Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi
mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Namun, saat ini kualitas udara sangat
memprihatinkan akibat pencemaran udara.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat
memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain
industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan
kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran
udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung
meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus,
khususnya untuk daerah-daerah kota besar. Pencemaran udara yang ada dapat berasal dari
asap kendaraan bermotor, asap pabrik ataupun partikel-partikel yang lain. Saat ini mulai
dilakukan upaya pemantauan pencemaran udara. Dari hasil pemantauan tersebut diketahui ada
beberapa parameter yang cukup memprihatinkan, diantaranya: debu (partikulat), Sulfur
Dioksida (SO2), Oksida nitrogen (NOx), Carbon dioksida (CO) dan hidrokarbon (HC).

Pencemar lainnya adalah timbal (Pb) yang dikandung dalam bensin (Premium). Keberadaan
timbal (Pb) di udara dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
Pencemaran udara akan terus berlangsung sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Dengan semakin berkembangnya kehidupan ekonomi, masyarakat akan semakin banyak
menggunakan bahan-bahan berteknologi tinggi yang dapat menimbulkan pencemaran udara
seperti motor dan mobil. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam menurunkan kwalitas
udara yang dapat mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan keseimbangan iklim
global.

1
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada
seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber
pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemar
udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, teknologi
serta pengawasan yang dilakukan.
Hasil penelitian Bapedal (1992) di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran
udara. Hal ini dapat dilihat dari persentase cemaran CO sebesar 98,8%, NOx sebesar 73,4%

dan HC sebesar 88,9%, Pb sebesar 100% yang semuanya berasal dari hasil pembakaran
kendaraan bermotor. Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan
melalui Kepmen LH no 35 tahun 1993 tentang Baku Mutu Emisi kendaraan bermotor.
Pemerintah Daerah juga merespon situasi ini seperti contoh keluarnya SK Gubernur DKI
Jakarta no 1041 tahun 2000 dengan batasan yang lebih rendah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang permasalahan didapatkan suatu perumusan masalah, yaitu:
1. Apakah pengertian dari pencemaran udara?
2. Bagaimana klasifikasi bahan pencemar udara?
3. Apakah factor-faktor penyebab pencemaran udara?
4. Apakah zat-zat yang dapat mencemari udara?
5. Bagaimana dampak dari pencemaran udara?
6. Bagaimana upaya penanggulangan pencemaran udara?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pencemaran udara
2. Mahasiswa mengetahui klasifikasi bahan pencemar udara
3. Mahasiswa mengetahui factor-faktor penyebab pencemaran udara
4. Mahasiswa mengetahui sumber utama pencemaran udara
5. Mahasiswa mengetahui dampak dari pencemaran udara
6. Mahasiswa mengetahui upaya yang dilakukan untuk menangulangi pencemaran udara

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA


Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara menurut
Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Pencemaran
udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak langsung maupun tidak
langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan.
Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam
rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai
pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di
lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar
ruang (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogenoksida).

2.2 KLASIFIKASI BAHAN PENCEMARAN UDARA


Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Polutan Primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu. Polutan
primer berupa polutan gas dan partikel.Polutan gas terdiri dari:senyawa karbon, senyawa
sulfur, senyawa nitrogen , senyawa halogen.
Partikel yang di atmoser mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat
maupun suspensi aerosol caor di atmosfer. Bahan partikel tersebut berasal dari proses

3
kondensasi, proses disperse, maupun proses erosi bahan tertentu. Asap sering kali dipakai
untuk menunjukkan campuran bahan partikulat, uap, gas, dank abut.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara,
Misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 dan O radikal. Sifat fisik
dari polutan sekunder terbagi ats dua yaitu sifat fisik dan kimia yang tidak stabil. Termasuk
dalam polutan sekunder ini adalah Ozon ,Peroxy Acyl Nitrat (PAN), dan Formaldehid.

2.3 FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN UDARA


Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam, seperti:
- abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
- gas-gas vulkanik
- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organic
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, seperti:
- hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan
anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- pembakaran hutan

4
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada
seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber
pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemar
udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, teknologi
serta pengawasan yang dilakukan.

