Komunikasi Media Massa (G30SPKI)
Komunikasi Media Massa (G30SPKI)
Namun, melalui demokrasi terpimpin kiprah PKI kembali bersinar. Terlebih lagi
dengan adanya ajaran dari presiden Soekarno tentang Nasakom (Nasional, Agama,
Komunis) yang sangat menguntungkan PKI karena menempatkannya sebagai bagian
yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Bahkan, Presiden Soekarno mengangap
aliansinya dengan PKI menguntungkan sehingga PKI ditempatkan pada barisan
terdepan dalamdemokrasi terpimpin.
Saat ini film dapat dikatakan sebagai alat propaganda politik. Ada banyak film
perjuangan yang jadi tontonan wajib bagi siswa, sebagian besar tentang kehebatan
perjuangan rakyat Indonesia terutama militer dalam mempertahankan revolusi. Pada
1980-an hingga 1990-an, Departemen Penerangan Republik Indonesia—melalui Pusat
Produksi Film Negara (PPFN)—merupakan lembaga yang bertanggung jawab
memproduksi film-film propaganda politik rezim Orde Baru dengan sokongan cukup
besar dana.
2. Rumusan masalah
a. Pengertian Komunisme ?
3.Tujuan Penelitian
Adapun metode penelitian yang dipakai penulis yaitu dengan mengadakan studi
pustaka dengan cara membaca dan mengumpulkan sumber-sumber dan metode
wawancara serta menggunakan teori uses and gratification.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Komunisme
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest
der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah
manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai
komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini)
dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang
paling berpengaruh dalam dunia politik.
Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi
di bawah dekrit presiden – sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI.Ia memperkuat
tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi
yang penting.Sukarno menjalankan sistem “Demokrasi Terpimpin”.PKI menyambut
“Demokrasi Terpimpin” Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai
mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang
dinamakan NASAKOM.
Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang
bukan hak mereka.Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara polisi dan para pemilik
tanah.Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan
minyak milik Amerika Serikat.
Peristiwa
Pada saat-saat genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan
Jenderal, yang mengungkapkan bahwa para petinggi Angkatan Darat tidak puas
terhadap Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno
memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk
diadili.Namun secara tak terduga, dalam operasi penangkapan tersebut para jenderal
tersebut terbunuh.
Dokumen Gilchrist diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia, Andrew
Gilchrist. Beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal.Dokumen
ini oleh beberapa pihak dianggap pemalsuan. Di bawah pengawasan Jenderal Agayant
dari KGB Rusia, dokumen ini menyebutkan adanya “Teman Tentara Lokal Kita” yang
mengesankan bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat.
Kedutaan Amerika Serikat juga dituduh memberi daftar nama anggota PKI kepada
tentara untuk “ditindaklanjuti”.
Menurut isu yang beredar, Soeharto saat itu menjabat sebagai Pangkostrad (Panglima
Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat) tidak membawahi pasukan.
Korban
Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang
dikenal sebagai Lubang Buaya.Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.
HASIL ANALISIS
Bagi mereka yang menentang pemutaran kembali film G30S/PKI secara umum
mempunyai 2 alasan, yaitu mempertanyakan obyektivitas film dan mempertanyakan
dampak pemutaran film tersebut. Bagi pihak pertama, film G30S/PKI ini dianggap
sebagai film titipan Orde Baru yang tidak menggambarkan sesuatu sesuai dengan fakta
lapangan. Keseluruhan alur dianggap mengelu-elukan Soeharto dan Orde Baru sebagai
pahlawan yang berhasil menumpas pemberontakan PKI tahun 1965.
pemerintahan Joko "Jokowi" Widodo berharap dengan diputarnya film itu dapat
membuat generasi millenial lebih mengenal bahaya PKI. Tapi, masalahnya bisakah
tujuan itu tercapai? Sebab, film tersebut ditayangkan di era yang berbeda dengan saat
ini.
Publik saat ini lebih kritis dalam memproses informasi, karena mereka dapat mengecek
ke sumber informasi lainnya, termasuk mengenai isu kebangkitan paham komunisme.
Berbeda halnya ketika film itu tayang pada tahun 1980an.
Ketika film itu disiarkan pada masa orde baru, tidak ada sumber informasi lain kecuali
televisi yang cuma satu, koran yang dikontrol pemerintah dan film tadi. Kalau sekarang,
masyarakat atau generasi muda bisa terima informasi dari internet. Mereka bisa memilih
dan membaca informasi apapun,
Oleh sebab itu, tidak yakin tujuan akhir dari pemutaran film tersebut akan tercapai.
Sebab, publik dapat dengan bebas saat ini mengecek informasi, termasuk
mempertanyakan isi film 'Pengkhianatan G30S/PKI'.
3. Hasil Wawancara
Teori Uses and Gratifications adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap
aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya.
Studi didalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk
mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu,
sebagian besar prilaku orang tersebut akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan
kepentingan individu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin berkembangnya teknologi maka semakin mudah
juga masyarakat menyebar atau menerima berita entah fakta maupun berita bohong atau
HOAX terkadang masyarakat dapat menelan mentah-mentah tanpa menyaring berita
terlebih dahulu akibatnya saat ini banyak orang-orang yang mudah terprovokasi. Seperti
yang telah dijelaskan bahwa zaman ini media massa tidak lagi diatur oleh pemerintah
namun masyarakat bebas mengakses segala informasi melalui media massa dan bebas
memilih berita apa yang ingin ia lihat dengan itu pula dengan adanya isu wacana
pemutaran kembali film G30SPKI menjadi sebuah perbincangan hangat di masyarakat
banyak yang pro namun tak sedikit juga yang kontra bahkan ada yang tidak begitu
peduli. Maka dari itu teori ini menunjukan bahwa masyarakat dapat memilih apa yang
ingin ia lihat atau tidak.
SIMPULAN
Bagi mereka yang menentang pemutaran kembali film G30S/PKI secara umum
mempunyai 2 alasan, yaitu mempertanyakan obyektivitas film dan mempertanyakan
dampak pemutaran film tersebut. Bagi pihak pertama, film G30S/PKI ini dianggap
sebagai film titipan Orde Baru yang tidak menggambarkan sesuatu sesuai dengan fakta
lapangan. Keseluruhan alur dianggap mengelu-elukan Soeharto dan Orde Baru sebagai
pahlawan yang berhasil menumpas pemberontakan PKI tahun 1965.
Keberatan ini terutama bagi mereka yang berafiliasi dengan PKI. Mereka merasa bahwa
PKI tidak melakukan pemberontakan. Mereka menuturkan, PKI merupakan korban
politik dan kambing hitam yang digunakan Soeharto untuk meruntuhkan tahta Soekarno
pada masa itu.
Di sisi lain, beberapa keberatan terkait dampak pemutaran film tersebut bersumber dari
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ketua KPAI mengatakan, “Jika
kekerasan dan kekejaman dipertontonkan, mudaratnya lebih banyak dibandingkan
dampak positifnya. Maka, rencana nonton bareng film G30S/PKI di sejumlah sekolah
perlu dipikirkan ulang.”
Namun di sisi lain sejarah tetaplah harus diingat terlepas benar atau tidaknya bangsa
kita pernah memiliki masa kelam yang harus selalu diingat oleh generasi ke generasi
agar jiwa nasionalisme suatu bangsa tidak luntur,
DAFTAR PUSTAKA
Center For Information Analysis. 2006. Gerakan G30SPKI Antara Fakta dan Rekayasa.
Yogakarta : Media Pressindo
http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-peristiwa-g30s-pki.html