4.1. Setiap puskesmas harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
mengacu pada visi, misi, dan tujuan puskesmas, kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,praktik bisnis yang sehat, dan faktor-

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 11


faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan”Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas”.
4.2. Setiap Puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
lain terkait dengan :pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi,
mutu pelayanan, keuangan.
4.3.Setiap Puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu
proses kasus risiko tinggi.
4.4. Setiap Puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.

Standar V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Standar :
1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien
secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Puskesmas ”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi Kejadian Tidak
Diharapkan.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit
dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan
pasien.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta meningkatkan
keselamatan pasien.
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien.
Kriteria :
5.1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
5.2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan
insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian yang memerlukan perhatian,
mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) sampai dengan “Kejadian
Tidak Diharapkan’ ( Adverse event).
5.3.Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
Puskesmas terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 12
5.4.Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
5.5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis
Akar Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian
Sentinel’ pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
5.6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan “Kejadian Sentinel”.
5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan di dalam Puskesmas dengan pendekatan antar
disiplin.
5.8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
5.9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk
mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja Puskesmas dan keselamatan
pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
Standar VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standar :
1. Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas
2. Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriteria :
6.1. Setiap Puskesmas harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi
bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan
tugasnya masing-masing.

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 13


6.2. Setiap Puskesmas harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
6.3. Setiap Puskesmas harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (teamwork)guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai


keselamatan pasien
Standar :
1. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
7.1.Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien.
7.2.Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.

BAB V
LOGISTIK

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 14


Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah tentang
ketersediaan logistic, yang antara lain berupa form-form pelaporan maupun
sarana yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan kejadian maupun hasil
diskusi adanya potensi yang mampu mempengaruhi keselamatan pasien.
1. Form pelaporan insiden KTD, KNC,KPC, resiko medik
2. Form petunjuk keselamatan dalam gedung
3. Peralatan kebersihan lingkungan

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 15


Langkah-langkah kegiatan dalam keselamatan pasien adalah sebagai
berikut:
1. Puskesmas membentuk Tim Keselamatan Pasien, dengan susunan organisasi
sebagai berikut : Ketua dokter, Anggota : dokter, dokter gigi, perawat, tenaga
kefarmasian dantenaga kesehatan lainnya
2. Puskesmas mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan
internal tentang insiden
3. Puskesmas melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien dinas
kesehatan kabupaten/kotasecara rahasia
4. Puskesmas memenuhi standar keselamatan pasien dan menerapkan tujuh
langkahmenuju keselamatan pasien
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas merupakan panduan yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut
secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap puskesmas.
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak.Pilih langkah-langkahyang paling strategis dan paling mudah
dilaksanakan di Puskesmas.Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan
langkah-langkah yang belum dilaksanakan.Bila tujuh langkah ini telah
dilaksanakan dengan baik Puskesmas dapat menambah penggunaan metoda-
metoda lainnya.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 16


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek.Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain
yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. [2] Praktek K3
(keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi,
juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan
kesehatan dan cuti sakit.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 17


Untuk menjamin pengendalian mutu keselamatan pasien, maka yang harus
dilakukan adalah:
1. Setiap unit kerja di puskesmas mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh puskesmas.
2. Setiap unit kerja melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien
(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel)
kepada Tim Keselamatan Pasien pada formulir yang sudah disediakan.
3. Tim Keselamatan Pasien menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian
yang dilaporkan oleh unit kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien
merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan
masalah kepada Pimpinan puskesmas.
5. Pimpinan puskesmas melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite
Keselamatan Pasien setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan analisis akar
masalah yang bersifat rahasia.
6. Pimpinan puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja-unit kerja
di Puskesmas, terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja

BAB IX
PENUTUP
Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 18
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di
Puskesmas maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien Puskesmas sangatlah
penting. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden sehingga
dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap puskesmas di
Indonesia.Program Keselamatan Pasien merupakan never ending proses, karena itu
diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan
program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

Pedoman Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas Plosoklaten Tahun 2017. 19

Anda mungkin juga menyukai