Sumber pencemaran umumnya dari kegiatan industri pengolahan, transportasi dan


rumah tangga. Menurut Setyowidagdo (2000) dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
ternyata 70% dari total emisi yang dibuang ke udara berasal dari gas buang kendaraan
bermotor. Pencemaran udara yang melampaui batas kewajaran akan menimbulkan dampak
terhadap makhluk hidup yang hidup di atas bumi ini.

Oleh sebab itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan oleh
pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan kendaraan
bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan berujung pada
bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara. Di Indonesia kurang lebih 70 %
pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak negatif baik terhadap kesehatan
manusia maupun terhadap lingkungannya.

Dalam beberapa tahun terakhir pencemaran udara terutama di kota-kota besar di


Indonesia merupakan masalah yang serius, beberapa sumber pencemar udara utama Indonesia
antara lain emisi gas buang kendaraan bermotor, emisi dari pabrikpabrik, rumah tangga dan
kebakaran hutan, data penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% pencemaran udara yang
terjadi di kotakota besar di Indonesia di sebabkan oleh kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara yaitu dengan


dihasilkannya gas CO, HC, NOx yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan
kedalam bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan guna mencegah terjadinya
letupan pada bensin. Peningkatan polusi udara yang signifikan dari tahun ketahun disebabkan
oleh naiknya angka pertumbuhan pemakaian kendaraan. kondisi ini diperparah dengan angka
pertumbuhan jalan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang
hanya 2% pertahun, semakin memperburuk kondisi udara diberbagai kota. Sektor transportasi

5
telah dikenal sebagai salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi
yang menyeluruh. Penggunaan bahan bakar minyak secara intensif dalam sektor ini menjadi
penyebab utama timbulnya dampak terhadap lingkungan udara terutama didaerah perkotaan.

Pembangunan lebih banyak dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik berupa


bangunan sarana dan prasarana, misalnya pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi dan industri
otomotif. Dengan meningkatkan pembangunan tersebut mengakibatkan berkurangnya lahan
yang seharusnya untuk penghisapan. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya kualitas
lingkungan sehingga udara menjadi tercemar dan kotor.

2.4 ZAT-ZAT PENCEMARAN UDARA


Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal
dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran
tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit
energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya
digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

6
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong
pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna.
6. Chloro fluoro carbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran,
pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
8. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan
pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

2.5 PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA


Salah satu permasalahan lingkungan dapat terjadi karena polusi udara yang dihasilkan oleh
industri. Meskipun saat ini telah banyak aturan yang diadakan perkenaan dengan asap yang
dihasilkan oleh industri, namun hal ini tidak terjadi begitu saja. Manusia umumnya akan
mengantisipasi, bila telah merasakan akibat dari perbuatannya. Ada beberapa peristiwa yang

