Anda di halaman 1dari 4

Saya tidak ingat kapan tepatnya kecintaan saya terhadap bahasa Indonesia

tumbuh, akan tetapi sepanjang ingatan saya, kecintaan tersebut tumbuh akibat kegilaan
saya akan membaca. Kegilaan saya akan membaca dibuktikan akan kegilaan aktifitas
membaca saya sendiri. Seringkali ketika saya ada pertemuan dengan teman-
teman,ketika saya menunggu mereka datang, saya mengisi waktu tersebut dengan
membaca. Saya gemar membaca apa saja, mulai dari buku, komik, novel, hingga
kertas pembungkus. Dari secarik kertas pembungkus itulah saya mengenal cerpen
Kompas. Saya takjub, dalam cerpen-cerpen tersebut banyak sekali kata-kata yang
belum pernah saya kenal sebelumnya.

Suatu ketika seorang guru bahasa Indonesia saat saya sekolah di tingkat
menengah berkata sesuatu yang membuka hati saya. Dia berkata, “jangan pernah
meremehkan bahasa indonesia. Jangan merasa bahasa Indonesia tidak penting karena banyak
yang lebih memilih belajar bahasa asing. Sebab tanpa bahasa Indonesia, mereka tak akan bisa
mempelajari disiplin ilmu lain. Bukankah buku sumber mereka kebanyakan berasal dari bahasa
asing yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia?”

Dan ternyata bahasa Indonesia tidak semudah yang orang-orang bayangkan.


Ada banyak hal yang membuat mempelajari bahasa Indonesia demikian pentingnya.
Fakta membuktikan, kesalahan peletakan titik saja, dapat membuat makna sebuah
kalimat berubah. Perbedaan pengucapan huruf saja, dapat mengacaukan arti sebuah
kata. Saya semakin tergila-gila pada bahasa Indonesia.

Belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar, seharusnya sudah dilakukan
sejak dini. Sebab banyak aspek berbahasa yang tak tuntas dibahas dalam waktu
beberapa minggu. Contohnya saja penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
kalimat efektif, sampai kepada variasi bahasa yang digunakan dalam masyarakat.
Saya terkadang merasa miris terhadap orang-orang yang meremehkan bahasa
Indonesia dan menganggap diri mereka hebat. Padahal, membuat surat izin saja
mereka tidak becus. Membedakan penggunaan kata di dan ke saja mereka masih
salah. Yang paling fatal,banyak yang masih tidak mengerti penggunaan huruf kapital yang
benar. Saya mendapat banyak manfaat belajar bahasa Indonesia. Saya jadi mengetahui
penggunaan kalimat efektif, cara membuat karangan ilmiah (dan hal ini sangat
membantu saya untuk menyusun skripsi / tugas akhir), sampai ke menulis sastra.
Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri, nasib bahasa Indonesia sekarang sungguh
memprihatikan. Lebih banyak orang yang merasa bangga menggunakan bahasa asing
dibandingkan bahasa Indonesia. Saya tidak menganggap belajar bahasa asing adalah sesuatu
yang salah. Hanya saja, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu mempelajari bahasa
nasional daripada bahasa asing. Agar penggunaan bahasa asing kita tepat guna. Saya tidak
memungkiri kalau saya juga mempelajari bahasa asing. Alangkah piciknya jika saya
beranggapan bahwa mencintai bahasa nasional berarti menolak mempelajari bahasa
asing. Apalagi di tengah zaman yang serba maju seperti sekarang ini. Dengan
penguasaan bahasa Indonesia yang baik, saya rasa hal tersebut akan membantu
seseorang menjelaskan kepada dunia luar betapa kayanya bahasa Indonesia tersebut.
Lucunya, banyak juga orang asing yang sengaja datang ke Indonesia untuk
mempelajari bahasa Indonesia.
Belum lagi dengan gempuran bahasa gaul yang banyak digunakan oleh anak
muda sekarang. Jujur, saya merasa sedih setiap membaca tulisan beberapa orang
yang menggunakan bahasa gaul/alay. Mereka seenaknya mencampur adukkan
penggunaan huruf kapital dan angka-angka dalam tulisan mereka. Apa mereka tidak
tahu sejarah panjang bahasa Indonesia tersebut? Apa mereka tidak tahu tanpa
perjuangan para pahlawan kita tidak akan mengenal bahasa Indonesia ini?

Hal itulah yang senantiasa saya harapkan dari mempelajari bahasa indonesia.
Agar dapat mengubah pola pikir saya serta mengajarkan saya bagaimana bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Dan hal tersebut, bukan perkara gampang. Apalagi
anak-anak sekarang yang notabene produk campur-aduknya segala bahasa.
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar bukan berarti kaku dan kolot.
Berbahasa Indonesia yang baik berarti menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan
konteks pemakaian bahasa tersebut. Dengan kata lain, sesuai situasi dan kondisi. Kita
tidak diharuskan menggunakan bahasa yang formal saat belanja di pasar, bukan?
Sedangkan berbahasa Indonesia yang benar berarti berbahasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Boleh sesuai EYD, atau kesepakatan bersama yang berlaku di
sebuah masyarakat.
HARAPAN TERHADAP BAHASA INDONESIA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
( AR-1122B) Bahasa Indonesia
Dosen pembimbing Pien Supinah, Prof., Dr., M.Si.

oleh
Sandra Novianti Rahmat
NPM 41155030130034

TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2013

Anda mungkin juga menyukai