Anda di halaman 1dari 9

TEORI TAMBAHAN

Falling Film Evaporator adalah suatu jenis alat untuk meningkatkan konsentrasi
suatu larutan dengan mekanisme evaporasi. Alat ini telah lama digunakan misalnya
pada produksi pupuk organik, proses desalinasi, industri kertas, dan bubur kertas,
industri bahan pangan dan bahan biologi, dan lain-lain. Peningkatan konsentrasinya
dilakukan dengan penguapan pelarutnya yang umumnya air. Proses ini ini sering
digunakan untuk penguapan larutan kental, larutan sensitif terhadap panas, larutan yang
mudah terdekomposisi, dan penguapan perbedaan temperatur rendah.
Falling film evaporator memiliki waktu tertahan yang pendek, dan menggunakan
gravitasi untuk mengalirkan liquida yang melalui pipa. Pada saat sekarang ini falling
film evaporator sangat meningkat penggunaanya di dalam proses industri kimia untuk
memekatkan fluida terutama fluida yang sensitive terhadap panas (misalnya sari buah
dan susu), karena waktu tertahan pendek cairan tidak mengalami pemanasan berlebih
selama mengalir melalui evaporator.
Falling film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses evaporasi yang
diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE) bersama-sama
dengan climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat
diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran panas,
yaitu jenis kolom calandria shell and tube.

Gambar. FFE di industri petrokimia


FFE memiliki efektivitas yang baik untuk :
a. Pengentalan larutan-larutan yang jernih
b. Pengentalan larutan berbusa
c. Pengentalan larutan-larutan yang korosif
d. Beban penguapan yang tinggi
e. Temperatur operasi yang rendah

Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa factor lainnya


a. Konsumsi uap
b. Steam ekonomi
c. Kadar kepekata
d. Persentasi produk

Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan adalah :
a. Neraca massa dan energi
b. Koefisien perpindahan panas
c. Efisiensi
Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di dalam kalandria
tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke masing-masing
tube kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam tube. Sementara
pemanas berada diluar tube, bahan umpan yang turun secara gravitasi menyerap panas
maka terjadi penguapan pelarut sehingga keluar dari kalandria terdiri dari dua fasa ( fasa
uap pelarut dan larutan pekat ) kemudia dipisahkan di separator.
Umpan dimasukkan melalui bagian atas kolom secara gravitasional. Jika vakum tidak
dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan dining-dinding
bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian lapisan tipis (film),
maka panas yang diberikan oleh medium pemanas di dalam penukar panas akan dipakai
untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya. Penguapan pelarut membawa
temperatur uap dari titik temperatur di atasnya, sehinggga di dalam kolom evaporator
akan terdapat campuran antara larutan pada temperatur penguapan pelarut atau sedikit
lebih tinggi atau rendah dari uap pelarut. Karena temperatur pada tangki pemisah dan
pendingin (kondensor) lebih rendah daripada temperatur pada bagian bawah kolom
maka sistem pada bagian kolom tersebut akan mengalami evakuasi yang dalam arti
sebenarnya terjadi penurunan tekanan sehingga kondisi seperti vakum terjadi oleh
karena campuran tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian
campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki
pengumpul produk, sehingga uap pelarut menuju kondensor dikondensasikan dan turun
menuju tangki destilat. Pada sistem dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa
vakum proses akan berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih rendah
dari pada kondisi atmosfer. Selain itu, kemungkinan aliran balik karena pembentukan
uap pelarut dan tekanan parsial yang dikandungnya lebih kecil.
Metode FFE sudah banyak digunakan pada industri :

a. Produksi pupuk organik


b. Proses desalinasi
c. Bubur kertas dan industri kertas
d. Bahan alami/larutan biologi

