Manajemen Kualitas
Manajemen Kualitas
Disusun Oleh:
Azmi Yusuf Afifi (1113210050)
TQM PERUSAHAAN NOKIA
Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia serta
merupakan perusahaan terbesar di Finlandia. Tentunya, Nokia menggunakan berbagai konsep
untuk lebih memajukan usahanya. Salah satu konsep yang digunakan adalah Total Quality
Management. Dimana TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan
semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. Nokia menggunakan Total Quality
Management sebagai konsep perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, yang
melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi, hal ini bertujuan untuk mencapai
kualitas yang ‘excellent’ dalam semua aspek organisasi melalui proses manajemen.
Konsep Program Total Quality Management Yang Efektif Dalam Perusahaan Nokia
A. PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Keberhasilan Nokia tersebut tentu disebabkan oleh banyak hal. Dari sisi produk,
Nokia memiliki ragam ponsel yang sangat luas untuk berbagai segmen pasar dari low-end
hingga high-end. Produk-produk tersebut sangat handal dengan fitur-fitur paling maju di
setiap segmen. Strategi pemasaran Nokia juga hebat. Kemampuan mengidentifikasi dan
menciptakan segmen pasar yang amat beragam dibarengi dengan program promosi dan
pemasaran yang jitu.
Di balik keberhasilan Nokia itu, kunci dari semua kehebatan Nokia justru terletak pada
kualitas Human Research (HR) mereka. Nokia bisa sukses karena kekuatan manusianya.
Orang-orang Nokia, sangat kompeten sehingga di era desentralisasi dan kompetisi yang amat
ketat saat ini, Nokia bisa mengambil keputusan yang tepat dengan cepat. Kecepatan
pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam bisnis ponsel karena begitu dinamisnya
persaingan dan perkembangan di pasar.
Proses rekrutmen menjadi awal dari upaya Nokia mendapatkan SDM berkualitas.
Proses seleksi staf atau manajer Nokia Mobile Phones Indonesia diserahkan kepada konsultan
rekrutmen khusus. Biasanya kandidat diwawancarai oleh konsultan rekrutmen dan dilanjutkan
dengan wawancara oleh pimpinan Nokia Mobile Phones Indonesia. Untuk posisi manajer,
bahkan kandidat yang telah diwawancarai di Indonesia harus diwawancarai lagi oleh
pimpinan Nokia Asia Pasifik. Tak jarang, jumlah kandidat yang harus diwawancarai di
Singapura lebih dari satu orang.
Karena setiap kandidat pimpinan harus diwawancarai di Singapura, maka pihak HR
juga sangat ketat menyeleksi kandidat untuk dikirim ke Singapura. Hal ini dimaksudkan agar
tidak memalukan. Biasanya, jumlah kandidat yang diwawancarai untuk setiap posisi cukup
banyak. Bahkan ada yang sampai 10 kandidat. Selanjutnya, karyawan atau manajer itu
dikembangkan melalui serangkaian program training dan pengembangan, terutama disediakan
oleh Nokia Global. Nokia memang sangat banyak memberikan program pelatihan kepada
karyawannya sejalan dengan prinsip Nokia is investing in people. Training untuk setiap staf
bisa 2-3 kali setahun. Beberapa staf dikirim pula untuk on the job training dengan tujuan
membiasakan mereka mengambil keputusan di lapangan. Di samping itu, staf bisa juga
mengikuti seminar terkait.
Dalam pengembangan SDM, Nokia menganut sejumlah prinsip yang tercermin
dengan kata-kata berikut: continous learning, freedom to develop yourself, support each
others growth, learn from your world class colleagues. Semuanya ini menunjukkan bahwa
pengembangan kualitas SDM menjadi prioritas utama Nokia, baik melalui training maupun
dengan belajar dari kolega-kolega terbaik dari berbagai negara. Pentingnya kepemimpinan
mendorong Nokia untuk mengutamakan training di bidang management and leadership skill.
Kebutuhan training untuk subjek ini semakin meningkat sejalan dengan globalisasi bisnis
Nokia dan tingginya kompetesi. Rangkaian training Nokia terutama ditujukan untuk
menanamkan nilai-nilai yang dianut perusahaan dari Finlandia itu, yaitu customer
satisfaction, respect, achievement, dan renewal. Setiap orang di Nokia harus menempatkan
nilai-nilai itu sebagai panutan dalam bekerja.
Yang menarik, Nokia termasuk satu dari sedikit perusahaan kelas dunia yang bersifat
terbuka, tidak birokratis, dan memberi peluang karyawan di berbagai negara untuk maju dan
berkontribusi. Misalnya disebutkan, manajer atau atasan selalu bisa ditemui untuk berdiskusi.
Karyawan juga diperbolehkan memberikan tantangan kepada mereka tidak selamanya hanya
atasan yang memberikan tantangan kepada bawahan. Para karyawan di seluruh dunia diminta
pula untuk berbagi ide tanpa mengenal batas negara atau jabatan. Jangan khawatir, pendapat
karyawan pasti didengar. Bahkan, pendapat tersebut bisa diwujudkan langsung berupa aksi
selama hal itu memang baik dan diperlukan perusahaan. Your opinions result in action, begitu
janji manajemen Nokia.