7
terjadi diakibatkan polusi udara yang sangat mematikan, bahkan menyebabkan kematian
ribuan orang, yaitu great smoke of London (1952) dan Donora Smog (1948).
1. Great Smoke of London
Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah membawa perubahan pada gaya hidup
masyarakatnya, baik dalam skala rumah tangga maupun industri. Penggunaan bahan bakar
berbasiskan batu bara menjadi sumber utama masyarakat di London pada sekitar tahun 1500-
an. Semenjak penggunaan batu bara sebagai sumber bahan bakar, telah terjadi beberapa kali
peristiwa kabut asap yang disebabkan oleh pembakaran batu bara.
Pada Desember 1952 yang merupakan musim dingin, meningkatkan pembakaran di skala
rumah tangga (untuk penghangat) dan industri. Ribuan rumah tangga menghasilkan asap yang
berasal dari batu bara. Namun bukannya sebagai penghangat, lebih banyak asap yang
dihasilkan dari pembakaran ini. Tidak pernah ada peristiwa yang lebih berbahaya dan
mematikan dari pada peristiwa di tahun 1952 ini.
Pada peristiwa ini ribuan ton jelaga hitam, tar, dan SO2 telah terakumulasi di udara akibat
pembakaran batu bara. Konsentrasi bahan-bahan tersebut mencapai 3000-14.000 gr/m3 di
udara, sekitar 50 kali diatas ambang batas normal pada saat itu. Sebuah kabut cahaya telah
berdiam di kota itu sejak tanggal 5 Desember, asap dan uap dari pembakaran tetap bergerak
dan membentuk asap padat. Salah satu faktor yang menyebabkan peristiwa ini juga adalah
cuaca yang sangat dingin saat musim salju saat itu. Terjadi inversi temperatur, sehingga asap
yang dihasilkan dari pembakaran akan terjebak dan terakumulasi. Peristiwa mematikan yang
terjadi disebabkan penyakit pneumonia, bronchitis, tubercolosis, kerusakan jantung, asma dan
kematian karena keracunan yang berasal dari asap tersebut. Ketika asap menyebar ke seluruh
London, 4000 orang meninggal, beberapa berita menyatakan total korban jiwa dari peristiwa
ini mencapai 12.000 jiwa.
2. Donora Smog
Asap yang menyebabkan peristiwa ini pertama kali terlihat pada tanggal 27 Oktober 1948
di Donora, Pennysylvania. Akibat dari peristiwa ini banyak kematian dan penyakit yang
disebabkan oleh asma dan penyakit pernafasan lainnya, 20 orang meninggal dan sepertiga dari
penduduk kota sakit. Dampak dari peristiwa ini juga masih terlihat sepuluh tahun kemudian,
dimana tingkat kematian di kota tersebut meningkat dengan pesat.

8
Donora Zinc Works yang merupakanindustri besi di Amerika membuat emisi yang
menghasilkan HF dan SO2 . Peristiwa ini disebabkan emisi tersebut terjebak karena terjadinya
inversi temperatur, dimana asap manjadi bertemperatur lebih tinggi, udara terjebak di dalam
bongkahan tersebut, serta tercampurnya polutan kedalam asap.
Peristiwa ini berhasil diatasi dengan waktu yang cukup cepat, dengan menghentikan untuk
sementara kegiatan di industri tsb. Dengan hal ini, jumlah korban yang lebih buruk dapat
dicegah hingga tanggal 31 Oktober 1948. Donora smog merupakan salah satu peristiwa paling
mematikan disebabkan oleh polusi udara.
Dari peristiwa Great Smoke of London, pemerintah setempat langsung mengambil
tindakan untuk membersihkan udara nasional. Peristiwa yang mematikan tersebut terjadi
karena kelalaian masyarakat akan berbahayanya pembakaran bahan bakar, pulusi udara
terhadap kesehatan. Pada tahun 1968 Clean Air Act memberikan standar polusi udara yang
dapat dibuang ke udara bebas, serta menyarankan rumah tangga untuk menggunakan bahan
bakar pemanas yang lebih ramah lingkungan seperti gas, minyak, dan listrik.
Peristiwa Donora Smog yang juga mengakibatkan kematian yang fatal, telah mendapat
perhatian serius dari pemerintah AS saat itu. Industri besi yang merupakan sumber
pencemaran telah dihukum, dan dikenakan denda, juga pelaku sebanyak 80 orang yang
terlibat. Semenjak peristiwa itu juga aksi dan tindakan untuk menjaga lingkungan khususnya
polusi udara terus digalakkan.
Dari kedua peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan polusi udara dan zat beracun
dalam asap tsb terjadi di kota-kota besar di dunia. Meskipun peristiwa mematikan seperti itu
tidak terjadi lagi hari-hari ini, namun permasalahan lingkungan karena polusi udara di kota-
kota besar tetap terjadi.
Untuk mencegah dan mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi dan semakin pesat
di berbagai belahan dunia, maka pada tahun 1974 UNEP(The United Nations of Environment
Programme) dan WHO (World Health Organizations) menginisiasi program sistem
pengawasan terhadap keadaan lingkungan global. Organisasi ini telah memantau keadaan
udara di lebih dari 50 kota di 35 negara berkembang. Fokus pertama adalah memantau kadar
SO2 yang terakumulasi dengan high-volume sample matter serta Pb dalam polutan. Hasil dari
pendataan ini sangat bermanfaat untuk menganalisa permasalahan udara secara global.
Pantauan dilanjutkan dengan mendata kandungan NO2, CO dan O3 di udara.

