1102106073-3-Bab Ii PDF
1102106073-3-Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
kelumpuhan bahkan kematian pada penderita stroke, stroke dibagi menjadi dua
jenis yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik (Batticaca, 2008).
diotak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik lokal
maupun global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang dapat
karena pecahnya pembuluh darah pada daerah otak tertentu dan stroke non
Stroke disebabkan oleh plak arteriosklerotik yang terjadi pada satu atau lebih
fungsi otak secara akut pada area yang teralokasi (Guyton & Hall, 2007). Stroke
non hemoragik terjadi pada pembuluh darah yang mengalami sumbatan sehingga
9
10
kolesterol, merokok, stress, gaya hidup, rusak atau hancurnya neuron motorik atas
Stroke non hemoragik erat hubungannya dengan plak arterosklerosis yang dapat
dapat disebabkan karena hipertensi (Muttaqin, 2011). Trombus dapat pecah dari
dinding pembuluh darah dan akan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah
fungsi otak secara akut atau permanen pada area yang teralokasi (Guyton & Hall,
2007).
Iskemia pada otak akan merusak jalur motorik pada serebrum (Potter & Perry,
2005). Iskemia pada otak juga mengakibatkan batang otak yang mengandung
nuclei sensorik dan motorik yang membawa fungsi motorik dan sensorik
Area di otak yang membutuhkan sinyal untuk pergerakkan dan koordinasi otot
tidak ditrasmisikan ke spinal cord, saraf dan otot sehingga serabut motorik pada
serta dapat mengakibatkan terjadinya kecacatan pada pasien stroke (Frasel, Burd,
11
Liebson, Lipschick & Petterson, 2008). Iskemia pada otak juga dapat
neurologis, tergantung pada lesi atau pembuluh darah mana yang tersumbat dan
ukuran area yang perfusinya tidak adekuat. Fungsi otak yang rusak tidak dapat
1) Defisit motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah paralisis pada salah satu sisi atau
hemiplegia karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Diawal tahapan stroke,
gambaran klinis yang muncul adalah paralisis dan hilang atau menurunnya
pergerakkan, apabila refleks tendon dalam ini muncul kembali biasanya dalam
2) Defisit komunikasi
berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan cendrung mengabaikan bahwa
tempat dan ruang pada sisi tersebut yang disebut dengan amorfosintesis.
Pada keadaan ini penderita hanya mampu melihat makanan pada setengah
lebih objek dalam area spasial sering terlihat pada penderita dengan
urinarius sementara karena konfusi. Tonus otot meningkat dan refleks tendon
dapat terjadi.
sebelah kiri sering kehilangan memori visual dan mengabaikan sisi kiri.
visual motornya sangat baik, sehingga dalam melatih perilaku tertentu harus
14
dengan cermat diperhatikan tahap demi tahap secara visual. Gunakan lebih
pada kanan dan kiri otak yang dapat mengakibatkan kelumpuhan satu sisi dan
Menurut (Smeltzer & Bare, 2010) untuk penatalaksanaan penderita stroke fase
akut jika penderita stroke datang dengan keadaan koma saat masuk rumah sakit
saat masuk rumah sakit menghadapi hasil yang dapat diharapkan. Fase akut
adekuat adalah prioritas pada fase akut ini. Penatalaksanaan dalam fase akut
meliputi:
1) Penderita ditempatkan pada posisi lateral dengan posisi kepala tempat tidur
stroke masif, karena henti napas dapat menjadi faktor yang mengancam
hipoventilasi.
15
menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum tiga sampai lima
atau memberatnya trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem
Setelah fase akut berakhir dan kondisi pasien stroke stabil dengan jalan nafas
adekuat pasien bisa dilakukan rehabilitasi dini untuk mencegah kekakuan pada
otot dan sendi pasien serta membatu memperbaiki fungsi motorik dan sensorik
Bare, 2010).
Menurut (Smeltzer & Bare, 2010) komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral,
1) Hipoksia serebral
Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
3) Emolisme serebral
tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun statis atau dengan
kata lain kekuatan otot merupakan kemampuan maksimal otot untuk berkontraksi
(Trisnowiyanto, 2012).
Menurut Guyton dan Hall (2007) bila sebuah otot berkontaksi, timbul suatu kerja
dan energi yang diperlukan. Sejumlah besar adenosine trifosfat (ATP) dipecah
jumlah kerja yang dilakukan oleh otot, semakin besar jumlah ATP yang
17
dipecahkan, yang disebut efek fenn. Sumber energi sebenarnya yang digunakan
untuk kontraksi otot adalah ATP yang merupakan suatu rantai penghubung yang
esensial antara fungsi penggunaan energi dan fungsi penghasil energi di tubuh.