Qrganisasi Nokia di Indonesia terdiri dari Nokia Mobile Phones Indonesia dan Nokia
Networks Indonesia. Keduanya berkantor di gedung yang sama di Jakarta. Nokia Networks
bergerak dalam penyediaan jaringan dan sistem telekomunikasi. Karyawan kedua unit bisnis
ini berbeda, namun berdasarkan kebutuhan bisa saja beberapa staf Nokia Mobile Phones
Indonesia diperbantukan di Nokia Networks. Uniknya, kedua unit ini hanya memiliki seorang
manajer HR yang berkantor di Nokia Networks. Hal ini tidak menjadi hambatan dalam
pengelolaan SDM Nokia Indonesia karena organisasi yang tidak terlalu besar dan sistem yang
mapan. Organisasi Nokia Mobile Phones Indonesia hanya terdiri dari 25 orang, sebagian
merupakan jajaran pimpinan (setingkat manajer ke atas). Dengan komposisi personil seperti
itu, maka struktur organisasi Nokia Mobile phones Indonesia berbentuk horizontal (flat) dan
matriks.
C. BENCHMARKING
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau
umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan
membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain
yang sejenis baik secara internal maupun eksternal. Dari hasil benchmarking, suatu organisasi
dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga
dapat mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan. Kegiatan
benchmarking tidaklah harus peristiwa yang dilakukan satu kali waktu, namun bisa juga
merupakan kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi dapat memperoleh manfaat
dalam meraih praktek aktifitas organisasi yang terbaik untuk mereka.
Dalam perusahaan Nokia benchmarking ini dilakukan guna meningkatkan kualitas
pada produk baru yang ditinjau dari kualitas produk sebelumnya serta pendapat konsumen
mengenai produk tersebut. Dengan adanya benchmark Nokia dapat membuat produk baru
dengan berbagai fitur yang yang lebih menarik dari pada produk sebelumnya.
Contohnya adalah diluncurkannya ponsel E75 yang merupakan benchmark dari E90
communicator. Keunggulan kedua ponsel ini adalah memberikan kemudahan bagi konsumen
untuk membaca dan menerima e-mail. Perusahaan Nokia menciptakan ponsel yang memiliki
kegunaan sama namun memiliki fitur yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas produk.
Contoh lainnya adalah munculnya Nokia 6120 Classic yang menyaingi N73 dan N70.
Nokia 6120 classic merupakan produk baru yang berada di segmen harga yang nyaris sama
dengan Nokia N70 yang telah ada semenjak 3 tahun yang lalu. Oleh karena itu secara
teknologi Nokia 6120c tentu jauh lebih unggul. Bahkan Nokia N73 yang muncul setelah N70
juga masih kalah canggih dibanding 6120c, padahal harga N73 hingga saat ini masih jauh
lebih mahal dibanding 6120c. 4 keunggulan utama yang dimiliki Nokia 6120c yang bahkan
tidak dimiliki oleh Nokia N73 yang harganya lebih mahal adalah Koneksi internet HSDPA
(3.5G), Prosesor yang lebih cepat, Versi operating sistem yang baru, Design slim dan ringan.
D. KONSEP TAGUCHI
Metode ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya dan resources
seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi adalah menjadikan produk robust terhadap
noise, karena itu sering disebut sebagai Robust Design. Definisi kualitas menurut Taguchi
adalah kerugian yang diterima oleh masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan. Filosofi
Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu:
1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya.
2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target.
3. Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol.
4. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugian harus
diukur pada seluruh sistem.
Metode Taguchi merupakan off-line quality control artinya pengendalian kualitas yang
preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada produksi di tingkat shop
floor. Off-line quality control dilakukan dilakukan pada saat awal dalam life cycle product
yaitu perbaikan pada awal untuk menghasilkan produk (to get right first time). Kontribusi
Taguchi pada kualitas salah satunya adalah Loss Function. Merupakan fungsi kerugian yang
ditanggung oleh masyarakat (produsen dan konsumen) akibat kualitas yang dihasilkan. Bagi
produsen yaitu dengan timbulnya biaya kualitas sedangkan bagi konsumen adalah adanya
ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang dibeli atau dikonsumsi karena kualitas yang
jelek.
Nokia pernah mengalami loss function. Contohnya pada kasus penarikan sekitar 46
juta baterai oleh Nokia. Saat diisi ulang, baterai seri BL-5C yang diproduksi oleh Matsushita
baterai industrial Co. Ltd mulai periode desember 2005 sampai november 2006 beresiko
mengalami hubungan pendek. Akibatnya masyarakat merasa kecewa dan tidak puas atas
barang yang dibelinya sehingga menimbulkan berkurangnya kepercayaan terhadap produk
Nokia. Selain itu konsumen harus meluangkan lebih banyak waktu dan biaya lain-lain untuk
penggantian produk tersebut, sehingga konsumen jelas lebih dirugikan.
Nokia dapat mengatasi kerugian yang diakibatkan masalah tersebut. Setelah pihak
asuransi mendapatkan claim dari NOKIA, mereka (pihak asuransi) akan memberikan
penggantian uang atas total penggantian produk baterai BL-5C ini. Dengan demikian
perusahaan NOKIA terbebas dari kerugian yang menimpa dirinya.
Sedangkan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, Nokia melakukan hal-hal
berikut,
1. Memberikan garansi kepada produk tersebut.
2. Mengadakan evaluasi dan perbaikan terus menerus
3. Menjaga relasi antara pemasok dan pelanggan, seperti Perusahaan harus mengerti apa yang
diinginkan konsumen.
Dalam penerapan TQM, Nokia menggunakan alat-alat TQM guna menganalisis dan
mengerti masalah-masalah serta membantu perencanaan. Alat-alat tersebut antara lain:
1. Curah pendapat (sumbang saran) – Analisis tulang ikan,
Brainstorming, Penilaian kritis,
2. Diagram alur (bagan arus proses), Benchmarking,
3. Analisis SWOT, Diagram analisa medan daya (bidang
4. Ranking preferensi, kekuatan).