Pemekatan bahan-bahan yang sangat peka terhadap panas,mengharuskan waktu


kontak yang singkat sekali dengan permukaan panas. Hal ini dapat dicapai dengan
menggunakan evaporator film jatuh sekali lintas, dimana zat cair masuk dari atas, lalu
mengalir ke bawah didalam tabung panas itu dalam bentuk film, kemudian keluar dari
bawah. Tabung-tabungnya biasanya agak besar, diameternya antara 2 sampai 10 in. Uap
yang keluar dari zat cair itu biasanya terbawa turun bersama zatcair, dan keluar dari
bawah unit itu.
Evaporator ini bentuknya menyerupai suatu penukar kalor jenis tabung, yang
panjang, vertikal, dan dilengkapidengan separator zat cair-uap di bawah, dan distributor
(penyebar) zat cair di atas. Masalah utama dengan evaporator film-jatuh ini ialah dalam
mendistribusikan zat cair itu secara seragam menjadi film di bagian dalam tabung. Hal
ini dilakukan dengan menggunakan seperangkat plat logam berlubang-lubang yang
ditempatkan lebih tinggi di atas plat tabung yangdipasang dengan teliti agar benar-benar
horisontal. Tabung-tabung itu diberi sisip pada ujungnya yang memungkinkan zat cair
mengalir dengan teratur ke setiap tabung itu.
Evaporator film-jatuh, tanpa sirkulasi dan dengan waktu menetap yang sangat
singkat dapat menangani produk-produk yang peka yang tidak dapat ditangani dengan
cara lain. Alat ini juga cocok sekali untuk memekatkan zat cair viskos. Dengan adanya
panas yang dimiliki oleh steam maka kalor yang tersedia di lingkungan akan diterima
oleh komponen zat dalam umpan yang salah satu diantaranya adalah air dengan
kandungan paling besar. Kalor yang diterima oleh air akan berdampak pada
meningkatnya energi kinetik yang dimiliki molekul-molekul air. Pergerakan molekul air
yang kian cepat mengakibatkan molekul air saling menolak satu sama lain akibatnya
fasa air akan berubah menjadi uap dan akhirnya melepasan diri dari ikatan air lainnya
dalam campuran. Pada proses penguapan cairan yang berupa lapisan tipis maka
peningkatan energi kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada lapisan tipis, panas
yang diterima akan lebih cepat menyebar dan akan mempercepat proses penguapan.
Evaporator adalah alat untuk memekatkan larutan fraksi cair ke fraksi berat.
Falling Film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses penguapan yang
diklasifikasikan dalam kelas long tube vertikal evaporator berasama-sama dengan
climbing film evaporator. Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat diklasifikasikan
ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran panas yaitu antara lain
jenis kolom kalandria dan shell and tube. Untuk FFE di lab PILOT PLANT POLSRI
termasuk dalam jenis yang kedua. Temperatur operasi rendah dalam hal ini satukukus
(steam) realtif lebih kecil.

Proses penguapan dalam FFE


Umpan dimasukan melalui bagian atas kolom dan secara grafisional. Jika vakum
tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolomm dan dinding
bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian lapisan tipis (film).
Maka panas yang diberi medium pemanas didalam penukar panas dan dipakai untuk
memanaskan larutan mencapai titik temperatur diatasnya. Sehingga didalam kolom
evaporator akan terdapat campuran larutan pada temperatur penguapan pelarut atau
lebih sedikit lebih rendah/tinggi dan uap pelarut. Karena temperatur oada bagian bawah
kolom, maka sistem pada kolom tersebut akan mengalami evakuasi (pengosongan) yang
dalam arti sebenarnya terjadi penurunan tekanan sehingga konsisi seperti vakum terjadi
oleh karena campuran tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian
campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki
pengumpul produk sedangkan uap pelarut menuju kondenser di kondensasikan dan
turun ke tangki pengumpul distilat.
Pada sistem dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa vakum proses akan
berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih rendah dari pada kondisi
atmosfer. Selain itu, kemungkinan aliran balik karena pembentukan uap pelarut dan
tekanan parsial yang dikandungnya lebih kecil.
Alat ini diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE)
bersama-sama dengan Climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan tipe
pemanasan dapat diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding
pertukaran panas, yaitu jenis kolom calandria shell and tube. FFE memiliki effektivitas
yang baik untuk :
1) Pengentalan larutan-larutan yang jernih
2) Pengentalan larutan-larutan yang korosif
3) Beban penguapan yang tinggi
4) Temperatur operasi yang rendah