9
Selain itu pada konferensi Lingkungan Internasional yang diadakan pada tahun 1992 di
Rio de Janeiro, permasalahan polusi udara di perkotaan juga mendapat sorotan yang penting.
Meskipun polusi udara hanya merupakan salah satu permasalahan yang terjadi selain
kontaminasi perairan, hal ini merupakan salah satu kontroversi politik yang menjadi fokus di
kota-kota besar. Pemantauan terhadap kandungan polutan udara yang ada di beberapa kota
besar terus dilakukan. Umumnya polutan yang tinggi terjadi di negara-negara berkembang,
yang polutan nya berasal dari industri ataupun pembakaran melalui kendaraan bermotor.
Hingga saat ini, usaha pengurangan polutan di kota-kota besar dilakukan secara parsial
oleh kebijakan masing-masing kota. Peraturan mengenai udara buang yang boleh dihasilkan
industri, filtrasi asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, hingga pengurangan
penggunaan kendaraan bermotor terus dilakukan. Selain itu penanaman pohon yang dapat
mengurangi polutan di perkotaan merupakan salah satu kebijakan di berbagai kota. Sistem
pengawasan lokal di masing-masing kota juga dilakukan dengan pemasangan alat pemantauan
komposisi udara di perkotaan.
1. Dampak Pencemaran Udara Bagi Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara
lain:hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang
dari 5,6.

10
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar
fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik)
akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk
hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral
tanah. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan
embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-
tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan
HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya
gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60
km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi
sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.

Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga
akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat

11
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2.
Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC baik CFC-
11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2). Gas ini banyak dipergunakan dalam industri untuk
pendingin yang lebih dikenal dengan istilah freon (Graedel and Crutzen, 1990).

3. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak
berupa berubahnya pola iklim.

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan
memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan
radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan ke
bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas (pemanasan
global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di
dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini
dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.

12
2. Dampak Pencemaran Udara Bagi Manusia
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan
manusia. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat.
Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek,
sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu,
fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam
darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang,
katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.

6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-
paru.
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

13
3. Dampak Pencemaran Bagi Hewan
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan
pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan
hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia
yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya
permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut
yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah
pesisir pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu
pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah
akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai
makanan di laut.
3. Pemanasan Global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman
hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

14
4. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi
genetic (perubahan sifat organisme).

2.6. UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA


Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang
dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.
1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
- mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan
- mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat
- mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industry
atau usaha yang menghasilkan limbah
- tidak membakar sampah di pekarangan rumah
- tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC dalam
kehidupan sehari-hari
- tidak merokok di dalam ruangan
- menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot
- ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan
- ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung
- tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan
- mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang
- menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC
- mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC
- mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4
2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha
untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
- menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
- kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan dari
polutan.

15
- melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
- menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak atau pabrik yang
menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
- mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang
berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya
menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu dilakukan usaha-
usaha sebagai berikut, antara lain :

 Setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap pabriknya
sebelum di buang ke udara bebas. Pengolahan yang dapat dilakukan adalah:
1. Untuk udara yang mengandung gas atau uap :
- Dengan cara mencuci, yaitu udara dialirkan ke dalam air atau cairan yang mudah bereaksi
dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor tersebut sehingga terikat.
- Dengan jalan membakar, yaitu udara yang kotor di lewatkan pada alat pembakar agar terbakar
semua.
2. Untuk udara yang mengandung debu atau alcohol
- Udara kotor yang akan di buang di alirkan dalam satu kamar khusus, yang di sebut kamar
pengendap agar debu-debunya mengendap.
- Udara kotor di lewatkan pada alat khusus perangkap kelembapan sehingga partikel yang ada
di dalam nya tidak ikut bersama aliran udara.
- Udara kotor di lewatkan pada ruangan khusus secara melingkar-lingkar (cyclone)
sehingga partikel yang terdapat di dalamnya melekat di dinding
- Dengan presipitasi dinamis, alat yang bentuknya seperti baling-balingyang
menyebabkan partikel-partikel yang terdapat pada udara kotor terhempas dan terkumpul di
sekitar baling-baling.
- Partikel-partikel yang terdapat dalam udara kotor di saring dengan suatu filter khusus. Partikel
dalam udara kotor di endapkan secara elektrik karena adanya perbedaan tegangan listrik
diantara dua kutub listrik.

16
3. Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnya mencemari udara,
seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan bermotor yang
sisa pembakarannya lebih banyak, sebaiknya menggunakan jalan-jalan di pinggir kota.

4. Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan oksigen pada


siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara. Oleh alam, hujan yang turun
menyebabkankotoran di udara berkurang dan angin akan menyebabkan kotoran di udara
tersebar luas, sehinggatidak terkonsentrasi pada daerah tertentu.

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram
yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu;
- PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji
emisi kendaraan bermotor.
- Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
- Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan energy
alternatif lainnya.
- Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak pakai.
- Larangan menggunakan gas CFC
- Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro etana).
- Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
- Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan ozon
(secara nasional dan internasional).

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur
berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya
kualitas udara (lingkungan).
Sumber pencemaran dapat berasal dari gejala alam seperti letusan gunung, emisi industri
dan buangan gas dari kendaraan bermotor yang dapat mencemari udara. Hujan asam
menyebabkan menurunnya pH perairan dan mengendapnya zat asam di tanah, yang
menyebabkan kerusakan bagi tanaman.
Zat-zat yang berasal dari kegiatan industri maupun kendaraan separti Karbon monoksida
(CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau jelaga),
Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida (CO2)
Pencemaran udara tersebut akan mengakibatkan Hujan Asam, Penipisan Lapisan Ozon
Dan Pemanasan Global. Dan berdampak pada lingkungan, manusia, hewan dan tumbuhan.

3.2 SARAN
Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan teknis
yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif.
Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan planatologi,
administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan perawatan dan cara
pengemudian yang baik dan benar dapat dilakukan melalui pendekatan edukatif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Ed. 2. Airlangga University Press: Surabaya
Anonim. 1948. Donora Smog. http://en.wikipedia.org/wiki/1948_Donora_smog#Sources diakses
pada tanggal 06 Februari 2014
Karliansyah. 2011. Mendorong Peningkatan Kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara.
http://www.menlh.go.id/langit-biru-mendorong-peningkatan-kualitas-udara-perkotaan-dari-
pencemaran-udara/ diakses pada tanggal 06 Februari 2014

Depkes. Parameter pencemar udara Dan dampaknya terhadap kesehatan.


http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF. diakses pada 06 Februari 2014

Rahmawaty. 2002. Dampak pencemar udara terhadap tumbuhan.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/857/1/hutan-rahmawaty2.pdf. diakses pada 06
Februari 2014

Asih Nindi. 2009. Akibat Pencemaran Udara. http://nindiasih.files.wordpress.com/2009/05/akibat-


pencemaran-udara.pdf. di akses pada 07 februari 2014

Sutiman. 2004. Upaya Pengendalian Pencemaran Udara Melalui Pengembangan Teknologi Motor
Bensin Dan Ems
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bahan%20Seminar%20Nasional%20KPRN_1.pdf. Diakses
pada 07 februari 2014

http://www.smallcrab.com/kesehatan/520-5-macam-penyakit-akibat-pencemaran-partikel-
debu-di-udara diakses pada tanggal 06 Februari 20

http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?mnorutisi=8&vnomor=7. diakses pada tanggal 06


Februari 2014

19

Anda mungkin juga menyukai