Anda di halaman 1dari 2

STANDAR

OPERASIONAL
PROSEDUR
TERAPI MEDIS

ULKUS PEPTIKUM

(Dibuat oleh: dr. Dito Anurogo)

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1/2
Disahkan,

Tanggal Terbit
01/12/2014

PENGERTIAN
TUJUAN
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Salah satu penyakit saluran cerna bagian atas yang kronis, dimana
terjadi kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot
saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung
yang berlebihan.
Penatalaksanaan dan pengelolaan pasien dengan ulkus peptikum.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan faktor risiko dan anamnesis. Faktor
risiko: umur, pemakaian obat-obatan aspirin/OAINS, kuman
Helicobacter pylori. Anamnesis: terdapat nyeri epigastrium, dispepsia,
nausea, vomitus, anoreksia, dan kembung.
1. Barium dobel kontras.
2. Endoskopi saluran cerna bagian atas.
Terapi tanpa komplikasi
Suportif: nutrisi.
Memperbaiki/menghindari faktor risiko. Pemberian obat-obatan:
antasida, antagonis reseptor H2, proton pump inhibitor, pemberian
obat-obatan untuk mengikat asam empedu, prokinetik, pemberian obat
untuk eradikasi kuman Helicobacter pylori, pemberian obat untuk
meningkatkan faktor defensif.
Dengan komplikasi: pada tukak peptik yang berdarah dilakukan
penatalaksanaan umum atau suportif sesuai dengan penatalaksanaan
hematemesis melena secara umum.

TERAPI

Penatalaksanaan atau tindakan khusus:


1.Tindakan/terapi hemostatik per endoskopik dengan adrenalin dan
etoksiskleral/obat fibrinogen trombin/tindakan hemostatik dengan
dengan heat probe/terapi laser/terapi koagulasi listrik/bipolar probe.
2.Pemberian obat somatostatin jangka pendek.
3.Terapi embolisasi arteri melalui arteriografi.
4.Terapi bedah/operasi, bila setelah semua pengobatan tersebut
dilaksanakan tetap masuk dalam keadaan gawat I sampai II maka
pasien masuk dalam indikasi operasi.
Catatan:
Obat sitoprotektif bismut koloidal banyak digunakan pada kasus ulkus
peptikum kronik dengan infeksi Helicobacter pylori, dikombinasi
dengan gabungan tetrasiklin dan metronidazol atau amoksisilin dan
klaritromisin. Selain sebagai pelindung selektif di atas dasar ulkus pada
pH asam dan sebagai sawar terhadap difusi asam lambung, pepsin dan
asam empedu, bismut koloidal juga bersifat bakterisidal terhadap
Helicobacter pylori.

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
TERAPI MEDIS

ULKUS PEPTIKUM

(Dibuat oleh: dr. Dito Anurogo)

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
2/2
Disahkan,

Tanggal Terbit
01/12/2014

EDUKASI
DAN FOLLOW UP

REFERENSI

Simetidin atau ranitidin memiliki potensi untuk menekan sekresi asam


hidroklorida pada kasus ulkus duodenum, menghilangkan gejala selama
episode akut dan memercepat penyembuhan ulkus dengan toksisitas
relatif ringan. Dosis yang dianjurkan untuk anak adalah 20-40
mg/kgbb/ hari terbagi dalam 4 dosis untuk simetidin dan 4-6
mg/kgbb/hari terbagi dalam 2 dosis untuk ranitidin.
Pada kasus ulkus duodedum kronik, perlu dipikirkan adanya infeksi
Helicobacter pylori, dan pengobatan terhadap anggota keluarga lain
untuk menekan sumber infeksi.
Pola makan teratur. Hindari pedas. Tanyakan tentang keluhan pasien
setelah obat habis. Kontrol kembali apabila keluhan masih ada atau
tidak berkurang untuk dilakukan pemeriksaan tambahan.
1. Aziz N. Peran Antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan
Ulkus Peran Antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan Ulkus
Peptikum. Sari Pediatri 2002;(3)4:222-226.
2. Rani AA, Soegeondo S, Nasir AUZ, Wijaya IP, dkk. (Ed.).
Panduan Pelayanan Medik. Interna Publishing. Jakarta. Cetakan
III, Nov 2009:hlm 299-300. ISBN: 979-9455-57-X.

Anda mungkin juga menyukai