Kinerja suatu suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor lainnya :


1) Konsumsi uap
2) Steam ekonomi
3) Kadar kepekatan
4) Persentasi produk

Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di dalam kalandria
tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke masing-masing
tube kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam tube. Sementara
pemanas berada di luar tube, bahan umpan yang turun secara gravitasi menyerap panas
maka terjadi penguapan pelarut sehingga keluar dari kalandria terdiri dari dua fasa (fasa
uap pelarut dan larutan pekat) kemudian dipisahakan di evaporator. Penguapan yang
terjadi akan berada di bawah titik didih air atau pelarut lain dalam kondisi curah.
Penguapan akan memerlukan kalor yang lebih sedikit untuk umpan yang memang
sedikit karena umpan mengalir dalam bentuk lapisan tipis (film). Berikut ini skematik
falling film evaporator secara umum.

Gambar. FFE

Keuntungan yang lebih dari falling film evaporator ialah sangat terbatasnya waktu
tinggal dari liquid. Waktu tinggal di dalam tube terhitung dalam satuan detik,
membuatnya ideal juga untuk produk-produk yang sensitif akan poanas seperti susu,
sari buah, obat-obatan dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh aplikasi falling film
evaporatorpada industri susu.

Gambar. FFE di industri susu


Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju
perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :
Q = U A dT
dengan U = koefisien keseluruhan perpindahan panas dalam sistem.
Berikut ini ialah skematik dari falling film evaporator yang ada di Laboratorium Pilot
Plant Jurusan Teknik Kimia Polban.

T7
m1
Tangki
umpan
T1
ms
FFE
T6

T8 T14
kondensor
md
kondensat T10 m3
T12
T11 m2

tangki tangki
produk pengumpul
distilat

Gambar. FFE di Laboratorium Pilot Plant Jurusan Teknik Kimia Polban

Diagram Alir Falling Film Evaporator Di Lab. POLSRI


Perhitungan Teoritikal pada Falling Film Evaporator
Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
 Konsumsi uap
 Ekonomi uap atau ratio penguapan
 Kadar kepekatan, konsentrasi produk, dan distilat atau kondensat dari umpan
 Persentase produk

Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan yaitu :
 Neraca massa dan neraca energi
 Koefisien perpindahan panas
 Effisiensi

Neraca Massa :
m1 = m2 + m3  m3 = m1 – m2
m2 = laju feed (kg/jam)  dari hasil kalibrasi
m3 = uap pelarut (kg/jam)
1. Effisiensi panas di FFE
𝑸𝒇𝒆𝒆𝒅 𝒎𝟏 𝑪𝒑(𝑻𝟏𝟏 − 𝑻𝟕 ) + 𝒎𝟑 (𝑯𝒗 − 𝑯𝑳 )𝒑𝒂𝒅𝒂𝑻𝟏𝟏
𝜼𝑭𝑭𝑬 = =
𝑸𝒔𝒕𝒆𝒂𝒎 𝒎𝒔 (𝑯𝒗 − 𝑯𝑳 )𝒑𝒅 (𝑷.𝒐𝒑𝒓+𝟏)𝒃𝒂𝒓

2. Koefisien perpindahan panas total (U)


𝑸𝒔𝒕𝒆𝒂𝒎
𝑼=
𝑨∆𝑻𝒎
3. Steam Ekonomi
𝒎𝟑
𝑺𝑬 =
𝒎𝒔

Anda mungkin juga menyukai