Proses gerak diawali dengan adanya rangsangan proses gerak ini, dapat terjadi
3) Asetilkolin bekerja pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal
membran.
natrium berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot. Peristiwa ini akan
5) Potensial aksi akan berjalan disepanjang membrane serabut otot dengan cara
yang sama seperti potensial aksi berjalan disepanjang membran serabut saraf.
miosin, yang menyebabkan kedua filament tersebut bergeser satu sama lain,
8) Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap di
simpan dalam retikulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi,
terhenti.
1) Derajat 0 yaitu paralisis total atau tidak ditemukan adanya kontraksi otot
2) Derajat 1 yaitu kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus
otot yang dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakkan
sendi
5) Derajat 4 yaitu seperti pada derajat tiga disertai dengan kemampuan otot
kekuatan otot tangan, lengan bawah, kaki (Brown, Miller & Eason, 2006). Bentuk
dynamometer yaitu :
sebuah kesatuan yang bermakna (Robbins & Judge, 2008). Stimulasi merupakan
atau perangsang seseorang untuk melakukan usaha dalam mencapai tujuan (Alwi,
2007).
Stimulasi dua dimensi yang merupakan gabungan karakter dari stimulasi motorik
dan sensorik merupakan upaya rehabilitasi yang dilakukan untuk pasien stroke
dari karakter stimulasi motorik dan sensorik yang apabila keduanya dipadukan
1) Pengertian rehabilitasi
2) Tujuan rehabilitasi
terganggu
kegiatan untuk melatih kembali fungsi tubuh pasien yang lemah akibat stroke
yang dialami. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rehabilitasi medik pasien
stroke meliputi:
meningkatkan masa otot dan kekuatan otot (Potter & Perry, 2005).
seperti tisu gulung pada telapak tangan, yang bertujuan untuk menunjang
salah satu dari power grip yang menggunakan benda berbentuk silindris
memegang terdiri atas cylindrical grip, spherical grip, hook grip, dan
lateral prehension (Irfan, 2010). Gambar latihan dengan power grip dapat
aktif dengan bantuan gaya dari luar, seperti bantuan dari terapis, alat
diberikan.
Menurut (Potter & Perry, 2005) tujuan dan manfaat dari latihan rentang
gerak yaitu :
a. Sistem muskuloskeletal
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem respiratori
Tujuan dan manfaat latihan rentang gerak pada sistem respirasi yaitu
d. Toleransi aktivitas
Menurut (Potter & Perry, 2005), terdapat beberapa istilah dalam posisi
rentang gerak aktif pada ektremitas atas yang meliputi bahu, siku, lengan
khususnya pada jari-jari tangan pasien stroke dengan cara pada tipe sendi
jari tangan dengan rentang 90 o pada otot utama ekstensor digiti quinti
Menurut (Potter & Perry, 2005) frekuensi latihan yang baik dalam sehari
adalah dua sampai tiga kali sehari dan lama latihan minimal tiga menit
setiap sendi dan 15-20 menit dalam satu kali sesi latihan.
frekuensi dua sampai tiga kali perminggu, tiap sesi lebih dari 20-30 menit
b. Terapi musik
komposisi melalui melodi, harmoni, ritme, dan timbre atau warna nada
Tujuan dan manfaat dari terapi musik yaitu untuk mengembalikan fungsi
Jenis musik yang diberikan untuk pasien stroke adalah musik yang
Salah satu jenis musik yang lembut dan nada yang lambat adalah musik
merupakan musik yang melantun tanpa vokal, hanya alat musik atau
2008).
a. Headset
alat ini digunakan ditelinga dan suara yang didengar akan tampak
b. Speaker
Menurut Wigram, Pedersen, & Bonde (2004) terdapat empat sesi dalam
a. Pembuka
Terjadi selama 15-20 menit, pada sesi ini terapis mengkaji keluhan
penderita.
c. Perjalanan musik
d. Penutup
otot penderita.
hingga satu jam tiap hari, namun waktu 10 menit dapat diberikan karena
(Wigram, Pedersen, & Bonde, 2004). Posisi pasien harus nyaman saat
menit dengan irama yang tenang (Schou, 2008). Salah satu contoh musik
instrumental yang memiliki tempo lambat 60-80 ketukan per menit yaitu
musik ethnic bali seperti gus teja. Pola sensori musik diorganisir dalam
(Djohan, 2006).
29
Sensorik
Sistem saraf terdiri dari otak, medula spinalis, dan saraf perifer, struktur
Bare, 2010). Menurut (Potter & Perry, 2005) pergerakan dan postur tubuh
diatur oleh sistem saraf. Area motorik volunter utama, berada dikorteks
Menurut Guyton dan Hall (2007) gerakkan yang terjadi pada latihan gerak
aktif di awali dengan adanya perintah untuk bekerja yang diaktifkan oleh
sinyal dari otak yang diawali oleh korteks serebri yang dicapai ketika korteks
mengaktifkan pola fungsi yang tersimpan pada area otak yang lebih rendah
yaitu medulla spinalis, batang otak, ganglia basalis dan serebelum yang
Menurut Guyton dan Hall (2007) integrasi banyak bagian dari sistem
a. Tingkat spinal
Tingkat spinal yang telah terprogram dalam medulla spinalis adalah pola-
pola gerakan setempat untuk semua daerah otot pada tubuh, sebagai
menjauh dari sumber rasa nyeri. Medulla juga merupakan lokus bagi pola-
pola kompleks gerakan ritmis seperti gerakan anggota tubuh ke depan, dan
ke belakang untuk berjalan, ditambah gerakan timbal balik dari sisi tubuh
menjadi suatu aksi oleh pengatur motorik tingkat yang lebih tinggi atau
umum pada tubuh, yaitu memelihara tonus aksial tubuh dengan tujuan
keseimbangan tubuh.
bagi medulla spinalis. Sistem ini juga mengubah intensitas berbagai pola.
31
tepat dan dengan kekuatan yang sesuai untuk menghentikan gerakan pada
kotraksi otot yang luas untuk kelancaran kemajuan gerakan. Sirkuit neural
untuk perjalanan ini berjalan dari kortes serebri ke zona lateral yang luas
dapat terjadi, tetapi hal ini menjadi sulit bagi sistem kortikospinal untuk
Jenis pola motorik yang memerlukan ganglia basalis antara lain pola untuk
menulis semua macam huruf yang berbeda-beda, melempar bola dan untuk
Menurut Guyton dan Hall (2007) masukkan ke dalam sistem saraf dapat
(Smeltzer & Bare, 2010) kerja dari sistem sensorik yaitu talamus, berfungsi
sebagai pusat penerima dan pengirim saraf-saraf sensori aferen yang berada
dan kualitas benda. Talamus juga bertanggung jawab untuk perjalanan semua
Stroke diakibatkan oleh karena rusak atau hancurnya neuron motorik atas (upper
pada ekstremitas atas penderita stroke (Foley, Mehta, Jutai, Staines & Teasell,
menghindari terjadinya kecacatan pada penderita stroke (Wang, 2014). Dasar dari
teknik rehabilitasi ada banyak yang berperan sebagai fasilitas untuk memperbaiki
dapat dijadikan pedoman perawat dalam menentukan kriteria hasil dan intervensi
rentang gerak aktif adalah Joint movement yang sudah dijelaskan menganai
kriteria hasil yang ingin dicapai perawat dalam melakukan latihan rentang gerak
sikap, perasaan dan psikologis seseorang. Terapi musik juga merupakan terapi
komplementer yang berjenis mind body spirit therapies, yaitu terapi yang
Pengolahan irama yang tepat dapat membantu proses motorik melalui sinkronisasi
dalam otak dapat membantu pemulihan fungsional dan neuroplastisitas (Arai et al,
mengubah diri, perihal kapasitas otak untuk berubah baik karena pengaruh sengaja
dari luar maupun karena perubahan metabolism dalam otak (Given, 2007).
Mekanisme tujuan dari pemulihan fungsi pasca stroke dengan terapi musik dan
terapi fisik baik berupa latihan rentang gerak dapat mendorong sinkronisasi
meningkatkan fungsional penderita stroke (Kleim & Jones, 2008 dalam soloman,
terhadap peningkatan kekuatan otot pada ekstremitas atas pasien stroke di RSUD
35
spherical grip terdapat peningkatan kekuatan otot antara sebelum dan sesudah
penderita stroke yang diberikan terapi musik dengan musik yang lembut, getaran
dari hasil wawancara 20 penderita mengenai enam katagori antara lain didapatkan